• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 2.32. Kemudahan Akses dan Kejelasan Penunjuk Arah ke Event JFC Sumber: Hasil Analisa, 2016

6% 4% 86% 18% 14% 3% 5% 51% 21% 21% STS TS N S SS

Kemudahan Akses

Tribun Runway

4% 22% 56% 8% 10% 3% 8% 60% 22% 6% STS TS N S SS

115 Dari data responden, 32% responden runway dan 42% responden tribun beranggapan lokasi event JFC mudah dijangkau, 10% responden runway dan 8% responden tribun terkendala akses, sedangkan sisa responden memilih netral. Dengan dikomparasikan dengan data mengenai alat transportasi yang digunakan pengunjung kemudahan akses ini dapat diindikasikan dengan keberagaman variasi kendaraan.

Sebanyak 8% responden runway dan 28% responden tribun menggambarkan bahwa penunjuk arah ke lokasi event JFC lengkap dan mudah dipahami. Lebih dari 50% responden runway maupun tribun memilih bersikap netral. Sedangkan persentase ketidaksetujuan rata-rata antara pengunjung tribun maupun runway sebesar 27% sehingga perlu ditinjau ulang penempatan dan pemilihan materi penunjuk arah yang lebih tepat.

5.2.3. Kualitas Produk

Kualitas produk event JFC dapat diukur melalui pertunjukan yang dirancang secara artistik, program acara yang tersusun, dan penampilan yang menghibur.

a. Rancangan Artistik Pertunjukan

Sebuah penampilan bukanlah sebuah pertunjukan ataupun atraksi tanpa ada sesuatu yang unik dan menarik. Hal ini yang menjadi perhatian khusus penyelenggara JFC, untuk menciptakan sebuah pertunjukan karnaval yang berbeda dari yang telah ada sebelumnya, berpikir out of the box sehingga memberikan warna yang berbeda.

Kemampuan rancangan artistik pertunjukan yang diangkat oleh JFC mengkolaborasikan seni koreografi, teatrikal, musik, bahkan menciptakan atmosfer

116 yang sesuai dengan tema disertai kejutan di setiap penampilan. Dalam penampilan pertunjukan, setiap peserta JFC dituntut untuk memiliki kemampuan koreografi, fashion runway and dance, freestyle dance, pose, attraction dance yang merupakan adaptasi teatrikal. Selain olah para penampil, juga ditambahkan visual efek dan suara yang merupakan musik pengiring setiap defile.

Gambar 5.33. Artistik Pertunjukan Grand Carnaval JFC XIV Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015

b. Program Acara yang Tersusun

Program acara pada satu event JFC sudah disusun dengan rapi. Sebagai pembuka, Kids Carnaval menampilkan pertunjukan karnaval dengan peserta berusia setingkat sekolah dasar yang menunjukkan bahwa adanya kesiapan regenerasi peserta JFC untuk masa mendatang. Kemudian di hari kedua, Artwear Carnaval yang mengangkat tema fashion desain yang terinspirasi oleh konsep trend dunia. Acara selanjutnya adalah WACI yang merupakan etalase karnaval oleh anggota Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI). Dan sebagai penutup yaitu Grand Carnaval.

Pada Grand Carnaval JFC XIV, acara diselenggarakan dengan susunan sebagai berikut:

117 - Pose on main stage, yaitu perfom tiap defile yang sebelumnya sudah ditentukan urutanya. Para peserta yang perfom keluar dari panggung utama (main stage) kemudian berpose di panggung selama beberapa saat dan kembali melanjutkan berjalan menuju tribun utama.

- Parade, yaitu beraksi di sepanjang zona tribun dengan melakukan fashion dance, attraction dance, dan fashion runway

- Catwalk, yaitu acara terakhir para peserta karnaval melakukan perjalanan karnaval di sepanjang 3,6 km.

Dengan susunan acara yang disepakati, pihak penyelenggara JFC dapat melakukan evaluasi pengaturan durasi yang dibutuhkan selama waktu penyelenggaraan.

c. Penampilan Yang menghibur

Kualitas event secara keseluruhan mengarah pada kepuasan pengunjung. Terutama dalam paket pertunjukan karnaval, elemen-elemen pertunjukan yang berhubungan dengan desain/rancangan kostum yang digunakan dan efek yang diciptakan serta atraksi sekunder teatrikal maupun tarian yang diiringi musik yang sesuai dengan tema yang dapat membawa penonton ke dalam suasana yang ingin diciptakan setiap defile. Dengan demikian maka akan diperoleh suatu pertunjukan yang memiliki kemampuan untuk menghibur penonton.

Tiap-tiap defile karnaval membawakan tema khusus. Peserta karnaval dituntut untuk dapat memaksimalkan desain kostum dan melakukan gerakan teatrikal yang mencerminkan tema defile. Pawai defile karnaval akan mengambil posisi di area tengah jalan, dengan penonton tribun maupun runway berada di sisi kiri dan kanan bahu jalan. Atraksi dapat terlihat jelas dan peserta harus mampu

118 berinteraksi dengan penonton di kedua sisi, diseluruh zona baik tribun maupun runway. Selain itu, musik pengiring diaransemen untuk menyajikan suasana yang mendukung tema tiap-tiap defile.

Gambar 5.34. Interaksi Peserta Grand Carnaval JFC XIV Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015

Gambar 5.35. Interaksi Peserta Grand Carnaval JFC XIV Menurut Pengunjung Sumber: Hasil Analisa, 2016

Berdasarkan data responden untuk interaksi peserta karnaval dengan penonton, 78% responden memberi nilai positif, 19% netral, dan hanya 3% yang memberi nilai kurang. Sedangkan pada Gambar 5.36, 89% menyatakan tema karnaval menarik, sedangkan 11% sisanya memilih netral dan tidak ada responden yang menganggap tema karnaval tidak menarik. Sebanyak 78% responden menyataan musik pengiring sesuai dengan tema defile, 2% menyatakan tidak sesuai, dan 20% sisa responden memilih netral.

3% 19% 64% 14% STS TS N S SS

119 Gambar 5.36. Respon Pengunjung Terhadap Tema dan Musik Pengiring JFC XIV

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Dari data responden mengenai penampilan event mengindikasikan bahwa secara general karnaval JFC mendapat respon yang positif dari pengunjung. Hasil akhir dari sebuah produk atraksi akan menghasilkan respon yang bisa dijadikan salah satu indikator keberlangsungan event di masa depan, yaitu endurance atau kemampuan produk atraksi untuk tetap bertahan.

Kemampuan produk atraksi untuk dapat tetap bertahan sebagai salah satu daya tarik wisata dapat diindikasikan dengan keinginan pengunjung untuk melakukan perjalanan kembali pada pertunjukan berikutnya. Selain itu juga dapat dilihat melalui berapa besar respon positif yang diberikan oleh pengunjung untuk menyalurkan informasi kepada pihak ketiga.

Gambar 5.37. Respon Pengunjung Terhadap Penyelenggaraan Event JFC

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Menurut data responden pengunjung tribun dan runway diperoleh gambaran mengenai penyelenggaraan JFC. Sebanyak 77% responden menyatakan

11% 77% 12% 2% 20% 66% 12% STS TS N S SS Musik Tema Ya 77% Tidak 23% BERKUNJUNG KEMBALI Ya 62% Tidak 38% REKOMENDASI RELASI

120 keinginan untuk kembali ke penyelenggaraan JFC tahun depan. Namun juga perlu diperhatikan data mengenai 38% pengunjung enggan untuk merekomendasikan JFC ke relasi mereka. Alasan keengganan ini tidak dapat diketahui secara pasti, merupakan keengganan yang bersifat personal atau berkaitan dengan kualitas penyelenggaraan event. Dengan demikian, penyelenggara maupun pemerintah yang bekerja sama dalam penyelenggaraan event JFC memiliki tugas untuk memperbaiki kualitas produk maupun pendukung event JFC masa mendatang. 5.3. Dampak Penyelenggaraan JFC

Aktivitas pariwisata merupakan aktivitas padat karya multi dimensional. suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat. Dengan memperhatikan empat kriteria dasar yang mendasari kegiatan pariwisata dari sisi pengunjung yaitu tujuan perjalanan, moda transportasi, lama tinggal, dan jarak antara domain pengunjung ke daerah tujuan wisata, maka akan dapat ditemukan adanya dampak dari kegiatan aktivitas terhadap kondisi ekonomi, sosial budaya, maupun lingkungan di masyarakat setempat (local host).

Penyelenggaraan tahunan event JFC dalam penelitian ini merupakan sebuah fenomena dalam kegiatan pariwisata di Kabupaten Jember. Beberapa pro dan kontra muncul di masyarakat mengenai atraksi yang dimasukkan ke dalam event urban tourism. Selain event karnaval ini, Kabupaten Jember memiliki beberapa karnaval publik. Namun dengan pengunjung dan pengelolaan yang berbeda dari yang lain, event ini lebih menarik untuk diteliti lebih lanjut.

121 5.3.1. Dampak Ekonomi

Event JFC yang mentargetkan wisatawan dari berbagai kawasan di Indonesia bahkan mancanegara memicu perkembangan usaha dan jasa di bidang konsumsi, komunikasi, transportasi, akomodasi, jasa-jasa pelayanan serta pangsa pasar bagi produk lokal seiring dinamika sosial ekonomi yang ada di Kabupaten Jember.

a. Pertumbuhan Ekonomi (Economic Development)

Pertumbuhan ekonomi masyarakat sebagai dampak penyelenggaraan event JFC yang telah bertahan selama lebih dari satu dekade dapat diukur dengan memperhatikan beberapa hal berikut:

- Kondisi awal fasilitas dan daya tarik utama terhadap wisatawan yang diamati dari pertumbuhan fasilitas akomodasi (penginapan), usaha rumah makan, dan tempat hiburan,

- Besaran dan intensitas pengeluaran wisatawan di lokasi wisata,

- Tingkat perputaran pengeluaran wisatawan di dalam daerah tujuan wisata yang dapat diamati melalui perbandingan penggunaan fasilitas umum serta layanan jasa dan penggunaan properti serta fasilitas pribadi.

Dari laporan kinerja Dinas Pariwisata Kabupaten Jember tahun 2015, dapat diketahui adanya pertumbuhan fasilitas penginapan, rumah makan, dan tempat hiburan yang ada sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 yang dapat dilihat pada tabel 5.2 dan Gambar 5.38.

122 Tabel 5.2

Pertumbuhan Fasilitas Penginapan, Rumah Makan, dan Tempat Hiburan Kabupaten Jember 2008-2014 No Industri Pariwisata 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Penginapan 31 34 36 37 39 41 42 2 Rumah Makan 94 98 106 119 121 121 121 3 Tempat Hiburan 104 147 153 153 153 153 153 4 Jasa Wisata 25 29 29 29 29 29 29 5 Pramuwisata 4 9 9 9 9 9 9

Sumber: Dinas Pariwisata Kab. Jember, 2015

Gambar 5.38. Grafik Pertumbuhan Ekonomi dari Industri Pendukung Pariwisata Sumber: Hasil Analisa, 2016

Dari data yang diperoleh, pertumbuhan ekonomi ditinjau dari penyediaan fasilitas layanan jasa yang paling signifikan dalam kurun waktu terakhir adalah penyediaan fasilitas akomodasi wisatawan yang memiliki tingkat pertumbuhan satu penginapan dengan hunian re rata 66 kamar per tahun. Industri penyediaan makan

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

123 dan minum (rumah makan) mengalami puncak pertumbuhan di tahun 2010-2011 dengan 13 fasilitas baru yang hadir. Namun rata-rata pertumbuhan ini mengalami stagnansi di tahun 2012.

Pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat diamati melalui perputaran uang yang ada selama event JFC. Berdasarkan data responden, 15% responden membelanjakan 1-2 juta rupiah selama JFC berlangsung. Sedangkan 22% reponden membelanjakan kurang dari 500 ribu rupiah. Persentase terbesar responden menyatakan uang yang dibelanjakan selama event berkisar antara 500 – 999 ribu rupiah. Sedangkan 5% sisa responden membelanjakan lebih dari 2 juta rupiah. (Gambar 5.39)

Gambar 5.39. Pembelanjaan Pengunjung Selama Event JFC Sumber: Hasil Analisa, 2016

Perputaran uang selama event JFC juga dapat diamati melalui pola perjalanan, akomodasi dan lama tinggal pengunjung di Kabupaten Jember.

Sebanyak 28% responden menyatakan pola perjalanan yang dilakukan adalah kunjungan satu hari, sedangkan 72% menginap. Dari responden yang menginap, 92% diantaranya menggunakan fasilitas penginapan. (Gambar 5.40)

>500 rb 22% 500-999 rb 58% 1 - 2 jt 15% >2 jt 5%

124 Gambar 5.40. Pola Perjalanan Wisatawan

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Lama tinggal pengunjung juga dapat menjadi indikator adanya perputaran uang selama event JFC berlangsung. Semakin lama pengunjung tinggal, diharapkan dapat menggerakkan industri pendukung pariwisata yang ada di Kabupaten Jember semakin lama. Dari data responden, 59% menginap selama semalam, 27% selama dua malam, dan 14% selama lebih dari dua malam. (Gambar 5.41)

Gambar 5.41. Lama Menginap (Length of Stay) Sumber: Hasil Analisa, 2016

Demikian halnya dengan fasilitas pendukung yang membantu mobilitas pengunjung selama event JFC berlangsung. Sebanyak 39% responden memanfaatkan industri jasa transportasi umum maupun penyewaan kendaraan. Persentase responden yang membantu perputaran ekonomi melalui sektor ini meskipun tidak dominan tetapi dapat memberikan andil pada masyarakat pengelola.

Tidak Meng inap 28% Menginap 72% Penginapan ; 92% Kolega; 8% 1 malam 59% 2 malam 27% > 2 malam 14%

125

Gambar 5.42. Jasa Transportasi Sumber: Hasil Analisa, 2016

Dengan pola kunjungan yang terjadi, potensi perputaran uang yang ada di masyarakat penyelenggara event dapat diperoleh angka estimasi dengan referensi melalui profil pengunjung yang ditampilkan pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Proyeksi Estimasi Perputaran Ekonomi Melalui Akomodasi, Konsumsi, dan Transportasi

No Item Tribun *) Runway **) Subtotal

I Akomodasi Hari I - - Hari II 166.136.000 557.780.000 Hari III 201.112.000 1.252.500.000 Hari IV 218.600.000 3.340.000.000 5.736.128.000 II Konsumsi Hari I 40.441.000 501.000.000 Hari II 41.534.000 1.125.000.000 Hari III 50.278.000 1.875.000.000 Hari IV 54.650.000 3.000.000.000 186.903.000 6.501.000.000 6.687.903.000 II Transportasi Hari I 3.184.960 213.120.000 Hari II 3.258.880 218.880.000 Hari III 3.959.680 264.960.000 Hari IV 4.304.000 288.000.000 14.707.520 984.960.000 999.667.520 Total 13.423.698.520

Sumber: Analisa Data, 2016

*) 80.6 % menginap dari 1093 (GC), 1010 (WACI), 836 (Artwear), dan 772 (Kids) dengan 72.2% di penginapan

**) 60% menginap dari 100.000 pengunjung pada Grand Carnaval, dengan 16.7% di penginapan dengan komposisi persentase pengunjung GC, Artwear, dan Kids

Jalan kaki 7% Motor 37% Mobil 17% Kendaraan Umum 32% Kendaraan Sewa 7%

126 Dari analisis estimasi potensi perputaran uang yang terjadi selama event JFC, maka kegiatan event JFC yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata yang dilakukan oleh masyarakat secara riil mencapai lebih dari Rp. 13 M dengan adanya potensi perubahan melalui sektor industri pariwisata yang lain. Dengan demikian, kegiatan event JFC memiliki sumbangsih terhadap kegiatan perekonomian masyarakat lokal.

b. Pendapatan Daerah

Dampak ekonomi kegiatan event JFC dapat ditinjau secara umum melalui data statistik Pendapatan Asli Daerah dari sektor pariwisata Pemerintah Kabupaten Jember dapat dilihat pada Tabel 5.4 dan Gambar 5.43.

Tabel 5.4 Kontribusi Ekonomi Dinas Pariwisata 2010 -2014

Kontribusi Ekonomi 2010 2011 2012 2013 2014

Pajak Hotel dan Restoran 4.019.995.145 5.206.241.983 6.287.901.316 8.286.100.932 10.866.725.145 Pajak Hiburan 473.601.949 574.894.758 491.363.146 715.271.347 929.201.239

Retribusi 1.303.883.006 1.465.244.331 2.408.080.700 2.589.775.070 2.495.721.950 Jumlah 5.797.482.110 7.246.383.083 9.187.347.174 11.591.149.362 14.291.650.348

Sumber: Dinas Pariwisata Kab. Jember, 2015

Gambar 5. 43. PAD Sektor Pariwisata Kabupaten Jember Sumber: Dinas Pariwisata Kab. Jember, 2015

2.000.000.000 4.000.000.000 6.000.000.000 8.000.000.000 10.000.000.000 12.000.000.000 2010 2011 2012 2013 2014

Dokumen terkait