• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

BOKS III.1 KOMODITAS PERSISTENSI INFLASI KALIMANTAN UTARA

V. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Transaksi keuangan di Kaltara pada triwulan II 2017 mengalami penurunan pada jenis transaksi nontunai.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Nontunai

Pada triwulan II 2017, jumlah transaksi yang menggunakan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di wilayah Kalimantan Utara mengalami penurunan. Nominal transaksi SKNBI triwulan II 2017 tercatat Rp 910,07 miliar atau terkontraksi sebesar -32,42% (yoy) lebih dalam dibandingkan triwulan I 2017 yang mengalami kontraksi sebesar -24,59% (yoy) dengan nominal sebesar Rp 1,01 triliun (Grafik V.1). Penurunan juga terjadi secara volume transaksi, dimana transaksi via SKNBI di Kaltara tercatat sebanyak 35.884 transaksi, terkontraksi -8,19% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya sejumlah 36.965 transaksi (Grafik V.2).

Grafik V.1 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Kaltara

Grafik V.2 Perkembangan Volume Transaksi Kliring Kaltara

Pengelolaan Uang Rupiah

Aliran Uang Masuk/Keluar (Outflow/Inflow)

Jumlah uang kartal yang beredar di Provinsi Kaltara selama triwulan II 2017 sebesar Rp 250,9 miliar. Secara nominal, nilai transaksi outflow selama periode Mei sampai dengan Juni di wilayah Kaltara mencapai Rp 221,5 miliar. Sementara itu, nilai transaksi inflow tercatat Rp 29,4 miliar. Posisi net outflow mengindikasikan suatu kondisi dimana lebih banyak uang yang keluar dibandingkan uang yang masuk ke KPw BI Provinsi Kaltara. Aliran outflow yang signifikan pada triwulan II didorong oleh peningkatan aliran uang keluar dari Bank Indonesia ke perbankan untuk memenuhi kebutuhan selama Bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu,

-50 0 50 100 150 200 200 400 600 800 1,000 1,200 1,400 1,600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kliring Nominal g.Nominal (Rhs)

Rp miliar %yoy -20 0 20 40 60 80 100 5 10 15 20 25 30 35 40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kliring Volume g.Volume (Rhs)

68

kebutuhan konsumsi pemerintah maupun swasta turut serta meningkat disebabkan pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) (Grafik V.3).

Grafik V.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Kaltara

Dalam rangka mendukung kebijakan clean money policy yang ditetapkan oleh Bank Indonesia di seluruh wilayah nusantara, KPw BI Provinsi Kaltara secara rutin melakukan kegiatan penarikan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) antara lain uang lusuh, cacat, sudah dicabut, dan ditarik dari peredaran. Selanjutnya UTLE tersebut disortir dan diganti dengan Uang Layak Edar (ULE). Kegiatan tersebut sebagai upaya Bank Indonesia dalam meningkatkan kualitas uang yang diterima dan beredar di masyarakat. Demi menjaga kualitasnya, dilakukan pemusnahan terhadap UTLE sesuai dengan prosedur yang ada. Selama periode Mei sampai dengan Juni 2017, KPw BI Kaltara tercatat telah melakukan pemusnahan Uang Rupiah sebesar Rp 5,9 miliar. Pemusnahan ini diiringi dengan meningkatnya outflow dari KPw BI Kaltara.

Pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 masih mendominasi aliran perkasan untuk uang kertas selama triwulan II 2017 di KPw BI Provinsi Kaltara baik pada sisi inflow maupun outflow. Sepanjang triwulan II 2017, pada sisi outflow jumlah Uang Kertas (UK) pecahan Rp 100.000 sebesar Rp 120,5 miliar atau 48% dari total lembar UK yang keluar dari perbankan dan diikuti oleh UK pecahan Rp 50.000 sebesar Rp 96,2 miliar atau 38% terhadap total UK. Khusus untuk Uang Logam (UL), pecahan Rp 1.000 mendominasi outflow uang yakni sebesar Rp 280 juta atau 72% dan UL pecahan Rp 500 sebesar Rp 68 juta atau 17% dari keseluruhan outflow UL. Sementara itu, kondisi yang sama juga dialami pada posisi inflow. Sepanjang triwulan II 2017, KPw BI Kaltara telah melakukan transaksi UK pecahan Rp 100.000 sebesar Rp 14,3 miliar atau 49% dari total inflow UK dan UK pecahan Rp 50.000 sebesar Rp 10,4 miliar atau 35% dari total inflow UK. Di posisi inflow UL, transaksi selama triwulan II 2017 tercatat didominasi oleh uang pecahan Rp 500 sebesar Rp 2 juta atau 51% dan diikuti uang pecahan Rp 1.000 sebesar Rp 1 juta atau 37%. -300 -250 -200 -150 -100 -50 0 50 II Inflow Outflow Netflow

INFLOW

OUTFLOW Rp miliar

69

Grafik V.4 Denominasi Inflow Uang Kartal Kalimantan

Utara Triwulan II 2017

Grafik V.5 Denominasi Inflow Uang Logam Kalimantan Utara Triwulan II 2017

Grafik V.6 Denominasi Outflow Uang Kartal Kalimantan Utara Triwulan II 2017

Grafik V.7 Denominasi Outflow Uang Logam Kalimantan Utara Triwulan II 2017

Uang yang Diragukan Keasliannya

Sepanjang periode triwulan II 2017, KPw BI Provinsi Kaltara memperoleh temuan sejumlah 6 bilyet uang yang diragukan keasliannya atau uang palsu (uang yang tidak sesuai dengan ciri-ciri keaslian uang rupiah). Menurut nominalnya, uang palsu yang ditemukan terdiri dari Uang Pecahan Besar (UPB) dengan nominal Rp 50.000 tahun emisi 2005 sejumlah 5 bilyet dan uang dengan nominal Rp 100.000 tahun emisi 2004 sejumlah 1 bilyet. Menindaklanjuti hal ini, KPw BI Provinsi Kaltara terus melakukan edukasi kepada masyarakat terkait ciri-ciri keaslian uang rupiah sehingga masyarakat diharapkan turut berperan serta mengantisipasi peredaran uang palsu. Selama triwulan II 2017, KPw BI Provinsi Kaltara terus melakukan sosialisasi kepada berbagai pihak mulai dari pelajar, pedagang, masyarakat hingga instansi pemerintahan.

49% 35% 7% 5% 3% 1% 0% 0% 0% INFLOW UK UANG KERTAS 100000 UANG KERTAS 50000 UANG KERTAS 20000 UANG KERTAS 10000 UANG KERTAS 5000 UANG KERTAS 2000 UANG KERTAS 1000 UANG KERTAS 500 37% 51% 8% 4% 0% INFLOW UL UANG LOGAM 1000 UANG LOGAM 500 UANG LOGAM 200 UANG LOGAM 100 UANG LOGAM 50 48% 38% 5%4% 3% 2% 0% 0% 0% OUTFLOW UK UANG KERTAS 100000 UANG KERTAS 50000 UANG KERTAS 20000 UANG KERTAS 10000 UANG KERTAS 5000 UANG KERTAS 2000 UANG KERTAS 1000 UANG KERTAS 500 72% 17% 7% 4% 0% OUTFLOW UL UANG LOGAM 1000 UANG LOGAM 500 UANG LOGAM 200 UANG LOGAM 100 UANG LOGAM 50

70

Grafik V.8 Uang Yang Diragukan Keasliannya

Penyediaan Uang Rupiah Layak Edar (UTLE)

Dalam rangka mengendalikan peredaran uang kartal, Bank Indonesia melakukan pemusnahan UTLE dan menyediakan uang layak edar (ULE) di masyarakat melalui beberapa kegiatan, diantaranya kas keliling dan kas titipan. KPw BI Kaltara yang mulai beroperasi sejak soft launching tanggal 10 Mei 2017 telah melaksanakan kegiatan kas keliling mapun kas titipan pada periode triwulan II 2017.

Kas Keliling

Salah satu layanan kas luar kantor yang dapat dilakukan oleh KPw BI Kaltara adalah kas keliling, yaitu kegiatan penukaran uang oleh unit kerja operasional kas kepada masyarakat, bank/atau pihak lain dengan menggunakan sarana angkutan. Kas keliling dibagi menjadi 2 (dua) layanan, yaitu kas keliling dalam kota dan kas keliling luar kota. Kas keliling dalam kota merupakan kegiatan layanan kas luar kantor untuk melayani penukaran kepada masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi oleh bank umum.

Wilayah kegiatan kas keliling dalam kota (Kota Tarakan) pada periode triwulan II 2017 diantaranya Pasar Gusher, Pasar Tenguyun, Pasar Beringin, dan Pasar THM dengan modal per kegiatan berkisar Rp 100.000.000-1.050.000.000. Sampai dengan akhir bulan Juni 2017, kegiatan layanan kas keliling dalam kota telah dilaksanakan sejumlah 16 (enam belas) kali termasuk layanan selama bulan Ramadan menuju Hari Raya Idul Fitri yang dilakukan sejumlah 10 (sepuluh) kali.

17%

83%

Penemuan Uang yang Diragukan Keasliannya

Uang Pecahan Besar Tahun Emisi 2004 100000

Uang Pecahan Besar Tahun Emisi 2005 50000

71

Tabel V.1 Kegiatan Kas Keliling dalam Kota di Bulan Ramadan 1438 H

Layanan kas keliling dilakukan pula di luar kota dengan tujuan menjangkau masyarakat Provinsi Kaltara yang berada di luar wilayah Kota Tarakan. Selama periode triwulan II 2017, telah dilaksanakan kas keliling luar kota ke Kabupaten Nunukan, Malinau, dan Tana Tidung masing-masing sejumlah 1 (satu) kali kegiatan. Berdasarkan data pengelolaan uang rupiah KPw BI Provinsi Kaltara periode triwulan II 2017, transaksi uang kertas melalui kegiatan kas keliling yang masuk sebesar Rp 14.497.440.000 dan keluar sebesar Rp 14.366.700.000. Kemudian, uang logam yang masuk sebesar Rp 3.060.000 dan keluar sebesar Rp 120.300.000. Adapun total uang kartal yang masuk melalui kegiatan kas keliling sebesar Rp 14.500.500.000 dan keluar sebesar Rp 14.487.000.000.

Tabel V.2 Kegiatan Kas Keliling Selama Triwulan II di Kota Tarakan

Kas Titipan

Di Provinsi Kalimantan Utara, terdapat 1 (satu) bank pengelola kas titipan yang berada di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan yaitu Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur (BPD Kaltim). Dalam menjalankan kegiatannya, BPD Kaltim bersama dengan 4 (empat) bank peserta yang terdiri dari Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, dan Bank Danamon mengedarkan Uang Layak Edar (ULE) hingga daerah terpencil. Berdasarkan plafon kas titipan di Tanjung Selor, perbankan dapat melaksanakan transaksi uang kartal antar bank (TUKAB) hingga 150 miliar rupiah. Lebih lanjut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara dalam waktu dekat akan meresmikan lokasi kas titipan baru di Kabupaten Malinau.

No Lokasi Uang Kertas Uang Logam Total Uang Kartal

1 Pasar Tenguyun Rp 237,000,000 Rp 13,000,000 Rp 250,000,000 2 Pasar Batu Rp 387,000,000 Rp 13,000,000 Rp 400,000,000 3 Pasar Gusher Rp 407,000,000 Rp 13,000,000 Rp 420,000,000 4 Pasar Beringin Rp 740,000,000 Rp 8,700,000 Rp 748,700,000 5 Pasar Tenguyun Rp 819,000,000 Rp 9,000,000 Rp 828,000,000 6 Pasar THM Rp 1,038,000,000 Rp 9,000,000 Rp 1,047,000,000 7 Syahbandar/Pelindo Rp 285,000,000 Rp 9,000,000 Rp 294,000,000 8 Kantor Walikota dan Gd. Gadis Rp 547,200,000 Rp 5,000,000 Rp 552,200,000 9 Kantor Camat Rp 113,200,000 Rp 3,400,000 Rp 116,600,000 10 Koramil Rp 181,000,000 Rp 7,100,000 Rp 188,100,000 Total Rp 4,754,400,000 Rp 90,200,000 Rp 4,844,600,000

Jenis Uang Kas Masuk Kas Keluar Uang Kertas Rp 14,497,440,000 Rp 14,366,700,000

Uang Logam Rp 3,060,000 Rp 120,300,000 Total Rp 14,500,500,000 Rp 14,487,000,000

72

Perkembangan Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB)

Selama periode triwulan II 2017, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara telah memproses 2 (dua) penyelenggara Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) yang tengah mengurus perizinan kepada Bank Indonesia. Sementara itu, adanya penyempurnaan ketentuan tentang KUPVA melalui penerbitan Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/20/PBI/2016 tentang Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank pada tanggal 3 Oktober 2016 diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih jelas dalam penyelenggaraan KUPVA oleh lembaga bukan bank, meningkatkan tata kelola yang baik, serta mendorong perkembangan industri KUPVA menjadi lebih sehat dan efisien. Bank Indonesia aktif melakukan pengawasan dan memberikan pembinaan kepada KUPVA serta melakukan upaya persuasif kepada KUPVA yang belum berizin agar dapat memperoleh izin selambat-lambatnya tanggal 7 April 2017. Kedua hal tersebut dilakukan agar dapat mendukung pembentukan iklim sistem pembayaran yang aman, lancar, efisien, serta melindungi konsumen. Program Elektronifikasi

Elektronifikasi secara umum didefinisikan sebagai suatu upaya untuk mengubah transaksi masyarakat yang semula dilakukan secara manual menjadi elektronik, dari metode pembayaran secara tunai menjadi non tunai, serta pelaku transaksi keuangan yang sebelumnya bersifat eksklusif menjadi inklusif. Kaitannya dengan keuangan inklusif, elektronifikasi membuka akses masyarakat untuk terhubung dengan layanan keuangan serta mendekatkan lembaga keuangan kepada masyarakat hingga ke daerah terpencil (remote area).

Sebagai otoritas di bidang sistem pembayaran, Bank Indonesia memiliki tugas pokok dan fungsi dalam menunjang layanan keuangan non tunai. Ditetapkannya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) pada tanggal 14 Agustus 2017 menjadi pintu bagi akselerasi layanan keuangan non tunai. Melalui roadmap elektronifikasi tahun 2014-2024, Bank Indonesia melakukan 4 (empat) strategi meliputi upaya perubahan perilaku masyarakat, upaya perubahan perilaku pelaku industri sistem pembayaran ritel, perluasan penerimaan instrumen dan layanan non tunai, serta koordinasi kelembagaan dan regulasi untuk tujuan elektronifikasi.

Berdirinya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltara menjadi langkah awal bagi wilayah Kaltara untuk menerapkan layanan keuangan non tunai. Berbagai perjanjian antara Bank Indonesia dengan instansi pemerintah pun turut serta membuka ruang bagi layanan keuangan non tunai. Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 910/1866/SJ dan 910/1867/SJ tentang Implementasi Transaksi Non Tunai pada Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, KPw BI Provinsi Kaltara akan memfasilitasi pemerintah

73

dalam mendukung program elektronifikasi. Diharapkan, program elektronifikasi tersebut mendapatkan dukungan penuh dari stakeholder sehingga mendorong perkembangan transaksi sistem pembayaran non tunai di wilayah Kaltara sebagai provinsi termuda di Indonesia.

76