BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
B. Penyajian Data Dan Analisis
sebagai “kitab gundul” dank arena rentang waktu sejarah yang sangat jauh dari kemunculannya sekarang, tidak sedikit yang menjuluki kitab kuning ini sebagai “kitab kuno”. 80
Pengertian yang umum beredar dikalangan pesantren adalah bahwa kitab kuning selalu di pandang sebagai kitab-kitab keagamaan berbahasa arab, atau berhuruf arab, sebagai produk pemikiran ulama-ulama abad ke 17 san Masehi. Dalam rumusan yang lebih rinci, definisi kitab kuning adalah kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama “asing”, tetapi secara turun menurun menjadi refrensi yang dipedomani oleh para ulama Indonesia sebagai komentar atau terjemahan atas kitb karya ulama “asing”.81
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kitab kuning adalah upaya yang dilakukan seseorang oleh seorang individu dalam mempelajari kitab-kitab klasik yang bertuliskan bahasa arab yang berisikan pemikiran-pemikiran ulama kuno.
Penyajian data beserta analisis data penelitian dapat dari hasil penelitian di lingkungan pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember. Data yang diperoleh dari hasil observasi di lingkungan pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember, wawancara terhadap pengasuh pondok pesantren, pengurus, ustadzah dan santri yang ada di pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember tentang sesuatu yang terdapat dalam fokus penelitian skripsi ini, dan melalui dokumen-dokumen dari pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada ketua pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember yaitu Mbk Khalifatus Zahro. Dia juga menyampaikan beberapa alasan mengenai penerapan pembelajaran kitab Fathul Qhorib, di pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember. Ia mengatakan:
Pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember ini kitab fiqihnya menggunakan kitab Fathul Qhorib, karena cocok sekali untuk di pahami, disisilain kitab Fathul Qhorib ini mudan di fahami dan juga materinya cukup lengkap untuk mempelajari hukum-hukum fiqih, sebenarnya banyak lagi kitab-kitab fiqih yang di pakai, seperti kitab Fiqih Wadi’, Sullam At-Taufiq, dan banyak kitab lainnya, cuman disini pengasuh lebih tertarik atau cocok menggunakan kitab Fathul Qhorib tersebut. Karena kitab ini berisi hukum-hukum ilmu fiqih yang bisa diterapkan sehari-hari dan cocok dipelajari oleh santri menengah keatas.82
Berdasarkan beberapa alasan tersebut menunjukkan bahwa pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember dalam pembelajarannya lebih fokus dalam mempelajari hukum fiqih dan akhlak santri, agar santri tersebut mempunya hukum dasar fiqih dan akhlakul karimah yang baik. Adapun
82 Khalifatus Zahro, Wawancara , Jember, 18 0ktober, 2022.
fokus penelitian, serta penyajian dan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan Metode Bandongan dalam Memudahkan Santri Memahami Kitab Fathul Qhorib di Pondok Pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember
Perencanaan pembelajaran kitab Fathul Qhorib ini, dipersiapkan secara matang yakni orang yang berperan didalamnya baik pengasuh, ustadzah, ataupun pengurus ikut memikirkan agar proses pembelajarannya bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan. Jadi ia merencanakan mengenai jadwal pembelajarannya dan mengenai evaluasinya.
Perencanaan pembelajaran di dalamnya terdapat hal-hal yang harus di perhatikan, yaitu elemen-elemen yang pokok dan diperlukan dalam proses perencanaan pembelajaran. Adapun elemen-elemen pokok tersebut yakni penentuan tujuan pembelajaran, penentuan materi pembelajaran secara tepat, dan penentuan alokasi waktu.
Dengan adanya elemen-elemen tersebut maka pelajaran yang akan disampaiakan kepada peserta didik telah sesuai dengan target pencapaian atau tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran harus disiapkan terlebih dahulu oleh pendidik agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
a. Perencanaan Metode Bandongan Oleh Ustadzah di Pondok Pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq
Peneliti melakukan wawancara dengan KH. Ahmad Gholban Aunirrahman Lc, Mh.I selaku pengasuh pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember tentang perencanaan pembelajaran metode bandongan, beliau mengatakan:
Jadi begini, semua pembelajaran kitab yang ada, sebenarnya ada tujuan masing-masing, yang pertama itu bagaimana santri itu bisa menguasai isi dari kitab tersebut. Jadi salah satu tujuannya adalah bagaimana menjadikan santri faham tentang kitab Fathul Qhorib. Bukan hanya saja faham tapi harus bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, entah di pondok ataupun di masyarakat nantinya. Kemudian karena pembelajarannya menggunakan standar kitab, maka perencanaannya iya begitu, harus diulang lagi diulang dan seterusnya sampi santri tersebut bener-bener faham.83
Peneliti juga melakukan wawancara dengan KH. Ahmad Gholban Aunirrahman Lc, Mh.I selaku pengasuh pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember, mengenai perencanaan metode bandongan. Beliau mengatakan:
Kalau untuk perencanaan metodenya, saya melihat ustadzahnya yang menyiakpan kebutuhan kegiatan pembelajaran kitab Fathul Qhorib. Sebelum dilaksakan, ustadzah mengkonsultasikan persiapannya kepada saya, seperti penggunaak kitab yang akan dikaji mengenai Fathul Qhorib untuk melaksanakan kegiatannya, baik itu medianya maupun langkah-langkahnya.84
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Ustazah Rosyida, selaku ketua Madrasah, terkait dengan perencanaan pelaksanaan
83 Ahmad Gholban Aunirrahman, Wawancara Pengasuh Pondok PPI Nyai Zainab Shiddiq Jember, 17 0ktober, 2022.
84 Ahmad Gholban Aunirrahman, Wawancara, 17 0ktober, 2022.
metode bandongan di pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq.
Beliau mengatakan:
Untuk persiapan pelaksanaan bandongan, kami sebagai ketua Madrasah telah membuat jadwa bandongan selama satu semester. Jadwal itu kami buat untuk memudahkan santri juga ustadzahnya untuk mempersiapkan materi bandongan. Selain itu, kami juga membuat pengelompokan santri dalam satu ruangan guna untuk memudahkan pelaksanaan pembelajarannya. Sebelum pengelompokkan kami melakukan satu sampai dua kali pertemuan guna untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan santri dalam membaca dan memahami kitab Fathul Qhorib.85
Dari keterangan di atas bisa dilihat bahwa dalam perencanaan metode bandongan juga memerlukan perencanaan tiap semester atau bisa disebut dengan silabus. Silabus tersebut dibuat berdasarkan kalender tahunan yang telah disusun oleh pihak madrasah, guna untuk memudahkan perencanaan program-program yang memiliki jangka waktu panjang.
Selanjutnya peneliti mencari informasi mengenai perencanaan yang dilakukan oleh ustadzah Nur Imamah, S.Pd, “saya sebagai guru yang mengajar kitab mempersiapkan materi yang akan disampaikan baik materi yang terdapat pada kitab yang akan diajarkan berikut dengan penjelasan isi bab pada kitab. Juga menggunakan Bahasa yang tepat atau Bahasa yang mudah di fahami karena mengaji
85 Rosyida, Wawancara Ketua Madrasah Pondok PPI Nyai Zainab Shiddiq Jember, 20 0ktober, 2022.
bandongan rentang usia yang mengikuti tidaklah sama, dimana tingkat kemudahan dalam mencerna Bahasa tidak sama”.86
Selain itu berdasarkan penuturan ustadzah Kholifatul Jannah, sebagai pengajar metode bandongan mengungkapkan:
Kalau perencanaan yang saya lakukan lebih kepada persiapan mbk, seperti mempelajari materi yang telah dibuat oleh pihat Madrasah. Selain itu, biasanya saya juga belajar terlebih dahulu materi yang akan disampaikan, seperti, pemahaman teks yang akan disampaikan dan mempelajari materi-materi diluar kitab pelajaran guna tambah-tambah pengetahuan santri mbk.87
Dari keterangan di atas dapat diketahui bersama bahwa perencanaan bandongan memang sangat diperlukan. Sementara perencanaan atau persiapan yang dilakukan oleh peserta bandongan tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan oleh pengajar.
b. Perencanaan Metode Bandongan Oleh Santri di Pondok Pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq
Jika pengurus dan ustadzah telah membuat perencanaan, para santri juga melakukan persiapan sebelum berangkat ngaji bandongan. Berbagai persiapan mereka lakukan, mulai menembel makna, mentashrif kosa kata, dan juga membaca bacaan teks arab yang sudah diterjemahkan kekata bahasa indonesia. Membaca teks Arab mereka lakukan dengan menterjemahkan Bahasa jawa kitab
86 Nur Imamah, Wawancara Ustadzah Pengajar Bandongan Di PPI Nyai Zainab Shiddiq, 22 Oktober, 2022.
87 Kholifatul Jannah, Wawancara Ustadzah Pengajar Bandongan Di PPI Nyai Zainab Shiddiq, 22 Oktober, 2022.
kuning dalam bahasa Indonesia sesuai dengan pemahaman mereka dan kata-kata mereka.
Brikut adalah keterangan peneliti dapat dari Nur Kumala Sari,
“persiapan yang saya lakukan biasanya dengan mengingat kembali materi yang sudah disampaikan, dan memahami bab materi selanjutnya yang akan disampaikan”.88
Menurut Sofiatun Nakmal persiapan yang perlu dilakukan sebelum pengajian bandongan adalah dengan mengecek kelengkapan materi. Karena menurut Sofiatun Nakmal kelengkapan materi sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pengajian bandongan.89
Dari dua narasumber diatas, keduanya lebih menekankan pada pesiapan materinya. Berbeda lagi dengan keterangan peneliti dapat dari Sovia Putri yaitu, “persiapan sebelum ngaji bandongan, saya biasanya dikamar mbk, dengan membaca bab yang akan di sampaikan”.90
Sementara itu berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan bahwa kebanyakan persiapan yang dilakukan oleh santri adalah dengan mengecek materi, membaca materi yang akan diajarkan dengan temen-temenya sambil menunggu ustadzah datang.
88 Nur Kumala Sari, Wawancara Murid Peseta Pengajian Bandongan, 24 Oktober, 2022.
89 Sofiatun Nakmal, Wawancara Murid Peseta Pengajian Bandongan, 24 Oktober, 2022.
90 Sovia Putri, Wawancara Murid Peseta Pengajian Bandongan, 24 Oktober, 2022.
Sementara dari ustadzah, persiapan yang dilakukan sesuai dengan keterangan yang peneliti dapatkan dari wawancara, kebanyak pengajar melakukan persiapannya dengan membaca bab yang akan dipelajari dan menyiapkan pertanyaan terkaid kitab Fathul Qhorib.91 2. Pelaksanaan Metode Bandongan dalam Memudahkan Santri
Memahami Kitab Fathul Qhorib di Pondok Pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember
Salah satu hal yang sangat penting bagi kegiatan pembelajaran kitab Fathul Qarib adalah yaitu proses pelaksanaan pembelajarannya.
Pelaksanaan yang dimaksud adalah interaksi antara ustdzah dan santri dalam proses pembelajaran kitab tersebut.
Dalam mengajar kitab Fathul Qarib di pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember. Ustadzah dianjurkan mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan oleh pengasuh yaitu muqoddimah dengan membaca Basmalah. Tawasul kepada Nabi Muhammad, Tawasul kepada pengarang kitab Fathul Qarib dan lain sebagainya. Penyampaian materi sesuai dengan perencanaan pembelajaran dan memberi penjelasan isi materi, kemudian diberikan contoh-contoh yang mudah dipahami oleh santri. Ketika ustadzah membacakan kitab serta menjelaskannya, maka semua santri mengartikan dan memperhatikan penjelasannya guna untuk mempermudah pemahaman dan maksud dari materi kitab Fathul Qarib.
91 Rosyida, Wawancara, 20 0ktober, 2022.
Peneliti melakukan wawancara dengan KH. Ahmad Ghlban Aunirrahman, Lc. Mh.l selaku pengasuh pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq mengenai pelaksanaan metode bandongan. Beliau mengatakan:
Jadi metode bandogan yag digunakan yang mudah dipahami oleh santri yaitu tidak menggunakan bahasa pegon, karna kalau menggunakan Bahasa pegon santri-santri Madura mereka akan dituntut untuk memahami Bahasa pegon dulu baru setelah itu memahami makna arabnya. Jadi, cenderung langsung ke Bahasa Indonesia karna supaya santri itu langsung ke Bahasa arabnya yang dipahami bukan belajar pegonnya. Jadi, cara mudah santri memahami kitab ya dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan harapan agar santri-santi bisa langsung memahami arabnya, bukan malah terus belajar pegonnya tapi langsung belajar arabnya.92
Peneliti juga melakukan wawancara dengan ustdzah Nur Imama, S.pd selaku yang mengajar kitab Fathul Qarib terkait pelaksanaan pembelajarannya. Beliau berkata:
Untuk pembalajaran kitab Fathul Qarib di pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq ini, proses mengajinya hamper sama dengan proses yang dilakukan sorogan, dimana guru membacakan materi dan murid menyimak, namun bandongan dilaksanakan dalam jumlah besar atau bersama-sama dimana mereka mendengarkan, menyimak, dan menulis materi yang disampaikan oleh guru yang membacakan. sebelum melanjutkan pelajaran saya biasanya juga mengulang pelajaran terlebih dahulu. Dan untuk kitabnya diajarkan dalam satu minggu ada satu kali pembelajaran yaitu pada hari rabu, yang mana setiap harinya dilakukan selama kurang lebih dua jam yakni jam 14.00 sampai jam 16.00. 93
Berdasarkan wawancara tersebut, pelaksanaan metode bandongan menggunakan kitab Fathul Qarib yang diajarkan kepada anak-anak, unuk melanjutkan bab berikutnya anak-anak diminta terlebih dahulu
92 Ahmad Gholban Aunirrahman,Wawancara, Jember, 17 Oktober 2022.
93 Nur Imama, Wawancara, Jember, 22 Oktober 2022
untuk mengulang pelajaran sebelumnya. Setelah semuanya sudah paham baru melanjutkan ke bab selanjutnya. Pengajian ini berlangsung satu kali dalam seminggu, yakni pada hari rabu, pembelajaran ini dimulai jam 14.00 kurang lebih dua jam sampai jam 16.00. Kegiatan ini dilaksanakan di aula pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Talangsari Jember.
3. Kemampuan Santri Dalam Memahami Kitab Fathul Qhorib di Pondok Pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq Jember
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan santri dalam memahami kitab Fathul Qarib pada saat pengajian bandongan tahap berikutnya yang harus dilakukan yaitu dengan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud yaitu untuk mengetahui kemampuan santri dalam memahami kitab Fathul Qarib.
Peneliti melakukan wawancara dengan KH. Ahmad Gholban Aunirrahman, Lc, Mh.l selaku pengasuh pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq mengenai evaluasi metode bandongan pada pembelajaran kitab Fathul Qarib. Beliau mengatakan:
Sebenarnya evaluasi dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib ini, saya selaku pengasuh tidak ikut berperan langsung dalam mengevaluasi. Disini langsung dari ustadzah yang mengajar kitab tersebut.
Namun
disini saya juga ikut memantau santri dalam pembelajaran kitab Fathul Qarib tersebut.94Peneliti melakukan wawancara langsung dengan ustadzah Nur Imama, S.pd selaku yang mengajar kitab Fathul Qarib terkait evaluasi
94 Ahmad Gholban Aunirrahman, Wawancara, Jember 17 Oktober 2022.
dalam pembelajaannya, yang ada di pndok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq. Beliau berkata:
yang terkadang saya lakukan untuk memudahkan anak-anak mengingat materi atau mudah memahami maksud dari materi bab yang akan disampaikan adalah: tidak terlalu banyak materi yang disampaikan yang ketika terlalu banyak mereka akan jenuh yang akan membuat mereka tidak kosentrasi dalam menyimak, mengadakan evaluasi sebelum atau sesudah mengaji seperti ( menunjuk sala satu untuk membacakan bab yang sudah disampaikan sebelumnya, meminta untuk menjelaskan materi tentang bab, contohnya hal-hal yang membatalkan wudhu misalnya, memberikan pertanyaan, dll. Menggunakan struktur Bahasa dalam mengartikan kitab yang mudah difahami. Untuk evaluasinya itu ada tes baca tulis, dan tes lisan. Untuk tes baca tulis itu dilakukan dalam ujian harian, untuk tes lisan biasanya saya menyuruh santri untuk membaca kembali apa yang telah dijelaskan oleh saya.95 Peneliti juga melakukan observasi mengenai pembelajaran kitab Fathul Qarib yaitu dalam pembelajaran tersebut memang ada evaluasi baca tulis yang dilakukan setiap minggu. Kemudian evaluasi lisan yang dilakukan didalam kelas ketika pembelajaan sudah berlangsung seorang ustadzah menyuruh seorang santri untuk membaca kembali salah satu bab yang sudah ustdzah jelaskan.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Khalifatus Zahro selaku kepala pondok pesantren Islam Nyai Zainab Shiddiq mengevaluasi pembelajaran kitab Fathul Qarib dia menyampaikan bahwa:
Mengenai evaluasi, saya selaku pengurus hanya mengevaluasi yang diluar kelas saja, yang mana penjelasannya sama dengan ustadzah Nur Imamah, S.Pd. Ketika ada kesalahan dalam membaca kitab seperti, memahami ataupun memknai kitab maka saya sebagai pengurus memberi tahu dan membenarkannya.
Guna dilakukan evaluasi ini agar santri tersebut lebih hati-hati dalam memahami kitab. Untuk evaluasi dikelas saya tidak ikut
95 Nur Imama, Wawancara, Jember, 22 Oktober 2022.
andil dalam mengevaluasi, karena sejak dari awal yang memberikan evaluasi dikelas kepada santri mengenai pengetahuan dan wawasan yaitu ustadzahnya.96
Peneliti juga melakukan observasi mengenai pembelajaran bandongan kitan Fathul Qorib yaitu dalam pembelajaran tersebut memang ada evaluasi tes tertulis yang dilakukan satu tahun dua kali yang dibuktikan melalui lembaran soal, yang didalamnya terdapat nilai santri. Kemudian evaluasi lisan yang dilakukan didalam kelas ketika pembelajaran sudah berlangsung, seorang ustadzah menyuruh seorang santri untuk menjelaskan kembali pelajaran yang sudah dijelaskan.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan Sofiatun Nakmal selaku sntri yang mengikuti pelajaran bandongan kitab Fathul Qorib dia menyampaikan bahwa: Evaluasi yang diberikan oleh ustadzah Nur Imama S.pd, kepada kita yaitu menilai pemahaman materi, membaca kitab dalam proses pembelajaran. Selain itu ada evaluasi ulangan tertulis dimana ulangan tersebut dilakukan ketika sudah semesteran, baru dilakukan evaluasi tertulis.97
Adapun instrumen evaluasinya menggunakan tes tertulis, diantaranya sebagai berikut:
96 Khalifatus Zahro, Wawancara Kepala Pondok, 18 Oktober, 2022.
97 Kholifatul Jannah, Wawancara Ustadzah Pengajar Bandongan, 22 Oktober, 2022.
Tabel 4.4
INSTRUMEN EVALUASI TERTULIS
PONDOK PESANTREN NYAI ZAINAB SHIDDIQ98 No Instrumen Evaluasi Dengan Tertulis
1 Apa Yang Kalian Ketahui Tentang Kitab Fathul Qorib serta isi kitab Fathul Qorib
2 Siapa Pengaran Kitab Fathul Qorib 3 Jelaskan Pengertian Dari Toharoh Dan Sebutkan
Macam-Macam Air Yang Bisa Dibuat Bersuci 4 Jelaskan Apa Saja Rukun Dan Syarat Sahnya Sholat 5 Jelaskan Apa Saja Macam-Macam Najis
Kriteria santri ketika belum faham pembelajaran kitab Fathul Qorib diantaranya adalah:
a. Santri tidak bisa menjelaskan apa itu yang dimaksud dengan kitab Fathul Qorib serta isi kitab Fathul Qorib tersebut.
b. Santri terkadang tidak bisa menyebutkan nama pengarang kitab Fathul Qorib
c. Santri tidak bisa menyebutkan pengertian thoharoh serta macam-macam air yang bisa dibuat bersuci.
Kriteria santri ketika sudah mengikuti pembelajaran kitab Fathul Qorib diantaranya adalah:
a. Santri bisa menjelaskan apa itu yang dimaksud dengan kitab Fathul Qorib serta isi kitab Fathul Qorib tersebut.
b. Santri bisa menyebutkan nama pengarang kitab Fathul Qorib.
c. Santri bisa menyebutkan pengertian thoharoh serta macam-macam air yang bisa dibuat bersuci.
98 Hasil Dokumen, Instrumen Evaluasi Tertulis, 26 Oktober, 2022.
d. Santri bisa menyebutkan syarat sahnya shalat.
e. Santri bisa menyebutkan macam-macam najis.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari beberapa informasi tersebut dapat diketahui bahwa evaluasinya juga dilakukan tertulis melainkan hanya dua kali dalam setahun. Pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran kitab Fathul Qorib yaitu santri bisa mengetahui dan memahami isi dari kitab Fathul Qorib tersebut.
Dan untuk mengetahui bagaimana kemampuan santri dalam memahami kitab Fathul Qorib khususnya yang didapat saat ngaji bandongan memerlukan beberapa indicator pencapaian. Peneliti bekerja sama dengan mbk Rosyida sebagai kepala Madrasah untuk membuat beberapa indicator pencapaian.
Adapun Indicator tersebut adalah:
Tabel 4.5
INDIKATOR PENCAPAIAN
PONDOK PESANTREN NYAI ZAINAB SHIDDIQ99
No Indikator Keterangan
1 0-3 Sangat Baik
2 4-7 Baik
3 8-11 Cukup
4 12-17 Kurang
Keterangan: indikator dibuat berdasarkan kesalahan yang dibuat oleh santri pada saat pengajian bandongan berlangsung. Kesalahan mencangkup,mengartikan, membaca dan memahami kitab.
Berdasarkan keterangan dari Mbk Nur Imama S.pd tentang kemampuan santri dalam memahami kitab Fathul Qorib melaui bandongan sebagai berikut: “Ada perubahan dan perbedaan kemampuan
99 Hasil Dokumen, Indicator Pencapaian, 26 Oktober, 2022.
membaca kitab Fathul Qorib antara santri yang sudah kuliah dengan santri yang masih duduk disekolah formal”.100
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ustadzah Nur Imamah, S.pd, adalah sebagai berikut: “untuk santrinya, kebanyakan dari mereka masuk dalam kategori baik. Kesalahan yang mereka lakukan tidak begitu banyak, biasanya antara 4-5 kesalahan”.101
Sementara dalam pengajian bandongan peneliti mendapat keterangan sebagai berikut: ”Kalau dalam pengajian bandongan mayoritas masuk dalam kategori cukup. Kebanyakan dari santri dapat mengartikan dan memahami tetapi kurang dalam membaca. Kesalahan yang mereka lakukan cukup banyak, biasanya antara 8-10 kesalahan”.102
Menurut pendapat ustadzah yang lain mengatakan dalam pegajian bandongan itu santri mayoritas bisa menjawab pertanyaan yang bersangkutan dengan nahwu dan shorof serta dapat memahami dan mengartikan. Namun dalam segi membaca mereka kesulitan, terlebih mereka yang berasal dari suku madura.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dengan beberapa santri mereka bisa mengartikan namun sulit untuk membaca namun ketika ditanya tentang nahwu shorof mereka bisa menjawab. Namun dari segi pemahaman mengenai kitab yasng mereka baca, mereka dapat memahaminya.
100 Khalifatus Zahro, Wawancara, 18 Oktober 2022
101 Nur Imamah, Wawancara, 22 Oktober 2022
102 Kholifatul Jannah, Wawancara, 22 Oktober, 2022.
Sesuai keterangan yang peneliti dapat dari kepala Madrasah, umumnya mereka yang kesulitan dalam membaca berasal dari suku madura. Mereka masih kesulitan untuk membaca arabnya. Keterangan tersebut peneliti dapat setelah menanyakannya langsung dengan santri yang bersangkutan.
Tabel 4.6
HASIL TEMUAN PENELITIAN
PONDOK PESANTREN NYAI ZAINAB SHIDDIQ No Fokus Penelitian Hasil Temuan Penelitian
1. Perencanaan dan pelaksanaan metode bandongan dalam memudahkan santri memahami kitab Fathul Qarib
a) Penyusunan jadwal pembelajaran penentuan jadwal ini disepakati oleh segenap elemen pesantren.
Yakni, satu kali dalam seminggu yaitu hari rabu.
b) Persiapan ustadzah untuk ustadzah berisi target-targer materi kitab yang harus dicapai.
c) Persiapan santri untuk persiapan santri mempersiapkan materi yang akan dibahas.
2. Pelaksanaan metode bandongan dalam memudahkan santri memahami kitab Fathul Qarib
a) Penguasaan materi hal utama yang perlu dikuasai yaitu, santri bisa memahami dan membaca serta menjelaskan materi yang diterapkan.
b) Metode pembelajaran kitab metode yang digunakan yaitu metode bandongan.
3. Kemampuan santri dalam memahami kitab Fathul Qarib
a) Evaluasi yang berisi tes tertulis, indikator pencapaian dan tes lisan.