• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 6 PEMBAHASAN

6.2.7. Tingkat Keparahan berdasarkan Pemeriksaan Ct-Scan

Proporsi tingkat keparahan berdasarkan pemeriksaan Ct-Scan penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Gambar 6.18. Diagram Bar Distribusi Proporsi Sumber Biaya Berdasarkan Pemeriksaan CT-Scan yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Dari gambar 6.18. dapat diketahui hasil analisa statistik mengggunakan uji Chi-

square diperoleh nilai p<0,05 berarti ada perbedaan proporsi yang bermakna antara

tingkat keparahan penderita trauma kapitis dengan pemeriksaan CT-Scan. Proporsi penderita trauma kapitis yang ada pemeriksaan CT-Scan tertinggi pada tingkat keparahan berat 34,5% sedangkan tingkat keparahan ringan tidak ada dilakukan pemeriksaan CT- Scan.

Pemeriksaan CT-Scan berguna untuk melihat adanya kerusakan otak. Dengan alat ini dapat ditentukan adanya kerusakan di dalam maupun di luar otak. Oleh karena itu untuk tingkat keparahan berat sangat dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan Ct-Scan.41 6.2.8. Sumber Biaya Berdasarkan Pemeriksaan CT-Scan

Proporsi sumber biaya berdasarkan pemeriksaan CT-Scan penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.19. Diagram Bar Distribusi Proporsi Sumber Biaya Berdasarkan Pemeriksaan CT-Scan yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.19. dapat dilihat bahwa penderita trauma kapitis dengan adanya pemeriksaan CT-Scan dan tidak adanya pemeriksaan CT-Scan proporsi tertinggi adalah dengan sumber biaya umum/ biaya sendiri 69,1 % dan 74,5 % .

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan distribusi proporsi yang bermakna antara sumber biaya berdasarkan pemeriksaan CT-Scan.

6.2.9. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya

Lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.20. Diagram Bar Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Sumber Biaya yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.20. dapat diketahui bahwa hasil analisa statistik menggunakan t-test didapat nilai p<0,05, berarti ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya. Penderita trauma kapitis bukan biaya sendiri secara bermakna memiliki lama rawatan yang lebih lama dibandingkan dengan umum/ biaya sendiri.

Sistem pembayaran dengan asuransi sangat mempengaruhi jumlah hari perawatan. Pasien dengan sistem pembayaran asuransi/ bukan biaya sendiri pada umumnya lama hari rawatan akan lebih panjang tetapi sebaliknya pembayaran pasien dengan biaya sendiri jumlah hari rawatannya akan lebih pendek.55Untuk biaya sendiri, biaya yang akan dikeluarkan tergantung lama rawatannya sehingga semakin sedikit lama rawatan maka semakin sedikit biaya yang dikeluarkan.

Penelitian Susanti (2008) di RSU. Padang Sidimpuan juga mencatat bahwa lama rawatan rata-rata penderita trauma kapitis yang menggunakan askeskin (5 hari) dan askes (4 hari) lebih lama daripada lama rawatan rata-rata penderita trauma kapitis yang menggunakan biaya umum/ pribadi (2 hari).49

6.2.10. Umur Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi umur berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.21. Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.21. proporsi penderita trauma kapitis dengan keadaan sewaktu pulang sembuh dan PAPS tertinggi pada umur 26 tahun 47,9% dan 53,9%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan distribusi proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

6.2.11. Jenis Kelamin Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi jenis kelamin berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.22. Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009 Berdasarkan gambar 6.22. dapat dilihat bahwa proporsi keadaan sewaktu pulang sembuh dan PAPS tertinggi pada laki-laki 56,3% dan 69,2%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square didapat nilai p>0,05, artinya tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

6.2.12. Penyebab Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi penyebab berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.23. Distribusi Proporsi Penyebab Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009 Berdasarkan gambar 6.23. dapat dilihat bahwa proporsi keadaan sewaktu pulang sembuh dan tidak sembuh tertinggi disebabkan kecelakaan lalu lintas 81,7% dan 84,6%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square dengan koreksi Yates didapat nilai p>0,05 tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara penyebab berdasarkan keadaan sewaktu pulang

Penyebab trauma kapitis terbanyak adalah akibat kecelakaan lalu lintas. Terjadinya kecelakaan lalu lintas dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari manusia (faktor pengemudi, faktor penumpang, dan faktor pemakai jalan), faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor lingkungan.5

6.2.13. Tingkat Keparahan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Proporsi tingkat keparahan berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.24. Distribusi Proporsi Tingkat Keparahan Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.24. dapat dilihat bahwa proporsi keadaan sewaktu pulang sembuh dan tidak sembuh tertinggi pada tingkat keparahan ringan 83,1% dan 77,4%.

Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi-square dengan koreksi Yates didapat nilai p>0,05 tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tingkat keparahan berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

Tingkat keparahan ringan tertinggi dimungkinkan karena penderita yang datang memiliki tingkat kesadaran yang tidak terganggu karena cedera yang terjadi mengenai tulang tengkorak yang perlekatan erat sehingga tidak terlalu mengganggu fungsi otak. Trauma kapitis ringan biasanya tidak berkaitan dengan cedera otak primer yang nyata atau defisit neurologi.55

6.2.14. Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita trauma kapitis yang rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 6.25. Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2009

Berdasarkan gambar 6.25. dapat diketahui bahwa hasil analisa statistik menggunakan kruskal wallis dan diperoleh p<0,05 yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan status keadaan sewaktu pulang. Penderita trauma kapitis yang sembuh secara bermakna memiliki lama rawatan yang lebih lama dibandingkan PAPS dan meninggal

Penderita yang pulang sembuh/ pbj adalah penderita yang memutuskan untuk pulang setelah mendapat pernyataan sembuh dari dokter berdasarkan indikasi medis yang ada sehingga lama rawatan rata-ratanya relatif lebih lama. Penderita yang tidak sembuh (PAPS dan meninggal) umumnya telah mendapat perawatan di rumah sakit, namun kemudian meminta pulang atas permintaan sendiri dengan beberapa alasan antara lain

karena biaya, merasa sudah lebih sehat, dirujuk kerumah sakit lain karena ada peralatan yang tidak tersedia, dan merasa sudah ada perbaikan.

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

7.1.1. Proporsi sosiodemografi penderita trauma kapitis tertinggi adalah kelompok umur 16-25 tahun 32,3%, jenis kelamin laki-laki 60,8%, Batak 47,1%, Islam 89,2%, SLTA 30,4%, pelajar/ mahasiswa 41,2% dan belum kawin 59,8%.

7.1.2. Proporsi penyebab trauma kapitis tertinggi adalah kecelakaan lalu lintas 83,3% 7.1.3. Proporsi tingkat keparahan trauma kapitis tertinggi adalah tingkat keparahan

ringan 81,4%

7.1.4. Proporsi pemeriksaan CT-Scan trauma kapitis tertinggi adalah ada 53,9% 7.1.5. Lama rawatan rata-rata penderita trauma kapitis adalah 4,54 hari (5 hari)

7.1.6. Proporsi keadaan sewaktu pulang penderita trauma kapitis tertinggi adalah pulang berobat jalan (PBJ) 45,1%

7.1.7. Proporsi sumber biaya penderita trauma kapitis tertinggi adalah umum/ biaya sendiri 71,6%

7.1.8. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur dengan penyebab trauma kapitis (p=0,688).

7.1.9. Proporsi tingkat keparahan berat secara bermakna lebih tinggi pada kelompok umur ≥ 26 dibandingkan 6-15 tahun dan 16-25. (χ2=10,318, df=2, p=0,006) 7.1.10. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin penderita

trauma kapitis dengan penyebab (p=0,468)

7.1.11. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin dengan tingkat keparahan (p=0,450)

7.1.12 Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara penyebab trauma kapitis dengan tingkat keparahan (p=0,649)

7.1.13. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan tingkat keparahan (p=0,118)

7.1.14. Proporsi penderita trauma kapitis yang ada pemeriksaan CT-Scan tertinggi pada tingkat keparahan berat 34,5% sedangkan tingkat keparahan ringan tidak ada pemeriksaan CT-Scan. (χ2=19,953, df=1, p=0,000)

7.1.15. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara sumber biaya penderita trauma kapitis dengan pemeriksaan CT-Scan (p=0,548)

7.1.16. Penderita trauma kapitis bukan biaya sendiri secara bermakna memiliki lama rawatan yang lebih lama dibandingkan dengan umum/ biaya sendiri(5,83 hari vs 4,03 hari; t=2,491; p=0,014).

7.1.17. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur penderita trauma kapitis dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,088)

7.1.18. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara jenis kelamin dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,251)

7.1.19. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara penyebab trauma kapitis dengan keadaan sewaktu pulang (p=0,973)

7.1.20. Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara tingkat keparahan berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,414)

7.1.21. Penderita trauma kapitis yang sembuh secara bermakna memiliki lama rawatan yang lebih lama dibandingkan PAPS dan meninggal.(5,23 hari vs 3,00 hari vs 2,8 hari; X2=12,800, p=0,002)

Dokumen terkait