1. Capaian indikator SPM satuan pendidikan SMP Negeri di Kabupaten Tanah Laut dengan peringkat tertinggi capaian indikator SPM SMPN Kabupaten Tanah Laut adalah pemenuhan kualifikasi guru S1/D-IV, menerapkan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku, kualifikasi kepala sekolah S1/D-IV dan bersertifikat pendidikan, dan sekolah mempunyai rencana kerja tahunan (97,83%)
2. Kesenjangan yang paling tinggi antara standar dengan capaian indikator SPM SMPN Kabupaten Tanah Laut sekitar 100%, harus dipenuhi adalah pada setiap SMPN adalah jumlah set buku teks mata pelajaran yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh pemerintah yang disediakan oleh sekolah; jumlah guru untuk setiap mata pelajaran atau untuk daerah khusus 1 (satu) guru untuk setiap rumpun mata pelajaran; satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik; dan kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel.
3. Kebijakan yang diprogramkan dalam RKPD untuk mendukung tercapainya layanan prima pendidikan kan dasar pada satuan pendidikan SMP Negeri diKabupaten Tanah Laut hendaknya berbasis pada sumber dan dimensi permasalahan yang ditemui dalam pemenuhan SPM SMP Negeri Kabupaten Tanah Laut.
B. Rekomendasi
1. Kebijakan berdasarkan sumber permasalahan a. Dinas Pendidikan
1) Merespon dengan cepat segala kekurangan, baik sarana dan prasaranan yang dibutuhkan, terutama anggaran yang memerlukan dana yang cukup besar dan kewenangan perekrutan guru dan tata usaha PNS
2) Menyusun peta tentang kondisi sarana prasarana sekolah dan penentuan prioritas sekolah yang membutuhkan bantuan
83 3) Penentuan sekolah yang mendapat bantuan sarana prasarana sesuai SPM
hendaknya berdasarkan skala prioritas dan kualitas proposal. b. Sekolah
1) Menyusun sistem informasi yang cepat untuk mengetahui informasi tentang jenis-jenis bantuan yang diberikan Dinas Pendidikan serta prosedur dan persyaratannya.
2) Menyediakan waktu pada hari-hari tertentu untuk mengunjungi/silaturahmi ke bagian bantuan sarana prasarana.
3) Perlunya pelatihan pembuatan proposal untuk pengusulan bantuan sarana prasarana sekolah
c. Guru
1) Dilakukan pemetaan jam wajib mengajar guru tetap dan guru honor
2) Terdapat parameter yang sama antara Dinas Pendidikan dan sekolah tentang perhitungan distribusi dan penempatan guru di sekolah berdasarkan peta distribusi.
d. Sarana prasarana
1) Sekolah yang belum memiliki ruang guru dan kepala sekolah, maka ruang perpustakaan difungsikan sebagai kantor, sehingga layanan perpustakaan kurang optimal
2) Sekolah belum memiliki laboratorium komputer, maka operasional TIK untuk siswa dilaksanakan bersamaan dengan ruang yang difungsikan untuk perpustakaan, hal ini menyebabkan aktivias siswa kurang leluasa.
3) Kekurangan kursi dan meja belajar, dengan cara menganggarkan dalam dana BOS, atau mengusulkan ke Dinas Pendidikan.
4) Memanfaatkan ruang belajar untuk dijadikan ruang kepala sekolah, ruang guru dan ruang tata usaha menjadi satu ruang.
5) Melengkapi secara bertahap buku-buku teks pelajaran dan referensi dengan menganggarkan pada RAKS, dan memanfaatkan dana BOS, untuk pembelian buku-buku tersebut, walaupun dananya terbatas.
84 e. Dana
Memanfaatkan atau mengalokasikan danan APBN (BOS) dan APBD (BOSDA) secara tepat dan efektif berdasarkan skala prioritas untuk memenuhi SPM. f. Komite Sekolah
1) Lebih memberdayakan peran komite sekolah
2) Menumbuhkan kesadaran orang tua/komite untuk berpartisipasi aktif dalam pendidikan/sekolah dalam bentuk dukungan material, pemikiran, tenaga maupun spiritual.
g. Sekolah Pendukung
1) Untuk kekurangan siswa diatasii dengan sistem jemput bola (panitia pendaftaran langsung datang ke SD pendukung).
2) Pemetaan SD pendukung masing-masing SMP satu wilayah kecamatan, kondisi daya tampung, dan prediksi sekolah terhadap kelebihan dan kekurangan siswa dengan memanfaatkan MKKS SMP suatu wilayah untuk distribusi siswa agar tidak terjadi satu sekolah kelebihan atau kekurangan siswa, karena daya dukung SD yang hanya 1 atau 2 sekolah saja.
h. Pihak Ketiga (DUDI)
Merangkul, mengajaj dan melibatkan kerjasama dengan pihak ketiga (DUDI) untuk berpartisipasi aktif alam pemenuhan SPM sekolah
2. Kebijakan berdasarkan dimensi permasalahan
a. Pengadaan buku teks mata pelajaran yang sudah ditetapkan kelayakannya untuk SMPN yang belum terpenuhi sesuai SPM
b. Pengadaan guru setiap mata pelajaran secara bertahap untuk SMPN yang belum terpenuhi, sehingga memenuhi standar sampai 2019.
c. Pengadaan set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik terhadap SMPN yang belum terpenuhi sesuai SPM.
d. Pengadaan meja/kursi untuk setiap rombel bagi SMPN yang belum terpenuhi sesuai SPM.
85 e. Pemetaan jumlah siswa, jumlah meja/kursi, jumlah ruangan, dan jumlah guru yang diperlukan di satu sekolah, sehingga mendekati jumlah siswa, meja/kursi, ruangan dan guru yang sesuai dengan SPM.
f. Peningkatan kuantitas kunjungan oleh pengawas satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan selama >3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan dengan membuat regulasi tentang laporan pemetaan, rekaman dan hasil kunjungan bulanan, serta penambahan anggaran transportasi ke sekolah.
g. Pemetaaan jam wajib mengajar guru tetap per minggu dan per tahun di SMP Negeri
h. Pengadaan meja/kursi peserta didik untuk ruang laboratorium IPA di SMPN yang belum memenuhi SPM.
i. Pengadaan buku pengayaan dan referensi untuk SMPN yang belum memenuhi SPM
j. Pemetaan rombongan belajar sesuai standar alokasi waktu proses pembelajaran di SMPN yang belum memenuhi SPM.
k. Pemetaan proses pembelajaran di sekolah per tahun di kelas VIII-IX di SMPN yang belum memenuji SPM.
86 DAFTAR PUSTAKA
Biro Kesejahteraan Pemerintah Propinsik Kalimantan Selatan. (2013). Profil Capaian SPM
Bidang Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun 2010-2013 di Kalimantan Selatan.
Banjarmasin : Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan. (2011). Rencana Pengembangan Pendidikan
Dasar dan Menengah Provinsi (RPDP) Tahun 2011, Dinas Pendidikan Provinsi
Kalimantan Selatan.
Herwin. (2010/2011). Analisis Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan
Dasar; Studi Kasus Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan. Artikel Intisari Tesis
pada Program Studi Perencanaan Pembangunan Program Pasca Sarjana Universitas Andalas Tahun Ajaran 2010/2011. Online. http://pasca.unand.ac.id/id/wp-content/uploads/2011/09/ANALISIS-PENCAPAIAN-STANDA-PELAYANAN MINIMAL.pdf. Unduh.10 Nopember 2015.
Hidayati, Nurlatifah., Sudarmanto, R. Gunawan., Suntoro, Irwan. (2013). Implementasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum Minimal Pendidikan di Sekolah Dasar.
Jurnal Manajemen Mutu Pendidikan. Vol.1, No.1 (2013).
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI (2004). Kepmendiknas RI Nomor 129a/U/2004 Tentang Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) bidang Pendidikan, (1) SPM Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMPN) / Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Nuryani, Khoirina. (2014). Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar SD Unggulan Muhammadiyah Kretek Kabupaten Bantul Tahun Ajaran
2013/2014. Skripsi. Yogjakarta: Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogjakarta. Online. http://eprints.uny.ac.id/16070/1/ skripsi%20full_10404241020.pdf. Unduh. 18 Nopember 2015
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2009). Permendiknas No. 63 Tahun 2009 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2010). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar.
Peraturan Pemerintah RI. (2009). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah RI (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2009). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan.
87 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di Kabupaten/Kota.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (2014). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Tahun 2015.
Suyono. (2011). Masalah-masalah yang Dihadapi Guru. Online. http://suyonomemo. blogspot.co.id/2011/08/masalah-masalah-yang-dihadapi-guru. html. Unduh 10 Nopember 2015.
http://www.posnegeri.com/pemenuhan-beban-kerja-gpai-pada-sekolah/rabu, Oktober 7th, 2015 by Irfad. Unduh 9 Nopember 2015.
http://edukasi.kompas.com/read/2014/12/13/05025511/Standar.Pelayanan. Minimal. Belum. TerpenuhI). Unduh. 8 Nopember 2015.
http://www.kompasiana.com/andi-priyanto/pengoptimalan-standar-pelayanan-minimal-untuk-memenuhi-standar-nasional-pendidikan-di-sekolah-sek). Unduh. 7 Nopember 2015.
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20141211140014-20-17509/standar-pelayan-an-sekolah-dasar-dan-menengah-masih-minim/). Unduh.6 Nopember 2015