• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA AGUSTUS 2017"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

i

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI SULAWESI UTARA

AGUSTUS 2017

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara

Soekowardojo

: Kepala Perwakilan / Direktur

Buwono Budisantoso : Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi / Deputi Direktur

A.Yusnang

: Kepala Divisi SP, PUR, Layanan dan Administrasi / Deputi Direktur

Gunawan

: Kepala Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan / Asisten Direktur

Lukman Hakim

: Kepala Tim PUR dan Operasional SP / Asisten Direktur

Zulham Effendi

: Analis / Manajer

Rivo Mandey

: Analis / Asisten Manajer

Iona Rombot

: Analis / Asisten Manajer

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Jl. 17 Agustus No. 56

Manado 95117

T: 0431 868102 / 868103 F: 0431 866933

Salinan elektronis publikasi ini dapat diperoleh di website Bank Indonesia dengan alamat:

http://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/Sulawesi Utara/ atau

Silahkan mengirimkan email ke:

rivo_m@bi.go.id dengan subyek “Publikasi KEKR Sulawesi Utara” serta mencantumkan nama, instansi, dan jabatan

(2)

ii

Visi, Misi & Nilai Strategis Bank Indonesia

VISI

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil

MISI

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

NILAI-NILAI STRATEGIS

Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and Teamwork

Visi & Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Sulawesi Utara

VISI

Menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang kontributif terhadap perekonomian Sulawesi Utara yang maju dan penting bagi Indonesia, dengan semangat kerja cerdas, ikhlas, dan tuntas.

MISI

1. Menjalankan fungsi Bank Indonesia di daerah terkait sistem pembayaran dan komunikasi kebijakan.

2. Memberikan informasi mengenai perekonomian daerah dan respon kebijakan Bank Indonesia.

(3)

iii

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Utara Periode Agustus 2017 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Sulawesi Utara diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai wujud peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Sulawesi Utara terkini serta prospeknya. Kami berharap informasi yang kami sajikan ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait. Dalam proses penyusunan kajian ini, kami menggunakan data yang diperoleh dari berbagai pihak, yakni instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha, laporan perbankan serta data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Untuk itu kepada para pihak tersebut, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan semoga hubungan yang telah terjalin erat selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Kami juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan kajian ini ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritikan dan masukan membangun demi penyempurnaan di masa yang akan datang.

Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Sulawesi Utara. Terima Kasih.

Manado, Agustus 2017

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI SULAWESI UTARA

ttd

Soekowardojo Direktur

(4)

iv

Daftar Isi

VISI DAN MISI BANK INDONESIA ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GRAFIK v

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR viii

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI SULAWESI UTARA ix

RINGKASAN EKSEKUTIF 1

BAB I - PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH 5

PDRB – Jenis Penggunaan 6

Konsumsi 6

Investasi (PMTB) 8

Ekspor-Impor 9 PDRB –Lapangan Usaha 10

Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan 11

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil Dan Sepeda Motor 12

Konstruksi 13

Transportasi 13

Industri Pengolahan 14

Box I. Overview Kondisi Perikanan Sulawesi Utara 16

BAB II - KEUANGAN PEMERINTAH 18

Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Utara 18

Belanja APBD Provinsi Sulawesi Utara 19

Alokasi Belanja APBN Di Sulawesi Utara 21

BAB III - PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH 22

Evaluasi Realisasi Inflasi 22

Arah Perkembangan Inflasi 27

Program Pengendalian Dan Tantangan Yang Dihadapi 28

BAB IV - STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM 31

Gambaran Umum Perbankan 30

Akses Keuangan Dan UMKM 36

Ketahanan Korporasi 38

Ketahanan Rumah Tangga 40

BAB V - PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH 43

Penyelenggaraan Layanan Sistem Pembayaran Nontunai 43

Pengelolaan Uang Tunai 44

BAB VI - KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN 46

Ketenagakerjaan 46

Kesejahteraan 47

BAB VII - PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH 51

Pertumbuhan Ekonomi 51

Inflasi 52

(5)

v

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Tren Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sulawesi Triwulan II 2017 Grafik 1.3. Pertumbuhan Konsumsi

Grafik 1.4. Kredit Konsumsi

Grafik 1.5. DPK Total dan Perseorangan Grafik 1.6. KPR

Grafik 1.7. Pengadaan Semen

Grafik 1.8. Harga CNO, Volume dan Nilai Ekspor Sulawesi Utara Grafik 1.9. Luas Panen Padi

Grafik 1.10. Produksi Beras

Grafik 1.11. Nilai Ekspor Komoditas Pertanian

Grafik 1.12. Jumlah Wisman yang Berkunjung ke Sulut melalui Bandara Sam Ratulangi Manado Grafik 1.13. Jumlah Penumpang yang Datang ke Sulut melalui Bandara Sam Ratulangi Manado Grafik 1.14. Data Bongkar Muat Pelabuhan Bitung

Grafik 1.15. Volume Ekspor Minyak Nabati Grafik 1.16. Volume Ekspor Ikan dan Olahannya

Grafik Box 1.1. Pertumbuhan Sub Sektor Perikanan di Sulawesi Utara Grafik 2.1. Perkembangan Anggaran Pendapatan APBD Sulawesi Utara Grafik 2.2. Perkembangan Anggaran Belanja Modal

Grafik 3.1. Inflasi Tahunan dan Andil Disagregasi Grafik 3.2. Inflasi Bulanan

Grafik 3.3. Inflasi dan Andil April 2017 Berdasarkan Disagregasi Grafik 3.4. Inflasi dan Andil Mei 2017 Berdasarkan Disagregasi Grafik 3.5. Inflasi dan Andil Juni 2017 Berdasarkan Disagregasi Grafik 3.6. Inflasi Tahunan dan Andil Disagregasi

Grafik 4.1. Perkembangan Aset Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.2. Perkembangan Kredit Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.3. Perkembangan DPK Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.4. Perkembangan Jenis DPK Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.5. Komposisi DPK Perbankan Umum di Sulawesi Utara

Grafik 4.6. Perkembangan Giro Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.7. Perkembangan Tabungan Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.8. Perkembangan Deposito Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.9. Komposisi Kredit Perbankan Umum di Sulawesi Utara

Grafik 4.10. Perkembangan KMK Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.11. Perkembangan KI Pebankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.12. Perkembangan KK Perbankan Umum di Sulawesi Utara

Grafik 4.13. Komposisi Undisbursement Loan Perbankan Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.14. NPL Bank Umum per Kelompok di Sulawesi Utara

Grafik 4.15. NPL Bank Umum per Jenis Penggunaan di Sulawesi Utara Grafik 4.16. NPL Bank Umum per Kab/Kota di Sulawesi Utara

Grafik 4.17. Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum di Sulawesi Utara Grafik 4.18. Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Wilayah di Sulawesi Utara Grafik 4.19. Rasio Jumlah Rekening DPK terhadap Penduduk Angkatan Kerja Grafik 4.20. Rasio Jumlah Rekening Kredit terhadap Penduduk Angkatan Kerja Grafik 4.21. Komposisi Ekspor Sulawesi Utara

Grafik 4.22. Perkembangan Harga Minyak dan Ekspor Minyak Nabati Sulut

5 5 6 7 7 9 9 10 11 11 12 13 13 14 14 14 16 18 20 22 23 23 24 26 31 31 31 32 33 33 33 33 33 34 34 35 35 35 36 36 36 36 37 37 37 38 39

(6)

vi Grafik 4.23. Likert Scale Kegiatan Usaha

Grafik 4.24. Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi Grafik 4.25. Pertumbuhan Kredit Korporasi

Grafik 4.26. Indeks Keyakinan Konsumen Rumah Tangga Sulawesi Utara Grafik 4.27. Persepsi Rumah Tangga Sulawesi Utara terhadap Ekonomi Saat Ini Grafik 4.28. Persepsi Rumah Tangga Sulawesi Utara terhadap Harga 6 Bulan Kedepan Grafik 4.29. Komposisi DPK Perseorang di Sulawesi Utara

Grafik 4.30. Pertumbuhan DPK Perseorangan Tiap Jenis Penempatan Grafik 4.31. Komposisi Kredit Konsumsi

Grafik 4.32. Pertumbuhan Kredit Konsumsi Menurut Jenis Penggunaan Grafik 5.1. Perkembangan Transaksi Kliring SKNBI

Grafik 5.2. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Rp triliun) Grafik 5.3. Perkembangan Temuan Uang Palsu (Lembar) Grafik 6.1. Tingkat Pengangguran Terbuka Periode Februari (%) Grafik 6.2. Perkembangan NTP Sulut

Grafik 6.3. NTP Sulut per Subsektor Triwulan II 2017

39 39 40 40 40 40 41 41 41 42 43 44 45 46 49 49

(7)

vii

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Jenis Penggunaan

Tabel 1.2. Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Jenis Penggunaan Tabel 1.3. Pangsa Jenis Penggunaan

Tabel 1.4. Komponen Konsumsi Rumah Tangga dalam PDRB (% yoy) Tabel 1.5. Realisasi Belanja Non Modal APBD Prov Sulawesi Utara

Tabel 1.6. Realisasi Belanja Pegawai dalam APBD Provinsi Sulut dan APBN di Sulut Tabel 1.7. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha (% yoy)

Tabel 1.8. Pangsa Lapangan Usaha

Tabel Box 1.1. Perkembangan Indikator Bidang Perikanan

Tabel 2.1. Perkembangan Anggaran Pendapatan APBD Sulawesi Utara Tabel 2.2. Realisasi Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Utara Tabel 2.3. Perkembangan Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Utara Tabel 2.4. Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 2.5. Postur Alokasi Belanja APBN di Sulawesi Utara

Tabel 2.6. Realisasi Belanja APBN di Sulawesi Utara Triwulan I 2017 Tabel 3.1. Inflasi Juli 2017

Tabel 6.1. Keadaan Ketenagakerjaan (Ribu Jiwa)

Tabel 6.2. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tabel 6.3. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama Tabel 6.4. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut Pendidikan Tertinggi Tabel 6.5. TPT Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi (%) Tabel 6.6. Indikator Keadaaan Kesejahteraan

6 6 6 7 8 8 10 11 17 18 19 19 20 21 21 27 46 47 47 47 47 48

(8)

viii

Daftar Gambar

Gambar 1.1. Prakiraan Curah Hujan di Sulut

Gambar Box 1.1. Perkembangan Aturan di Sektor Perikanan

12 16

(9)

ix

Indikator Ekonomi dan Perbankan

Sumber: Bank Indonesia & Badan Pusat Statistik

INDIKATOR

I. MAKRO NASIONAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II

A PDB Nasional (yoy) 4.71 4.67 4.73 5.04 4.79 4.92 5.18 5.02 4.94 5.02 5.01 5.01 B Inflasi Nasional (yoy) 6.38 7.26 6.83 3.35 3.35 4.45 3.45 3.07 3.02 3.02 3.61 4.37

II. MAKRO REGIONAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II

A 1. Laju Inflasi (ytd) % (0.40) 2.14 2.23 5.56 5.56 (1.02) (0.71) (0.93) 0.35 0.35 2.51 2.49 2. Laju Inflasi (yoy) % 7.99 8.73 9.34 5.56 5.56 4.91 3.67 2.28 0.35 0.35 3.93 3.59 3. Laju Inflasi (mtm) % 0.50 0.49 0.62 1.74 1.74 (0.03) 1.06 (0.68) (1.52) (1.52) 0.23 1.15 4. Inflasi Bahan Makanan (mtm) % 0.59 1.21 2.37 5.93 5.93 (2.51) 3.62 (3.56) 1.69 1.69 0.62 2.29 5. Inflasi Makanan Jadi (mtm) % 0.07 0.07 0.67 0.79 0.79 0.11 0.47 0.09 0.46 0.46 (0.19) 0.23 6. Inflasi Perumahan (mtm) % 0.44 0.05 0.08 0.40 0.40 (0.18) 0.42 0.17 0.96 0.96 0.36 0.75 7. Inflasi Sandang (mtm) % (0.12) 0.36 0.07 0.38 0.38 0.14 0.32 0.03 0.52 0.52 0.20 0.39 8. Inflasi Kesehatan (mtm) % 0.27 0.17 0.13 0.30 0.30 - 0.41 0.26 0.21 0.21 0.92 1.31 9. Inflasi Pendidikan (mtm) % 0.31 0.27 - 0.35 0.35 0.05 0.03 0.05 0.14 0.14 0.06 0.17 10. Inflasi Transportasi (mtm) % 1.28 0.94 (0.28) 0.29 0.29 (1.50) (0.18) 0.57 1.91 1.91 (0.29) 1.70 B PDRB Penggunaan 6.40 6.27 6.31 5.57 6.12 5.96 6.14 6.01 6.49 6.17 6.43 5.80 - Konsumsi Rumah Tangga 6.26 6.06 6.72 6.69 6.44 6.82 6.93 5.84 5.52 6.27 4.28 5.03 - Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga (11.86) (1.55) 5.65 9.75 0.25 5.57 5.45 5.60 2.67 4.76 6.24 7.41 - Konsumsi Pemerintah 7.19 7.80 10.96 13.00 9.94 8.94 11.37 (1.50) (6.55) 2.32 2.72 (0.30) - Pembentukan Modal Tetap Bruto 3.56 6.61 12.86 12.37 9.08 9.96 9.86 6.34 1.62 6.29 4.61 6.20 - Perubahan Persediaan (72.36) (77.23) (62.90) 22.94 (63.28) (136.10) (35.44) (34.43) (34.79) (55.37) (266.04) (24.08) - Ekspor Luar Negeri (3.15) (13.86) (9.52) (21.34) (11.70) (20.07) (12.86) (2.80) 53.37 0.14 16.83 (3.86) - Impor Luar Negeri 1.64 (25.08) 3.54 16.45 (0.88) 16.01 126.75 18.79 (14.15) 28.53 (32.19) (16.91) - Net Ekspor Antardaerah (8.21) (9.23) 8.49 7.27 (1.38) (9.44) (16.26) (11.50) 12.41 (7.48) 11.85 (4.17) C PDRB Sektoral 6.40 6.27 6.31 5.57 6.12 5.96 6.14 6.01 6.49 6.17 6.43 5.80 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.27 4.43 2.83 0.66 2.95 0.90 2.11 4.08 5.72 3.67 5.38 4.66 Pertambangan dan Penggalian 12.40 8.35 7.48 5.30 8.17 3.56 0.81 0.81 3.85 4.42 9.45 9.81 Industri Pengolahan 4.57 3.67 0.83 1.80 2.65 2.68 (1.23) 1.82 1.45 1.11 6.53 7.17 Pengadaan Listrik dan Gas 31.93 4.35 2.99 (5.05) 6.76 8.10 30.18 27.07 2.43 17.52 2.22 1.07 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 8.15 8.29 (0.87) (4.90) 2.42 0.17 1.44 6.31 4.47 3.07 1.82 0.88 Konstruksi 7.12 7.53 11.25 11.48 9.49 9.88 9.86 6.23 5.76 6.89 5.45 6.35 Perdagangan Besar dan Eceran 6.09 5.49 5.44 6.65 5.93 6.53 7.91 7.23 4.76 6.05 5.41 4.73 Transportasi dan Pergudangan 8.78 7.99 7.06 5.47 7.25 7.83 8.47 9.94 10.14 9.24 7.61 6.04 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5.62 7.50 9.10 11.35 8.52 11.56 8.49 17.80 13.69 12.69 5.94 12.31 Informasi dan Komunikasi 8.20 9.23 8.75 9.52 8.95 8.24 8.94 9.86 9.03 9.20 9.40 9.35 Jasa Keuangan dan Asuransi 6.79 2.58 10.26 (3.32) 3.91 12.41 21.09 14.82 28.36 19.16 7.67 7.62 Real Estate 7.56 7.14 7.21 7.76 7.42 7.00 6.90 7.31 7.03 7.08 8.87 7.09 Jasa Perusahaan 8.14 8.26 8.40 6.29 7.73 6.36 6.36 6.86 9.16 6.87 8.34 7.54 Adm.i Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 8.37 9.24 8.74 9.47 8.99 8.07 8.76 1.47 2.03 4.72 3.89 (1.92) Jasa Pendidikan 2.62 5.81 9.69 9.98 7.08 7.98 7.48 1.34 7.87 6.21 5.80 3.78 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4.46 9.35 9.16 8.36 7.88 7.10 6.82 9.89 8.80 8.02 8.71 8.37 Jasa lainnya 6.17 7.42 8.77 7.75 7.56 7.34 7.87 9.94 9.23 8.64 9.12 7.25

II. MONETER TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II

Policy Rate (%)* 7.50 7.50 7.50 7.50 7.50 6.75 6.50 4.75 4.75 4.75 4.75 4.75 Kurs (Rp/USD - posisi akhir) 13,084 13,313 13,854 13,726 13,494 13,527 13,317 12,998 13,436 13,320 13,348 13,309

III. PERDAGANGAN LUAR NEGERI TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II

1. Ekspor (ribu USD) 217,525 237,181 185,865 169,770 810,342 206,702 248,194 181,715 212,142 848,753 228,415 230,185 2. Impor (ribu USD) 17,027 10,714 8,916 26,115 62,772 36,186 49,050 11,057 27,976 124,269 37,411 48,758

IV. PERBANKAN** TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II

A. Jumlah Bank 46 46 46 46 46 46 47 48 48 48 48 48

1. Bank Umum 24 24 24 24 24 28 29 30 30 30 30 30

1.1. Bank Pemerintah 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6

1.2. Bank Swasta (non Syariah) 18 18 18 18 18 18 19 20 20 20 20 20

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18

3. Bank Syariah 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

B. Jaringan Kantor (Termasuk Unit) 347 350 345 342 342 340 340 342 348 348 349 348

1. Bank Umum 292 295 290 289 289 285 285 287 293 293 294 292

1.1. Konvensional 276 279 275 275 275 272 273 274 280 280 281 279

1.2. Syariah 16 16 15 14 14 13 12 13 13 13 13 13

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 56

2.1. Konvensional 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 55 56

2.2. Syariah - - - - - - - -C. Total Asset (Rp miliar) 35,839 37,037 38,383 37,196 37,195 39,637 40,521 40,593 40,095 40,095 41,820 42,974 1. Bank Umum (non syariah) 34,381 35,566 36,932 35,721 35,721 38,135 39,033 39,085 38,561 38,561 40,253 41,396 2. BPR 973 977 983 1,004 1,004 1,069 1,058 1,100 1,100 1,100 1,131 1,122 3. Bank Syariah 485 494 468 470 470 433 430 408 434 434 437 456 Keterangan :

* Menggunakan BI-7 day (Reverse) Repo Rate sejak 19 Agustus 2016 ** Berdasarkan Lokasi Bank Pelapor

2017 2016

(10)

x

Indikator Ekonomi dan Perbankan

Sumber: Bank Indonesia & Badan Pusat Statistik

INDIKATOR

IV. PERBANKAN** TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II

D. Indikator Kinerja Bank Umum

1. Dana Pihak Ketiga (DPK) (Rp miliar) 20,368 21,096 21,848 21,482 21,482 21,537 21,860 21,229 21,215 21,215 21,508 22,436 1.1. Giro 3,855 4,292 4,485 4,436 4,436 5,017 4,049 4,017 3,147 3,147 4,083 4,231 1.2. Deposito 7,752 8,022 8,242 6,485 6,485 7,071 7,352 7,011 6,879 6,879 7,283 7,579 1.3. Tabungan 8,762 8,782 9,121 10,562 10,562 9,448 10,458 10,201 11,189 11,189 10,142 10,627 2. Kredit (Rp miliar) 27,079 28,652 30,036 30,273 30,273 29,630 30,714 30,824 31,440 31,440 32,020 32,831 2.1. Berdasarkan Jenis Penggunaan

- Modal Kerja 7,309 7,538 7,546 7,564 7,564 7,704 8,156 8,111 8,090 8,090 8,192 8,627 - Investasi 3,022 3,743 4,542 4,265 4,265 4,143 4,380 4,342 4,383 4,383 4,590 4,346 - Konsumsi 16,067 16,209 17,248 17,739 17,739 17,782 18,178 18,371 18,967 18,967 19,238 19,858 2.2. Berdasarkan Sektor Ekonomi

Pertanian, Kehutanan & Perikanan 480 506 510 545 545 539 569 561 609 609 611 649

Pertambangan & Penggalian 38 733 1,594 1,317 1,317 1,222 1,360 1,280 1,247 1,247 1,515 1,543 Industri Pengolahan 763 795 720 733 733 714 717 701 720 720 726 642

Pengadaan Listrik, Gas & Produksi Es 2 4 9 12 12 17 19 22 45 45 47 49

Pengelolaan Air, Sampah, Limbah & Daur Ulang 5 5 5 5 5 5 7 8 7 7 7 7

Konstruksi 724 839 900 807 807 751 975 1,086 954 954 978 1,147 Perdagangan Besar & Eceran 6,075 6,230 6,228 6,549 6,549 6,708 6,956 6,937 6,948 6,948 6,952 7,011 Transportasi & Pergudangan 303 329 279 350 350 346 342 345 444 444 456 351

Penyediaan Akomodasi & Makan Minum 417 457 473 430 430 448 544 560 579 579 572 616

Informasi & Komunikasi 4 6 5 4 4 4 4 1 1 1 9 9

Jasa Keuangan & Asuransi 78 85 74 57 57 53 42 38 34 34 25 24

Real Estate 340 342 345 355 355 356 340 330 319 319 298 300

Jasa Perusahaan 235 228 223 225 225 276 275 206 171 171 168 154

Adm.i Pemerintah, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Jasa Pendidikan 42 39 37 35 35 39 36 33 36 36 37 48

Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 35 37 35 39 39 37 36 35 35 35 34 34

Jasa Lainnya 579 643 463 420 420 330 311 306 317 317 341 381

Lain-lain 15,808 16,209 16,988 18,386 18,386 17,782 18,178 18,373 18,970 18,970 19,242 19,864 2.3. Kredit untuk Debitur UMKM 7,472 7,446 7,228 7,430 7,430 7,612 7,828 8,079 8,262 8,262 8,151 8,417 2.4. Loan to Deposit Ratio (LDR) % 128.12 131.00 132.73 135.73 135.73 137.57 140.50 145.20 148.20 148.20 148.88 146.33 2.5. Non Performing Loan (NPL) - Nominal (Rp miliar) 894 988 996 984 984 1,072 1,142 1,186 1,070 1,070 1,222 1,305 - Rasio (%) 3.39 3.45 3.32 3.33 3.33 3.62 3.72 3.85 3.40 3.40 3.82 3.97 V. SISTEM PEMBAYARAN TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II TW III TW IV TOTAL TW I TW II 1. Kas (Rp miliar) - Inflow 2,323 1,094 1,820 1,100 6,337 2,504 1,035 2,476 1,289 7,305 2,403 970 - Outflow 692 1,407 2,380 2,772 7,251 710 2,469 1,810 2,790 7,779 766 2,954 2. Kliring

- Volume Kliring (Lembar) 90,235 92,390 94,408 99,206 376,239 85,025 88,256 82,903 84,940 341,124 73,286 57,762 - Nominal Kliring (Rp Miliar) 2,668 2,362 2,494 2,785 10,310 2,410 2,261 2,274 2,429 9,374 2,042 1,527 - Rata2 Volume Kliring/hari (Lembar) 1,455 1,515 1,523 1,600 1,523 1,518 1,401 1,382 1,348 1,412 1,182 1,050 - Rata2 Nominal Kliring/hari (Rp Miliar) 43.0 38.7 40.2 44.9 41.7 43.0 35.9 37.9 38.6 38.8 32.9 27.8 - Rata2 Lembar Tolakan Kliring/hari (%) 3.16 2.83 2.53 2.71 2.81 3.90 2.85 2.74 2.67 3.04 2.81 2.39 - Rata2 Nominal Tolakan Kliring/hari (%) 2.92 2.88 2.56 3.19 2.89 4.04 3.33 2.85 4.22 3.61 3.30 2.35 Keterangan :

** Berdasarkan Lokasi Bank Pelapor

2017 2016

(11)

1

Ringkasan Eksekutif

Kinerja perekonomian Provinsi Sulawesi Utara tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya... Anggaran pendapatan dan belanja APBD Sulawesi Utara tahun 2017 meningkat dibanding tahun sebelumnya, namun realisasi pada triwulan II 2017 cenderung lebih rendah... Inflasi tahunan Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 sedikit meningkat dibandingkan

Perkembangan Ekonomi Makro

Perekonomian Sulawesi Utara triwulan II 2017 tumbuh melambat sebesar 5,80% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 6,43% (yoy).

Pertumbuhan tersebut juga lebih rendah bila baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang tumbuh sebesar 6,15% (yoy) maupun rata-rata pertumbuhan triwulan II selama 5 tahun terakhir (2012-2016) yakni sebesar 6,29% (yoy). Meskipun melambat, namun pertumbuhan ekonomi Sulut tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,01% (yoy) pada triwulan II 2017.

Memasuki triwulan III 2017, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara diperkirakan

meningkat dalam kisaran 5,9 – 6,3% (yoy) dibandingkan triwulan II 2017. Berdasarkan

jenis penggunaannya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2017 diperkirakan didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga (RT), konsumsi pemerintah dan investasi serta kinerja ekspor. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2017 akan ditopang oleh peningkatan sektor pertanian seiring dengan membaiknya perikanan tangkap dan panen beras, dan sektor industri pengolahan seiring dengan membaiknya pasokan bahan baku, serta sektor konstruksi yang meningkat seiring dengan pola belanja modal pemerintah dan investasi swasta yang berlanjut.

Keuangan Pemerintah

Anggaran pendapatan APBD Sulawesi Utara tahun 2017 meningkat dibanding tahun

sebelumnya yang didorong oleh naiknya pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan

transfer dari pemerintah pusat. Meskipun anggaran pendapatan khususnya PAD meningkat, namun rasio kemandirian pendapatan Sulawesi Utara tahun 2017 rendah, bahkan mengalami penurunan dibandingkan sejak tahun 2015. Pada triwulan II 2017, realisasi anggaran pendapatan Sulawesi Utara cukup baik yakni sebesar 52,51%, lebih tinggi dibandingkan realisasi triwulan II 2015 dan triwulan II 2016.

Dari sisi belanja, anggaran belanja APBD Sulawesi Utara tahun 2017 juga meningkat dibanding tahun sebelumnya yang terutama didorong oleh peningkatan anggaran

belanja non-modal. Sementara itu, belanja modal mengalami penurunan. Selain

mengalami penurunan, porsi belanja modal juga lebih kecil dibanding belanja non modal. Pada triwulan II 2017, realisasi anggaran belanja APBD Provinsi Sulawesi Utara tercatat sebesar 36,96%. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2016 (39,47%) namun lebih baik dibandingkan triwulan II 2015 (33,42%).

Di sisi lain, alokasi APBN di Sulawesi Utara juga mengalami peningkatan anggaran

belanja sebesar 5,91% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang turun 5,41% (yoy).

Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan belanja pegawai dan belanja modal, sedangkan pos belanja barang dan bantuan sosial mengalami penurunan. Pada triwulan II 2017, penyerapan alokasi anggaran APBN di Sulawesi Utara tercatat sebesar 33,26%, lebih rendah dibandingkan triwulan II 2016 yang tercatat sebesar 34,42%.

Perkembangan Inflasi Daerah

Inflasi Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 tercatat sebesar 3,59% (yoy), lebih rendah

dari triwulan sebelumnya (3,93%). Inflasi Sulawesi Utara triwulan II 2017 berada dalam

rentang target inflasi tahun 2017 yakni 4%±1% (yoy). Berdasarkan disagregasinya, inflasi tahunan pada triwulan II 2017 disumbang oleh inflasi kelompok AP sebesar 2,16%, kelompok core sebesar 1,30%, dan kelompok VF sebesar 0,13%.

(12)

2 triwulan sebelumnya... Kondisi stabilitas keuangan daerah di Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 relatif masih terjaga...

Memasuki awal triwulan III 2017, IHK bulan Juli 2017 tercatat inflasi sebesar 0,86% (mtm), atau secara tahunan tercatat sebesar 3,61% (yoy) yang sedikit meningkat

dibandingkan bulan Juni 2017. Meski inflasi tahunan meningkat, namun masih berada

dalam rentang target inflasi tahun 2017 yakni 4±1% (yoy).

Berbagai upaya dilakukan oleh TPID Sulawesi Utara untuk mencapai sasaran inflasi.

Pada April 2017, BI bersama dengan Pemerintah Kota Manado dan Pemerintah Provinsi Sulut telah mencanangkan gerakan Barito (Batanang Rica dan Tomat) sebagai bentuk nyata pengendalian inflasi melalui gerakan menanam baik oleh masyarakat maupun ASN. Selanjutnya, Pada Mei 2017, BI bersama dengan Pemerintah Kota Manado dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui wadah TPID telah melaksanakan berbagai kegiatan diantara lain panen raya cabai rawit dan tomat sayur hasil dari Gerakan Barito yang dicanangkan pada tahun 2017, serta sidak pasar bersama dengan Wakil Gubernur Sulawesi Utara untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga kebutuhan pokok masyarakat. Sepanjang Juni, Bank Indonesia bersama dengan TPID Provinsi dan TPID Kab/Kota memfokuskan upaya pengendalian inflasinya dalam menghadapi risiko peningkatan harga selama bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri 1438H.

Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan

UMKM

Kondisi Stabilitas Keuangan Daerah di Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 relatif masih terjaga. Ketahanan sektor korporasi dan rumah tangga masih relatif baik seiring dengan berkurangnya tekanan dan potensi risiko pada kedua sektor tersebut.

Ketahanan sektor korporasi ditopang oleh permintaan Negara mitra dagang yang relatif stabil, disi lain potensi kerentanan yang bersumber dari tren penurunan harga CNO serta keterbatasan bahan baku untuk Industri Pengolahan Ikan dampak dari kondisi cuaca perlu diwaspadai. Disisi lain, kondisi sektor rumah tangga yang salah satunya tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKE) masih berada pada level yang optimis (di atas 100) meski lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.

Di sisi perkembangan indikator utama perbankan menunjukkan perbaikan. Tekanan terhadap pertumbuhan DPK mereda, disertai dengan kredit yang tetap tumbuh meski

melambat dibandingkan periode sebelumnya. DPK pada triwulan II 2017 tercatat

tumbuh 3,6% (yoy) membaik dari -0,1% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perbaikan tersebut didorong oleh pertumbuhan komponen giro yang pada bulan sebelumnya terkontraksi 18,62% (yoy), kini tumbuh positif meski dalam level yang terbatas sebesar 2,64% (yoy) serta peningkatan deposito dari 2,9%(yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 3,08%(yoy). Dari sisi pembiayaan, kredit tumbuh 6,9% (yoy) melambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 8,06% (yoy). Loan To Deposit Ratio (LDR) menunjukkan penurunan menjadi 146,3% dari 148,8% pada triwulan sebelumnya. Rasio NPL menunjukkan peningkatan menjadi 3,9% yang menunjukkan meningkatnya rasio kredit bermasalah.

Meski kredit secara agregat meningkat, namun penyaluran pembiayaan ke sektor UMKM masih relatif terbatas yang tercermin dari pangsa kredit UMKM hanya sebesar

25,6% dari total kredit di Sulut. Di sisi lain, pangsa unit usaha UMKM terhadap total

unit usaha di Sulawesi Utara mencapai 98,67%. Adapun laju pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan II 2017 tercatat mengalami peningkatan menjadi 7,53% (yoy) dari 7,08% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Disisi lain, indikator akses keuangan Sulawesi Utara secara keseluruhan terutama dari sisi penghimpunan dana mengalami peningkatan, namun demikian dari sisi

penyaluran pembiayaan menunjukkan penurunan. Untuk mendorong peningkatan

akses masyarakat Sulawesi Utara terhadap layanan jasa keuangan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, Bank Indonesia telah melakukan berbagai

(13)

3 Pada triwulan II 2017, nilai nominal transaksi pembayaran non tunai menurun, sementara pembayaran tunai meningkat... Kondisi ketenagakerja an dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara meningkat... Baik pertumbuhan maupun inflasi Sulawesi Utara, diperkirakan meningkat

bentuk langkah dan upaya diantaranya mendorong ekspansi agen LKD, sosialisasi dan edukasi akses keuangan, penciptaan aplikasi SIAPIK, Diseminasi penelitian KPJU serta pelaksanaan penelitian lending model.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang

Rupiah di Sulawesi Utara dan Gorontalo

Pada triwulan II 2017, transaksi kliring melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) di Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo tercatat sebesar Rp 1,80 triliun menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 2,42 triliun.

Hal ini sejalan dengan perlambatan perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II 2017. Secara pertumbuhan, transaksi kliring kembali mengalami kontraksi yaitu sebesar 33,83% (yoy) pada triwulan II 2017 lebih dalam dari pada triwulan I 2017 yang terkontraksi sebesar 15,7% (yoy).

Pergerakan aliran masuk uang kartal dari masyarakat ke kas Bank Indonesia pada triwulan II 2017 masih mengikuti pola historisnya yaitu menunjukkan adanya

peningkatan net-outflow. Permintaan masyarakat akan uang kartal meningkat pada

triwulan II 2017 sejalan dengan peningkatan kebutuhan masyarakat akan uang kartal jelang hari raya Idul Fitri dan perayaan pengucapan di wilayah Minahasa dan sekitarnya.

Temuan uang palsu di Sulawesi Utara dan Provinsi Gorontalo pada triwulan II 2017 sebanyak 121 lembar, meningkat dari triwulan I 2017 yang tercatat hanya sebanyak

103 lembar. Berdasarkan pecahannya, temuan pada triwulan II 2017 terdiri dari 78

lembar pecahan Rp 100 ribu, 41 lembar pecahan Rp 50 ribu dan 2 lembar pecahan Rp 20 ribu.

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Ketenagakerjaan di Sulawesi Utara mengalami perbaikan pada periode Februari

2017. Perbaikan ketenagakerjaan di Sulawesi Utara tersebut tercermin dari tingkat

pengangguran terbuka (TPT) pada periode Februari 2017 yang sebesar 6,12%, menurun dari tahun sebelumnya yang berada di level 6,18%. Jumlah tenaga kerja meningkat baik secara pertumbuhan maupun jumlah jiwanya dibandingkan jumlah peningkatan angkatan kerja. Kondisi tersebut menyebabkan TPT mengalami penurunan yang cukup dalam. Berdasarkan lapangan usahanya, penurunan tingkat pengangguran ditopang oleh penyerapan tenaga kerja pada lapangan usaha pertanian dan industri.

Sejalan dengan keadaan ketenagakerjaan, kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara

meningkat yang tercermin dari penurunan tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan di

Sulawesi Utara menurun dari 8,98% menjadi 8,20% pada data terakhir bulan September tahun 2016. Selain dampak dari pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi yang rendah, meningkatnya kesejahteraan masyarakat juga didukung oleh program pengentasan kemiskinan pemerintah daerah “ODSK”1 menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara.

Prospek Perekonomian Daerah

Perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan IV 2017 diperkirakan tumbuh meningkat

dibandingkan perkiraan pertumbuhan triwulan III 2017. Pertumbuhan ekonomi

Sulawesi Utara diperkirakan berada pada kisaran 6,1-6,5% (yoy) di triwulan IV 2017, lebih tinggi dibandingkan perkiraan triwulan III 2017 yaitu 5,9-6,3% (yoy). Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi akan didorong oleh peningkatan seluruh komponen utama sisi penggunaan yakni konsumsi, investasi dan ekspor. Dari sisi

(14)

4

pada triwulan IV 2017...

lapangan usaha, faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara terutama bersumber dari 5 sektor utama yakni pertanian, perdagangan, konstruksi dan transportasi, serta industri pengolahan. Sementara itu, sepanjang keseluruhan tahun 2017, perekonomian Sulawesi Utara diperkirakan tumbuh meningkat dibandingkan tahun 2016. Ekonomi Sulawesi Utara diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,1-6,5% (yoy).

Di sisi lain, tekanan inflasi Sulawesi Utara pada triwulan IV diperkirakan meningkat dibandingkan perkiraan inflasi triwulan III 2017, namun demikian masih berada

dalam rentang target inflasi tahun 2017 4±1%. Inflasi triwulan IV 2017 secara tahunan

diperkirakan sebesar 4,0-4,4% (yoy). Secara bulanan, inflasi terjadi di ketiga bulan di triwulan IV 2017, dengan inflasi tertinggi terjadi di bulan Desember. Pada bulan Oktober 2017, IHK Sulawesi Utara diperkirakan mengalami inflasi yang relatif kecil yakni sebesar 0,2% (mtm). Pada bulan November dan Desember, inflasi Sulut diperkirakan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yakni berturut-turut sebesar 0,5% dan 0,8% (mtm).

(15)

5

Bab I.

Perkembangan Ekonomi Makro

Perekonomian Sulawesi Utara triwulan II 2017 tumbuh melambat dibandingkan triwulan I 2017 dari 6,43% (yoy) menjadi

5,80% (yoy). Pertumbuhan tersebut juga lebih

rendah bila baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 yang tumbuh sebesar 6,15% (yoy) maupun rata-rata pertumbuhan triwulan II selama 5 tahun terakhir (2012-2016) yakni sebesar 6,29% (yoy). Meskipun melambat, namun pertumbuhan ekonomi Sulut tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan ekonomi nasional yang tumbuh sebesar 5,01% (yoy) pada triwulan II 2017. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Pulau Sulawesi dan seluruh provinsi di Pulau Sulawesi, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara relatif rendah. Hanya Provinsi Sulawesi Barat saja yang pertumbuhan ekonominya (4,78% yoy) berada di bawah pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan II 2017, sedangkan provinsi lain mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Grafik 1.1. Tren Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Utara

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi-Provinsi di Pulau Sulawesi Triwulan II 2017

Memasuki triwulan III 2017, pertumbuhan

ekonomi Sulawesi Utara diperkirakan

meningkat dalam kisaran 5,9 – 6,3% (yoy)

dibandingkan triwulan II 2017. Berdasarkan

jenis penggunaannya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2017 diperkirakan didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga (RT), konsumsi pemerintah dan investasi serta kinerja ekspor. Konsumsi RT meningkat seiring dengan sumber pendapatan masyarakat yang meningkat dari sektor pertanian dan penerimaan gaji ke-13. Di sisi lain, konsumsi pemerintah juga diperkirakan meningkat seiring dengan penyaluran gaji ke-13 pada bulan Juli 2017. Sementara itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) diperkirakan meningkat yang didorong oleh berlanjutnya pembangunan infrastruktur pemerintah daerah dan peningkatan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Di sisi kinerja perdagangan luar negeri, ekspor Sulawesi Utara pada triwulan III diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan membaiknya pasokan bahan baku dan membaiknya perekonomian dunia. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2017 akan ditopang oleh peningkatan sektor pertanian seiring dengan membaiknya perikanan tangkap dan panen beras, dan sektor industri pengolahan seiring

4 5 6 7 8

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2012 2013 2014 2015 2016 2017 % yoy Sumber: BPS 7.03 6.64 6.63 6.61 6.49 5.80 5.01 4.78 Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Pulau Sulawesi Sulawesi Utara Nasional Sulawesi Barat % yoy Sumber: BPS

(16)

6 dengan membaiknya pasokan bahan baku,

serta sektor konstruksi yang meningkat seiring dengan pola belanja modal pemerintah dan investasi swasta yang berlanjut.

1.1. PDRB - JENIS PENGGUNAAN

Berdasarkan jenis penggunaannya,

perlambatan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 disebabkan oleh terkontraksinya konsumsi pemerintah dan

ekspor. Perlambatan ekonomi lebih dalam

ditahan oleh kuatnya pertumbuhan investasi (PMTB) dan peningkatan konsumsi rumah tangga. Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2017 terutama disumbang oleh konsumsi RT dan investasi. Dari sisi pangsa, struktur ekonomi Sulawesi Utara tetap didominasi oleh konsumsi RT dan investasi.

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Jenis Penggunaan

Sumber: Badan Pusat Statistik

Tabel 1.2. Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Jenis Penggunaan

Sumber: Badan Pusat Statistik

Tabel 1.3. Pangsa Jenis Penggunaan

Sumber: Badan Pusat Statistik

1.1.1. Konsumsi

Meningkatnya konsumsi rumah tangga tidak diiringi dengan konsumsi pemerintah yang

mana tercatat kontraksi sehingga

menyebabkan pertumbuhan konsumsi secara

keseluruhan mengalami perlambatan.

Konsumsi secara keseluruhan Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 3,70% (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya (3,94%). Pertumbuhan tersebut jauh di bawah rata-rata pertumbuhan total konsumsi pada triwulan II selama 5 tahun terakhir (2012-2016) yang tercatat sebesar 6,42% (yoy).

Grafik 1.3. Pertumbuhan Konsumsi

Peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama didorong oleh perayaan hari raya Idul Fitri yang bergeser ke triwulan II pada tahun 2017, dimana pada tahun lalu

jatuh pada triwulan III. Pergeseran tersebut

menyebabkan jumlah pengeluaran masyarakat dalam rangka perayaan hari raya menjadi lebih tinggi di triwulan II 2017 dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga meningkat. Fenomena itu terkonfirmasi dari peningkatan pertumbuhan komponen-komponen konsumsi rumah tangga. Namun demikian, sebagian besar sumber dana yang digunakan untuk konsumsi tersebut bersumber dari penggunaan dana pihak ketiga (DPK) di perbankan dan kredit dari perbankan. Hal tersebut tercermin dari perlambatan pertumbuhan DPK perseorangan yang tumbuh sebesar 2,52% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya (8,32% yoy), di tengah peningkatan pertumbuhan DPK total (dari

2015

Total II Total I II

Konsumsi Rumah Tangga 6.37 6.87 6.27 4.28 5.03

Konsumsi LNPRT 0.25 5.45 4.76 6.24 7.41 Konsumsi Pemerintah 9.94 11.37 2.32 2.72 (0.30) Investasi (PMTB) 9.52 9.47 6.29 4.61 6.20 Perubahan Inventori (63.28) (35.44) (55.37) (266.04) (24.08) Ekspor (11.70) (12.86) 0.14 16.83 (3.86) Impor (0.88) 126.75 28.53 (32.19) (16.91)

Net Ekspor Antarprovinsi (0.74) (17.07) (7.48) 11.85 (4.17)

Total 6.12 6.15 6.17 6.43 5.80 Jenis Penggunaan (% yoy) 2016 2017

2015

Total II Total I II

Konsumsi Rumah Tangga 3.05 3.28 3.00 2.15 2.42 Konsumsi LNPRT 0.01 0.11 0.10 0.13 0.15 Konsumsi Pemerintah 1.79 1.94 0.40 0.49 (0.05) Investasi (PMTB) 3.52 3.41 2.33 1.69 2.30 Perubahan Inventori (0.02) (0.01) (0.01) 0.02 (0.00) Ekspor (1.82) (2.35) 0.02 2.34 (0.58) Impor (0.03) 3.38 1.16 (1.52) (0.96) Net Ekspor Antarprovinsi 0.13 3.15 1.11 (1.92) 0.60

Total 6.12 6.15 6.17 6.43 5.80

Jenis Penggunaan (%) 2016 2017

2015

Total II Total I II

Konsumsi Rumah Tangga 45.80 45.20 45.33 46.49 45.38 Konsumsi LNPRT 1.96 1.99 2.00 2.11 2.09 Konsumsi Pemerintah 17.79 17.96 17.32 17.17 17.08 Investasi (PMTB) 34.03 34.41 34.16 32.79 34.26 Perubahan Inventori 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 Ekspor 14.56 14.69 14.40 16.38 15.16 Impor 3.07 4.97 3.68 3.08 4.57 Net Ekspor Antarprovinsi (11.09) (9.29) (9.54) (11.88) (9.40)

Jenis Penggunaan (%) 2016 2017 (15) (10) (5) 5 10 15

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016 2017 % yoy

Sumber: BPS

Total Konsumsi Konsumsi RT Konsumsi Lembaga Nonprofit RT Konsumsi Pemerintah

(17)

7 0,25% yoy menjadi 3,09% yoy). Sementara itu,

kredit konsumsi tumbuh sebesar 7,84% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (6,79% yoy). Kredit multiguna yang merupakan pangsa terbesar kredit konsumsi menjadi pendorong utama peningkatan kredit konsumsi. Kredit multiguna tumbuh sebesar 8,62% (yoy), lebih tinggi dari 7,29% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Penggunaan DPK perseorangan dan kredit konsumsi oleh masyarakat dipengaruhi oleh terbatasnya sumber dana dari pendapatan masyarakat pada triwulan II 2017. Sektor pertanian yang merupakan sektor terbesar di Sulawesi Utara mengalami perlambatan kinerja (dari 5,38% yoy menjadi 4,66% yoy) seiring dengan tingginya curah hujan pada triwulan II dan tertundanya penyaluran gaji ke-13 kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi faktor terbatasnya sumber pendapatan masyarakat di triwulan II 2017. Khusus di pedesaan, Nilai Tukar Petani (NTP) triwulan II 2017 yang tercatat sebesar (92,33%) juga masih berada di bawah batas angka kesejahteraan (100%), meskipun relatif membaik pertumbuhan tahunannya (dari -5,14% yoy menjadi -4,74% yoy). Adapun peningkatan konsumsi rumah tangga tercermin juga dari indikator aliran uang kartal yang tercatat net outflow sebesar Rp1,5 triliun pada triwulan II 2017, tumbuh sebesar 52,43% (yoy) dibandingkan net

outflow triwulan II 2016 yang tercatat sebesar

Rp991 miliar.

Tabel 1.4. Komponen Konsumsi Rumah Tangga dalam PDRB (% yoy)

Sumber: Badan Pusat Statistik

Grafik 1.4. Kredit Konsumsi

Grafik 1.5. DPK Total dan Perseorangan

Sementara itu, terkontraksinya konsumsi pemerintah sejalan dengan realisasi belanja non modal (belanja operasi, transfer dan tidak terduga) pada triwulan II 2017 yang lebih rendah dibandingkan triwulan II 2016.

Pada triwulan II 2017, belanja non modal terealisasi sebesar 40,61%, lebih rendah dibandingkan triwulan II 2016 yang tercatat sebesar 41,71%. Rendahnya realisasi belanja non modal terutama disebabkan oleh bergesernya penyaluran gaji ke-13 kepada ASN ke bulan Juli, sementara pada tahun 2016 disalurkan di bulan Juni. Hal tersebut tercermin dari realisasi belanja pegawai baik dalam APBD Provinsi Sulawesi Utara maupun APBN yang dialokasikan di Sulawesi Utara pada triwulan II 2017. Dalam APBD Sulut, realisasi belanja pegawai pada triwulan II 2017 sebesar 42,23%, lebih rendah dari triwulan II 2016 sebesar 45,19%. Sementara itu, dalam APBN yang dialokasikan di Sulut, realisasi belanja pegawai pada triwulan II 2017 sebesar 44,80%, lebih rendah dari 52,93% pada triwulan II 2016.

Komponen Konsumsi Rumah Tangga

dalam PDRB Tw I 2017 Tw II 2017

Makanan dan Minuman, Selain Restoran 2.65 4.14 Pakaian dan Alas Kaki 4.27 10.52 Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga 8.73 9.94 Kesehatan dan Pendidikan 4.23 5.24 Transportasi dan Komunikasi 4.65 4.93

Restoran dan Hotel 6.65 2.24

Konsumsi Lainnya 5.53 7.90 (30) (20) (10) 10 20 30 40 50 60 70 80

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 % yoy

Sumber: Bank Indonesia

Kredit Konsumsi Kredit Multiguna

(40) (20) 20 40 60 80 100 120 140 160 (15) (10) (5) 5 10 15 20 25 30

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2014 2015 2016 2017

Sumber: Bank Indonesia

% yoy % yoy

DPK Total DPK Perseorangan Tabungan Perseorangan Deposito Perseorangan Giro Perseorangan (sb.kanan)

(18)

8 Tabel 1.5. Realisasi Belanja Non Modal

APBD Provinsi Sulawesi Utara (Operasi, Transfer, dan Tidak Terduga)

Sumber: Badan Pusat Statistik

Tabel 1.6. Realisasi Belanja Pegawai dalam APBD Provinsi Sulut dan APBN yang

Dialokasikan di Sulut (Rp)

Memasuki triwulan III 2017, pengeluaran

konsumsi diperkirakan mengalami

peningkatan pertumbuhan yang didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga

dan konsumsi pemerintah. Konsumsi RT

meningkat seiring dengan peningkatan sumber pendapatan masyarakat dari sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dan perikanan serta penerimaan gaji ke-13 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bergeser pada bulan Juli. Sub sektor tanaman pangan meningkat seiring dengan masuknya masa panen beras pada triwulan III, sementara itu sub sektor perikanan meningkat sejalan dengan semakin baiknya adaptasi pelaku usaha terhadap aturan di bidang perikanan. Pendapatan masyarakat yang meningkat tersebut juga tidak akan tergerus oleh penyesuaian tarif listrik tenaga 900VA bagi pelanggan non subsidi yang telah berakhir pada Juni 2017. Konsumsi masyarakat juga diperkirakan meningkat dengan adanya kegiatan pariwisata Manado Fantastic Festival

(MFF) yang terdiri dari berbagai festival yang akan berlangsung pada bulan September. Di sisi lain, konsumsi pemerintah juga diperkirakan meningkat seiring dengan penyaluran gaji ke-13 pada bulan Juli 2017 dimana pada tahun 2016 disalurkan di bulan Juni.

1.1.2. Investasi (PMTB)

Investasi atau PMTB pada triwulan II 2017 tumbuh meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya, baik investasi bangunan

maupun non bangunan. Investasi tumbuh

sebesar 6,20% (yoy), lebih tinggi dari 4,61% (yoy) pada triwulan I 2017. Investasi bangunan tumbuh menjadi 6,53% (yoy) dari 5,73% (yoy). Investasi non bangunan tumbuh menjadi 2,21% (yoy) dari -7,99% (yoy). Sebagai informasi, investasi Sulawesi Utara didominasi oleh investasi bangunan dengan pangsa sebesar 92,76%, dibandingkan investasi non bangunan yang hanya 7,24%. Peningkatan pertumbuhan investasi tidak terlepas dari peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mendorong upaya perbaikan iklim investasi melalui perbaikan regulasi dan perizinan serta mendorong dan mengembangkan sektor-sektor potensial di Sulawesi Utara. Peningkatan investasi di triwulan II 2017 terutama ditopang oleh investasi swasta. Investasi swasta tumbuh tinggi pada triwulan II 2017 seiring dengan berlanjutnya pembangunan beberapa pusat hiburan dan perbelanjaan di Manado, pembangunan hotel dan perkantoran di beberapa kabupaten/kota serta pembangunan gedung swasta lainnya. Pembangunan swasta juga didorong oleh pembangunan perumahan baik vertikal maupun horizontal yang tercermin dari peningkatan pertumbuhan KPR sebagai dampak positif dari pelonggaran aturan LTV pada Agustus 2016. KPR yang disalurkan di Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 9,83% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 9,08% (yoy). Peningkatan investasi terkonfirmasi dari peningkatan pengadaan semen di Sulawesi Utara yang membaik pertumbuhannya pada triwulan II 2017 yakni sebesar -13,62% (yoy), dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar -31,50% (yoy).

Komponen (Rp Juta) Tw II 2013 Tw II 2014 Tw II 2015 Tw II 2016 Tw II 2017

Realisasi Belanja Non Modal 598,620 599,008 750,362 898,122 1,167,744

Pagu Belanja Non Modal 1,602,088 1,991,685 2,116,697 2,152,997 2,875,278

% Realisasi 37.36% 30.08% 35.45% 41.71% 40.61%

APBD Sulut Pagu Belanja Pegawai Realisasi % Realisasi

Tw II 2016 626,667,513,468 283,194,334,619 45.19% Tw II 2017 1,204,217,053,617 508,493,324,468 42.23%

APBN Sulut Pagu Belanja Pegawai Realisasi % Realisasi

Tw II 2016 2,208,589,927,000 1,169,082,657,424 52.93% Tw II 2017 2,562,040,583,000 1,147,757,471,035 44.80%

(19)

9 Grafik 1.6. KPR

Grafik 1.7. Pengadaan Semen

Memasuki triwulan III 2017, investasi

diperkirakan kembali tumbuh meningkat.

Peningkatan tersebut ditopang oleh upaya perbaikan iklim investasi yang terus dilakukan oleh Pemerintah melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), layanan investasi 3 jam, dan Kemudahan Layanan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) serta berbagai kebijakan atau paket ekonomi Pemerintah dalam memperbaiki iklim investasi. Peran pemerintah dalam mendorong dan mengembangkan sektor-sektor potensial di Sulawesi Utara juga turut menopang investasi. Berdasarkan sektornya, peningkatan investasi diperkirakan didorong oleh sektor swasta maupun pemerintah. Dari sektor swasta, berlanjutnya pembangunan gedung-gedung pusat perbelanjaan, hotel, perkantoran dan gedung lainnya akan mendorong naiknya investasi. Selain itu, berlanjutnya dampak positif dari pelonggaran LTV terhadap KPR juga turut mendorong investasi. Dari sektor pemerintah, investasi akan didorong oleh berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur seiring dengan semakin tingginya realisasi belanja modal Pemerintah Daerah memasuki semester II.

1.1.3. Ekspor-Impor Luar Negeri

Kinerja ekspor Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 mengalami kontraksi (-3,86% yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tercatat positif (16,83% yoy) yang disebabkan oleh pertumbuhan negatif ekspor barang dan juga

perlambatan pertumbuhan ekspor jasa.

Ekspor barang terkontraksi 18,90% (yoy), lebih dalam dari kontraksi pada triwulan sebelumnya (-1,15% yoy). Sementara itu, ekspor jasa tumbuh 472,63% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (532,68% yoy). Sebagai informasi, ekspor barang mendominasi sebesar 81,78% terhadap total ekspor. Adapun kontraksi ekspor pada triwulan II 2017 terutama disebabkan oleh terkontraksinya ekspor barang.

Penurunan ekspor barang terutama

disebabkan oleh penurunan harga Coconut Oil

(CNO), sementara itu volume ekspor

mengalami perbaikan. Adapun CNO

merupakan produk utama ekspor Sulawesi Utara yang memiliki pangsa sebesar 65% terhadap total ekspor Sulawesi Utara. Rata-rata harga CNO tercatat sebesar USD1.627/MT pada triwulan II 2017, tumbuh sebesar 6,17% (yoy), atau pertumbuhan tersebut melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang harganya tumbuh 38,34% (yoy). Perlambatan tersebut dipengaruhi oleh base

effect rendahnya harga CNO pada triwulan I

2016 sehingga pertumbuhan harga pada triwulan I 2017 menjadi sangat tinggi. Sementara itu, volume ekspor Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 tumbuh membaik, meskipun masih tercatat negatif. Ekspor Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 tumbuh negatif sebesar 17,70 (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya (-31,48% yoy). Perbaikan volume ekspor didukung oleh membaiknya pasokan bahan baku industri pengolahan di Sulawesi Utara dan permintaan negara mitra dagang yang meningkat terhadap CNO Sulut. Dengan turunnya harga di tengah perbaikan volume, nilai ekspor Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 tercatat terkontraksi

(10) (5) 5 10 15 20 25 30 35 40 45

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2013 2014 2015 2016 2017 % yoy

Sumber: Bank Indonesia

(40) (20) 20 40 60 80 100 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Kemenperin & Kemendag

% yoy Ton Pengadaan Semen g Pengadaan Semen

(20)

10 sebesar 7,26% (yoy), dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 10,50% (yoy). Grafik 1.8. Harga CNO, Volume dan Nilai

Ekspor Sulawesi Utara

Sementara itu, perlambatan pertumbuhan ekspor jasa disebabkan oleh menurunnya

jumlah wisatawan mancanegara pada

triwulan II 2017. Jumlah wisman yang

berkunjung ke Sulawesi Utara pada triwulan II 2017 sebanyak 16.158 orang, tumbuh 332,03% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya (418,98% yoy, 17.941 orang). Jumlah wisman yang datang ke Sulawesi Utara didominasi oleh wisman yang berasal dari Tiongkok seiring dengan dibukanya penerbangan langsung dari beberapa kota di Tiongkok ke Manado menggunakan reguler charter flight selama 3 tahun ke depan.

Di sisi lain, impor Sulawesi Utara kembali tercatat kontraksi, namun tidak sedalam

triwulan sebelumnya. Impor terkontraksi

sebesar 16,91% (yoy), dibandingkan kontraksi 32,19% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perbaikan impor tersebut sejalan dengan perkembangan perbaikan volume ekspor (meskipun nilai ekspor melambat karena perlambatan harga). Berdasarkan data Ditjen Bea Cukai, volume impor pada triwulan II 2017 tumbuh sebesar 41,90% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 21,71% (yoy).

Memasuki triwulan III 2017, kinerja ekspor dan impor Sulawesi Utara diperkirakan

tumbuh positif. Ekspor pada triwulan III

diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan membaiknya pasokan bahan baku

khususnya dari sub sektor perikanan dan juga meningkatnya permintaan seiring dengan membaiknya perekonomian dunia. Pada triwulan III 2017, harga CNO tidak lagi dipengaruhi dampak base effect seperti yang terjadi pada triwulan II 2017, sehingga nilai ekspor Sulawesi Utara diperkirakan meningkat. Sementara itu, impor juga diperkirakan meningkat sebagai dampak peningkatan aktivitas ekspor.

1.2. PDRB - LAPANGAN USAHA

Berdasarkan lapangan usahanya,

pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara

triwulan II 2017 disebabkan oleh

melambatnya pertumbuhan sektor

perdagangan dan transportasi serta

pertanian. Di sisi lain, sektor industri tumbuh

signifikan dan sektor konstruksi yang meningkat berperan dalam menahan laju perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih dalam. Melihat kontribusinya, sektor pertanian merupakan penopang utama perekonomian Sulawesi Utara, dengan pangsa mencapai 21%. Setelah pertanian, sektor perdagangan menjadi penopang ekonomi Sulawesi Utara dengan pangsa 12%. Kemudian, ada sektor transportasi dan konstruksi yang masing-masing memiliki pangsa sebesar 11% terhadap perekonomian Sulawesi Utara. Sementara itu, sektor industri pengolahan memiliki pangsa sebesar 10%.

Tabel 1.7. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha (% yoy)

Sumber: Badan Pusat Statistik

(40) (20) 20 40 60 80

I II III IV I II III IV I II III IV I II 2014 2015 2016 2017 % yoy

Sumber: World Bank dan Dirjen Bea Cukai

Harga CNO Volume Ekspor Nilai Ekspor

2015

Total II Total I II

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.55 2.65 3.67 5.38 4.66

Pertambangan dan Penggalian 8.41 4.91 4.42 9.45 9.81

Industri Pengolahan 2.69 -1.25 1.11 6.53 7.17

Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 15.87 32.83 17.52 2.22 1.07

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah 2.42 1.44 3.07 1.82 0.88

Konstruksi 9.84 8.26 6.89 5.45 6.35

Perdagangan Besar dan Eceran 6.00 7.15 6.05 5.41 4.73

Transportasi dan Pergudangan 7.38 8.59 9.24 7.61 6.04

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8.38 8.51 12.69 5.94 12.31

Informasi dan Komunikasi 8.99 9.06 9.20 9.40 9.35

Jasa Keuangan dan Asuransi 3.93 21.19 19.16 7.67 7.62

Real Estate 7.58 6.94 7.08 8.87 7.09

Jasa Perusahaan 8.11 6.36 6.87 8.34 7.54

Administrasi Pemerintahan 8.99 8.26 4.72 3.89 -1.92

Jasa Pendidikan 7.08 7.48 6.21 5.80 3.78

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.88 6.82 8.02 8.71 8.37

Jasa lainnya 7.56 7.87 8.64 9.12 7.25

TOTAL 6.13 6.15 6.17 6.43 5.80 2017 Lapangan Usaha (%) 2016

(21)

11 Tabel 1.8. Pangsa Lapangan Usaha

Sumber: Badan Pusat Statistik

1.2.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kinerja sektor pertanian pada triwulan II 2017 tumbuh melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya yang disebabkan oleh

pergeseran masa panen sub sektor tanaman

pangan (beras). Sementara itu, kinerja sub

sektor perikanan dan perkebunan relatif baik pada triwulan II 2017 sehingga menjaga pertumbuhan sektor pertanian masih kuat. Sub sektor pertanian tanaman pangan beras mengalami pergeseran masa panen dimana pada tahun 2017 masa panen terjadi pada triwulan I (Februari-Maret), sedangkan pada tahun 2016 masa panen terjadi pada triwulan II. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan produksi tanaman pangan beras pada triwulan II 2017 tidak setinggi triwulan sebelumnya. Sebagai informasi, pergeseran masa tanam dan masa panen tersebut disebabkan oleh El Nino tahun 2015-2016 yang melanda beberapa provinsi termasuk Sulawesi Utara.

Di sisi lain, pertumbuhan sektor pertanian ditopang oleh pertumbuhan sub sektor

perikanan dan perkebunan. Sub sektor

perikanan khususnya perikanan tangkap menunjukkan pertumbuhan yang semakin baik sebagai dampak relaksasi aturan

transhipment. Pasca relaksasi tersebut, sub

sektor perikanan mulai tumbuh meningkat, meskipun masih terdapat beberapa kendala terkait dengan relaksasi aturan tersebut (Box I. Perkembangan Sub Sektor Perikanan Tangkap). Sementara itu, pertumbuhan sub sektor perkebunan juga menahan perlambatan

sektor pertanian. Produksi perkebunan yang membaik dipengaruhi oleh faktor base effect

terjadinya El Nino hingga triwulan II 2016. Namun demikian, meskipun secara pertumbuhan tahunan membaik namun kendala pasokan bahan baku kelapa mulai dirasakan oleh beberapa pelaku usaha industri pengolahan kelapa.

Grafik 1.9. Luas Panen Padi

Grafik 1.10. Produksi Beras

Memasuki triwulan III 2017, sektor pertanian

diperkirakan tumbuh meningkat

dibandingkan triwulan II. Peningkatan

terutama didorong oleh sub sektor pertanian, serta pertumbuhan sub sektor perikanan dan perkebunan. Sub sektor pertanian tanaman pangan khususnya beras meningkat sebagai dampak masa panen pada triwulan III 2017. Sementara itu, semakin baiknya penyesuaian pelaku usaha di sub sektor perikanan tangkap terhadap relaksasi aturan transhipment

diperkirakan mendorong pertumbuhan pada sub sektor tersebut. Sub sektor perkebunan juga diperkirakan tumbuh meningkat. Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara, curah hujan pada triwulan III 2017 berada pada level rendah-menengah, sehingga

2015

Total II Total I II

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 21.72 22.03 21.71 20.81 21.96

Pertambangan dan Penggalian 4.75 4.87 4.82 4.97 4.90

Industri Pengolahan 9.45 8.99 8.99 9.57 9.26

Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 0.08 0.09 0.09 0.10 0.10

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah 0.13 0.13 0.13 0.13 0.13

Konstruksi 11.53 11.30 11.39 11.02 11.30

Perdagangan Besar dan Eceran 12.36 12.05 12.11 12.29 12.09

Transportasi dan Pergudangan 10.62 10.79 11.03 11.26 10.94

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.15 2.13 2.25 2.16 2.23

Informasi dan Komunikasi 3.82 3.80 3.87 4.07 4.01

Jasa Keuangan dan Asuransi 3.56 3.98 3.97 4.27 4.07

Real Estate 3.51 3.50 3.47 3.53 3.47

Jasa Perusahaan 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09

Administrasi Pemerintahan 8.40 8.25 8.26 7.78 7.52

Jasa Pendidikan 2.86 2.93 2.81 2.83 2.80

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3.47 3.52 3.49 3.53 3.57

Jasa lainnya 1.50 1.55 1.53 1.58 1.57 TOTAL 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 Lapangan Usaha (%) 2016 2017 60 40 20 0 20 40 60 80 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000 40,000 45,000 50,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

% yoy Ha

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Utara

Luas Panen Pertumbuhan (rhs)

60 40 20 0 20 40 60 80 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

% yoy Ton

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Sulawesi Utara

Gambar

Grafik 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi- Provinsi-Provinsi di Pulau Sulawesi Triwulan II 2017
Tabel 1.2. Kontribusi Pertumbuhan  Ekonomi Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grafik 1.7. Pengadaan Semen
Gambar 1.1. Prakiraan Curah Hujan di Sulut
+7

Referensi

Dokumen terkait

kegiatan perburuan, konversi lahan yang dapat dilakukan dengan cara mengubah fungsi kawasan menjadi perkebunan, persawahan, permukiman dan lain sebagainya, serta kegiatan

Dari hasil SGOT dan SGPT nampak bahwa temulawak mampu mencegah kenaikan kadar SGOT, SGPT akibat pemberian parasetamol dosis toksik.Tanaman herbal yang sering

Merendah di sisi belakang kemudian meninggi dengan kenaikan sudut yang !ukup tajam pada area (asade menjadi sebuah ungkapan kehati#hatian untuk menunjukkan eksistensinya

Kenapa nol? Jarak masing-masing muatan ke titik P adalah sama dan besar muatan juga sama, separuh positif dan separuh lagi negatif sehingga jika dimasukkan angkanya hasilnya

Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah menyatakan pengertian Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa tindakan perilaku poligami masyarakat nelayan, yaitu para juragan nelayan Desa Kranji, diantaranya adalah menikah secara

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilalukan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik simpulan bahwa permintaan, produk domestik bruto dan

Grafik pengaruh faktor C terhadap beban maksimum Berdasarkan Gambar diatas, dapat dilihat pada grafik bahwa rasio tulangan 0,8 % berada dibawah dari rasio tulangan 1,6 %