• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.1.2. Penyebab

Proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan penyebab yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Trauma Kapitis Berdasarkan Penyebab yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.7. dapat dilihat proporsi penyebab trauma kapitis tertinggi kecelakaan lalu lintas 83,3% dan terendah tertimpa 1,0%.

Hal ini dimungkinkan karena kurang baiknya fasilitas lalu lintas seperti tidak tersedianya rambu-rambu lalu lintas, panjang jalan yang tersedia tidak dapat menampung banyaknya kendaraan sehingga kemacetan terjadi dan memacu terjadinya kecelakaan, dan jalan yang berlobang-lobang. Selain itu disiplin dan kepatuhan berlalu lintas dari pengemudi yang masih sangat kurang sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Kurniawan di RS. PKU. Muhammadiyah (2007) di Yogyakarta, proporsi kejadian trauma kapitis yang tertinggi yaitu akibat kecelakaan lalu lintas 56 %.17

6.1.3. Tingkat Keparahan

Proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan tingkat keparahan yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.8. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Trauma Kapitis Berdasarkan Tingkat Keparahan yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.8. dapat dilihat proporsi tingkat keparahan penderita trauma kapitis tertinggi ringan 81,4% dan terendah berat 7,8%.

Hal ini dimungkinkan karena benturan yang terjadi tidak terlalu kuat dan benturan terjadi pada tulang yang perlekatannya kuat sehingga tingkat keparahan yang dihasilkan benturan adalah ringan.43

Hal ini sesuai dengan penelitian Novita (2008) di Rumah Sakit Umum deli Medan dengan desain penelitian case series bahwa proporsi tingkat trauma kapitis paling banyak adalah trauma kapitis ringan 75,3%.19

6.1.4 Pemeriksaan CT-Scan

Proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan pemeriksaan CT-Scan yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.9. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Trauma Kapitis Berdasarkan Pemeriksaan CT-Scan yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.9. dapat dilihat proporsi pemeriksaan CT-Scan trauma kapitis tertinggi ada pemeriksaan CT-Scan 53,9% dan terendah tidak ada pemeriksaan CT-Scan 46,1%.

Pemeriksaan CT-Scan diberikan kepada penderita dengan indikasi trauma kapitis yang memiliki SKG < 15 yang mengalami penurunan kesadaran, ada fraktur tulang tengkorak, kejang, defisit neurologis dan sakit kepala yang menetap.22Hal ini diasumsikan lebih banyak penderita trauma kapitis yang memiliki indikasi tersebut sehingga lebih banyak penderita yang diberikan pemeriksaan CT-Scan.

6.1.5. Lama Rawatan Rata-Rata

Lama rawatan rata-rata penderita trauma kapitis adalah 4,54 (5 hari) hari dan Standar Deviation (SD) 3,376. Coefisien of Variation 74,4% (>10%) menunjukkan bahwa lama rawatan penderita trauma kapitis bervariasi, paling singkat 1 hari dan paling lama 22 hari.

Karakteristik penderita yang mempunyai lama rawatan paling lama (22 hari) ada 1 orang yaitu laki-laki, umur 58 tahun, penyebab kecelakaan lalu lintas, tingkat keparahan sedang, ada pemeriksaan CT-Scan, pulang berobat jalan dan sumber biaya askes.

Berat ringannya penyakit yang diderita pasien menentukan lamanya hari perawatan oleh karena membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan.54 Pada trauma kapitis ringan dan sedang hanya 3-5% penderita yang memerlukan tindakan operasi dan sisanya dirawat secara konservatif (bedrest total, pemberian obat-obatan, observasi tanda-tanda vital (SKG dan tingkat kesadaran)).4

6.1.6. Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Trauma Kapitis Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.10. dapat dilihat proporsi keadaan sewaktu pulang penderita trauma kapitis tertinggi pulang berobat jalan (PBJ) 45,1% dan terendah meninggal 4,9%.

Hal ini dimungkinkan karena penderita trauma kapitis yang tertinggi adalah trauma kapitis ringan 81,4%, sehingga penderita dapat pulang dan melanjutkan pengobatan rawat jalan.

Penderita trauma kapitis yang meninggal ada 5 orang (4,9%). Karakteristiknya yaitu 2 orang perempuan dan 3 orang laki-laki; umur 19, 29, 42, 51, dan 53 tahun; semua disebabkan kecelakaan lalu lintas, tingkat keparahan berat, ada pemeriksaan CT-Scan, lama rawatan 2 hari (3 orang) dan 4 hari (2 orang), dengan sumber biaya umum/ biaya sendiri.

Penelitian Susanti (2008) di RSU. Padang Sidimpuan juga mencatat keadaan sewaktu pulang penderita trauma kapitis yang tertinggi yaitu pulang berobat jalan (PBJ) 71,7%.49

6.1.7 Sumber Biaya

Proporsi penderita trauma kapitis berdasarkan sumber biaya yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.11. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Trauma Kapitis Berdasarkan Sumber Biaya yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.11. dapat dilihat proporsi sumber biaya penderita trauma kapitis tertinggi umum/ biaya sendiri 71,6% dan terendah jamsostek 1,9%.

Hal ini tidak berarti ada keterkaitan antara sumber biaya dengan trauma kapitis, hanya menunjukkan penderita trauma kapitis yang datang berobat ke rumah sakit tidak mempunyai asuransi sehingga biaya pengobatan berasal dari biaya sendiri. Faktor penyebab terjadinya trauma kapitis biasanya tidak dapat dikontrol oleh penderita karena terjadi secara tiba-tiba dan disebabkan karena kurang hati-hati. Biasanya ketika terjadi peristiwa tersebut penderita akan dibawa ke rumah sakit terdekat dan kemudian setelah mendapat pertolongan pertama akan dipindahkan ke rumah sakit yang lebih baik (bagi

yang memiliki asuransi akan ke rumah sakit yang menerima pelayanan asuransi yang dimilikinya). Hal ini juga yang memungkinkan banyaknya penderita yang tercatat dengan biaya sendiri dan mereka tercatat keadaan sewaktu pulang PAPS.

6.2 Analisa Statistik

6.2.1 Umur Berdasarkan Penyebab

Proporsi umur berdasarkan penyebab trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Penyebab yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.12. dapat dilihat bahwa proporsi penderita trauma kapitis dengan penyebab kecelakaan lalu lintas dan bukan kecelakaan lalu lintas tertinggi berada pada umur ≥ 26 tahun 49,4 dan 58,8%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur penderita trauma kapitis dengan penyebab trauma kapitis.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Wahyu di RSUD. Dokter Soeselo Kabupaten Tegal (2007) dengan desain cross sectional yang mencatat korban trauma kapitis akibat KLL terbanyak adalah kelompok umur 16 - 45 thn (75,7%).50

6.2.2. Umur Berdasarkan Tingkat Keparahan

Proporsi umur berdasarkan tingkat keparahan penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.13. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Tingkat Keparahan yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.13. dapat diketahui hasil analisa statistik mengggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p<0,05 berarti ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur penderita trauma kapitis dengan tingkat keparahan. Proporsi tingkat keparahan berat secara bermakna lebih tinggi pada kelompok umur ≥ 26 tahun dibandingkan 6-15 tahun dan 16-25 tahun.

Berdasarkan penelitian Wijanarka dan Dwiphrahasto (2005) di IGD RS Panti nugroho Yogyakarta, dari 74 penderita terdapat 76% cedera kepala ringan, 15% cedera kepala sedang, dan 9% cedera kepala berat rata-rata umur 29,60 tahun.51

6.2.3. Jenis Kelamin Berdasarkan Penyebab

Proporsi jenis kelamin berdasarkan penyebab trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.14. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Penyebab yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009 Berdasarkan gambar 6.14. dapat dilihat bahwa proporsi penderita trauma kapitis dengan penyebab kecelakaan lalu lintas maupun bukan kecelakaan lalu lintas tertinggi adalah laki-laki 62,4% dan 52,9%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan distribusi proporsi yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan penyebab.

Hal ini sejalan dengan penelitian Wahyu di RSUD. Dokter Soeselo Kabupaten Tegal (2007) mencatat penderita trauma kapitis akibat KLL terbanyak yaitu jenis kelamin laki-laki (60,7%).50

6.2.4. Jenis Kelamin Berdasarkan Tingkat Keparahan

Proporsi jenis kelamin berdasarkan tingkat keparahan penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.15. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Tingkat Keparahan yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.15. dapat dilihat bahwa proporsi tingkat keparahan ringan dan berat tertinggi pada laki-laki 59,0% dan 68,4%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat keparahan.

Penelitian Susanti (2008) di RSU. Padang Sidimpuan juga mencatat bahwa proporsi penderita dengan trauma kapitis ringan, sedang, dan berat tertinggi pada laki-laki 72,7%, 80,0% dan 73,3%.49

6.2.5. Penyebab berdasarkan Tingkat Keparahan

Proporsi penyebab berdasarkan tingkat keparahan penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 6.16. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penyebab berdasarkan Tingkat Keparahan yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.16. dapat dilihat bahwa proporsi tingkat keparahan ringan dan berat tertinggi disebabkan kecelakaan lalu lintas 81,9% dan 89,5%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara penyebab dengan tingkat keparahan.

Proporsi trauma kapitis yang tertinggi disebabkan KLL. Di Indonesia jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data Badan Pusat Statistik jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2007 terdapat 49.553 orang dengan jumlah kematian 15.762 orang (CFR=18,1%), tahun 2008 terdapat 59.165 orang dengan jumlah kematian 20.188 orang (CFR=34,1%).53

Penelitian Novita (2008) dengan desain case series di RSU Deli Medan mencatat bahwa proporsi penderita trauma kapitis ringan yang disebabkan KLL roda dua dan roda tiga yaitu 71,2% dan 19,2%.19

6.2.6. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Tingkat Keparahan

Lama rawatan rata-rata berdasarkan tingkat keparahan penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 6.17. Diagram Bar Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Tingkat Keparahan yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.17. dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita dengan tingkat keparahan ringan adalah 4,29 hari (4 hari) dan berat 5,63 hari (6 hari).

Hasil analisa statistik menggunakan t-test didapat nilai p>0,05 yang berarti tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan tingkat keparahan.

Berat ringannya penyakit yang diderita pasien menentukan lamanya hari perawatan, oleh karena membutuhkan waktu yang lama untuk penyembuhan.54

Penelitian Revi (2008) dengan desain case series di RSUP. H. Adam Malik Medan, mencatat bahwa penderita dengan tingkat keparahan berat memiliki lama rawatan rata-rata 11 hari.47

Dokumen terkait