PENYAJIAN DATA
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh data berikut ini dengan menggunakan metode wawancara secara terbuka kepada pihak yang berhubungan dengan judul penelitian ini, yakni kepada Kepala Seksi Survei Dan Pemetaan,Kepala Seksi Hak Tanah Dan Pendaftaran,dan Kepala Seksi Pengendalian Dan Pemberdayaan pada Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru sebagai informan kunci. Selain itu peneliti juga memperoleh data wawancara dengan Informan utama yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang di teliti dalam memberikan informasi.Maka yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di bagian Tata Usaha,Seksi Survei Dan Pemetaan,Seksi Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah,Seksi Pengendalian Dan Pemberdayaan di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru sedangkan informan biasa yaitu masyarakat yang ditentukan berjumlah 5 orang dengan dasar pertimbangan mengetahui dan berhubungan dengan permasalahan penelitian dilakukan.
4.1 Proses Implementasi Kebijakan Sistem Informasi Dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS)
Pengelolaan data pertanahan dengan menggunakan teknologi informasi merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan hal ini berkaitan dengan
karakteristik data pertanahan itu sendiri yang bersifat multidimensi yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan dan keamaman dan sosial budaya. Pengelolaan data pertanahan itu sendiri harus terintegrasi suatu Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) yang mengalirkan informasi antar seluruh unit organisasi baik di tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Pertanahan. Disamping sifat data pertanahan tersebut, juga pengelolaan pertanahan secara elektronik ini untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat untuk mewujudkan good governance yang akhirnya akan berkaitan keterbukaan informasi untuk masyarakat dan pertukaran informasi antar instansi pemerintah sesuai dengan pasal 1 huruf b Keputusan Presiden Nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijaksanaan Pertanahan Nasional,Badan Pertanahan Nasional (BPN) mengemban tugas sebagai lembaga pelaksana untuk membangun dan mengemban SIMTANAS.Salah satunya meliputi penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah,yang dihubungakan dengan e-goverment,e- commerce,e-payment.SIMTANAS merupakan suatu sistem terpadu yang mendukung fungsi operasi,manajemen,dan pengambilan keputusan BPN sehubung dengan pengelolaan bidang bidang tanah dan pelayana kepada mayarakat
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk pertanahan. Meskipun bidang pertanahan merupakan bidang yang sangat penting, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh, dari sebagian banyak kantor pertanahan diseluruh
Indonesia belum seluruhnya mengadopsi sistem komputerisasi. Masih banyak kantor pertanahan di tanah air yang masih menggunakan sistem analog. Dan
kebanyakan masih bersifat paper oriented. Disisi lain, masyarakat menyadari
bahwa teknologi informasi marupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi sebagian masalah derasnya arus manajemen informasi. Teknologi informasi dan komunikasi saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi.
Berikut ini merupakan pertanyaan- pertanyaan yang diajukan dilihat dari indikator implementasi kebijakan:
a. Standar dan sasaran kebijakan
Agar terlaksananya kesesuaian antara tujuan dari sasaran dari diadakannya SIMTANAS dengan manfaat yang diperoleh, maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Hak Tanah Dan Pendaftaran Tanah, Bapak H Sugiarto,S.Sos dengan pertanyaan sebagai berikut:
• Menurut bapak sendiri, apa sebenarnya SIMTANAS?
Jawab: “Pengelolaan data pertanahan dengan menggunakan teknologi informasi dan merupakan sesuatu yang mutlak harus dilakukan hal ini berkaitan dengan karakteristik data pertanahan itu sendiri yang bersifat multidimensi yang terkait dengan masalah ekonomi, politik, pertahanan dan keamaman dan sosial budaya. Pengelolaan data pertanahan itu sendiri harus terintegrasi suatu Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) yang mengalirkan informasi antar seluruh unit organisasi baik di tingkat Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Pertanahan. Disamping
sifat data pertanahan tersebut, juga pengelolaan pertanahan secara elektronik ini untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin meningkat untuk mewujudkan good governance yang akhirnya akan berkaitan keterbukaan informasi untuk masyarakat dan pertukaran informasi antar instansi pemerintah.”
• Apa yang menjadi dasar hukum pelaksaan SIMTANAS di Kantor Pertanahan
Kota Pekanbaru?
Jawab: “Keputusan Presiden nomor 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di bidang Pertanahan pada Ayat 1 huruf b, menugaskan Badan Pertanahan Nasional untuk membangun dan mengembangkan Sistem Informasi Pertanahan dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) angka 2 mengenai Penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah, yang dihubungkan dengan e-government, ecommerce dan e- payment. Ketentuan ini dijadikan sebagai landasan bagi Badan Pertanahan Nasional dalam menyiapkan sistem elektronik dalam penggunaan sistem komputer secara luas yang mencakup perangkat keras, perangkat lunak, dan
jaringan komunikasi.Ada juga Perpres 10 tahun 2006 tentang Badan
Pertanahan Nasional pasal 3 Huruf r pengelolaan data dan informasi di bidang pertanahan yang ditindak lanjuti dengan dibentuknya Pusat Data dan Informasi Pertanahan (PUSDATIN). Adapun tugas PUSDATIN menurut pasal 411 adalah mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan, penyajian data dan informasi pertanahan serta membangun dan
mengembangkan sistem informasi pertanahan nasional (SIMTANAS) berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala. Dengan fungsi ini maka PUSDATIN melaksanakan tugas untuk membangun ‘Etalase’ informasi BPN, menyiapkan dan mengembangkan Teknologi Informasi secara terintegrasi untuk seluruh unit kegiatan di Badan Pertanahan Nasional dan menyediakan Layanan data dan informasi untuk keperluan internal dan ekternal”.
• Apa- apa saja yang menjadi standar dalam pelaksaan SIMTANAS ini?
Jawab: “Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan dilingkungan Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru telah dilaksanakan berdasarkan dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan selanjutnya disebut SPOPP. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional ini merupakan penyempurnaaan Instruksi Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998. Dasar hukum dari SPOPP antara lain UUPA, PP Nomor 24 Tahun 1997, dan PMNA/KBPN No 3 Tahun 1997. SPOPP wajib dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi, dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. 45 (Empat puluh lima) hari sejak dikeluarkan keputusan tersebut, masingmasing kantor pertanahan harus dapat menyesuaikan pelayanannya menurut SPOPP. Demikian halnya di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru, SPOPP telah dilaksanakan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi loket dan sistem komputerisasi yang ada. Dengan demikian Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru
menyesuaikan dengan SPOPP yang ada sehingga pelayanan dapat memuaskan baik penerima pelayanan maupun pemberi pelayanan atau pelayanan yang sesuai dengan harapan masyarakat atau pelayanan prima.”
• Apa- apa saja yang menjadi tahapan dalam implementasi SIMNATAS
tersebut di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru?
Jawab: “Pembangunan pelayanan on line, membangun data base elektronik, pembangunan infrastruktur perangkat keras dan jaringan koneksi, peningkatan sumber daya manusia dalam kemampuan penguasaan IT serta sosialisasi kegiatan di kalangan intern dan ekstren merupakan tahap-tahap kegiatan yang kami lakukan agar kebijakan implementasi Sistem Informasi dan Manajen Pertanahan Nasional ini berjalan dengan baik di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru”.
• Hambatan apa yang ditemui dalam pelaksanan program SIMTANAS di
Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru?
Jawab: “Hambatan yang paling sering dijumpai adalah sektor sumber daya.Sumber daya yang dimaksud baik sumber daya manusianya maupun dari berbagai peralatan yang dipergunakan”.
• Apakah ada upaya yang di tempuh untuk mengatasi hambatan tersebut?
Jawab: “Tentunya kami berusaha agar setiap kekurangan dapat di atasi,mengenai sumber daya manusia kami mencoba mengatasi dengan memeberi pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM.Sedangkan untuk peralatan,kami berusaha untuk menambah jumlah peralatan yang di butuhkan untuk mendukung SIMTANAS ini.
• Apakah Manfaat yang di terima masyarakat dengan adanya SIMTANAS? Jawab: “Iya seharusnya banyak manfaat yang dapat dirasakan masyarakat jika kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik.Proses pengambilan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian data merupakan proses yang dengan sangat mudah dilakukan teknologi informasi dengan mudah dan cepat. Dengan demikian dapat dibayangkan apabila data pertanahan disimpan dalam suatu penyimpanan yang berbasis teknologi informasi, sedangkan pengolahan dilakukan dengan kecanggihan aplikasi perangkat lunak, semua proses pelayanan data pertanahan dapat dilakukan secara cepat dan tepat salah satunya akan mempercepat kinerja penyelesaian persertifikasian tanah,pengarsipan data sertifikat dan penyajian laporan di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru sehingga dapat menghemat waktu dan biaya.”
b. Sumber Daya
Untuk mengetahui berbagai sumber daya yang diperlukan selama melaksanakan Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan Nasional ,maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Pengendalian Dan Pemberdayaan Befriyano Syawir,SH dengan pertanyaan sebagai berikut:
• Siapa saja yang terlibar dalam pelaksanaan SIMTANAS di Kantor Pertanahan
Kota Pekanbaru?
Jawab: “Sebenarnya hampir semua pegawai terlibat dalam proses pelaksanaan SIMTANAS itu sendiri tanpa terkecuali.Akan tetapi tidak semua terlibat secara langsung.Pegawai yang terlibat secara langsung adalah
pegawai yang berfungsi untuk menginput data yang diterima dari masyarakat dan kemudian mengolahnya”.
• Apakah ada pelatihan dan pendidikan bagi pegawai yang terlibat dalam
program SIMTANAS ini?
Jawab: “Tentu ada,pelatihan terhadap pegawai ini di berikan oleh bagian bidang bimbingan dan penerapan komputerisasi SIMTANAS dari Pusat Data Dan Informasi Pertanahan (PUSDATIN) yang memiliki tugas membangun dan mengembangkan Sistem Informasi Dan Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS). Pusat Data dan Informasi Pertanahan yang selanjutnya disebut PUSDATIN adalah unsur penunjang tugas dan fungsi BPN yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala melalui Sekretaris Utama. PUSDATIN dipimpin oleh Kepala.Struktur organisasi Pusat Data Dan Informasi menurut Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 3 tahun 2006 mengenai Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Republik Indonesia”.
• Apa saja sarana dan prasarana yang di pergunakan untuk
mengimplementasikan program SIMTANAS ini?
Jawab: “ untuk melaksanakan program SIMTANAS ini ada beberapa sarana dan prasarana yang diperlukan yaitu data utama produk kantor pertanahan seperti buku tanah,surat ukur,gambar ukur,peta pendaftaran tanah,peta tematik pertanahan,warkah,surat keputusan pemberian hak.Selain itu tersedianya perangkat lunak,perangkat keras dan komunikasi data yang
Komput erisasi kantor Pertanahan/Land Office Computerization (LOC) yang merupakan kegiatan kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Kerajaan Spanyol di bidang teknologi informatika di lingkungan Badan Pertanahan Nasional yang di sudah dimulai sejak 1997 sampai sekarang.Selain Komputerisasi Kantor Pertanahan ada juga LARASITA adalah akronim Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah. Layanan ini untuk memudahkan pelayanan pertanahan dan sertipikasi tanah bagi masyarakat yang jauh dari Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru. Program Larasita dijalankan oleh satuan tugas bermotor dari Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru untuk melaksanakan semua tugas kantor pertanahan dalam wilayah administratif Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru, secara online dengan pemanfaatkan teknologi mutakhir di bidang pendaftaran tanah, dengan teknologi informasi yang dihubungkan melalui satelit dengan memanfaatkan fasilitas internet dan “wireless communication system”. Program ini sepenuhnya hasil karya nasional dan sepenuhnya menggunakan anggaran APBN BPN RI. Meski sepenuhnya program nasional, program ini telah memperoleh pengakuan Bank Dunia dalam memberikan akses masyarakat, terutama masyarakat pedesaan terhadap informasi dan pelayanan pertanahan dan disebutnya dengan “pioneering mobile land information service”.
c. Komunikasi Antar Organisasi dan Penguatan Aktivitas
Komunikasi dan Koordinasi memiliki peranan yang penting guna mensinergikan setiap aktivitas dalam implementasi Sistem Informasi Dan
Manajemen Pertanahan Nasional (SIMTANAS) di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru,maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi Survei Dan Pemetaan Masrul,A.Ptnh dengan pertanyaan sebagai berikut:
• Bagaimana komunikasi dan koordinasi yang terjalin terkait implementasi
SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru?
Jawab: “Kami selalu mengkomunikasikan dan berkomunikasi secara baik pada semua karyawan di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru mengenai SIMTANAS ini. Tahapan-tahapan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru misalnya melalui mengadakan diskusi dan evaluasi terkait kinerja maupun masalah menyangkut Implementasi SIMTANAS di Kantor Pertanahan Kota
Pekanbaru seperti berkas-berkas, dokumen-dokumen yang belum
terselesaikan, biaya operasinal, dan lain-lain. Selain itu kita juga melakukan komunikasi dan koordinasi dengan instansi lain di luar Kantor Pertanahan
Kota Pekanbaru sepertidengan Kantor BPN Pusat, antara Kantor Pertanahan
dengan Publik (masyarakat dan PPAT) dan antara Kantor Pertanahan dengan Instansi Lain yaitu Dirjen Pajak dan Tata Kota.”
d. Karakteristik agen pelaksana
Dalam proses impementasi kebijakan Sistem Informasi Dan Manajemen Pertanahan Nasional terdapat karakteristik agen pelaksana seperti struktur birokrasi, norma, dan SPOPP (Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan).Dari itu peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Seksi
Pengendalian Dan Pemberdayaan Befriyano Syawir,SH dengan pertanyaan sebagai berikut:
• Bagaimana struktur birokrasi yang ada di Kantor Pertanahan Kota
Pekanbaru?
Jawab: “Struktur organisasi pada Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru sesuai dengan ketentuan pasal 32 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006, Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang mempunyai kedudukan sebagai pejabat struktural eselon III A dengan susunan organisasi Sub Bagian Tata Usaha yang terdiri dari Urusan Perencanaan dan Keuangan serata Urusan Umum dan Kepegawaian.Seksi Survei Pengukuran Dan Pemetaan yang terdiri atas Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan serta Sub Seksi Tematik dan Potensi Tanah.Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah yang terdiri dari Sub Seksi Penetapan Hak Tanah,Sub Seksi Pengaturan Tanah Pemerintah,Sub Seksi Pendaftaran Tanah,Sub Seksi Peralihan Pembebenan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah.Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan terdiri dari Sub Seksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu,Sub Seksi Landreform Dan Konsolidasi Tanah.Seksi Pengeendalian Dan Pemberdayaan terdiri dari Sub Seksi Pengendalian Pertanahan,Subseksi Pemberdayaan Masyarakat.Seksi Sengketa Konflik dan Perkara terdiri dari Sub Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan,Sub Seksi Perkara Pertanahan.”
• Norma-norma seperti apa yang berlaku di Kantor Pertanahan Kota
Jawab: “Norma-norma atau nilai yang berlaku di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru diatur dala Ketatalaksanaan Kewenangan Pemerintah Di Bidang Pertanahan Yang Dilaksanakan Oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.Selain itu terdapat kode etik yang menjadi norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap pegawai Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru dan menjadi pedoman mereka dalam berperilaku di dalam setiap pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya”
• Apakah Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru memiliki SPOPP dalam
Pengelolaan SIMTANAS ini ? Jika ada apa-apa saja yang terdapat
didalamnya?
Jawab: “Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan dilingkungan Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru telah dilaksanakan berdasarkan dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasi Pengaturan dan Pelayanan selanjutnya disebut SPOPP. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional ini merupakan penyempurnaaan Instruksi Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998. Dasar hukum dari SPOPP antara lain UUPA, PP Nomor 24 Tahun 1997, dan PMNA/KBPN No 3 Tahun 1997. SPOPP wajib dilaksanakan oleh Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi, dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. 45 (Empat puluh lima) hari sejak dikeluarkan keputusan tersebut, masingmasing kantor pertanahan harus
dapat menyesuaikan pelayanannya menurut SPOPP. Demikian halnya di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru, SPOPP telah dilaksanakan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat dengan mengoptimalkan fungsi loket dan sistem komputerisasi yang ada. Dengan demikian Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru menyesuaikan dengan SPOPP yang ada sehingga pelayanan dapat memuaskan baik penerima pelayanan maupun pemberi pelayanan atau pelayanan yang sesuai dengan harapan masyarakat atau pelayanan prima.”
e. Kondisi Sosial,Ekonomi dan Politik
Dalam proses implementasi kebijakan Sitem Informasi Dan Manajemen Pertanahan Nasional terdapat kondisi sosial, ekonomi, dan politik yang memberikan pengaruh terhadap implementasi SIMTANAS tersebut.Dari itu peneliti kembali mewawancarai Kepala Seksi Pengendalian Dan Pemberdayaan Befriyano Syawir,SH dengan pertanyaan sebagai berikut:
• Bagaimana Sambutan Masyarakat terhadap adanya SIMTANAS ini?
Jawab: “Sambutan masyarakat sebagian ada yang merespon baik dan ada pula yang masih bingung dengan tujuan SIMTANAS ini.Mereka yang masih bingung mengatakan apakah bedanya program ini dengan program lainya.Karena mereka secara realita menganggap tidak memberi dampak terhadap kehidupan mereka.”
Selain melakukan wawancara dengan informan kunci, penulis juga melakukan wawancara kepada informan biasa yaitu masyarakat yang terlibat di Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru:
• Apakah ada manfaat Bapak/Ibu rasakan terhadap Kebijakan Sistem
Informasi dan Manajemen Pertanahan nasional yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru ?
Jawab: “Saya melihat program ini belum sepenuhnya berjalan dengan maksimal,belum ada hasil yang saya rasakan sebagai masyarakat . Selain itu kita juga tidak medapat informasi tentang SIMTANAS ini”(Wawancara dengan Ibuk Nurhayati).
Jawab: “Apapun itu program yang sedang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru saya mendukung agar pelayanan yang di berikan kepada masyarakat jauh lebih baik lagi,saya sendiri masih kurang puas dengan pelayanan yang di berikan Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru”. (Wawancara dengan Bapak Afrizal Piliang)
Jawab”Penggunaan Sistem Informasi yang bebasis teknologi harusnya bisa mempercepat pekerjaan pegawai Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru,tetapi utk saat ini saya belum merasakan dampak positifnya dari program ini’’ (Wawancara dengan Bapak H.Nasir)
Jawab: “Ya setidaknya adalah perubahan yang saya rasakan dari kebijakan yang di terapkan olek Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru dari pelayanan yang di berikan,semoga bisa lebih baik lagi dalam pelayanannya.
(Wawancara dengan Bapak Eka Saputra)
Jawab: “Mungkin untuk saat ini manfaat dari program tersebut belum saya rasakan,mungkin juga program ini masih butuh jangka waktu yang panjang agar bisa berfungsi secara optimal dalam pelayanan pertanahan. (Wawancara dengan Ibuk Yeni Syarif)
f. Disposisi Implementor
Disposisi implementor ini mencakup tiga hal, yakni: a) respon implementor terhadap kebijakan yang akan dipengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan, b) kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan c) intensitas disposisi implementor, yakni prefansi nilai yang dimiliki oleh implementor.Kembali Peneliti mewawancarai Kepala Seksi Pengendalian Dan Pemberdayaan Befriyano Syawir,SH dengan pertanyaan sebagai berikut:
• Apakah Implementor dari program ini merupakan orang yang berkompeten
sehingga tercipta the right man on the right place?
Jawab: “Orang-orang yang menjalankan program ini atau yang disebut dengan operatornya adalah orang-orang yang sudah mempunyai keahlian dibidang teknologi informasi sehingga mereka dapat menjawab tantangan dari program tersebut”.
• Apakah para implementor dalam hal ini pegawai Operating System
SIMTANAS Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru sudah memahami standar dan sasaran program Sistem Informasi Dan Manajeman ?
Jawab: “Jelas,bagi mereka sebagai pelaksana kebijakan memahami tentang maksud dari standar dan sasaran kebijakan yang telah ditetapkan. Dengan pemahaman tersebut mereka dapat menerima kebijakan SIMTANAS ini karena melihat banyak dampak positif yang timbul akibat kebijakan ini.”
• Bagaimana Pembagian Tugas dan wewenang dalam menghadapi proses
implemantasi SIMTANAS?
Jawab: “Pembagian tugas dan wewenang telah di atur sedemikian rupa sehingga di upayakan untuk meminimalisir kesalah kerja yang terjadi diantara pegawai dalam implementasi SIMTANAS seperti pegawai yang bertugas sebagai operator bertugas untuk menginput data.”