• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran utama dari penyaluran dana adalah penyediaan likuiditas dan aktiva produktif yang berupa penyediaan kredit, investasi sementara dalam bentuk surat berharga dan pengadaan investasi untuk mendukung operasional.

Kebijakan pemberian kredit BTN diarahkan untuk mendukung program Pemerintah di bidang perumahan khususnya, dengan tetap mengutamakan diri dalam pemberian fasilitas KPR untuk golongan masyarakat berpenghasilan menengah dan rendah. Pemberian fasilitas kredit perumahan merupakan andalan utama layanan BTN kepada masyarakat yang telah dilaksanakan sejak tahun 1974.

Bisnis Kredit Pemilikan Rumah-KPR

Dalam suasana deregulasi di bidang keuangan dan perbankan, di mana BTN mendapat keleluasaan untuk melakukan berbagai kegiatan bank umum, kegiatan pemberian kredit perumahan ini akan merupakan ciri utama dan merupakan unggulan BTN. Oleh karena itu, kini BTN tampil dengan layanan kredit yang lebih beraneka ragam, sebagai berikut:

a. Kredit Perumahan

Adalah kredit yang diberikan kepada kelompok sasaran masyarakat berpenghasilan rendah dimana:

• Bentuk bantuan/skim subsidi yang diberikan dapat berupa:

¾ Subsidi Selisih Bunga - Interest Only Ballon Payment :

− Subsidi yang diberikan Pemerintah adalah sebesar selisih angsuran yang dihitung berdasarkan bunga komersial (pasar) dan angsuran yang dihitung dengan bunga subsidi.

− Suku bunga subsidi yang diberikan tiap tahun dimana pada 2 (dua) tahun pertama hanya membayar bunga saja dan masa subsidi berbeda berdasarkan kelompok sasaran dengan maksimal jangka waktu subsidi 09 (sembilan) tahun.

− Pada saat masa subsidi selesai, debitur akan membayar angsuran dengan suku bunga komersial sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar.

¾ Subsidi Uang Muka:

− Subsidi yang diberikan oleh Pemerintah adalah sebagian dari uang muka yang harus disediakan oleh debitur untuk dibayarkan kepada pengembang.

− Suku bunga yang dikenakan kepada debitur adalah suku bunga komersial yang berlaku di bank pelaksana dan pembayaran uang muka kepada pengembang dilakukan setelah verifikasi.

i. KPR Non Subsidi

1. Kredit Griya Utama (KGU)

Adalah fasilitas kredit pemilikan rumah non subsidi yang diberikan oleh BTN kepada debitur yang telah memenuhi syarat untuk pembelian rumah berikut tanah dengan standar konstruksi bangunan minimal sama dengan standar teknis rumah bersubsidi.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah sebesar 90% untuk debitur non kolektif dan debitur kolektif, dimana besaran tersebut adalah dari harga jual setelah discount atau nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal). Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, BTN akan mengambil harga yang terendah.

Dasar 90% adalah Facsimile No: 155/F/DPK/KPR/II/2008 tanggal 28 Februari 2008

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 15 (lima belas) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 65 (enam puluh lima) tahun.

2. Kredit Pemilikan Ruko (KP–Ruko)

Adalah kredit yang diberikan oleh BTN untuk membeli rumah tempat usaha yang meliputi rumah toko (ruko), rumah usaha, rumah kantor, kios untuk dimiliki dan digunakan sebagai usaha toko.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari harga jual ruko setelah discount atau nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal). Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, BTN akan mengambil harga yang terendah.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 15 (Lima belas) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 55 (Lima puluh lima) tahun.

3. Kredit Swa Griya (KSG)

Adalah kredit yang diberikan oleh BTN untuk biaya pembangunan rumah di atas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 90% dari taksasi BTN atas biaya pembangunan rumah, dengan ketentuan jumlah kredit tidak melampaui 75% dari taksasi BTN atas nilai tanah yang telah dimiliki pemohon.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 20 (Dua puluh) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 55 (lima puluh lima) tahun.

Adalah penyaluran kredit kepada perusahaan untuk penyediaan fasilitas perumahan dinas perusahaan ataupun fasilitas pemilikan rumah

pegawai, yang berlandaskan pada kerja sama jangka panjang antara BTN dengan perusahaan dalam mendukung program Pemerintah.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 75% sampai dengan 90% dari biaya pembangunan atau harga pembelian rumah.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 8 (delapan) tahun untuk fasilitas rumah dinas dan 15 (lima belas) tahun untuk fasilitas pemilikan rumah pegawai.

iii. Kredit Non Kepemilikan Rumah 1. Kredit Griya Multi (KGM)

Adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh BTN untuk pemohon yang memenuhi persyaratan teknis BTN dengan tujuan penggunaan untuk memenuhi berbagai keperluan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah sebesar 75%, untuk agunan rumah tinggal dengan sistem pembayaran angsuran kolektif dan 70% untuk non kolektif dan 60% untuk agunan rumah usaha, dimana besaran tersebut adalah dari nilai taksasi pasar wajar yang dilakukan oleh penilai (appraisal). Dalam hal terdapat perbedaan antara keduanya, BTN akan mengambil harga yang terendah.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 10 (sepuluh) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 55 (Lima puluh lima) tahun.

2. Kredit Griya Sembada (KGS)

Adalah fasilitas kredit yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian atau pengadaan/pembangunan proyek perumahan atau bangunan rumah tinggal guna disewakan.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 75% dari taksasi BTN atas rencana biaya pembangunan/ perluasan/ pembelian rumah.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 15 (lima belas) tahun dengan syarat tidak melebihi sisa jangka waktu hak atas tanah minus 1 (satu) tahun dan batas usia debitur tidak melebihi 65 (enam puluh lima) tahun.

3. Kredit Real Estate Cash (Real Cash)

Adalah penyediaan dana tunai (credit line) yang dikaitkan dengan KPR atau Kredit Perorangan Lain untuk berbagai keperluan dan dapat ditarik sewaktu-waktu (stand-by loan) serta dapat dibayar kembali sebesar minimum pembayaran bulanan sampai dengan keseluruhan outstanding yang ada.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan minimum Rp3 juta dan maksimal Rp50 juta, dengan ketentuan tidak melebihi plafon KPR atau KPL pemohon di BTN dikurangi outstanding kredit yang dimiliki pada saat Real Cash disetujui.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap tahun maksimal sampai dengan berakhirnya jangka waktu KPR atau KPL di BTN.

b. Kredit Pendukung Perumahan i. Kredit Yasa Griya (KYG)

Adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank untuk membantu modal kerja dalam rangka pembiayaan pembangunan perumahan. Pemohon adalah pengembang perumahan yang telah berpengalaman, baik berbentuk badan usaha seperti PT, Koperasi, CV maupun perorangan dan tidak tercantum dalam daftar hitam BI;

• Maksimal kredit yang dapat diberikan setinggi – tingginya 80% dari kebutuhan pembiayaaan konstruksi.

• Jangka waktu kredit berdasarkan estimasi masing-masing proyek dengan memperhatikan (i) skala proyek; (ii) Jadwal pembangunan/penjualan dan (iii) proyeksi pengembalian (cash flow)

ii. Pinjaman Lunak Konstruksi (PLK) - Bapertarum PNS

Adalah fasilitas kredit konstruksi yang sumber dana berasal dari Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Bapertarum PNS) dan digunakan untuk membiayai pembangunan perumahan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang belum pernah mendapatkan Taperum dan belum memiliki rumah:

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari biaya konstruksi bangunan (tidak termasuk fasilitas umum / sarana prasarana dan sosial).

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 12 (dua belas) bulan dan dapat diperpanjang sesuai persetujuan Bapertarum PNS.

iii. Kredit Pembelian Lahan (KPL)

Adalah fasilitas tambahan kredit konstruksi perumahan/Kredit Yasa Griya yang digunakan untuk pembelian lahan yang diperuntukkan khusus bagi pembangunan perumahan KPR Bersubsidi atau Rumah Sederhana Sehat (RSH) yang pembangunannya menggunakan Kredit Konstruksi Perumahan.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 50% dari total biaya pembelian lahan dan nilai setinggi-tingginya Rp5 miliar.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah sama dengan jangka waktu KMK Konstruksi Umum.

iv. Kredit Terkait Perumahan

Fasilitas kredit yang diberikan untuk pembiayaan kebutuhan modal kerja dan/atau Investasi, khususnya kepada sektor industri yang terkait dengan perumahan, termasuk usaha – usaha penunjangnya;

ƒ Pemohon kredit adalah badan usaha yang berbentuk PT, Koperasi, CV Firma atau perorangan yang telah berpengalaman pada industri dan atau perdagangan yang terkait dengan perumahan.

ƒ Maksimum pembiayaan untuk KMK maksimal sebesar 70% dari kebutuhan modal kerja, dan untuk Kredit Investasi maksimum sebesar 65% dari total biaya investasi.

ƒ Jangka waktu kredit maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan untuk KMK dan 5 (lima) tahun untuk kredit Investasi, termasuk masa tenggang waktu (grace period)

c. Kredit Lainnya i. Kredit Investasi

Adalah fasilitas kredit yang disediakan untuk keperluan pembiayaan investasi baik investasi baru, perluasan, modernisasi atau rehabilitasi.

Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari total biaya proyek atau apabila dalam investasi diperlukan kredit modal kerja maka maksimum kredit modal kerja maksimum sebesar 75% dari kebutuhan modal kerja.

Jangka waktu kredit ditetapkan berdasarkan proyeksi cash flow dengan memperhatikan umur ekonomis dan teknis proyek dengan ketentuan seluruh jangka waktu kredit termasuk grace period tidak melebihi 15 tahun.

ii. Kredit Modal Kerja Kontraktor (KMK Kontraktor)

Adalah Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh BTN kepada kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja dalam menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 70% dari nilai kontrak.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek sesuai dengan Surat Perintah Kerja (SPK).

iii. Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK)

Adalah kredit yang diberikan untuk meningkatkan akses Usaha Mikro dan Kecil terhadap dana pinjaman yang berasal dari Surat Utang Pemerintah (SUP) untuk pembiayaan Investasi dan Modal Kerja dengan persyaratan yang relatif ringan dan terjangkau.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp50 juta untuk Usaha Mikro dan Rp500 juta untuk Usaha Kecil.

• Maksimal jangka waktu kredit sebagai berikut:

¾ KUMK Modal Kerja maksimal adalah 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang maksimal 2 (dua) kali dengan mempertimbangkan kondisi usaha dan kinerja debitur.

¾ KUMK Investasi adalah 5 (lima) tahun termasuk tenggang waktu pembayaran angsuran (grace period) dengan masa tenggang maksimum selama 1 (satu) tahun.

iv. Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit yang diberikan untuk modal kerja dan investasi bagi pemohon/calon debitur yang menjalankan usaha produktif dalam kategori Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berbentuk perorangan, Badan Hkum dan Koperasi;

KUR diberikan untuk meningkatkan akses bagi pelaku usaha UMKM yang masuk dalam kategori feasible not bankable dalam sektor ekonomi industri, dagang dan jasa.

ƒ Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp 100 juta untuk usaha mikro dan Rp. 500 juta untuk usaha kecil dan menengah;

ƒ Maksimal jangka waktu kredit sebagai berikut :

¾ KUR Modal kerja maksimal adalah 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 2 kali;

¾ KUR Investasi maksimal 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang maks.

1 (satu) kali;

ƒ Coverage dari lembaga penjaminan (PT Askrindo dan Perum Sarana Pengembangan Usaha) sebesar maksimal 70% dari plafond kredit

v. Kredit Mikro Layak Tanpa Agunan (KUMLTA)/Kredit Kelayakan Usaha Mikro (K-KUM)

Adalah kredit yang diberikan untuk membiayai investasi dan/atau modal kerja pada semua sektor usaha/ekonomi yang bersifat produktif berskala mikro, yang sudah berjalan minimal 1 (satu) tahun.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp5 juta.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 12 (dua belas) bulan sampai dengan 24 (dua puluh empat) bulan.

vi. Kredit Swadana

Adalah kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa penahanan sebagian atau seluruh dana Deposito/Tabungan Batara yang ditanamkan dalam BTN.

1. Kredit Swadana Non Pinjaman Rekening Koran (Kredit Swadana NPRK) 2. Kredit Swadana Pinjaman Rekening Koran (Kredit Swadana PRK)

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah 90% dari nilai agunan.

• Jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah minimal 1 (satu) bulan dan maksimal 1 (satu) tahun.

vii. Garansi Bank

Adalah warkat yang diterbitkan oleh BTN yang mengakibatkan timbulnya kewajiban BTN untuk membayar dalam jumlah tertentu kepada penerima garansi apabila pihak yang dijamin cidera janji (wan prestasi).

• Maksimal nilai Garansi Bank adalah jumlah yang dibayarkan dikurangi kontra garansi (berupa setoran tunai/deposito).

• Jangka waktu Garansi Bank paling lama 12 bulan, terhitung sejak tanggal realisasi Garansi Bank.

viii. Kredit Lainnya

1. Pinjaman Uang Muka (PUM)

Adalah kredit yang digunakan untuk membayar sebagian uang muka pembelian rumah atau untuk membiayai sebagian pembangunan rumah yang pembelian atau pembangunannya menggunakan fasilitas KPR Bersubsidi/KPRS Bersubsidi. Dana PUM disediakan oleh Bapertarum PNS.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp5 juta.

• Maksimal jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah 5 (lima) tahun.

2. Kredit Ringan Batara (Kring Batara)

Adalah kredit perorangan dengan skim khusus untuk keperluan apa saja yang diperuntukkan bagi karyawan perusahaan pengguna jasa Batara payroll dengan agunan adalah gaji karyawan tersebut.

• Maksimal kredit yang dapat diberikan adalah Rp100 juta.

• Jangka waktu kredit yang dapat diberikan adalah minimal 12 (dua belas) bulan dan maksimal 60 (enam puluh) bulan.

Tabel berikut ini mengambarkan perkembangan posisi jumlah kredit yang diberikan oleh BTN pada tanggal 30 September 2008, 31 Desember 2007, 2006, 2005, dan 2004.

(dalam jutaan R upiah)

30 S ep 2008 2007 2006 2005 2004

A. Kredit P erumahan 25.591.557 19.922.841 16.353.503 14.101.469 11.803.327 1.1. KP R S ubs idi 13.353.887 10.877.566 8.267.210 6.758.234 5.857.132 1.2. KP R Non S ubs idi 9.616.710 7.007.030 6.314.664 5.683.616 4.510.933 - KP R Komers ial (KGU) 9.283.107 6.806.285 6.148.494 5.540.906 4.388.724

- Kredit P erumahan 1.289 1.577 1.984 2.668 3.016

- KP R uko 284.09 155.330 119.137 93.252 73.676

- Kredit S wagriya 48.225 43.838 45.048 46.791 45.517

1.3. Non KP R 2.620.960 2.038.244 1.771.629 1.659.619 1.435.263

- KGM 2.620.653 2.037.595 1.770.522 1.657.874 1.432.977

- KGS 11 13 35 60 134

- R eal Cas h 296 636 1.072 1.685 2.152

B. Kredit P endukung P erumahan 2.437.490 1.520.664 1.152.624 840.154 575.089 1.4. Kredit Yas a Griya 2.379.804 1.486.167 1.126.230 818.293 559.693

1.5. Kredit Terkait P erumahan 57.686 34.496 26.393 21.86 15.396

C. Kredit Lainnya 879.389 362.041 320.134 326.872 225.62

1.6. KUMK 73.379 95.63 109.431 123.413 24.398

1.7. KUM-LT A 528 1.334 8.294 20.146 13.471

1.8. Kredit P egawai 123.581 40.427 49.539 59.727 68.480

1.9. S wadana 61.617 44.941 44.349 27.046 23.585

1.10. T alangan Haji - - - -

-1.11. KMK UKM - - - 457 225

1.12. KI 114.016 8.740 4.996 3.090 8.602

1.13. KMK 48.882 34.904 20.879 22.182 16.315

1.14. KUK - - - 26 55

1.15. KUR 114.016 500 - -

-1.16. Kredit S indikas i 48.882 48.882 53.517 67.928 70.170

1.17. Kredit B ank P enyalur - - - -

-1.18. L ainnya: 318.665 86.683 29.130 2855 318

- P UM 47.125 34.211 13.549 2.855 318

- Kredit R ingan B atara 271.54 52.472 15.581 -

-J umlah Kredit 28.908.435 21.805.545 17.826.261 15.268.494 12.604.036 J enis Kredit

31 Des ember

Penyaluran dana oleh BTN dalam bentuk kredit yang diberikan mengalami peningkatan dari Rp 12.604.036 juta pada tahun 2004 menjadi sebesar Rp.28.908.435 juta pada September 2008 atau mengalami peningkatan sebesar 129.36%.

Posisi debitur kredit perumahan sampai dengan September 2008 sejumlah kurang lebih 1.036.146 nasabah dimana 21.84% adalah debitur Kredit Griya Utama.

Sedangkan jika dilihat dari Realisasi Kredit yang diberikan dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

30 Sep 2008 2007 2006 2005 2004 2003

Realisasi kredit 11,183,946 8,154,640 6,074,582 5,737,285 3,984,426 3,847,614 KPR Subsidi 3,293,474 3,530,682 2,471,174 1,774,730 1,268,025 722,039 KPR Non Subsidi 3,437,791 1,717,590 1,425,920 1,896,880 1,375,401 1,483,596 Non KPR 1,034,300 740,716 495,124 619,213 451,579 539,554 KYG 2,566,885 1,796,802 1,389,818 1,116,708 759,667 514,703 Kredit Umum 851,497 368,848 292,546 329,754 129,754 587,723

% Pertumbuhan 34.24% 5.88% 43.99% 3.56%

dalam Jutaan Rupiah

Dimana dari data diatas dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan untuk memberikan kredit tiap tahun makin meningkat dimana hal ini didukung dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga meningkat.

Kolektibilitas Kredit yang diberikan :

Total 28,908,435.42 100.00% 21,805,545.20 100.00% 17,826,261.24 100.00% 15,268,494.28 100.00% 12,604,036.16 100.00%

NPL 4.17%

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 30 September 2008, sebesar Rp23.922.365 juta atau sebesar 82,75% bersifat lancar dan sebesar Rp3.781.912 juta atau sebesar 13,08% bersifat dalam perhatian khusus.

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2007, sebesar Rp17.887.540 juta atau sebesar 82,03% bersifat lancar dan sebesar Rp3.056.502 juta atau sebesar 14,02% bersifat dalam perhatian khusus.

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2006, sebesar Rp14.069.059 juta atau sebesar 78,92% bersifat lancar dan sebesar Rp 3.083.587 juta atau sebesar 17,30% bersifat dalam perhatian khusus.

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2005, sebesar Rp12.342.914 juta atau sebesar 80,84% bersifat lancar dan sebesar Rp2.317.744 juta atau sebesar 15,18% bersifat dalam perhatian khusus.

Dari jumlah kredit yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2004, sebesar Rp10.363.103 juta atau sebesar 82,22% bersifat lancar dan sebesar Rp1.836.792 juta atau sebesar 14,57% bersifat dalam perhatian khusus.

Sedangkan untuk Kolektibilitas khususnya pada kredit perumahan dapat dilihat dari data dibawah ini

dalam Jutaan Rupiah

Kredit Perumahan

Sep-08 2007 2006 2005 2004 2003

Lancar 21,006,407 16,242,350 12,846,049 11,324,275 9,615,874 8,495,052 DPK 3,505,796 2,912,222 2,957,752 2,270,493 1,805,080 1,672,516

KL 160,238 72,445 68,703 59,969 139,474 169,058

Diragukan 202,094 127,087 120,537 105,171 71,112 49,073 Macet 717,022 568,737 360,462 341,562 171,787 128,713 Total 25,591,557 19,922,841 16,353,503 14,101,469 11,803,327 10,514,412 Dari data diatas dapat dicari Tingkat Non Performing Loan (NPL) dari Kredit Perumahan yang diberikan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Tbk), seperti dibawah ini :

NPL

Sep-08 2007 2006 2005 2004 2003

4.22% 3.86% 3.36% 3.59% 3.24% 3.30%

Dimana dari data diatas dapat dilihat bahwa terdapat kenaikan NPL dari tahun 2003 yaitu sebesar 3,30% menjadi 4,22% pada September 2008. Namun hal ini tidak signifikan mempengaruhi kinerja perusahaan karena masih dibawah 5% sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Sedangkan untuk pemberian Kredit Griya Utama (KGU) didapatkan perhitungan NPL

Dari data diatas dapat dilihat bahwa NPL khusus untuk pemberian Kredit Griya Utama meningkat sebanding dengan peningkatan pemberian jumlah kredit.

Sehingga dari data diatas dapat digambarkan Rasio NPL antara NPL KGU dengan NPL Total Kredit seperti dibawah ini :

Proses Kredit :

Dalam melakukan proses terhadap permohonan kredit (terutama untuk KPR) maka berikut adalah gambaran proses dimaksud yang dilakukan BTN :

0 .0 0 %

Pengumpulan Data Verifikasi Data Analisa Kredit

PENGAJUAN KREDIT ANALISA KREDIT PERSETUJUAN KREDIT