• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

5.1. PENYELENGGARAAN LAYANAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI

Pada triwulan II 2017, transaksi kliring melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo tercatat sebesar Rp 1,80 triliun menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 2,42 triliun sejalan dengan perlambatan perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2017. Secara

pertumbuhan, transaksi kliring kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 33,83% (yoy) pada triwulan II 2017 lebih dalam dari pada triwulan I 2017 yang menurun sebesar 15,7% (yoy). Selain aktivitas perekonomian yang melambat pada triwulan II 2017, penurunan transkasi kliring juga salah satunya masih disebabkan oleh dampak lanjutan dari pemberlakuan ketentuan atas pembatasan nominal transfer paling banyak Rp500 juta per transaksi sehingga terdapat base year effect yang menyebabkan pertumbuhan triwulan ini rendah. Penurunan juga terjadi pada volume transaksi sebesar 33,82% (yoy) dari sebelumnya 88.121 lembar menjadi 69.854 lembar.

Grafik 5.1. Perkembangan Transaksi SKNBI

Bank Indonesia terus melakukan upaya menjaga kelancaran transaksi pembayaran nontunai. Upaya yang dilakukan antara lain

melalui implementasi SKNBI Generasi II sejak 5 Juni 2015, mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) dan elektronifikasi berbagai jenis transaksi baik G to P, P to G dan P to P serta melakukan pemantauan pada Koordinator Pertukaran Warkat Debit (KPWD).

Guna meningkatkan penggunaan LKD di Sulawesi Utara, Bank Indonesia berupaya

memperluas implementasi LKD melalui dorongan kepada bank penyelenggara LKD di Sulawesi Utara, untuk melakukan ekspansi agen LKD di tiap-tiap daerah. Sampai dengan Juni 2017, agen LKD di Sulawesi Utara tercatat sejumlah 1.807 agen.

Dalam rangka mendorong elektronifikasi, Bank Indonesia telah menyusun Roadmap Elektronifikasi untuk tahun 2017-2019 yang

menjadi panduan dalam implementasi elektronifikasi transaksi keuangan di wilayah Sulawesi Utara. Keberhasilan utama elektronifikasi di Sulawesi Utara merupakan terlaksananya pembayaran gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) di 15 Kab/Kota se-Sulawesi Utara berkat keseriusan dan koordinasi yang intens antara Bank Indonesia, Pemerintah daerah dan serta kesiapan infrastruktur perbankan.

Berbagai sosialisasi dan edukasi GNNT terus dilakukan oleh Bank Indonesia pada berbagai

kesempatan dan kepada beragam

stakeholders. Pada bulan April 2017, sosialisasi GNNT dilakukan di Kota Manado kepada pelajar SMA, SMK dan SMP.

Di sisi dukungan pada kelancaran sistem

kliring, Bank Indonesia melakukan

pemantauan kepatuhan KPWD melalui analisis

-40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500 4.000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015 2016

Sumber: Bank Indonesia

44 laporan berkala setiap bulan secara off-site

serta pemeriksaan on-site. Pada triwulan II 2017 pemantauan langsung dilakukan di KPWD Sangihe. Di Sulawesi Utara, terdapat 5 penyelenggara kliring yaitu Bank Indonesia di Manado, dan 3 KPWD yang terdiri dari BNI di Kotamobagu, Bank Mandiri di Kep. Sangihe, dan BNI di Bitung.

Aktivitas Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) pada triwulan II 2017 menunjukkan peningkatan sejalan dengan tumbuhnya pariwisata Sulawesi Utara. Transaksi penjualan valuta asing pada

KUPVA BB tercatat sebesar Rp9,2 Miliar tumbuh 33,3% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar Rp8,5 Miliar. Peningkatan aktivitas KUPVA BB disisi lain perlu diiringi dengan pengawasan untuk mencegah risiko pemanfaatan KUPVA BB bagi kegiatan pencucian uang, pendanaan terorisme, judi on-line, dan kejahatan lainnya. Oleh karenanya, Bank Indonesia telah menerbitkan PBI No.18/20/PBI/2016 tanggal 3 Oktober 2016. Dalam PBI tersebut diatur bahwa setiap penyelenggara KUPVA BB yang tidak memperoleh wajib memperoleh izin dari Bank Indonesia. Terhadap penyelenggara KUPVA BB yang belum memperoleh izin Bank Indonesia diwajibkan untuk menutup kegiatan usaha dan mengajukan izin kepada Bank Indonesia. Terkait hal tersebut, sepanjang triwulan II 2017 telah dilakukan beberapa sosialisasi kepada KC KUPVA BB yang berkantor pusat diluar Sulawesi Utara, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulut, Asosiasi Tour dan Travel Indonesia (ASITA) Sulut, serta koordinasi dengan Kepolisian Daerah, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Dinas Pariwisata untuk perumusan strategi penertiban. Berdasarkan hasil market intelegence dan koordinasi dengan instansi / pihak terkait, hingga saat ini belum ditemukan adanya KUPVA BB yang tidak berizin di Sulawesi Utara.

5.2. PENGELOLAAN UANG TUNAI

Pergerakan aliran masuk uang kartal dari masyarakat ke kas Bank Indonesia pada triwulan II 2017 masih mengikuti pola

historisnya yaitu menunjukkan adanya

peningkatan net-outflow. Permintaan masyarakat akan uang kartal meningkat pada triwulan II 2017 sejalan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan uang kartal jelang hari raya Idul Fitri dan perayaan pengucapan di wilayah Minahasa dan sekitarnya. Hal ini tercermin dari aktivitas setoran-bayaran uang tunai yang tercatat net-outflow sebesar Rp 1,9 triliun, berkebalikan dengan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat net inflow (lebih besar uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia) Rp 1,6 triliun.

Grafik 5.2. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Rp triliun)

Seiring dengan kebijakan clean money policy, kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar (UTLE) terus dilakukan oleh Bank Indonesia.

Pada triwulan II 2017, sejalan dengan lebih banyaknya aliran uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia dibandingkan uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia, jumlah UTLE yang dimusnahkan secara nominal mengalami penurunan, namun secara rasio terhadap inflow mengalami peningkatan. Pemusnahan pada triwulan II 2017 sebesar Rp509 Miliar dengan rasio terhadap inflow sebesar 53%. Jumlah pemusnahan pada triwulan sebelumnya sebesar Rp 1 Triliun dengan rasio terhadap inflow 42%.

Bank Indonesia juga menyelenggarakan pelayanan jasa kas titipan dalam rangka

(3) (2) (1) 1 2 3

I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017

Sumber: Bank Indonesia

45

penyediaan kebutuhan uang kartal. Pada

triwulan II 2017, dilakukan sebanyak 6 kali dropping kas titipan, yang terdiri dari 1 kali di Tahuna (Bank Mandiri), 4 kali di Provinsi Gorontalo (Bank Mandiri Kota Gorontalo dan Bank SulutGo Cab Pohuwato), 1 kali di Kotamobagu (Bank SulutGo). Sementara itu, penarikan kas titipan dilakukan juga sebanyak 5 kali yang terdiri dari 3 kali di Kota Kotamobagu dan 2 kali di Kota Gorontalo. Total dropping kas titipan pada triwulan II 2017 sebesar Rp 786 miliar, meningkat tinggi dari Rp 37 miliar pada triwulan sebelumnya dampak dari pembukaan baru Kas Titipan Pohuwato di Provinsi Gorontalo yang beroprasi sejak tanggal 17 Mei 2017.

Selain melalui kas titipan, Bank Indonesia juga telah mengoptimalkan layanan kas keliling,

yang tidak hanya menjangkau pusat bisnis modern, namun juga hingga ke pasar tradisional di tingkat Kecamatan di setiap Kab/Kota di Sulawesi Utara. Sepanjang triwulan II 2017, telah menyelenggarakan 56 kegiatan kas keliling yang menjangkau beberapa Kab/Kota yaitu Kota Manado, Kota Kotamobagu, Kota Bitung, Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Utara, Kab. Minahasa Selatan, dan Kab. Bolaang Mongondow Timur yang juga dirangkaikan dengan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri keaslian Uang

Rupiah untuk memitigasi risiko peredaran Uang palsu di Sulawesi Utara.

Temuan uang palsu di Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo pada triwulan II 2017 sebanyak 121 lembar, meningkat dari triwulan I 2017 yang tercatat hanya sebanyak 103 lembar. Berdasarkan pecahannya, temuan

pada triwulan II 2017 terdiri dari 78 lembar pecahan Rp 100 ribu, 41 lembar pecahan Rp 50 ribu dan 2 lembar pecahan Rp 20 ribu. Pemberantasan uang palsu terus dilakukan Bank Indonesia antara lain melalui penguatan koordinasi bersama aparat penegak hukum melalui penandatanganan Pokok-Pokok Kesepahaman dalam rangka Mendukung Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia dengan Kepolisian Daerah Sulawesi Utara pada tanggal 23 Juni 2015. Bank Indonesia selalu melakukan klarifikasi Uang Palsu melalui data dan fisik bilyet setiap bulan yang kemudian dilaporkan kepada Kepolisian Daerah Sulawesi Utara untuk ditindaklanjuti sesuai kewenangannya sebagai penegak hukum.

Grafik 5.3. Perkembangan Temuan Uang Palsu (Lembar) 69 64 34 67 149 124 219 214 79 67 58 84 228 18 95 23 103121

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016 2017

46

Bab VI.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Dokumen terkait