• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini membahas kesimpulan mengenai pengevaluasian yang terkait dengan rumusan masalah, keterbatasan penelitian, dan saran serta komentar penulis yang bermanfaat bagi paroki.

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Organisasi Nirlaba

1. Definisi Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, rumah sakit dan klinik umum, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institusi riset, museum, dan beberapa petugas pemerintah. Menurut PSAK No. 45, organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Mahsun 2011:187).

2. Karakteristik Organisasi Nirlaba a. Ciri-ciri Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Sumber daya entitas yang berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.

2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut.

3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas (Priyanti, 2014).

b. Tujuan Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba tidak memiliki tujuan mendapatkan laba. Secara umum tujuan dari organisasi nirlaba adalah menyediakan layanan bagi masyarakat. Tujuan dari organisasi nirlaba adalah untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi (Priyanti, 2014).

Pada organisasi nirlaba, penganggaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan organisasi khususnya perencanaan program dan kegiatan. Secara garis besar, penganggaran diawali dengan penyusunan visi, misi, dan tujuan strategis organisasi dalam jangka panjang. Selanjutnya, tujuan strategis tersebut dijabarkan lebih terperinci dalam program dan

kegiatan jangka pendek maupun jangka menengah berupa program kerja tahunan.

Di dalam program kerja tahunan, dijabarkan masing-masing kegiatan yang akan dilakukan yang mendukung tujuan startegis organisasi dan dilengkapi dengan perhitungan kebutuhan dana. Perhitungan kebutuhan dana organisasi untuk menjalankan kegiatannya sering disebut dengan penganggaran.

Proses perencanaan secara garis besar digambarkan sebagai berikut: pencatatan dimulai setelah ada transaksi keuangan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan organisasi. Pencatatan dilakukan berdasarkan dokumen transaksi keuangan yang diterima bagian keuangan dari pihak lain yang melakukan transaksi keuangan dengan organisasi. Pencatatan seharusnya dilakukan secara harian setelah ada transaksi keuangan. Pencatatan dilakukan untuk semua transaksi yang terjadi baik transaksi melalui kas, bank, dan transaksi lainnya bukan kas dan bank (Priyanti, 2014). c. Sumber Dana Organisasi Nirlaba

Organisasi nirlaba banyak yang bergerak di bidang sosial sehingga tidak mencari keuntungan dalam setiap kegiatan yang diadakan. Sumber dana organisasi nirlaba pada dasarnya jauh lebih luas daripada organisasi laba. Organisasi nirlaba mendapatkan sumber dana yang berasal dari sumbangan ataupun sumber lain yang tidak direncanakan sebelumnya oleh organisasi nirlaba.

d. Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Organisasi Laba

Apabila dibandingkan dengan organisasi laba, organisasi nirlaba memiliki beberapa perbedaan seperti berikut:

1) Pendirian badan-badan yang berorientasi laba dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, sedangkan organisasi nirlaba tidak semata-mata mengejar keuntungan tetapi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan/kepentingan umum.

2) Sumber pendapatan dan permodalan dari organisasi yang berorientasi laba adalah penjualan barang dan jasa, sedangkan organisasi nirlaba memperoleh pendapatan dari donatur, subsidi, iuran anggota, pinjaman, dan lain-lain.

3) Jenis barang dan jasa yang disediakan oleh organisasi nirlaba bersifat khas, oleh karena itu tidak ada di pasaran sehingga tidak ada harga yang dapat digunakan untuk mengukur nilai barang dan jasa itu secara objektif, contohnya ialah pendidikan. 3. Organisasi Nirlaba Gereja

Veranda (2014:7) menjelaskan, Gereja memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lainnya serta gereja tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya dan telah dipanggil Allah dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib untuk dijadikan milikNya. Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang percaya

dan mengaku bahwa Yesus adalah juru selamat dunia dan manusia. Uskup mengemban tanggung jawab memelihara seluruh keuskupan, yang disebut gereja dan menunjuk para imam sebagai pastor yang mewakilinya melayani komunitas-komunitas lokal yang lebih kecil, yang sekarang disebut sebagai paroki.

Dikutip dari Kitab Hukum Kanonik nomor 515 (Veranda, 2014:8), paroki ialah jemaat tertentu kaum beriman kristiani yang dibentuk secara tetap dalam gereja partikular dan yang reksa pastoralnya dibawah otoritas uskup dan dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya sendiri. Kesimpulannya ialah paroki merupakan persekutuan umat Katolik yang dibentuk secara tetap dalam lingkup keuskupan dengan batas-batas geografis yang ditentukan oleh uskup dan yang reksa pastoralnya dipercayakan kepada pastor bersama dengan dewannya. Paroki dibagi secara teritorial dalam lingkungan-lingkungannya. Dewan paroki merupakan badan pengurus paroki, dimana para pastor bersama-sama dengan wakil-wakil umat memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan segala sesuatu yang perlu untuk mewartakan sabda Tuhan, membagikan rahmat Allah dan membimbing umat supaya dapat menghayati iman dan mengamalkannya dalam masyarakat.

B. Sistem

1. Definisi Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut: “suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”, sedangkan pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem (Lilis dan Sri, 2014).

Setiawati (2012:3) berpendapat bahwa sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil yang juga saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Pendapat lain mengatakan bahwa sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney, 2003).

Hartono (2005:2) mengatakan bahwa sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan

komponen. Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Menurut Winarno (2006:1.3) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, yang terdiri dari input (masukan), process (pemrosesan), dan output (keluaran).

Pendapat lain menjelaskan sistem sebagai suatu unsur yang memenuhi dua syarat, yang pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan yang kedua memiliki input, proses, dan output yang saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain (Septian, 2015).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan unsur-unsur yang saling berhubungan dan saling berkembang membentuk komponen berupa input, proses, dan output yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan.

2. Karakteristik Sistem

Jogiyanto (2005) memaparkan suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu:

a. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau

elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batasan sistem

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. c. Lingkungan luar sistem

Lingkungan di luar suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi sistem operasi.

d. Penghubung sistem

Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.

e. Masukan sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan signal maintenance input yang merupakan energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Signal

input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran

dari sistem. f. Keluaran sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

g. Pengolahan sistem

Pengolahan atau proses merupakan perubahan dari masukan menjadi keluaran. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, manusia dan komputer. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. h. Sasaran sistem

Suatusistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan.

C. Informasi

1. Pengertian Informasi

Informasi merupakan data yang sudah diolah sehingga berguna untuk pembuatan keputusan (Winarno, 2006:1.6). Data adalah representasi suatu objek. Data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan strategis. Data yang belum diolah belum dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Romney (2014:4) berpendapat bahwa informasi merupakan data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data, meliputi hasil gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan sistem informasi komputerisasi. Selain itu, informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti (Mardi, 2011:5).

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang diolah kemudian menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima, mampu menggambarkan suatu kejadian (event), dan kesatuan nyata (fact and

entity) serta digunakan dalam pengambilan keputusan strategis.

2. Karakteristik Informasi

Lebih lanjut Mardi (2011:5) menjelaskan bahwa ada enam karakteristik yang membuat suatu informasi berguna dan memiliki arti bagi pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut.

a. Relevan, informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi yang menggunakannya dan dapat digunakan secara tepat untuk membuat keputusan.

b. Andal, suatu informasi harus memiliki keterandalan yang tinggi, informasi yang dijadikan alat pengambil keputusan merupakan kejadian nyata dalam aktivitas perusahaan.

c. Lengkap, informasi tersebut harus memiliki penjelasan runtut dan jelas dari setiap aspek peristiwa yang diukurnya.

d. Tepat waktu, setiap informasi harus dalam kondisi yang update dan tidak dalam bentuk yang usang sehingga penting untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan.

e. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam bentuk yang jelas akan memudahkan orang dalam menginterpretasikannya. f. Dapat diverifikasi, informasi tersebut tidak memiliki arti yang

ambigu, memiliki kesamaan pengertian bagi pemakainya. D. Sistem Informasi Akuntansi

1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam bentuk informasi (Bodnar, 2006:3). Sistem informasi akuntansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual maupun melalui sistem terkomputerisasi.

Romney (2014:10) menjelaskan sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.

Mardi (2011:4) mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana,

dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi.

Lilis Setiawati (2011:4) berpendapat, sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang bertujuan mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan.

Sumber lain mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, (kantor pajak, investor, dan kreditur), dan pihak internal, terutama manajemen (Baridwan, 1993:3).

Dari pemaparan-pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan susunan alat komunikasi, dokumen, dan berbagai laporan yang bertujuan mengklasifikasi, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data keuangan yang ada untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Romney (2000:3) dalam skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas” oleh Brigitta Vivi Veranda (2014:22) menjelaskan fungsi sistem informasi akuntansi adalah:

a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.

b. Memproses data menjadi suatu informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

3. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Winarno (2006:2.3) menjelaskan bahwa komponen-komponen sistem informasi akuntansi adalah:

a. Basis data, baik basis data internal (berada di bawah kendali perusahaan sepenuhnya), maupun basis data eksternal (tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan).

b. Perangkat keras komputer dan berbagai perangkat pendukungnya, yang semuanya berfungsi untuk mencatat data, mengolah data, dan menyajikan informasi, baik secara hardcopy (tercetak) maupun softcopy (tidak tercetak).

c. Perangkat lunak komputer, yang berfungsi untuk menjalankan komputer beserta perangkat pendukungnya.

d. Jaringan komunikasi, baik dengan kabel, gelombang radio, maupun sarana lain, yang berfungsi untuk menghantarkan data dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain.

e. Dokumen dan laporan (baik bersifat hardcopy maupun

softcopy), yaitu media untuk mencatat data atau menyajikan

f. Prosedur, atau kumpulan langkah-langkah baku untuk menangani suatu peristiwa (atau transaksi) yang setiap hari terjadi di dalam perusahaan.

g. Pengendalian, yang berfungsi menjamin agar setiap komponen sistem dapat berfungsi dengan baik.

4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Septian (2015:12) dikutip dari Abdul (1994:39-43) menjelaskan peranan sistem informasi akuntansi adalah:

a. Perencanaan

Sistem informasi akuntansi menghasilkan informasi berupa informasi keuangan dan data akuntansi. Perencanaan ini merupakan data informasi akuntansi yang telah terjadi di masa lampau, tetapi digunakan sebagai titik awal dalam merencanakan kegiatan masa depan. Informasi yang paling banyak dibutuhkan oleh perusahaan adalah informasi masa datang yang dapat diperoleh dari berbagai sumber.

b. Koordinasi

Koordinasi merupakan suatu fungsi dalam suatu organisasi perusahaan yang memerlukan kerjasama berupa informasi antar bagian untuk melaksanakan operasi perusahaan, misalnya bagian produksi, keuangan, dan pemasaran. Informasi antar bagian dalam perusahaan dapat menggunakan sistem database, dimana sistem database merupakan suatu sistem informasi yang

mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan dengan data yang lainnya.

c. Penilaian dan Pengendalian

Ukuran prestasi kerja merupakan jenis informasi yang jelas untuk pengendalian dan data tersebut dikumpulkan selama kegiatan operasi berjalan. Proses penilaian dimulai dengan membandingkan hasil yang dicapai dan rencana.

d. Pengambilan Keputusan

Seseorang yang membuat keputusan harus selalu menjadi bagian dalam suatu pilihan, namum ada kecenderungan pada beberapa perancang sistem informasi akuntansi bahwa data akan banyak membantu dalam membuat keputusan. Ada tiga unsur dalam pengambilan keputusan, yaitu data, model keputusan, dan pembuat keputusan.

5. Subsistem dalan Sistem Informasi Akuntansi

Veranda (2014:22) menjelaskan subsistem dasar yang terdapat dalam sistem informasi akuntansi adalah:

a. Siklus pendapatan, yaitu mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk tunai.

b. Siklus penggajian sumber daya manusia, yaitu mengontrak dan menggaji pegawai.

c. Siklus produksi, yaitu mengubah bahan mentah menjadi barang jadi.

d. Siklus keuangan, yaitu mendapatkan dana dari investor dan kreditur dan membayar mereka kembali.

6. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi Lainnya

Winarno (2006:1.15) memaparkan bahwa sebagai suatu sistem, sistem informasi akuntansi tidak dapat berdiri sendiri, karena harus berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain yang ada di dalam perusahaan. Suatu sistem biasanya memiliki subsistem-subsistem yang lebih kecil. Bila dilihat dari subsistem, sekumpulan subsistem akan memiliki sistem induk, atau disebut suprasistem.

Suprasistem

Sistem

Subsistem

Gambar 2.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan sistem yang lebih besar dan lebih kecil

Sumber: Wing Wahyu Winarno (2006:1.15)

Suatu perusahaan biasanya tidak hanya memiliki satu sistem informasi saja, melainkan beberapa sistem informasi yang masing-masing bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Sistem informasi fungsional adalah sistem informasi yang dirancang dan ditujukan untuk fungsi-fungsi

Sistem Informasi Perusahaan Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Produksi Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Anggaran Sistem informasi Penjualan Sistem Informasi Pembelian Sistem Informasi Penggajian

tertentu dalam perusahaan, seperti fungsi produksi, fungsi keuangan, fungsi persediaan, fungsi penjaminan mutu, dan lain-lain.

7. Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi bagi Perusahaan

Sistem informasi akuntansi yang sudah dikomputerisasi akan memberi pengaruh sebagai berikut (Winarno, 2006:1.17):

a. Pekerjaan administrasi dan klerikal dapat dikerjakan lebih cepat dan lebih akurat.

b. Pembagian tugas dan tanggungjawab tidak dapat lagi dilakukan secara fisik.

c. Struktur organisasi dalam perusahaan yang menerapkan sistem informasi manual lebih bersifat hirarkis atau birokratis, yaitu banyak tingkatan. Dengan demikian, perusahaan yang menggunakan sistem informasi komputerisasian dapat menerapkan struktur organisasi yang lebih ringkas.

d. Dalam perusahaan yang sudah terkomputerisasi, data disimpan secara terpusat dalam suatu basis data, sehingga tidak memerlukan banyak tempat, tetapi tetap memerlukan teknik pemeliharaan dan pengawasan yang berbeda dengan cara manual.

e. Dalam sistem komputerisasian, laporan dapat dihasilkan lebih cepat, lebih bervariasi, lebih akurat, dan bahkan dapat dikerjakan dari tempat yang jauh karena data dapat diakses dari tempat lain sepanjang ada jalur komunikasi.

Dikutip dari Winarno (2006:1.13) sistem informasi akuntansi memiliki banyak komponen dan proses di dalamnya, sehingga membutuhkan karyawan dan staf untuk menjaga kelancaran alur sistem informasi akuntansi itu sendiri, dimana setiap staf dan karyawannya memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Peran dan fungsi yang sering dijumpai di dalam perusahaan antara lain:

a. Analis sistem (system analyst) adalah orang yang bertugas mengevaluasi kinerja sistem informasi. Seorang analis sistem wajib menguasai cara kerja sistem informasi akuntansi, proses bisnis, akuntansi, pengetahuan komputer, dan basis data.

b. Perancang sistem (system designer) merupakan orang yang bertugas merancang sistem informasi. Pengetahuan yang harus dikuasai sama dengan pengetahuan yang ada di dalam analis sistem.

c. Administrator basis data (database administrator) yaitu orang yang bertanggungjawab memelihara basis data di dalam perusahaan agar tetap berfungsi dengan baik. Administrator basis data bertugas merancang dan membuat tabel yang diperlukan, membagi hak pemakaian tabel oleh masing-masing pemakai, memelihara dan mengendalikan data agar selalu up to date.

d. Penulis program (programmer) ialah staf yang bertugas menerjamahkan rancangan sistem dari perancang sistem ke dalam

bahasa program komputer. Penulis program harus menguasai setidaknya satu bahasa komputer.

e. Perancang web (web designer) adalah orang yang bertugas membuat situs atau web perusahaan yang akan ditampilkan di internet. Perancang web wajib menguasai bahasa pemrograman internet, seluk beluk internet, jaringan komputer, dan basis data. f. Administrator jaringan (network administrator) merupakan orang

yang bertugas mengendalikan jaringan komputer agar tetap berfungsi dengan baik. Administrator jaringan perlu mengetahui sistem operasi jaringan, perangkat satu jaringan komputer, dan pengetahuan komputer.

g. Administrator web (web administrator) adalah orang yang bertugas memantau, memperbarui, dan mengendalikan jaringan internet. Pengetahuan yang perlu dikuasai mirip dengan administrator jaringan, ditambah dengan pengetahuan mengenai internet.

h. Pustakawan (librarian) merupakan orang yang bertugas menyimpan dan mengadministrasi program dan data perusahaan serta memberikan akses kepada pengguna program dan data pada waktu yang diijinkan. Pustakawan wajib mengetahui pengarsipan dan penyimpanan file.

i. Teknisi (technician) adalah orang yang bertugas merawat dan mereparasi perangkat komputer dan jaringan bila ada gangguan.

Pengetahuan yang wajib dimiliki ialah pengetahuan mengenai perangkat keras komputer dan jaringan.

j. Pemakai akhir (end user) ialah orang yang menggunakan program aplikasi atau sistem informasi. Pemakai akhir tidak perlu mengetahui teknik pemrograman, teknik komputer, dan teknik basis data.

E. Kas

Standar Akuntansi Keuangan (2002:85) yang dikutip dalam skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas” (Veranda, 2014:21) menjelaskan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi.

Kas juga berarti aktiva lancar yang paling likuid, dimana uang logam, uang kertas dan sejenisnya merupakan aktiva lancar yang paling mudah untuk berpindah tangan dan yang paling cepat digunakan sebagai alat pembayaran resmi. Karena sifatnya yang mudah dicairkan dan mudah berpindah tangan inilah yang membuat pengendalian internal terhadap kas perlu diperketat untuk menghindari kerugian-kerugian yang akan diderita perusahaan.

F. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas 1. Definisi Penerimaan Kas

Baridwan (1994:158) menjelaskan bahwa penerimaan kas merupakan berbagai macam sumber. Sumber yang sering terjadi seperti pelunasan piutang, penjualan aktiva tetap, dan pinjaman yang berasal dari bank ataupun wesel. Hall (2009:239) mengatakan, penerimaan kas merupakan ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembiayaan, dimana dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan.

Mulyadi (2008:500) berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari

Dokumen terkait