• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyakit bercak daun

Dalam dokumen Laporan Praktikum Pengendalian Hama dan (3) (Halaman 37-44)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN

A. Latar Belakang

2. Penyakit bercak daun

Disebabkan cendawan Cercospora canescens, termasuk dalam famili Dematiaceae. Sporanya dapat disebarkan melalui air hujan, angin, serangga, alat-alat pertanian, manusia. Gejala serangan adalah daun berbercak-bercak kecil berwarna cokelat kekuningan, lama-kelamaan bercak akan melebar dan bagian tepinya terdapat pita berwarna kuning. Bercaknya dapat menyatu sehingga bertambah besar dan mengakibatkan daun mengering dan rontok. Bila sampai menyerang polong, maka polong berbercak kelabu serta biji yang terbentuk kurang padat dan ringan. Ukuran polong dan biji menyusut. Gejala penyakit ini timbul pada umur 30- 35 HST.

Pengendalian yaitu sebelum ditanam benih direndam air panas dengan suhu 48°C selama 30 menit, rotasi tanaman, memotong bagian tanaman yang telah terserang. Penanaman varietas unggul yang tahan penyakit tersebut atau dengan menggunakan fungisida Benlate 50 WP pada waktu tanaman berumur 30 dan 40 hari. Penyemprotan diulang dengan selang waktu 5-15 hari agar lebih efektif (Sumartini, 2013).

III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah kantong plastik, gunting tanaman, buku catatan, kamera, kertas plano/manila, pensil warna, dan alat tulis. Bahan-bahan yang digunakan adalah pertanaman hortikultura (kacang panjang) dan petani sebagai narasumber.

B. Prosedur Kerja

1. Praktikan dikelompokkan (tiap kelompok 4-5 mahasiswa)

2. Setiap kelompok bertugas untuk melakukan pengamatan gejala serangan patogen di lapang sesuai pembagian kelompok kerjanya.

3. Gejala serangan dicatat dan ditentukan nama penyakit dan patogen penyebabnya 4. Intensitas serangan diprediksikan

5. Bagian tanaman yang terserang di bawa ke laboratorium sebagai koleksi.

6. Hasil analisis agroekosistem dituliskan pada kertas plano/manila, yang meliputi: 1) Gambar keadaan umum agroekosistem

2) Data hasil pengamatan 3) Serangga netral

4) Pembahasan 5) Simpulan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Analisis penyakit pada tanaman kacang panjang dilakukan pada hari Jumat, 30 Oktober 2015 pukul 14.00 di Desa Kebanggan Kec. Sumbang dengan kondisi cuaca saat itu cerah berawan dan kelembaban sedang sekitar 62%, tanah di sekitar lahan kering. Tanaman kacang panjang ditanam dengan sistem pertanaman monokultur. Penyakit yang ditemukan pada tanaman kacang panjang yaitu penyakit Mozaik kuning dan bercak daun cercospora. Penyakit yang dominan pada tanaman kacang panjang adalah penyakit Mozaik kuning. Tanaman yang terserang penyakit cukup banyak, hampir semua tanaman kacang panjang terserang terutama pada daun muda.

Pada agroekosistem tanaman kacang panjang tersebut komponen abiotiknya adalah tanah yang subur, cuaca yang cerah, perairan/ irigasi (pada saat musim hujan mengandalkan hujan dan kelembaban yang sedang. Untuk komponen biotiknya, tanaman kacang panjang merupakan tanaman pokok dari agroekosistem tersebut, juga ada tanaman lainnya seperti pohon pisang, jagung, buncis, talas, rumput gajah.

Pengendalian penyakit Mozaik kuning dan bercak daun cercospora pada tanaman kacang panjang dapat dikendalikan dengan memotong dan membakar bagian tanaman yang terserang. Pemangkasan ini untuk mengurangi/membuang cabang, ranting, dan daun-daun agar dapat memberikan banyak penetrasi sinar matahari, serta gerakan angin yang bebas sehingga akan mengurangi serangan penyakit. Pembakaran dilakukan pada tempat yang lumayan jauh dari pertanaman kacang panjang tuuannya untuk menghindari terjadinya penyebaran penyakit saat pengangkutan daun. Bagian tanaman yang dipangkas dimasukkan ke karung agar tidak ada daun yang jatuh dan menyebarkan penyakit.

Pengaruh tekstrur tanah terhadap peningkatan penyakit Mozaik kuning dan bercak daun cercospora yaitu pada tanah yang bertekstur ringan, akan mempermudah bagi nematoda untuk berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain, sehingga akan membantu penyebaran patogen. Pada tanah bertekstur berat, air akan lebih mudah tertahan oleh tanah, dan akan menyebabkan tanaman inang menjadi lebih sukulentis, sehingga menjadi lebih rentan terhadap patogen. Selain itu tanah yang bertekstur berat juga memiliki aerasi yang kurang baik, sehingga akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya.

Patogen yang menyerang tanaman yang subur biasanya adalah parasit biotrof yang hidupnya tergantung pada sel yang hidup, sedangkan patogen yang menyerang tanaman yang lemah biasanya adalah patogen yang bersifat sebagai parasit lemah. Patogen yang bersifat parasit lemah apabila menyerang tanaman yang dalam kondisi subur (kuat) maka tanaman kerusakan yang ditimbulkan tidak akan mengakibatkan kerugian yang cukup berarti, tetapi apabila tanaman dalam kondisi lemah maka akan menimbulkan kerugian yang cukup besar.

Pengendalian yang dilakukan pada penyakit kacang panjan adalah pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacang-kacangan bertujuan untuk pemutusan rantai makanan bagi penyakit dan untuk peningkatan produktivitas lahan (terutama lahan kering). Pergiliran ini sering diterapkan oleh petani dalam rangka untuk mencegah perkembangan hama dan penyakit, memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah (ketersediaan hara dan sifat-sifat fisik tanah) serta dapat mengurangi erosi lahan. Dalam sistem ini dilakukan penanaman berbagai tanaman secara bergilir dalam 3 kali setahun pada sebidang lahan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Penyakit utama yang menyerang tanaman kacang panjang yaitu penyakit Mozaik kuning dan penyakit bercak daun cercospora. Patogen penyakit Mozaik kuning yaitu cendawan cowpea aphid borne mozaik virus. Sedangkan patogen penyakit bercak daun cercospora yaitu Cercospora canencens.

2. Gejala serangan cendawan cowpea aphid borne mozaik virus yaitu daun yang terserang berwarna hijau muda hingga kuning dan daun tampak berlekuk-lekuk. Gejala awal Cercospora canencens yaitu bercak bulat pada kedua permukaan daun. 3. Analisis agroekosistem pada lahan pertanaman kacang panjang yaitu terdapat gejala

serangan penyakit Mozaik kuning dan penyakit bercak daun cercospora. Intensitas serangan tidak terlalu tinggi karena musim kering sehingga kondisi suhu udara tinggi dan kelembaban rendah. Pathogen sangat lebih banyak berkembang biak pada kelembaban tinggi.

B. Saran

Sebaiknya semua praktikan mengikuti asistensi agar lebih memahami apa yang harus dilakukan saat praktikum. Selain itu, waktu praktikum dialokasikan lebih lama, agar semua materi yang disampaikan dapat tersampaikan secara menyeluruh.

DAFTAR PUSTAKA

Blackman. 2005. Pengendalian Penyakit pada Kacang Panjang. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Pusat Penelitian Tanaman Pangan. Jakarta.

BPS. 2012. Produksi Kacang Panjang. Biro Pusat Statistik. Jakarta.

BPS. 2013. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Panjang. Biro Pusat Statistik. Jakarta.

Hardaningsih. 2010. Hama Tanaman dan Teknik Pengendalian. Bumi Aksara. Jakarta.

Kuswanto. 2007. Bertanam Kacang Panjang. Kanisius. Yogyakarta.

Semangun. 2012. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sugandi. 2013. Potensi Nabati Cengkeh, Lengkuas, dan Mimba untuk Pengendalian Penyakit pada kedelai dan kacang Panang. Balai Penelitian Tanaman Kacang- kacangan dan Umbi-umbian.

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU

ACARA IV

Dalam dokumen Laporan Praktikum Pengendalian Hama dan (3) (Halaman 37-44)

Dokumen terkait