• Tidak ada hasil yang ditemukan

Obyek dan Daya Tarik Wisata

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.3. Penyediaan Fasilitas

Penyediaan fasilitas dalam konteks pariwisata dimaksudkan sebagai penyiapan segala sesuatu yang memudahkan pelaksanaan dan pengembangan pariwisata.

Dalam hubungannya dengan fasilitas transportasi maka jumlah alat angkutan menurut data adalah belum mencukupi. Pendapat ini dianggap relevan, karena setelah diamati data mengenai jumlah kendaraan angkutan ternyata kapasitas yang ada masih belum mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Samosir ditambah pula dengan jumlah wisatawan yang datang baik mancanegara maupun nusantara. Adapun data alat transportasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.4. Jenis Transportasi di Kabupaten Samosir Tahun 2008 - 2010 Jenis Armada Nama Perusahaan Domisili Trayek Jumlah Armada

Beca Bermotor 1. CV. Nasional

2. CU. Dame 3. CV. Sedar Group 4. CV. Sibio-bio 5. CV. Samosir Wisata Pangururan-Kota Pangururan-Pintu Batu Nainggolan-Kota Pangururan-Kota Palipi-Kota 40 unit 34 unit 30 unit - -

Angkutan Umum 1. Samosir Tour Transport

2. Pulo Samosir Nauli

3. Harian Transport Nainggolan 4. Samosir Indah 5. Sumber Sari 6. Samosir Pribumi Pangururan-Simanindo-Tomok-Lontung Pangururan-Simanindo- Tomok-Pangururan-Simbolon Pangururan-Ronggur Nihuta Pangururan-Nainggolan Pangururan-Ambarita Via Tuk Tuk

Pangururan-Sagala Via Hot Spring Pangururan-Tomok Pangururan-Ronggur Nihuta Pangururan-Salaon Pangururan-Aek Nauli Pangururan-Harian Boho VianTanjung Bunga Pangururan-Mogang Pangururan-Nainggolan Pangururan-Simanindo-Tomok Onan Runggu-Palipi-Pangururan-Harian Boho- Tele-Tomok-Pangururan-limbong-Sagala Onan Runggu-Nainggolan-Palipi-Hot Spring-Sagala Pangururan-Rianiate- Simbolon-Palipi-Nainggolan-Onan Runggu Pangururan-Sidihoni-Ronggur Nihuta Medan-Pangururan 37 unit - 9 unit 16 unit 38 unit 33 unit Kapal Penumpang

Kapal Ferry KM. TAO TOBA

KMP. SUMUT I KMP. SUMUT II Tomok-Ajibata Ajibata-Tomok Tomok-Ajibata Ajibata-Tomok Simanindo-Tigaras Tigaras-Simanindo Nainggolan – Muara Muara – Nainggolan 180 unit 2 unit 1 unit 1 unit

Dari data yang ditampilkan memang dapat disimpulkan bahwa jumlah kendaraan yang ada dianggap kurang dapat menampung keseluruhan penduduk, karena jumlah total armada angkutan hanya sebesar 237 unit angkutan berupa mobil, dan sebanyak 183 unit angkutan berupa kapal. Sedangkan jumlah penduduk mencapai 405.123 jiwa. Hal ini belum ditambah lagi dengan mobil barang umum yang belum ada sehingga sering sekali penumpang angkutan berdesak-desakan dengan barang-barang yang mereka bawa.

Angkutan danau digunakan sebagai alat penyeberangan atau bisa juga disebut kapal wisata dapat dikategorikan masih mencukupi.Angkutan darat merupakan alat transportasi terpenting bagi para wisatawan karena kenyamanan dalam berwisata perlu kita wujudkan di Pulau Samosir sehingga perlu penambahan armada angkutan darat untuk menuju ketempat-tempat wisata agar memudahkan para wisatawan untuk mencapai tempat-tempat wisata.

Aksesibilitas jalan merupakan tolak ukur terpenting juga selain alat transportasi. Aksesibilitas jalan untuk menuju lokasi wisata ternyata masih kurang memadai. Adapun data dari aksesibilitas jalan dapat kita lihat dari tabel di bawah ini,

Tabel 4.5. Data Jalan dan Kondisi Jalan Menurut Kecamatan di Kabupaten Samosir

Jalan

Tipe Kondisi

Aspal Batu Tanah Jumlah Baik Sedang Rusak Jumlah

Jalan Kabupaten 114.40 87.10 - 201.50 21.30 62.85 117.35 201.50 Jalan Desa 1 PANGURURAN 14.28 18.78 0.27 33.33 7.29 5.94 20.10 33.33 2 SIMANINDO 22.05 28.30 2.10 52.45 7.35 11.30 33.80 52.45 3 ONAN RUNGGU 96.00 - - 96.00 14.00 27.50 54.50 96.00 4 NAINGGOLAN 21.30 28.90 8.10 58.30 2.95 22.75 32.60 58.30 5 PALIPI 47.40 - - 47.40 6.00 14.50 26.90 47.40 6 RONGGUR NIHUTA 35.00 18.00 - 53.00 12.00 17.00 24.00 53.00 7 SIANJUR MULA - MULA 12.77 10.68 - 23.45 6.25 6.90 10.30 23.45 8 HARIAN 3.05 11.20 - 14.25 1.05 3.35 9.85 14.25 9 SITIO - TIO 0.50 6.00 - 6.50 - 0.50 6.00 6.50

Jumlah Jalan Desa 252.35 121.86 10.47 384.68 56.89 109.74 218.05 384.68

Jumlah

366.75 208.96 10.47 586.18 78.19 172.59 335.40 586.18

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Samosir (2007)

Dari data di atas dapat kita lihat bahwa mayoritas jalan di Pulau Samosir masih merupakan jalan yang rusak. Contohnya di desa Pangururan kondisi jalan yang rusak adalah sepanjang 20,10 km. di Desa Onan Runggu kondisi jalan yang rusak adalah sepanjang 33,80 km, di Desa Nainggolan sepanjang 32,60 km, di Palipi sepanjang 26,90 km dan lain sebagainya.

Karena kondisi jalan yang masih kurang memadai ini dapat menurunkan minat wisatawan untuk mengunjungi Pulau Samosir. Untuk itu Pulau Samosir masih harus banyak memperbaiki aksesibilitas berupa jalan untuk dapat menarik minat

wisatawan untuk datang berkunjung ke Pulau Samosir. Untuk dapat lebih melihat lagi kondisi jalan di Pulau Samosir dapat diperhatikan gambar di bawah ini,

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2007 (Data Diolah)

Gambar 4.13. Kondisi Jalan di Pulau Samosir

Pada gambar diagram di atas dapat dilihat 57% kondisi jalan di Pulau Samosir masih dalam keadaan rusak, 13% kondisi baik, dan yang terakhir 30% kondisi jalan sedang. Sehingga masih perlu ada banyak pembangunan jalan atau perbaikan jalan sehingga dapat memperlancar seluruh kegiatan pariwisata di Pulau Samosir.

Akomodasi lain yang menjadi tolak ukur adalah akomodasi hotel/penginapan. Pada data di bawah ini akan disajikan data mengenai hotel yang ada di Pulau Samosir.

Tabel 4.6. Klasifikasi Hotel di Pulau Samosir

No Jenis Hotel Jumlah

1. MELATI 69

2. MELATI II 2

3. BINTANG I 1

4. BINTANG II 4

Jumlah 76

Dari daftar tabel di atas dapat kita lihat bahwa jumlah hotel/penginapan di Pulau Samosir sebesar 76 buah hotel. Di mana jumlah tersebut dibagi lagi dalam beberapa klasifikasi hotel, diantaranya 69 hotel jenis melati, 2 buah hotel jenis melati II, 1 buah hotel jenis bintang I, 4 buah hotel jenis bintang II.

Dilihat dari jumlah hotel yang ada di Samosir dapat dikatakan jumlah hotel sudah cukup memadai, tetapi tidak dengan fasilitas. Ada beberapa hotel yang letaknya dekat dengan tempat wisata, tetapi ada yang tidak. Kebanyakan wisatawan menyukai untuk menginap mendekati daerah wisata. Misalnya, dekat dengan pemandangan Danau Toba.

Sebagian daripada hotel-hotel tersebut ada yang dekat dengan pemandangan Danau Toba, contohnya hotel yang ada di sekitar daerah Tuk-Tuk Siadong. Mayoritas dari hotel-hotel di daerah itu memiliki pemandangan yang indah, dekat dengan Danau Toba.

Selain hotel/penginapan, dan aksesibilitas, yang menjadi tolak ukur persepsi wisatawan adalah restoran/rumah makan. Restoran/rumah makan yang ada di Pulau Samosir merupakan tempat makan yang harus disediakan di suatu ODTW untuk membuat wisatawan nyaman di suatu tempat wisata. Berdasarkan hasil yang telah diamati dapat dilihat bahwa jumlah restoran/tempat makan adalah sekitar 30 rumah makan yang sebagian besar berada di daerah Tuk-Tuk Siadong (Lampiran).

Dapat dilihat bahwa jumlah restoran dapat dibilang sudah banyak dan menyediakan daftar menu yang bervariasi. Sebagian besar restoran tidak terdapat di daerah ODTW, tetapi berkumpul di daerah tempat penginapan, yaitu di Tuk-Tuk

Siadong. Hal ini merupakan suatu kendala, karena kurangnya restoran yang ada di tempat ODTW yang ingin dikunjungi oleh wisatawan.

Di dalam melakukan kajian secara sosiologi, selain tolak ukur yang disebutkan di atas tadi, ODTW juga merupakan suatu tolak ukur yang tidak boleh ditinggalkan.

Para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Samosir ingin melakukan wisata. Baik itu wisata alam, sejarah, bahari dan agama. Pulau Samosir memberikan banyak penawaran wisata. Diantaranya wisata alam di mana memberikan pemandangan yang indah dan menakjubkan. Kebanyakan wisata alam yang diberikan Pulau Samosir merupakan wisata yang belum tercemar, sehingga masih sangat asri dan memanjakan mata kita. Contohnya Kawasan Agro Wisata Aek Natonang di Kecamatan Simanindo, Pasir Putih Hutabolon di Parbaba, Kecamatan Pangururan, Pemandian Air Panas di Kecamatan Pangururan, dan yang terakhir adalah Menara Pandang Tele di Kecamatan Harian, keseluruhan tempat-tempat wisata ini memberikan nuansa alam yang sangat memuaskan. Seperti Menara Pandang Tele di Kecamatan Harian, dari menara ini kita dapat melihat Pulau Samosir dari atas, sehingga akan kelihatan seluruh Pulau Samosir dan Danau Toba.

Wisata Sejarah contohnya Makam Tua Raja Sidabutar di Tomok, Kecamatan Simanindo, Batu Kursi Parsidangan di Siallagan, Kecamatan Simanindo, dan juga Museum Hutabolon di Simanindo, Kecamatan Simanindo.

4.4. Hasil Penelitian Kuesioner 4.4.1. Hotel dan Penginapan

Pada poin ini penulis ingin memperlihatkan bahwa beberapa sarana pendukung akomodasi hotel/penginapan, restoran/rumah tinggal, transportasi, aksesibilitas, serta obyek dan daya tarik wisata.

Sarana pendukung yang pertama adalah hotel dan penginapan. Akomodasi yang mendukung para wisatawan untuk tetap nyaman di tempat wisata tersebut salah satunya adalah fasilitas hotel/tempat menginap.

Berikut akan dijelaskan hasil dari kuesioner yang telah disebar kepada para wisatawan yang melakukan perjalanan ke Pulau Samosir.

Tabel 4.7. Preferensi Pilihan Hotel Menurut Wisman dan Wisnus di Pulau Samosir

Kriteria Wisatawan

Mancanegara

Wisatawan Nusantara

Pemandangan yang Indah 30 20

Fasilitas dan pelayanan yang bagus 8 8

Dekat dengan kota 2 7

Tarif yang murah 5 10

Jumlah 45 45

Sumber: Data Primer (diolah) 2009

Dari hasil kuesioner diperoleh bahwa para wisatawan lebih menyukai hotel atau penginapan dengan pemandangan yang indah. Kebanyakan hotel/penginapan di Pulau Samosir memberikan pemandangan yang benar-benar indah. Selain itu para Wisman juga menjawab bahwa mereka juga membutuhkan fasilitas dan pelayanan yang bagus sehingga dapat membuat Wisman betah di Pulau Samosir. Tarif yang

murah juga dinilai penting oleh para Wisman dan itu termasuk kriteria yang ketiga yang harus dimiliki sebuah hotel. Akses dekat ke kota dipilih oleh sebagian dari Wisman karena sebagian Wisman menginginkan hotel yang tidak terlalu dekat ke kota agar tidak terlalu ramai dan bising. Hal yang serupa juga ditunjukkan oleh Wisnus, sekitar 20 (44,5%) Wisnus memberikan jawaban atas kriteria hotel adalah pemandangan yang indah. 10 orang Wisnus (22,2%) menjawab mereka lebih menyukai tarif murah, 8 Wisnus (17,8%) menyukai fasilitas dan pelayanan yang bagus yang menjadi kriteria utama, sisanya sebanyak 7 orang Wisnus (15,6%) menjawab lebih menyukai hotel yang dekat dengan kota.

Jawaban Wisman dan Wisnus ini tidak jauh berbeda. Faktor yang pertama yang menjadi kriteria pilihan dari kedua Wisman dan Wisnus adalah pemandangan yang indah. Karena mayoritas wisatawan ingin pergi berlibur karena ingin melihat pemandangan yang indah yang dapat menyegarkan pikiran mereka. Oleh sebab itu, para wisatawan mencari hotel yang murah tetapi juga hotel dengan fasilitas pemandangan yang benar-benar dapat memuaskan penglihatan dan pikiran mereka karena suntuk dengan daerah perkotaan.

Untuk urutan yang ketiga, pelayanan yang ramah dan fasilitas yang bagus juga merupakan kriteria para wisatawan agar betah di Samosir. Kriteria ini memiliki urutan ketiga. Pelayanan ramah itu menandakan bahwa masyarakat di sekitar daerah wisata juga ramah. Semakin ramah pelayanan yang diberikan maka akan semakin nyaman wisatawan yang menginap di hotel tersebut. Fasilitas yang bagus dan lengkap juga mendukung.

Kriteria yang terakhir adalah hotel dekat dengan kota. Kedekatan hotel dengan kota mendapat pilihan terakhir di pilihan wisatawan. Hotel yang dekat dengan kota akan memudahkan wisatawan untuk bisa mendapatkan fasilitas terlengkap yang ada di Samosir. Jadi, jikalau wisatawan ingin ke satu daerah dengan menggunakan alat transportasi umum, ini dengan gampang dapat ditemukan.

Ada beberapa wisatawan sudah sering ke Pulau Samosir sehingga mereka tidak segan-segan untuk mengunjungi lagi Samosir untuk kesekian kalinya. Dan akan mendatangi kembali hotel tempat mereka menginap sebelumnya.

Selain itu, tarif hotel juga merupakan faktor lain sehingga para wisatawan memutuskan untuk menginap di hotel tersebut. Dari hasil responden diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.8. Preferensi berdasarkan Tarif Hotel Menurut Wisman dan Wisnus

Tarif Hotel Wisatawan

Mancanegara Wisatawan Nusantara

Rp 75.000/hari 15 20

Rp 150.000/hari 20 17

Rp 300.000/hari 5 8

Rp 450.000/hari 5 0

Jumlah 45 100%

Sumber: Data Primer (diolah) 2009

Tidak jauh berbeda dengan Wisman jawaban atas pertanyaan mengenai kriteria tarif hotel yang diberlakukan di Pulau Samosir adalah sebagai berikut:

Pada hasil jawaban Wisnus dapat dikatakan bahwa 20 orang Wisnus (44,44%) menjawab bahwa kriteria tarif hotel yang disukai adalah sebesar Rp 75.000,- dan 17 orang Wisnus (37,78%) menjawab kriteria tarif hotel yang disukai adalah

Rp 150.000,-, sisanya sekitar 8 orang Wisnus (17,78%) mengatakan bahwa tarif Rp 300.000,- merupakan tarif yang disukai oleh para Wisnus.

Adanya perbedaan tarif hotel ini dikarenakan apa yang ditawarkan oleh hotel merupakan hal yang berbeda-beda. Pelayanan dan fasilitas yang hotel tawarkan selalu disesuaikan oleh tarif menginap di hotel. Semakin lengkap pelayanan dan fasilitas yang ditawarkan pasti tarif menginap di hotel/penginapan tersebut juga akan semakin mahal.

4.4.2. Restoran

Selain tempat menginap yang sudah dijelaskan di atas tadi maka kriteria yang berikutnya yang dapat menarik kunjungan para wisatawan ke Pulau Samosir adalah rumah makan atau restoran.

Selain untuk menyegarkan pikiran, para wisatawan memutuskan untuk melakukan kunjungan ke Pulau Samosir karena ingin berwisata kuliner masakan khas Samosir. Oleh karena itu, selain mencari makanan internasional para wisatawan juga ingin merasakan masakan khas Pulau Samosir. Untuk itu, para wisatawan juga memilih restoran dengan tempat yang kondusif dan dapat menambah selera makan.

Berikut beberapa kriteria yang menunjang pemilihan restoran yang baik menurut hasil kuesioner:

Tabel 4.9. Preferensi Pilihan Restoran Menurut Wisman dan Wisnus di Pulau Samosir Kriteria Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara

Harga yang terjangkau 10 15

Pemandangan yang indah 15 10

Makanan yang lezat 20 20

Jumlah 45 45

Sumber: Data Primer (diolah) 2009

Dari hasil perolehan kuesioner yang telah dikumpulkan, diperoleh bahwa 20 orang Wisman (44,44%) sangat menyukai makanan yang lezat untuk melengkapi perjalanan mereka dan mendapat kepuasan kuliner. 10 orang Wisman (22,22%) memilih untuk kriteria harga yang terjangkau lebih disukai, dan 15 orang Wisman (33,33%) memilih kriteria pemandangan yang indah.

Hal yang hampir sama juga dijumpai pada jawaban dari Wisnus. Sebanyak 45 orang yang dijadikan sebagai sampel menyatakan bahwa 15 responden (33,33%) memilih bahwa harga yang terjangkau merupakan pilihan buat mereka untuk menilai kriteria restoran yang disukai, 10 orang responden (22,222%) mengatakan mereka memilih pemandangan yang indah, dan yang terbanyak adalah sebanyak 20 orang (44,44%) lebih memilih makanan yang lezat merupakan kriteria yang terutama untuk menilai sebuah restoran merupakan restoran favorit mereka atau tidak.

Dari pilihan jawaban diantara kedua Wisman dan Wisnus jatuh pada pilihan yang pertama dengan nilai tertinggi para wisatawan menyukai makanan yang lezat. Selain rasa yang lezat para wisatawan juga menyukai harga yang terjangkau. Karena

dengan harga yang terjangkau, maka para wisatawan akan terbantu dari segi keuangannya.

Makanan yang lezat serta harga yang terjangkau harus didukung dengan pelayanan yang ramah dan pemandangan yang indah. Semakin ramah pelayan yang ada maka para wisatawan akan merasa dianggap sebagai raja. Apabila dalam suatu restoran tidak terdapat pelayanan yang ramah maka para wisatawan tidak akan semangat untuk makan di tempat itu.

Selain itu, pemandangan yang indah juga dapat menambah semangat makan para wisatawan yang makan di restoran tersebut. Sehingga, rasa takjub akan pemandangan akan bersatu dengan rasa lezatnya makanan tersebut.

Selain makanan yang lezat, tidak hanya itu yang dapat menyenangkan hati para wisatawan, wisatawan pasti lebih memburu makanan yang lezat dan makanan yang sudah dikenal oleh lidahnya. Makanan internasional lebih dipercaya para wisatawan itu untuk dirasakan, tetapi tidak ketinggalan juga masakan lokal.

Berikut hasil dari kuesioner untuk mendukung pembahasan ini.

Tabel 4.10. Preferensi Wisman dan Wisnus Mengenai Jenis Masakan yang Lebih Disukai

Jenis Masakan Wisatawan

Mancanegara Wisatawan Nusantara Masakan Internasional 30 25 Masakan Lokal 15 20 Jumlah 45 45

Wisman lebih menyukai masakan internasional maka dari itu sebanyak 30 orang Wisman memilih masakan internasional sebagai makanan yang disukai, tetapi tidak sedikit juga Wisman yang menyukai masakan lokal. Sebanyak 15 orang dari keseluruhan jumlah Wisman yang dijadikan sampel menyukai jenis makanan lokal.

Wisman lebih menyukai masakan lokal karena kebanyakan Wisman berasal dari daerah Barat contohnya Belanda, Australia, Jerman, Singapura, dan juga Malaysia. Sehingga mayoritas citarasa yang Wisman sukai adalah masakan internasional yang sudah terlebih dahulu mereka kenal di daerah tempat asal mereka.

Pertanyaan yang sama juga diberikan kepada Wisnus untuk dijawab. Hal yang serupa juga ditemui pada hasil jawaban dari tanggapan Wisnus. Tanggapan Wisnus mengenai jenis makanan adalah 25 orang Wisnus (55,56%) menyukai masakan internasional tidak berbeda dengan tanggapan Wisman. Sisanya sebanyak 20 orang Wisman (44,44%) lebih menyukai masakan lokal. Karena mayoritas dari para Wisnus ini berasal dari daerah Sumatera Utara yang kebanyakan sudah lebih menyukai citarasa lokal.

4.4.3. Transportasi

Alat angkutan merupakan kriteria untuk menarik para wisatawan untuk dapat berkunjung ke Pulau samosir. Para wisatawan akan merasa malas atau enggan untuk berkunjung ke salah satu daerah wisata jika daerah tersebut tidak lengkap transportasinya.

Ini akan menjadi salah satu kendala, karena para wisatawan akan menggunakan banyak alat transportasi jika ingin ke beberapa tempat tujuan. Maka

untuk mengurangi kendala tersebut daerah wisata yang dalam hal ini adalah Pulau Samosir harus memperlengkapi daerahnya dengan alat transportasi yang lengkap.

Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh adalah bahwa alat transportasi yang lengkap akan memudahkan para wisatawan untuk mengelilingi dan menjelajahi seluruh daerah wisata yang ada di Pulau samosir. Menurut hasil responden bahwa sebagian besar responden menyukai jenis transportasi berupa kapal. Karena selain untuk alat penyeberangan kapal juga bisa digunakan sebagai kapal wisata yang bisa disewakan oleh para wisatawan yang ingin melakukan perjalanan mengelilingi Pulau Samosir.

Tabel 4.11. Preferensi Pilihan Wisman dan Wisnus Mengenai Jenis Angkutan

Jenis Armada Wisatawan

Mancanegara

Wisatawan Nusantara

Angkutan Kota (Angkot) 15 10

Becak 5 5

Kapal Penumpang 20 25

Kapal Ferry 5 5

Jumlah 45 45

Sumber: Data Primer (diolah) 2009

Kapal penumpang merupakan pilihan jawaban yang terbanyak. Karena alat transportasi ini lebih memudahkan para wisatawan untuk menyeberang dan juga mengelilingi Danau Toba. Urutan kedua dan ketiga dipilih becak dan angkutan kota. Becak dan angkutan kota ini merupakan alat transportasi yang digunakan untuk menjangkau daerah-daerah yang masih mudah dijangkau.

Pertanyaan yang sama juga ditanyakan kepada Wisnus mengenai jenis angkutan yang ada di Pulau Samosir. Dari jawaban di atas dapat dilihat bahwa

sebanyak 25 orang Wisnus (55,56%) menyukai alat angkutan berupa kapal penumpang, yang dinilai lebih mudah dijumpai dan sering sekali digunakan sebagai kapal wisata untuk mengelilingi Danau Toba. 10 orang Wisnus (22,22%) mengatakan bahwa alat angkutan kota lebih disukai dan mudah dijumpai untuk digunakan para Wisnus, 5 orang Wisnus (11,11%) juga menjawab bahwa becak juga tak jarang digunakan oleh para Wisnus untuk menjangkau tempat-tempat yang sulit dijangkau, dan yang terakhir alat penyeberangan kapal ferry dipilih oleh Wisnus sebanyak 5 orang (11,11%).

Berdasarkan jenis alat angkutan kota yang wajib dipilih untuk dijawab pada penelitian ini ada juga alat angkutan yang tidak dibuat, yaitu: sepeda, sepeda motor, dan juga rental mobil.

Wisman yang mengutamakan kesederhanaan terkadang juga lebih menyukai untuk menyewa sepeda dari tempat penyewaan yang ada di sekitar hotel/penginapan di tempat wisata. Sedangkan Wisman lainnya juga ada yang memilih untuk menyewa mobil dan sepeda motor yang disediakan di tempat penginapan.

Untuk mempermudah para wisatawan untuk mengunjungi semua tempat wisata di Pulau Samosir ada hal yang harus diperhatikan. Tarif alat transportasi juga bisa diperhatikan supaya tidak terlalu mahal karena jika tarif alat transportasi terlalu mahal maka para wisatawan akan menjadi enggan untuk menggunakan alat transportasi itu.

Berikut hasil kuesioner yang telah diperoleh dari para wisatawan yang menggunakan alat transportasi.

Tabel 4.12. Tanggapan Wisman dan Wisnus Mengenai Tingkat Kemahalan Tarif Transportasi di Pulau Samosir

Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara

Ya, Mahal 25 35

Tidak Mahal 20 10

Jumlah 45 45

Sumber: Data Primer (diolah) 2009

Dari jawaban yang diberikan oleh para Wisman diperoleh sekitar 25 orang Wisman (55,56%) memilih jawaban bahwa tarif angkutan di Pulau Samosir cenderung lebih mahal, dan 20 orang Wisman (44,44%) memilih jawaban bahwa tarif angkutan tidak terlalu mahal.

Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan bahwa sekitar 35 orang WISNUS mengatakan bahwa tarif transportasi di Pulau Samosir cenderung terlalu mahal, dan sisanya sekitar 10 orang Wisnus memilih tarif alat transportasi tidak terlalu mahal.

Dari hasil tersebut antara Wisman dan Wisnus dapat diambil kesimpulan bahwa jenis tarif alat transportasi di Pulau Samosir cenderung mahal. Ini dikarenakan masih sedikitnya alat angkutan yang tersedia di Pulau Samosir sehingga tidak ada keseimbangan antara penawaran dan permintaan akan alat transportasi.

Semakin banyak wisatawan yang datang ke Pulau Samosir tetapi tidak diikuti oleh peningkatan alat transportasi akan mengakibatkan mahalnya tarif transportasi untuk mencapai lokasi ODTW. Sehingga banyak Wisman dan Wisnus lebih menyukai menyewa alat transportasi sendiri untuk digunakan selama di Pulau Samosir. Contoh dari alat transportasi yang sering disewa oleh para wisatawan adalah sepeda, sepeda motor, dan juga mobil pribadi.

4.4.4. Aksesibilitas

Selain alat transportasi yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berwisata ke Pulau Samosir, aksesibilitas juga menjadi kriteria lain untuk menarik para wisatawan untuk datang ke Pulau Samosir. Menurut para responden telah diketahui bahwa fasilitas lain untuk memperlancar kegiatan berpariwisata adalah perbaikan di bidang aksesibilitas antara lain jalan. Hasil dari kuesioner itu akan ditampilkan dari tabel di bawah:

Tabel 4.13. Tanggapan Wisman dan Wisnus Mengenai Aksesibilitas yang Harus Diperbaiki

Wisatawan Mancanegara Wisatawan Nusantara

Jalan 30 40

Alat Transportasi 15 5

Jumlah 45 45

Sumber: Data Primer (diolah) 2009

Berdasarkan hasil dari tanggapan Wisman mengenai jenis aksesibilitas yang

Dokumen terkait