• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Simpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Tanda-tanda dalam film “cin(T)a” berwujud gambar dan tulisan- tulisan. Tulisan-tulisan terdapat pada spanduk dengan tulisan “Berbeda- beda tapi tetap satu” memiliki arti bahwa Indonesia merupakan negara yang heterogen dari kalimat teresebut dapat diinterpretasikan bahwa Indonesia adalah negara multikultur. Perbedaan yang dimaksud yaitu berbeda suku, agama dan budaya namun tetap dalam satu kesatuan yaitu Indonesia. Wujud simbol ialah berupa kaos Cina dan Annisa, merupakan gambaran arti Tuhan bagi mereka. Cina menyebut Tuhan sebagai Arsitek yang berarti bahwa Tuhan pasti memiliki rancangan paling baik untuk umatnya. Annisa menyebut Tuhan sebagai sutradara. Karena menganggap bahwa Tuhan yang menentukan hidup yang diibaratkan sebagai cerita dan Tuhan sebagai sutradara yang Maha Tahu kehidupan, kebahagiaan, kesedihan serta akhir cerita manusia. Serta semua tulisan dan gambar yang terdapat dalam film. Disetiap gambar memiliki makna dan arti yang dapat diinterpretasikan.

2. Makna film “cin(T)a” menceritakan kisah cinta dari Cina dan Annisa, dua pribadi yang memiliki perbedaan dari latar belakang mereka. Cina seorang mahasiswa baru yang berasal dari Tapanuli, penganut

101 commit to user

Kristen taat dari etnis Cina yang tidak kaya. Annisa yang berasal dari etnis Jawa, beragama Islam. Jelas permasalahan dalam film ini masih dianggap tabu bagi masyarakat di Indonesia. Akan tetapi dalam film ini diselipkan beberapa adegan yang menceritakan kisah percintaan pasangan dengan perbedaan agama maupun ras. Hal tersebut menguatkan betapa besarnya rasa cinta mereka sehingga mengganggap perbedaan agama dan ras tidak menjadi permasalahan bagi mereka. Akan tetapi berbanding terbalik dengan Cina dan Annisa yang saling mencintai, menghormati dan menghargai satu sama lain harus terpisah karena suatu peristiwa pengeboman gereja-gereja pada malam misa yang membuat mereka gamang. Cina menganggap bahwa ia adalah kaum minoritas (agama dan ras). Akhirnya mereka harus kalah dengan keadaan.

3. Pesan-pesan dalam film “cin(T)a” berupa pesan moral. Indonesia merupakan negara yang memilki beraneka ragam kebudayaan, suku dan agama. Lunturnya toleransi dalam keadaan masyarakat sekarang ini disebabkan karena kurangnya rasa menghormati dan menghargai, serta menganggap dirinyalah yang paling benar diantara yang lain. Toleransi bukan berarti harus menyamakan semua perbedaan melainkan menumbuhkan rasa menghargai dan dapat melengkapi semua perbedaan yang ada. Perihal pernikahan, memang lebih baik memilih pasangan yang seiman karena di Indonesia hal seperti itu masih dianggap tabu. Terlepas dari agama mana yang benar dan salah film ini mengisyaratkan pesan bahwa masyarakat Indonesia lebih bisa berdamai dengan pernikahan yang seiman dibanding dengan berbeda agama. Dalam film ini seolah menjadi cerminan yang terjadi di kehidupan nyata sekarang ini. Di negara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Indonesia, pernikahan beda suku/etnis dan agama memang masih menjadi persoalan yang belum ada jalan keluarnya. Seperti yang dikisahkan dalam film ini, Cina dan Annisa tak bisa bersatu lantaran perbedaan suku/etnis dan agama. Adapun bila semua perbedaan itu dapat dilihat dari sudut pandang yang benar maka akan terjalin persatuan dan perdamaian. Secara garis besar yang dapat kita pelajari yaitu rasa menghargai, toleransi serta menghormati sesama umat beragama dan menyadari bahwa kita sama- sama ciptaan Tuhan Yang Maha Esa mampu menciptakan perdamaian.

B. Saran

1. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap supaya penelitian ini dapat menjadi jembatan bagi pembaca untuk lebih mengembangkan penerapan semotika Umberto Eco.

2. Penulis menyadari masih banyak kekurangan serta kelemahan dalam analisis film “cin(T)a”. Penulis berharap, masih ada kesempatan bagi film “cin(T)a” untuk dikaji lebih lanjut secara lebih mendalam, yaitu dengan pendekatan estetika, stilistika, antropologi sastra, sosiologi sastra, resepsi sastra, psikologi sastra, ataupun intertekstualitas. Hal ini dikarenakan penulis yakin masih banyak masalah yang belum terungkap dalam film ”cin(T)a”. Setelah membaca hasil penelitian ini semoga pembaca tertarik untuk mengkaji film ”cin(T)a” lebih lanjut. Dengan demikian, diharapkan dapat memperluas dan memperdalam wawasan terhadap keberadaan karya sastra sebagai salah satu hasil kebudayaan manusia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Eco, Umberto. 2009. Teori Semiotika: Signifikasi Komunikasi, Teori Kode, Serta Teori Produksi-Tanda. (edisi terjemahan Inyiak Ridwan Muzir). Yogyakarta: Kreasi Wacana Yogyakarta.

Himawan Pratista. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka.

Marselli Sumarno. 1996. Dasar-dasar Apresiasi Film. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Mestika Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Miles, Matthew B.dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru (edisi terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi). Jakarta: Penerbit UI Press.

Moh Rifa’i. 2010. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: KaryaToha Putra Moleong, Lexy. J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosda Karya Offset.

Nyoman Kutha Ratna. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Pamusuk Eneste. 1991. Novel dan Film. Flores: Nusa Indah.

Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest (penyunting). 1996. Serba-serbi Semiotika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rustopo. 2007. Menjadi Jawa: Orang-orang Tionghoa dan Kebudayaan Jawa di

Surakarta, 1895-1998. Yogyakarta: Ombak dan Yayasan NABIL Jakarta.

Tanpa nama. Alquran dan Terjemahannya. 1989. Semarang: Toha Putra

Van Zoest, Aart. 1993. Semiotika. Tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Kita Lakukan Dengannya. (edisi terjemahan oleh Ani Soekawati). Jakarta: Yayasan Sumber Agung.

Sutradara Sammaria Simanjuntak. Produser: Adi Panuntun, M. Budi Sasono, Sammaria Simanjuntak. 2009. Film cin(T)a. Jakarta; Moonbeam Creations dan Sembilan Matahari Film.

http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja (diakses tanggal 15 September 2011 pukul 19.30)

http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid (diakses tanggal 15 September 2011 pukul 19.35)

http://www.blogster.com/yohanes-arvi/apa-arti-alkitab. (diakses tanggal 15 September 2011 pukul 19.45)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pohon_Natal. (diakses tanggal 16 September 2011 pukul 20.00)

http://id.wikipedia.org/wiki/Natal. (diakses tanggal 16 September 2011 pukul 20.13)

http://circle888.blogspot.com/2011/08/arti-ketupat-lebaran.html. (diakses tanggal 16 September 2011 pukul 20.20)

http://id.wikipedia.org/wiki/Lambang_Indonesia. (diakses tanggal 16 September 2011 pukul 20.33)

http://id.wikipedia.org/wiki/Puasa. (diakses tanggal 19 September 2011 pukul 21.00)

http://sewakebayabandung.com/2011/09/cantik-dan-sakral-dengan-balutan- kebaya-modifikasi/. (diakses tanggal 21 September 2011 pukul 21.00)

Dokumen terkait