• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada Bab V, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan guru. Hasil ini didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilaiχ2tabel = 7,814 lebih kecil dari χ2hitung = 8,601.

2. Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari status kepegawaian guru. Hasil ini didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilaiχ2tabel = 7,814 lebih kecil dariχ2hitung = 8,831.

3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru. Hasil ini didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai χ2tabel = 5,991 lebih kecil dariχ2hitung = 7,626S.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Jumlah pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel

persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah 40 butir. Masing-masing pernyataan memiliki 4 pilihan jawaban (SS,S,TS, dan STS). Karena masing-masing pilihan jawaban tidak dijabarkan dalam uraian yang rinci, maka dimungkinkan responden memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Hal ini memungkinkan hasil penelitian tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.

2. Penulis tidak mampu melacak kejujuran setiap responden dalam memberikan jawaban. Oleh sebab itu, maka apabila responden menjawab dengan tidak jujur maka hasil penelitian ini tidak mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

C. Saran

Saran yang dapat disampaikan oleh peneliti sejalan dengan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian pertama menunjukkan adanya perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari tingkat pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius Yogyakarta memiliki latar belakang pendidikan S1. Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang guru, maka kompetensinya sebagai seorang guru juga akan semakin kuat. Kompetensi seorang guru berkaitan dengan bagaimana guru tersebut mengajar, mengemas pembelajaran, memberikan nilai, menjalankan tugas, maupun merespon kebijakan-kebijakan, baik kebijakan sekolah maupun

kebijakan negara melalui departemen pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru yang berpendidikan S1 memiliki persepsi yang sangat positif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sedangkan guru yang berpendidikan D1, D2, maupun D3 memiliki persepsi positif, cukup positif dan negatif terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan. Hal ini dapat menjadi acuan bagi Yayasan Kanisius untuk memberi kesempatan bagi para guru yang belum mempunyai latar belakan pendidikan minimal S1 untuk melanjutkan studi dan juga memberikan beasiswa kepada guru yang berprestasi agar dapat mengembangkan diri dengan membiayai untuk melanjutkan sekolah ketingkat yang lebih tinggi, dengan mengambil S2.

2. Hasil penelitian kedua menunjukkan adanya perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari status kepegawaian guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius Yogyakarta memiliki status kepegawaian sebagai guru tetap yayasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru tetap yayasan memiliki persepsi paling positif jika dibandingkan guru-guru dengan status kepegawaian yang lain. Hal ini dimungkinkan karena adanya rasa ‘memiliki’ oleh para guru tetap yayasan terhadap yayasan yang telah menaungi mereka. Sehubungan dengan hal tersebut, ini hendaknya menjadi acuan bagi yayasan untuk memperbaiki sistem perekrutan tenaga pengajar di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius. Seleksi tenaga pengajar dengan status honorer maupun guru

tidak tetap sebaiknya diminimalisir. Seleksi yang lebih menitikberatkan pada kualifikasi pengajar yang bermutu dan mengangkat lebih banyak guru tetap yayasan, sehinga semakin banyak tenaga pengajar di sekolah- sekolah milik Yayasan Kanisius yang mempunyai rasa memiliki akan Yayasan yang memayungi mereka. Dari situ akan timbul etos kerja yang baik untuk memperjuangkan kelangsungan hidup sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius.

3. Hasil penelitian ketiga menunjukkan adanya perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari lama menjalani profesi guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius Yogyakarta telah menjalani profesi guru lebih dari 15 tahun.itu mengakibat guru dengan mudah beradaptasi dengan kurikulum yang baru karena kurikulum yang baru hanyalah penambahan dari kekurangan atau hal negatif yang dimiliki kurikulum sebelumnya. Hal tersebut akan meningkatkan kemampuan semua guru dengan merata bila ada kerjasama yang baik antara guru muda yang memiliki pengetahuan ilmu dan teknologi yang lebih maju dengan guru yang sudah berpengalaman. Guru muda akan menutup kekurangan guru yang sudah berpengalaman di sektor ilmu pengetahuan dan teknologi dan guru berpengalaman menutupi kekurangan guru muda dari penguasaan kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,Suharsimi.2000. Manajemen Penelitian.Jakarta: Rineka Cipta.

Arisandy,Desy.1984. Hubungan antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik Ken Lila Production.

http://www.journal-psyche.com

Budiwalujo, Suryanto. 2006. Bagaimana Memahami Kurikulum Pendidikan?.

http://www.kompas.com

Debby. 2001. Gaya Belajar. http://www.balita-anda.indoglobal.com/

Djohar, M.S. 2006. Guru: Pendidikan dan Pembinaannya. Yogyakarta: C.V. Grafika Indah

Kosasih, Endo.2007. Tantangan KTSP http://www. Kompas Cyber Media.com Kountur,Ronny. 2003. Metode Penlitian. Jakarta: PPM

Masidjo,Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hadari, Nawawi. 1994. Kebijakan Pendidikan di Indonesia Ditinjau dari Sudut Hukum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sahertian, Piet. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta:Andi Offset.

Samana, A., M.Pd. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius

Sarkim, T., 2006. Handout KTSP untuk Pertemuan Guru-Guru Yayasan Tarakanita Wilayah Yogyakarta.

Shalahuddin, Mahfudh.1991. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu Offset, PT.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Suhesti, Endang A., 2006. Sang Guru. Yogyakarta : Ekspresi Buku.

Sulaiman, Wahid., 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi

Suparno, Paul. 2002. Reformasi Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suyanto, Prof., Ph.D. 2006. Guru Yang Profesional dan Efektif.

http://www.kompas.com

Suyanto. 2006. Persoalan Implementasi Kurikulum Berbasisi Kompetensi.

http://www.kompas.com

Syah, Muhibbin, M. Ed. 2000. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Thoha, Miftah. 2000. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Usman, M., Uzer, Drs. 1990. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Winkel.1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia,PT. Winkel.1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia,PT.

Zuriah, Nurul, M.Si. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan : Teori – Aplikasi. Bandung: Bumi Aksara.

---, Majalah Bianglala Pangudi Luhur, Edisi 035/ Th VI, Maret 2007. ---, Majalah Gema Kanisius, No 7 Tahun XVIII Januari 1989

---, Majalah Plus SMA Pangudi Luhur Sedayu, Edisi 6, Desember 2006.

---. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

---. 2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Balai Penerbit Dharma Bhakti.

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Mrican, Tromol Pos 29 YOGYAKARTA (0274) 515352, 513301

KUESIONER PENELITIAN

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS

KEPEGAWAIAN DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Hal: Pengisian Kuesioner

Kepada Yth: Bapak/Ibu Guru SD/SMP Kanisius di Yogyakarta Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saya bermaksud mengadakan kegiatan penelitian dengan judul

“Persepsi Guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Status Kepegawaian, dan Lama Menjalani Profesi Guru”

dalam rangka penyusunan skripsi.

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu Guru menjadi responden penelitian ini. Saya berharap Bapak/Ibu Guru berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Bapak/Ibu Guru dan memastikan bahwa jawaban Bapak/Ibu Guru hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ilmiah ini.

Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini sedikit banyak mengganggu aktivitas Bapak/Ibu Guru. Oleh sebab itu, saya mohon maaf sebelumnya.

Demikian permohonan saya. Atas perhatian dan kerja sama Bapak/Ibu Guru, saya mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, Agustus 2007

Hormat saya,

Anton Nugroho

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Kuesioner ini terdiri dari 2 (dua) bagian: Bagian I Identitas Responden

Bagian II Persepsi Guru terhadap KTSP

2. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang paling Bapak/Ibu Guru anggap

sesuai dengan keadaan pada kotak yang disediakan di sebelah kanan setiap pernyataan

3. Untuk kuesioner bagian II pilihlah :

SS jika Saudara sangat setuju dengan pernyataan S jika Saudara setuju dengan pernyataan TS jika Saudara tidak setuju dengan pernyataan

STS jika Saudara sangat tidak setuju dengan pernyataan

4. Selesai mengerjakan telitilah kembali dan pastikan bahwa setiap pernyataan dalam kuesioner ini telah semuanya dijawab.

BAGIAN I Identitas Responden

1. Nama : _____________________________

2. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret salah satu)

3. Pendidikan formal terakhir :

Diploma 1 (D1) Strata 1 (S1)

Diploma 2 (D2) Strata 2 (S2)

Diploma 3 (D3) Strata 3 (S3)

4. Status Kepegawaian :

Guru Tetap Yayasan Guru Tidak Tetap

Guru Negeri Guru Honorer

BAGIAN II

No PERNYATAAN PENDAPAT

1/ Kurikulum idealnya menjawab kebutuhan-kebutuhan saat ini, agar lebih realistis.

2/ Penyusunan kurikulum dengan

memadukan kepentingan warga sekolah akan lebih meningkatkan partisipasi warga sekolah.

3/ Kurikulum idealnya disusun dengan langkah-langkah yang jelas sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 4/ Sekolah memiliki visi yang jelas agar

memudahkan dalam penyusunan KTSP. 5/ Sekolah harus menetapkan tujuan dan

indikator berdasarkan visi sekolah. 6/ Visi sekolah harus memuat nilai-nilai luhur

yang terus menerus diperjuangkan agar terealisasi.

7/ Visi sekolah tidak harus dijabarkan secara terperinci.

8/ Menurut saya, usaha pematangan peserta didik tidak harus sesuai dengan fase perkembangan.

9/ Peningkatan kecerdasan dan

pengetahuan peserta didik lebih mudah dicapai dengan KTSP.

10/ Dalam KTSP, peserta didik dituntut untuk lebih bergantung pada orang lain. 11/ Menurut saya, KTSP dimaksudkan untuk

memudahkan peserta didik melanjutkan pendidikan lebih lanjut.

12/ Dalam kalender pendidikan dapat dilihat hari belajar efekif yang dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, termasuk hari libur dan lain-lain dalam satu tahun pelajaran sesuai dengan rencana sekolah

STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS

13/ Penyusunan kalender pendidikan dalam KTSP mengharuskan pengembang kurikulum mampu menghitung jam belajar efektif untuk pembentukan kompetensi dasar peserta didik, dan

menyesuaikannya dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

STS TS S ss SS

14/ Penetapan kalender pendidikan dalam KTSP harus sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, serta kebutuhan peserta didik dan masyarakat. 15/ Pelaksanaan kurikulum pada dasarnya

memberikan kebebasan sekolah untuk menentukan mata pelajaran beserta alokasi waktu dan berpedoman Standar Isi.

16/ Kebebasan sekolah menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal merupakan kebijakan yang ideal.

17/ KTSP membantu siswa dalam

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan potensi, kebutuhan, bakat, minat, dan karakteristik peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah 18/ Beban belajar di sekolah seharusnya

ditetapkan oleh pusat.

19/ Menurut saya, guru memberikan penugasan berupa tes, karya ilmiah dan laporan kegiatan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

STS TS S ss SS

20/ Menurut saya, acuan penilaian dalam KTSP tidak harus berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses belajar.

21/ Menurut saya, sistem penilaian dalam KTSP harus sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh peserta didik secara terus-menerus.

22/ Menurut saya, penilaian dalam KTSP diarahkan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensinya. 23/ Menurut saya, dalam KTSP hasil

penilaian belajar tidak dianalisa lebih lanjut.

24/ KTSP memberikan kebijakan lebih besar pada guru dan kepala sekolah untuk menentukan kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan peserta didik.

STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS S TS ss SS STS S TS ss SS STS

25/ Dengan menggunakan KTSP, siswa dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat

26/ Sekolah idealnya mengarahkan peserta didik memiliki ketrampilan yang

mendukung keunggulan lokal dan global. 27/ Menurut saya, silabus dalam KTSP harus

memuat keseluruhan materi kegiatan serta dapat diupertanggungjawabkan secara keilmuan.

28/ Menurut saya, silabus harus

dikembangkan relevan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik. 29/ Menurut saya, komponen silabus dapat

mengakomodasikan keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.

30/ Silabus dalam KTSP mengemas program pembelajaran yang memiliki keterkaitan satu sama lain dalam membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik. 31/ Menurut saya, dalam KTSP tidak ada

hubungan yang konsisten dalam pengembangan silabus.

32/ Menurut saya, cakupan dalam silabus harus memadai untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar 33/ Menurut saya, cakupan silabus harus

memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa saat ini. 34/ Silabus dalam KTSP yang mengharuskan

penyusunan dengan memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran.

35/ Guru dituntut dapat mengembangkan silabus sehemat mungkin tanpa mengurangi kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS

36/ Dalam KTSP, guru membuat jenis soal berdasarkan kompetensi dasar yang telah dirumuskan.

37/ Dengan menggunakan KTSP, guru perlu memberikan latihan sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa berperan aktif untuk mencapai kompetensi.

38/ Dalam KTSP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang baik sangat membantu pelaksanaan pembelajaran, karena baik guru maupun peserta didik mengeahui dengan pasti tujuan yang ingin dicapai dan cara mencapainya. 39/ Guru harus mampu mengembangkan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik logis dan sistematis sehingga guru dapat mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya.

40/ Dengan menggunakan KTSP guru perlu membuat team teaching dan melakukan rapat rutin untuk menyempurnakan proses pembelajaran. STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS STS TS S ss SS S TS ss SS STS

Dokumen terkait