• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

C. Penutup

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan rasa syukur.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian skripsi belum mencapai tahap kesempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan peneliti. Oleh karena itu, demi kesempurnaan skripsi ini, peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran daripada pembaca. Semoga dengan kritik dan saran yang pembaca berikan dapat membangun skripsi ini untuk mendekati tahap kesempurnaan.

101

Peneliti juga ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak atas segala bimbingan, motivasi dan sumbangsihnya dalam proses penyelesaian penelitian skripsi ini, sehingga mencapai tahap selesai. Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.

102

DAFTAR PUSTAKA

Al Abyari, Ibrahim. 1993. Sejarah Al Quran. Semarang: Dina Utama.

Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor. 1999. Kamus Kontemporer Arab Indonesia. Yogyakarta:Multi Karya Grafika.

Aminuddin. 1991. Studi Ilmu Al Quran. Bandung: CV Pustaka Setia

Amrullah, Fahmi. 2008. Ilmu Al Quran untuk Pemula. Jakarta: CV Arttha Rivera.

Arham bin Ahmad Yasin. 2014. Agar Sehafal Al Fatihah. CV Hilal Media Group: Bogor.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Pengumpulan Data. (Edisi Revisi: PT Rineka Cipta)

Badwilan Salim. Ahmad. 2009. Panduan Cepat Menghafal Al Quran. Diva Press: Jogjakarta.

Dhofir, Zamaskiyah. 1983. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES.

Dimjati, Djamaludin. 2008. Menyingkap Kebenaran Al quran. Solo: PT Tiga Serangkai PustakaMandiri.

Madjid, Nurcholis. 1997. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina. Moleong, Lexy.J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Munir Mulkhan, Abdul. 2003. Moral Politik Santri-Agama dan Pembelaan Kaum Tertindas.Jakarta: Erlangga.

103

Munjahid. 2007. Strategi Menghafal Al Quran. Bandung: Sinar Baru.

Rumpak, Julius C dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.Jakarta: Balai

Shihab,Muhammad Quraish. 1999. Wawasan Al Quran: Tafsir Maudhu’I atas PelbagaiPersoalan Umat. Bandung: Mizan.

Sriyanti, Lilik. 201. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Sugianto, Ilham Agus. 2004. Kiat Praktis Menghafal Al Quran. Bandung: Mujahid.

Suprayogo Imam dan Tobroni. 2003. Metodologi Sosial Penrlitian Agama. Bandung: PT RemajaRosda Karya.

Thabathaba’I, Allamah. 1998. Mengungkap Rahasia Al Quran. Bandung: Mizan. Pustaka.

W. Alhafidz, Ahsin.1994. Bimbingan Praktis Menghafal Al Quran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahid, Wiwi Alawiyah. 2014. Cara Cepat Bisa Menghafal Al Quran. Yogyakarta: Diva Press.

Zuhdi, Masjfuk. 1997. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya: CV Karya Abditama.

http://carapedia.com/pengertian_definisi_masalah_info2192.html. diunduh pada

104

PEDOMAN WAWANCARA

I. Identitas Informan

1. Nama :Hj. Ma’munah Al Hafidzoh

2. Usia :65 Tahun

3. Pekerjaan/ Jabatan :Pengasuh PP Sirojuddin Assalafiyah

4. Hari/ Tanggal Wawancara :Jum’at, 3 Juli 2015

5. Waktu :09. 00 WIB

II. Butir-butir Pertanyaan

1. Kapan Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah ini berdiri?

2. Siapakah awal mula pendiri PPSA ini?

3. Di mankah bapak pendiri PPSA ini dahulunya menimba ilmu?

4. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

5. Apa arti dari nama Sirojuddin Assalafiyah? Dan kenapa dinamakan PP Sirojuddin Assalafiyah?

6. Kalau ibu Nyai sendiri dulu menimba ilmunya di mana? Terutama dalam menghafalkan Al Quran?

105

8. Problem apa saja yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al Quran?

106

PEDOMAN WAWANCARA

III. Identitas Informan

6. Nama :

7. Usia :

8. Pekerjaan :Santrikalong PPSA

9. Hari/ Tanggal Wawancara :

10.Waktu :

IV. Sasaran Wawancara

10.Problem apa saja yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al Quran.

11.Solusi atau cara untuk menyikapi problem yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al Quran.

V. Butir-butir Pertanyaan

1. Sudah berapa tahun anda mulai menghafalkan Al Quran di PP Sirojuddin Assalafiyah?

2. Berapa juz yang sudah mampu anda hafalkan?

107

4. Barapa kali setoran Al Quran dalam 1 hari 24 jam?

5. Bagaimana cara anda dalam menghafal dan menjaga hafalannya?

6. Berapa tahun target anda untuk menyelesaikan hafalan 30 juz?

7. Apakah niat dan motivasi anda untuk menghafalkan Al Quran?

8. Kenapa anda memilih untuk menghafalkan Al Quran di rumah atau menjadi santri kalong?

9. Adakah problem yang anda hadapi dalam menghafal Al Quran?

10.Problem apa saja yang anda hadapi?

11.Bagaimana solusi atau cara anda dalam menyikapi problem tersebut?

12.Apa saja kesibukan atau aktivitas yabg anda lakukan sehari-hari?

13.Bagaimana anda mengatur waktu untuk menambah hafalan, muroja’ah dan mengerjakan kesibukan yang anda jalani?

14.Bagaimana latar belakang atau kondisi lingkungan keluarga anda, dalam arti apakah dari keluarga mendukung anda untuk menghafalkan Al Quran?

108

HASIL WAWANCARA

Hari/tanggal : Jumat, 3 Juli 2015

Jam : 09.00 WIB

Tempat : Ruang keluarga (Ndalem) PP Sirojuddin Assalafiyah

Nama Informan : Hj. Ma’munah Al Hafidzoh

Jabatan : Pengasuh Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah

Peneliti :Kapan pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah ini berdiri?

Informan :Pondok pesantren ini berdiri tahun 1975.

Peneliti :Siapa yang awal mulanya mendirikan pondok ini?

Informan :Pondok ini awalnya didirikan oleh suami saya bapak KH. Muhajir. Namum kemudian beliau meninggal pada tahun 1992.

Peneliti :Kalau bapak muhajir sendiri lahir pada tahun berapa?

Informan :Beliau lahir pada tahun 1947.

Peneliti :Di mana dulu bapak KH. Muhajir menimba ilmu?

Informan :Wah dulu ngajinya berpindah-pindah mbak Beliau pertama kali belajar di pondok pesantren Sarang kemudian di Ploso, Jawa Timur

109

dan terakhir di pondok pesantren Tegalrejo, Magelang yang sekarang diasuh oleh Gus Yusuf Khudlori.

Peneliti :Mungkin ibu mengetahui bagaimana sejarah berdirinya pondok ini?

Informan :KH Muhajir mendirikan dan merintis pondok pesantren Sirojuddin Assalafiah ini bersama saya. Dulunya beliau tinggal di dusun Krajan kemudian membeli tanah di dusun Karang Kidul yang kemudian didirikanlah pondok ini. Awal berdiri yang mengajar hanya bapak KH Muhajir beserta istri. Kemudian setelah ada santrinya yang lulus mulai membantu untuk mengajar di sini. Dulu di pondok ini santrinya lumayan banyak mbak, sebelum bapak meninggal. Tapi setelah bapak meninggal santrinya menjadi berkurang. Karena saya harus berjuang sendiri mengasuh pondok pesantren ini, sementara anak-anak saya waktu itu juga masih kecil-kecil. Waktu itu anak saya yang terakhir Sukron Tashudi baru berusia 6 bulan.

Peneliti :Kalau nama Sirojuddin Assalafiyah itu sendiri artinya apa buk?

Informa :Nama Sirojuddin Assalafiyah adalah nama pemberiyan dari pengasuh pondok pesantren Assalafiyah, Mlangi Yogyakarta tempat ibu Hj. Ma’munah menimba ilmu dahulu. Sirojuddin yang artinya “pelita agama” sedangkan Assalafiyah diambil dari nama pondok pesantren beliau.

110

Peneliti :Sejak pondok ini berdiri sampai sekarang, apakah sudah banyak alumni-alumni yang menjadi hafidz atau hafidzoh?

Informan :Kalau dari dulu ya sudah banyak mbak santri yang sudah menjadi hafidzoh.

Peneliti :Kalau ibuk sendiri dulunya menghafalkan Al Quran di pondok mana buk?

Informan :Dulu saya mengaji di Pondok Pesantren Assalafiyah Mlangi, Yogyakarta. waktu menghafalkan Al quran, dulu saya juga sama mbak seperti santri-santri di sini. Menghafalkan Al qurannya di rumah. Karena rumah saya dekat dengan pesantren. Tapi kalau tidurnya saya tetap di pondok. Cuma kalu siangnya saya pulang kerumah.

Peneliti :Jadi Ibuk dulunya santri kalau juga? Menurut ibuk problem yang dihadapi santri kalong dalam menghafalkan Al quran itu apa saja?

Informan :Kalau yang dihadapi santri di sini ya paling karena yang ngaji Al Quran di sini itu tidak focus hanya menghafalkan Al Quran saja melainkan sambil ada yang bekerja, kuliah dan lain-lain. Maka waktunya yang untuk Al Quran itu jadi sedikit. Mereka kadang-kadang ngaji kadang-kadang-kadang-kadang juga tidak. Kalau badan sudah kesel kan mau menghafalkan juga malas. Padahal kalau menghafalkan

111

Al Quran itu dibutuhkan otak yang fress dan badan yang tidak terlalu capek.

Peneliti :Bagaimana kurikulum di pondok pesantren ini?

Informan :Kurikulum di pondok pesantren Sirojuddin Assalafiyah meliputi pengajaran kitab dan penghafalan Al Quran. metode yang dipakai tidak lepas dari metode salafi yang diterapkan sejak waktu pondok ini masih dipimpin oleh KH. Muhajir. Kurikulumnya memang belum teratur, karena sebagian besar yang mengaji di sini adalah anak-anak kampung atau para santri kalong. Sehingga jika peraturannya dibuat ketat seperti pada pondok-pondok lain maka kemungkinan anak-anak malah tidak mau mengaji lagi.

112

HASIL WAWANCARA

Nama : MC

Usia : 25 Tahun

Pekerjaan : Santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah

Hari/ Tanggal Wawancara : Sabtu ,7 Juli 2015

Waktu : 17.00- 18.30 WIB

Peneliti :Sudah berapa tahun mbak mulai menghafalkan Al Quran di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

Informan :Saya mulai menghafalkan Al Quran sejak lulus SMP tahun 2005/2006, di pondok Magelang selama 8 bulan, tapi saya tidak krasan akhirnya pulang. Setelah itu kerja di apotik dan tidak mikirin lagi tentang hafalan. Tahun 2009 akhir baru saya mulai menghafalkan Al Quran di sini.

Peneliti :Waktu di pondok Magelang mbak sudah dapat berapa juz? Dan khatam Al Quran di pondok ini tahun berapa?

Informan :Waktu di Magelang saya baru dapat 5 juz. Terus kalau di sini saya khatam setoran tanggal 10 Mei 2011.

Peneliti :Subhanallah.. berarti mbak hanya membutuhkan waktu satu setengah tahun untuk bisa khatam setoran Al Qurannya. Wah keren

113

mbak.hehe..memangnya dulu pas setoran suka berapa halaman mbak?

Informan :Dulu saya setorannya satu hari seperempat juz mbak.

Peneliti :Bagaimana cara mbak dalam menghafalkan Al Quran, mungkin ada metode khusus sehingga mbak bisa setoran sehari seperempat juz itu sangat luar biasa lo?

Informan :Saya tidak ada metode khusus mbak dalam menghafalkan Al Quran, saya menghafalnya langsung per ayat dihafalkan. Dulu kan santri di sini lumayan banyak mbak. Setelah subuh waktu santri-santri yang lain pada setoran, saya baru menghafalkan hafalan baru yang mau disetorkan itu di belakang. Saya kan majunya suka yang paling akhir mbak.

Peneliti :Kenapa mbak baru menghafalkan saat itu juga?

Informan :Ya karena tidak ada waktu aja mbak. Sebelum saya kerja kan dulu saya ikut ndalem mbak. Jadi saya harus bantu-bantu di ndalem, mulai dari masak, nyuci, member makan ayam dan lain-lain.

Peneliti :Apakah niat dan motivasi mbak untuk menghafalkan Al Quran. mungkin ada cerita tersendiri bagaimana sampai akhirnya mbak punya krentek untuk menghafalkan Al Quran?

Informan :Dari SD saya memang sudah punya keinginan untuk menjadi penghafal Al Quran mbak. Kalau yang menjadi motivasi terbesar

114

ya karena banyak sekali keutamaan-keutamaan dari seorang yang menjadi hafidzoh baik di dunia maupun di akhirat nantinya.

Peneliti :Kenapa anda memilih untuk menghafalkan Al Quran di rumah atau menjadi santri kalong?

Informan :Karena keadaan mbak. Dari orang tua tidak memberikan sepeserpun biaya pada saya. ya akhirnya bagaimana caranya saya harus tetap bisa hidup tanpa biaya dari orang tua. Awalnya saya ikut ndalem, tapi lama-lama kan gak enak sama teman-teman mbak kalau biaya makan, sabun semuanya dari ndalem. Kemudian saya sambil kerja mengasuh anak kecil di sini.

Peneliti :Adakah problem yang mbak hadapi saat menghafalkan Al Quran maupun saat ini dalam menjaga hafalan A Quran?

Informan :Kalau saat ini problem yang cukup berarti mungkin tidak ada mbak. Kalau masalah-masalah kecil ya pasti ada namun itu tidak terlalu mengganggu. Kalau dulu waktu masih menghafalkan Al Quran problem terbesarnya ya karena tidak ada dukungan dan biaya sepeserpun dari orang tua. Jadi saya mesti mandiri, mencari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan. Awalnya saya ikut ndalem, kemudian saya kerja sebagai pengasuh anak. Pagi dan siangnya saya bekerja dan malamnya saya ngaji.

115

Peneliti :Lalu hal itu mengganggu tidak mbak dalam menghafalkan Al Quran? terus bagaimana mbak menyikapinya?

Informan :Ya jelas sangat mengganggu sekali mbak. Tapi saya jalani aja apa yang sudah ditakdirkan oleh Allah. Setiap orang yang menghafalkan Al Quran pasti mempunyai cobaan sendiri-sendiri dan semakin besar cobaan yang kita hadapi semakin besar pula berkahnya. Tidak ada kesuksesan yang didapat dari hanya sekedar bersenang-senang.

Peneliti :Lalu apa lagi mbak masalah yang mbak hadapi dulu?

Informan :Karena saya harus sambil bekerja maka waktu khusus yang saya punya untuk menghafalkan Al Quran itu sangat kurang sekali. Alhamdulillah saya kalau menghafalkan Al Quran bisa cepat. Untuk mensiasati hal itu, maka di manapun tempat yang bisa sambil menghafalkan Al Quran ya saya menghafalkan Al Quran mbak. Seperti sambil masak, sambil ngasuh anak dll.

Pebeliti :Oh begitu ya mbak. Mungkin masih ada lagi?

Informan :Saya tu sering banget udzuh mbak. Kalau biasanya orang udzhur kan sebulan sekali. itu biasanya 6-7 hari sudah suci. La saya itu dalam sebulan sucinya cuma 15 hari kadang juga malah istikhadoh. Jadi kan otomatis menghafalkan Al Qurannya juga terhenti.

116

Informan :Kalau pas lagi udzhur saya sering membaca tafsirnya Al Quran mbak. Atau baca-baca terjemahannya Al Quran pakai Al Quran terjemah. Kalau dulu saya belum bawa HP mbak, kalu sekarang lagi udzhur mah bisa mendengarkan murotal Al Quran melalui headset, atau kadang saya meminta orang lain untuk membacakan Al Quran.

Peneliti :Sekarang ini apa yang menjadi harapan mbak, kan udah bisa jadi hafidzoh ?

Informan :Harapan saya adalah bisa mencetak generasi penghafal Al Quran sebanyak-banyaknya mbak.

117

HASIL WAWANCARA

Nama : KLF

Usia : 23 Tahun

Pekerjaan :Ibu rumah tangga dan Santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah

Hari/ Tanggal Wawancara : Sabtu ,7 Juli 2015

Waktu : 16.00-17.00

Penelit i :Sudah berapa tahun mbak mulai menghafalkan Al Quran di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

Informan :Saya mulai menghafalkan Al Quran kurang lebih sudah satu setengah tahun.

Peneliti :Dan sekarang berapa juz yang sudah mampu mbak hafalkan?

Informan :Sekarang saya setorannya baru sampai surah As Shafat juz 24.

Peneliti :Bagaimana system setorannya mbak, dibatasi atau semampunya?

Informan ;Kalau di sini yang mengaji Al Quran kan santri kalong semua mbak. Jadi untuk setorannyapun tidak dibatasi semampu santri yang mau setoran saja. Kalau saya biasanya satu hari satu lembar setorannya. Setelah shalat subuh.

118

Peneliti :Lalu bagaimana cara mbak dalam menghafalkan Al Quran?

Informan :DAibaca semua satu halaman minimal 10 kali. Kemudian baru dihafalkan per ayat.

Peneliti :Berapa tahun lagi target mbak dalam menyelesaikan hafalan 30 juz?

Informan :Saya tidak ada target mbak. Yang penting dijalani aja semaksimal mungkin semampu saya.Cuma saya tetap mempunyai keinginan untuk bisa menyelesaikan hafalan Al Qurannya sampai 30 juz.

Peneliti :Apa niat dan motivasi terbesar mbak dalam menghafalkan Al Quran. Bagaimana awalnya sehingga mbak bisa mempunyai keinginan untuk menghafalkan Al Quran?

Informan :Awalnya saya liat temen yang hafidzoh. Kemudian hati saya tergugah untuk bisa jadi seperti dia. Saya sangat dekat sekali dengan teman saya itu. Awalnya saya menghafalkan juz 30 dan surat-surat penting serta juz 1. Kemudian saya lanjutkan sekalian. Kalau yang menjadi motivasi terbesar mungkin ya dari teman saya itu mbak. Saya dekat banget dengan dia. Dia yang selalu menyemangati dan memotivasi saya agar saya menghafalkan Al Quran. Dan juga dari orang yang saya cintai, yang sekarang menjadi mantan saya karena saya harus menikah dengan orang lain.

119

Peneliti :Kenapa mbak memilih menghafalkan Al Quran di rumah atau dengan menjadi santri kalong?

Informan :Karena saya sibuk dan sudah menikah mbak. Orang tua maupun suami tidak mengizinkan saya mondok pesantren.

Peneliti :Adakah problem yang mbak hadapi dalam menghafalkan Al Quran?

Informan :Wah problemnya bnayak sekali mbak jika harus diceritakan.

Peneliti :Ya dari satu-satu mbak..hehe saya siap kok mendengarkan ceritanya.

Informan :Pertama dari orang tua dan suami saya kurang mendukung dan memberikan semangat dalam saya menghafalkan Al Quran mbak. Dan ini sangat mengganggu sekali karena selain saya sebagai ibu rumah tangga. Saya juga masih disuruh kerja di toko jilbab. Sehingga watu saya dalam menghafalkan Al Quran itu sedikit sekali.

Peneliti :Lalu bagaimana mbak menghadapi masalah tersebut?

Informan :Gimana ya mbak. Kalau dari orang tua dan suami yang kurang mendukung saya cuek aja sih, saya sering sher atau cerita sama teman. Teman yang tadi yang selalu memotivasi saya. nah dari situlah saya menemukan semangat kembali. Kalau mengenai waktu yang memang sedikit sekali, paling tidak saya dalam setiap harinya

120

harus nderes Al Quran itu aja. dan Alhamdulillah sampai saat ini saya masih tetap bisa.

Peneliti :Lalu apa lagi mbak masalah yang mbak hadapi dalam menghafalkan Al Quran?

Informan :Dulu waktu saya menghafalkan Al Quran baru dapat setengah, saya dipaksa untuk menikah sama orang tua saya mbak. Dengan orang yang tidak saya cintai lagi. Saya tidak bisa berbuat lebih mbak. Akhirnya saya tetap menuruti kemauan orang tua saya. hal itu sangat mengganggu sekali dalam saya menghafalkan Al Quran. Bahkan karena hal itu sempat membuat saya sakit selama kurang lebih 3 bulan. Dan otomatis saat saya sakit hafalan Al Quran saya jadi terhenti mbak.

Peneliti :Berat sekali ya mbak ujiannya. Lalu bagaimana mbak menghadapi hal itu, sehingga sampai sekarang masih tetap bisa menghafalkan Al Quran?

Informan :Teman saya yang selalu memotivasi dan menyemangati saya mbak, sehingga saya bisa bangkit kembali untuk tetap melanjutkan hafalan Al Quran saya. dan dengan semakin menyibukan diri dengan Al Quran, saya merasa lebih tenang dalam menghadapi masalah-masalah saya.

121

Peneliti :Kalau kesibukan atau aktivitas yang mbak lakukan sehari-hari itu apa saja mbak?

Informan :Kesibukan saya selain menghafalkan Al Quran yaitu kerja disebuah toko jilbab mbak dari pagi sampai sore, mengajar TPA, mengurus rumah dan juga suami mbak.

Peneliti :Lalu bagaimana cara mbak mengatur waktu untuk menambah hafalan, murojaah dan mengerjakan kesibukan mbak?

Informan :Satu jam waktu saya gunakan untuk menambah hafalan 2 halaman, dan dua jam saya gunakan untuk murojaah hafalan yang udah lalu. Selebihnya saya gunakan untuk mengerjakanaktivitas yang lain.

Peneliti :Bagaimana latar belakang atau kondisi lingkungan keluarga mbak, dalam arti apakah dari lingkungan keluarga mendukung dalam mbak menghafalkan Al Quran?

Informan :Seperti yang saya katakana tadi mbak dari orang tua dan suami kurang mendukung dalamsaya menghafalkan Al Quran.

Peneliti :Satu lagi pertanyaan saya mbak, apa yang sekarang menjadi harapan mbak dalam menghafalkan Al Quran ini?

Informan :Harapan saya semoga say bisa menyelesaikan hafalan Al Quran ini, dan bisa menjadi hafidzoh yang sejati serta sampai saat ini saya masih tetap berharap saya bisa menikah dengan orang yang saya

122

cintai itu mbak. Hehe mungkin memang sedikit gila, namun memang seperti itulah kenyataaannya.

123

HASIL WAWANCARA

Nama : KJ

Usia : 21 Tahun

Pekerjaan : Santri kalong PP Sirojuddin Assalafiyah

Hari/ Tanggal Wawancara : Sabtu ,5 Juli 2015

Waktu : 17.00- 18.30 WIB

Peneliti :Sudah berapa tahun mbak mulai menghafalkan Al Quran di Pondok Pesantren Sirojuddin Assalafiyah?

Informan :Saya mulai menghafal Al Quran bulan Desember 2011 dan selesai setoran pada bulan Februari 2015.

Peneliti :Berarti mbak bisa menyelesaikan hafalan Al Qurannya dalam waktu 3 tahun?

Informan :Ya begitulah mbak. Kalau untuk setoran hafalan saya memang selesai 3 tahun. Tapi ya sampai sekarang masih belum bisa mbak kalau untuk simaan Al Quran 30 juz. Saya masih proses melancarkan hafalan, mengulang-ulang hafalan yang dulu.

124

Informan :Iya mbak. Setiap ba’da subuh dan ba’da magrib saya masih setoran.

Peneliti :Biasanya berapa halaman yang disetorkan sekarang?

Informan :Biasanya sekarang saya setoran setiap satu pertemuan seperempat juz mbak.

Peneliti :Kalau dulu bagaimana cara mbak dalam menghafal dan menjaga hafalan Al Qurannya?

Informan :Dulu cara saya menghafalkan itu per kalimat diulang-ulang mbak, kemudian per ayat. Setelah itu baru secara keseluruhan satu halaman. Di ulang-ulang terus sampai saya hafal. Kadang ada ayat yang mudah untuk dihafal tapi terkadang juga ada yang sulit sekali dihafalnya. Kalau untuk menjaga hafalan paling tidak saya ngulang sehari seperempat juz. Dulu saya fokusnya itu adalah ngejar setoran atau ngejar khatam mbak bukan ngejar lanyah(lancar). Jadi ya meskipun sekarang udah khatam setoran 30 juz tapi ya belum lancar-lancar juga hafalannya.hehe

Peneliti :Kanapa mbak memilih untuk ngejar khatam dulu bukan ngejar lanyah? Bukannya nanti malah keteteran mbak kalau belum lancar pada hafalan yang satu tapi sudah pindah kehafalan selanjutnya?

Dokumen terkait