• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Legislasi Nasional sebagai mana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan merupakan bagian integral dari pembangunan hukum nasional. Program Legislasi Nasional merupakan instrumen perencanaan pembentukan program pembentukan Undang-Undang yang disusun secara terencana, terpadu dan sistematis sesuai dengan program pembangunan nasional dan perkembangan kebutuhan masyarakat yang memuat skala prioritas Program Legislasi Nasional jangka panjang, menenengah (5 Tahun) dan Program Legislasi Nasional Tahunan. Dengan adanya Program Legislasi Nasional, diharapkan pembentukan Undang-Undang yang baik berasal dari DPR RI, Presiden, maupun DPD RI dapat dilaksanakan secara terencana, sistematis, terarah, terpadu dan meyeluruh.

Pembentukan Undang-Undang yang melalui Program Legislasi Nasional diharapkan dapat mewujudkan konsistensi Undang-Undang, serta meniadakan pertentangan antar Undang-Undang (vertical maupun horizontal) yang bermuara pada terciptanya hukum nasional yang adil, berdaya guna, dan demokratis. Selain itu, dapat mempercepat proses penggantian meteri hukum yang merupakan peninggalan masa colonial yang sudah tidak sesuai dengan kebutuhan hukum masyarakat.

10

hukum secara mendasar, Program Legislasi Nasioanal dari aspek isi atau materi hukum (legal substance) memuat daftar Rancangan Undang-Undang yang dibentuk secara selaras dengan tujuan pembangunan hukum nasional yang tidak dapat dilepaskan dari rumusan pencapaian tujuan negara sebagaimana dimuat dalam Pembukaaan UUD 1945, yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi, dan keadilan sosial. Pembentukan peraturan perundang-undangan yang terarah melalui Program Legislasi Nasional diharapkan dapat mengharahkan pembangunan hukum, mewujudkan konsistensi peraturan perundang-undangan , serta meniadakan pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang ada (vertical maupun horizontal) yang bermuara pada terciptanya hukum nasional yang adil. Dalam praktik, proses pembentukan peraturan perundang-undangan memberikan arah dan menunjukan jalan bagi terwujudnya cita-cita kehidupan bangsa melalui aturan hukum yang dibentuknya harus memperhatikan tiga hal, yaitu :11

1. masa lalu yang terkait dengan penyusuaian hukum warisan colonial dengan hukum nasioanal.

2. Masa kini yang berkaitan dengan kondisi objektif da n kebutuhan hukum saat ini; dan 3. Masa yang akan datang sesuai tujuan negara yang dicita-citakan dan perkembangan

lingkungan strategis.

11 Ahmad Yani, Pembentukan Undang-Undang dan Peraturan Daerah (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

Program Legislasi Nasional memuat program legislasi jangka panjang, menengah dan tahunan. Program Legislasi Nasional hanya memuat program penyusunan peraturan perundang-undangan tingkat pusat. Dalam penyusunan program tersebut perlu ditetapkan pokok materi yang hendak diatur serta kaitanya dengan Undang-Undang lainya. Oleh karena itu, penyusunan Program Legislasi Nasional disusun secara terkordinasi, terarah dan terpadu yang disusun bersama oleh DPR dan Pemerintah.

Pembentukan Undang-Undang melalui fungsi legislasi DPR RI merupakan bagian dari pembangunan hukum, khususnya pembangunan materi hukum. manfaat dari Program Legislasi Nasioanal bagi pelaksanaan fungsi legislasi DPR RI adalah menjamin agar pembangunan materi hukum dilaksanakan secara terarah, meyuluruh dan terpadu. Oleh karena itu, penyusunan Program Legislasi Nasional didasarkan pada visi dan misi pembangunan hukum nasional menjiwai meteri hukum yang akan dibentuk. Dengan demikian, Program Legislasi Nasional tidak hanya sekedar daftar keinginan saja, malainkan daftar yang dilandasi kebutuhan serta visi pembangunan hukum nasional.12 1. Dasar Hukum Pembentukan Program Legislasi Nasional

Dasar Penyusunan Program Legislasi nasional telah diatur dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang antara lain meliputi :

a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Pasal 16 menyebutkan, bahwa perencanaan Undang- Undang dilakukan dalam suatu Program Legislasi Nasional

12Ahmad Yani, Pembentukan Undang-Undang dan Peraturan Daerah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011, cet.Ke-1), h.33.

c. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan dan Penglolaan Program Legislasi Nasional. Peraturan Presiden ini merupakan turunan atau ketentuan lebih lanjut dari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Dalam Peraturan Presiden tersebut dijelaskan bahwa penyusunan Program Legislasi Nasional di lingkungan DPR RI dikondisikan oleh alat kelengkapan dewan yakni Badan Legislasi Nasional (Baleg), sedangkan dilingkungan Pemerintah di kordininasikan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

d. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 01/DPR RI/2009 tentang Tata Tertib yang menegaskan salah satu tugas Badan Legislasi Nasional adalah menyusun Program Legislasi Nasional.

2. Penyusunan Program Legislasi Nasional di lingkungan DPR RI

Badan Legislasi Nasional dalam mongkordinasikan penyusunan Program Legislasi Nasional dapat meminta atau memperoleh bahan dan atau masukan dari masyarakat, komisi, fraksi, dan atau DPD RI. Secara lebih lengkap penyusnan Program Legislasi Nasional di lingkungan DPR RI dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

a. Badan Legislasi Nasional dalam membentuk Program Legislasi Nasional di lingkungan DPR RI meminta usulan daftar RUU yang akan di usulkan dari fraksi, komisi, atau DPD RI paling lambat 1 (satu) masa masa sidang sebelum dilakukan penyusunan Program Legislasi Nasional.

Legislasi Nasional.

c. Usulan dari fraksi atau komisi disampaikan oleh pimpinan fraksi atau pimpinan komisi kepada pimpinan Badan Legislasi Nasional (Baleg)

d. Usulan dari DPD RI disampaikan oleh pimpinan DPD RI kepada pimpinan DPR RI dan oleh pimpinan DPR disampaikan kepada Badan Legislasi Nasional.

e. Apabila dipandang perlu, dalam penyusunan Program Legislasi Nasional, Badan Legislasi Nasional dapat mengundang pimpinan fraksi, komisi, pimpinan alat kelengkapan DPD RI yang khusus menangani bidang legislasi, dan atau masyarakat.

f. Usulan dari masyarakat diusulkan kepada pimpinan Badan Legislasi Nasional. g. Masukan disampaikan secara tertulis kepada pimpinan Badan Legislasi Nasional

dengan menyebutkan daftar judul Rancangan Undang-Undang disertai dengan alasan yang memuat urgensi atau tuijuan penyusunan, sasaran yang ingin di wujudkan, objek yang akan diatur dan jangkuan serta arah pengaturan.

h. Usul Rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh fraksi, komisi, DPD RI dan masyarakat di inventarisasi oleh sekretariat Badan Legislasi Nasional, selanjutnya dibahas dan ditetapkan oleh Badan Legilasi untuk menjadi bahan kordinasi dengan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang peraturan perundang-undangan.

i. Daftar usulan Rancangan Undang-Undang dari fraksi, komisi, DPD RI dan masyarakat yang telah di inventarisasi, selanjutnya dibahas dan ditetapkan oleh

Berikut digambarkan skema alur penyusunan Program Legislasi Nasional di lingkungan DPR RI.

Gambar 2. Skema Alur Penyusunan Prolegnas di Lingkungan DPR RI

Dokumen terkait