BAB III PEMBAHASAN
A. Penyusunan Anggaran
a. Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun untuk satu tahun periode tertentu, umumnya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. b. Anggaran kontinu adalah anggaran yang dibuat untuk memperbaiki
anggaran yang telah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan, sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Menurut jangka waktu, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran jangka pendek (anggaran taktis) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang (anggaran strategis) adalah anggaran yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “anggaran induk (master budget)”. Anggaran induk merupakan konsolidasi rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan.
a. Anggaran operasional ialah anggaran untuk menyusun anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari :
2) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik 3) Anggaran beban usaha
4) Anggaran laporan laba rugi
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan antara lain terdiri dari :
1) Anggaran kas 2) Anggaran piutang 3) Anggaran persediaan 4) Anggaran utang 5) Anggaran neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran komprehensif merupakan rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap, anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka yang dapat disusun hanya anggaran operasional.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :
a. Anggaran apropriasi (appropriation budget), adalah anggaran yang dibentuk bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lain.
b. Anggaran kinerja (performance budget), adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan) misalnya apakah biaya / beban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
Pengganggaran merupakan rencana terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya selama satu periode waktu tertentu (Garrison, Norren, Brewer, 2007:4). Hasil dari kegiatan anggaran adalah penganggaran. Penganggaran itu penting untuk membuat perencanaan dan untuk mengendalikan kegiatan. Para pengelola lembaga akan selalu berupaya bertindak profesional dalam rangka mencapai apa yang menjadi tujuannya (Rudianto, 2009:4).
Pada PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan, jenis-jenis penerimaan anggaran yaitu :
A. Pendapatan dari penjualan
Pendapatan dari penjualan merupakan pendapatan hasil penjualan dan jasa yang dibebankan kepada langganan / mereka yang menerima (Sofyan Syafri Harahap,2001:236)
B. Pendapatan lain-lain yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah merupakan pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan dinas-dinas (Nurcholis,2007:182)
Penerimaan kas yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan perusahaan yaitu :
Potongan askes merupakan asuransi kesehatan untuk PT. Askes yang memiliki besaran tunjangan askes sebesar 10% x (gaji pokok + tunjangan keluarga)
b) Potongan PPh
Potongan pph merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan pajak yang memepercayakan pemungutan pajak kepada pihak ketiga
c) Potongan PPN
Potongan ppn merupakan pajak pertambahan nilai yang memiliki tarif 10%
3. Fungsi Anggaran
Menurut (Nafarin, 2007:28) fungsi anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai uraian mengenai fungsi anggaran di atas menurut (Winardi, 1983:149) antara lain sebagai berikut :
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan salah satu fungsi manajemen dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Dengan demikian pengertian Perencanaan dapat dilihat dari tiga sisi :
1. Dari sisi Proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
2. Dari sisi Fungsi Manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan organisasi.
3. Dari sisi Pengambilan Keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi perencanaan tersebut dibuktikan dikemudian hari.
b. Fungsi Pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengawasan dalam perusahaan. Pengawasan itu merupakan usaha-usaha yang ditempuh agar rencana yang telah disusun sebelumnya dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan adalah mengevaluasi prestasi kerja dan tindakan perbaikan apabila perlu. Aspek pengawasan yaitu dengan membandingkan antara prestasi dengan yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan efisiensi atau apakah para manajer pelaksana telah bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan. Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan. Sering terjadi fungsi pengawasan itu disalah artikan yaitu mencari kesalahan orang lain atau sebagai alat menjatuhkan hukuman atas suatu kesalahan yang dibuat pada hal tujuan pengawasan itu untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan dan rencana perusahaan.
c. Fungsi Koordinasi
Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik.
d. Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya.
4. Manfaat Anggaran
Menurut Nafarin (2004:15), adapun manfaat anggaran adalah sebagai berikut :
a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai.
c. Dapat memotivasi pegawai.
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai.
f. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin.
g. Alat pendidikan bagi para manajer.
Anggaran sangat bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja. Dalam mengevaluasi kinerja yang perlu diperhatikan adalah dampak anggaran terhadap perilaku manusia. Anggaran dapat dikelompokkan menurut fleksibilitasnya di dalam menghadapi perubahan, yaitu anggaran fleksibel dan anggaran tetap. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang apat diubah dan disesuaikan berdasarkan perubahan lingkungan yang ada. Sedangkan anggaran tetap adalah anggaran yang tidak berubah, walaupun terjadi perubahan di dalam lingkungan di mana anggaran tersebut ditetapkan (Rudianto, 2009:9)
Adapun manfaat anggaran pada PT. Perkebunan Nusantara (PERSERO) Medan dalam bagian keuangan adalah untuk membantu menjalankan seluruh aktivitas PT. Perkebunan Nusantara (PERSERO) Medan
5. Keunggulan dan kelemahan anggaran
Menurut Prawironegoro dan Purwanti (2010:13), keunggulan anggaran yaitu :
a. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan yaitu analisis data historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan kelemahannya kemudian dijadikan bahan baku untuk program kerja di masa mendatang
b. Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja di masa mendatang
c. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional dan keuangan
d. Sebagai sarana koordinasi antara seksi, bagian, divisi dalam suatu perusahaan
e. Sebagai sumber rasa tanggungjawab dan partisipasi aktif semua kepala seksi, bagian, divisi dalam suatu perusahaan
f. Sebagai dasar untuk mengetahui wewenang dan tanggungjawab semua level manajer
Kelemahan anggaran antara lain :
a. Prediksi kegiatan bisnis di masa mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati karyawan
b. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di masa mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat anggaran
c. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaannya
d. Pembuat anggaran (kepala seksi, bagian, divisi) sering berpikir subyektif, mementingkan seksinya, bagiannya, atau divisinya saja e. Anggaran pada umumnya sangat idealistik sehingga sulit dicapai dan
6. Penyusunan Anggaran
Proses penyusunan anggaran adalah proses akuntansi dan juga proses manajemen. Proses akuntansi berarti penyusunan anggaran merupakan studi terhadap mekanisme, prosedur untuk merakit data, dan membentuk anggaran. Proses manajemen berarti penyusunan anggaran merupakan proses penetapan peranan tiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program (Supriyono, 2009:49). Proses anggaran digunakan oleh perusahaan harus menyesuaikan kebutuhannya, konsisten dengan struktur organisasi, dan mempertimbangkan sumber daya manusi.
Proses penganggaran mendirikan tujuan dan kebijaksanaan, merumuskan pembatas, menyebutkan satu persatu sumber daya yang dibutuhkan, menguji kebutuhan spesifik, menyediakan fleksibilitas, memasukkan asumsi, dan mempertimbangkan batasan. Proses penganggaran harus mempertimbangkan satu analisa seksama dari status saat ini dari perusahaan. Proses mengambil semakin panjang kompleksitas dari kenaikan operasi. Sebuah anggaran adalah berlandaskan pengalaman masa lalu ditambah satu perubahan dari lingkungan saat ini (Dharmanegara, 2010:10)
7. Tujuan Penyusunan Anggaran
Menurut Agus Ahyari (2002:8), anggaran merupakan perencanaan secara formal dari seluruh kegiatan perusahaan di dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam unit kuantitatif atau moneter. Anggaran menggabungkan suatu pengumuman dari aktivitas organisasi atau tujuan untuk suatu jangka waktu yang ditentukan dengan informasi mengenai
dana yang dibutuhkan untuk aktivitas tersebut atau untuk mencapi tujuan tersebut.
Tujuan penyusunan anggaran menurut Nafarin (2000:15) dalam bukunya “Penganggaran Perusahaan”, menyatakan bahwa :
1. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan data.
2. Untuk mengendalikan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
3. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. Untuk merasionalkan sumber dana dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
4. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat.
5. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yabng berkaitan dengan keuangan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penyusunan anggaran adalah dapat mengendalikan pembatas jumlah dana, menyempurnakan rencana yang telah disusun dan dapat menganalisa serta memutuskan yang berkaitan dengan keuangan.
8. Pelaksanaan Anggaran
Keberhasilan pencapaian anggaran perlu mendapatkan dukungan dari tiap personalia yang ada didalam perusahaan, tanpa memandang fungsi pangkat personalia yang bersangkutan. Oleh karena itu, sebaiknya
sebelum anggaran dilaksanakan perlu diadakan pertemuan secara berjenjang tentang anggaran tersebut. Untuk memperoleh komitmen masing-masing personalia untuk pelaksanaan anggaran tersebut sebaik mungkin. Sudah tentu sebelum anggaran yang akan dilaksanakan tersebut perlu terlebih dahulu disiapkan saran-saran kerja yang perlu untuk kelancaran pelaksanaan anggaran tersebut, seperti telah tersedianya job description yang jelas system neward and funishment yang dapat memberikan motivasi kerja secara sehat, sistem otorisasi dan pendelegasian wewenang sistem dan prosedur kerja yang jelas dalam pelaksanaan anggaran tersebut.
Setiap unit kerja dalam rangka mencapai sasaran usaha yang telah ditetapkkan untuk masing-masing jenis transaksi yang mempunyai tanggungjawabnya, perlu juga membina kerja sama yang baik dengan unit- unit kerja yang lain. Koordinasi sebaiknya dilakukan oleh tingkat middle atau top management yang ada pada perusahaan bersangkutan. Fungsi koordinasi sangat penting untuk memotivasi masing-masing unit kerja agar dapat bekerjasama dengan erat untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dengan anggaran secara efektif dan efisien. Disamping itu apabila ada masalah-masalah interdepartemental akan dapat cepat diselesaikan.
9. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran
Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik, yaitu bila perkiraan-perkiraan yang terdapat didalamnya cukup akurat. Dalam
penyusunan anggaran harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu anggaran.
Faktor-faktor tersebut menurut Munandar (2001:12) dalam bukunya “Budgeting”, dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : 1. Faktor internal, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat
didalam proses perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
a. Penjualan tahun-tahun lalu.
b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan barang yang dijual, syarat pembayaran barang yang dijual pemilihan saluran distribusi.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
d. Tenaga kerja yang memiliki perusahaan baik jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan keahlian (kualitatif).
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
g. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan. Baik dibidang pemasaran, dibidang produksi, dibidang pembelanjaan, di bidang administrasi, maupun dibidang personalia.
Faktor-faktor internal yang sering disebut sebagai faktor yang controllable (dapat dikendalikan) yaitu faktor-faktor yang dalam batas- batas tertentu masih bisa disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode anggaran yang akan datang.
2. Faktor eksternal, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa :
a. Keadaan persaingan.
b. Tingkat pertumbuhan penduduk. c. Tingkat penghasilan masyarakat. d. Tingkat pendidikan masyarakat. e. Tingkat penyebaran penduduk.
f. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
g. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang politik, sosial, budaya maupun keamanan.
h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya.
Terhadap faktor-faktor eksternal ini, perusahaan tidak mampu untuk mengaturnya sesuai dengan yang diinginkan dalam periode anggaran yang akan datang. Oleh karena itu, faktor-faktor eksternal ini sering disebut sebagai faktor yang uncontrolable (tidak dapat dikendalikan), yaitu faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan dan tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Akibatnya perusahaanlah yang menyesuaikan dirinya. Menyesuaikan kebijakan-kebijakannya dengan faktor-faktor eksternal tersebut
B. Sumber Penerimaan PT. Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan