• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peradilan terhadap pelanggar HAM internasionalllll

Dalam dokumen Buku BSE SMA Kelas 10 Lengkap (KTSP) (Halaman 134-138)

2 . Instrumen hukum HAM internasional

3. Peradilan terhadap pelanggar HAM internasionalllll

Di suatu negara akan dibentuk pengadilan internasional atas kasus pelanggaran berat hak asasi manusia apabila terjadi hal-hal sebagai berikut: a. pemerintah negara yang bersangkutan tidak berdaya dan tidak sanggup

menciptakan pengadilan yang objektif,

b. mengancam perdamaian internasional ataupun regional, dan c. berlangsung konflik yang terus-menerus.

Pembentukan pengadilan internasional harus mendapat persetujuan Dewan Keamanan PBB terlebih dahulu. Lembaga yang menangani persoalan sengketa dan tindakan kejahatan internasional dalam struktur organisasi PBB adalah sebagai berikut.

a. Mahkamah Internasional (MI)

Mahkamah Internasional (MI) merupakan organisasi langsung dari PBB yang berkedudukan di Den Haag. MI berwenang memutuskan perkara hukum yang dipersengketakan antarnegara dan memberi pertimbangan hukum atas berbagai kasus yang dilimpahkan kepadanya.

b. Mahkamah Militer Internasional

Pada tahun 1945, terbentuk Mahkamah Militer Internasional. Lembaga ini bertugas mengadili para pelaku kejahatan perang. Misalnya, kasus kejahatan Perang Dunia II.

c. Mahkamah Pidana Internasional

Pada tanggal 17 Juli 1998, Mahkamah Pidana Internasional disahkan dalam forum diplomatik PBB di Roma dan disetujui oleh 120 negara. Mahkamah Pidana Internasional bersifat permanen guna mengadili pelaku kejahatan agresi (crime of aggression), kejahatan genosida (crime of genocide), kejahatan perang (crime of war), dan kejahatan kemanusiaan (crime against humanity). Mahkamah ini berkedudukan di Hague.

Sesudah diberlakukannya Statuta Roma, Mahkamah Pidana Internasional hanya mengadili perbuatan yang terjadi. Walaupun memiliki hubungan formal, mahkamah ini tidak menjadi bagian dari organisasi PBB sebab pembentukannya bukan atas inisiatif PBB, melainkan didasarkan pada perjanjian multilateral. Namun, Dewan Keamanan PBB mempunyai peranan penting dalam mahkamah tersebut. Dewan Keamanan bisa memprakarsai suatu penyelidikan terhadap sebuah kejahatan yang menjadi kewenangan mahkamah tersebut.

Mahkamah Pidana Internasional terdiri atas 18 hakim yang bertugas selama 9 tahun. Pengangkatan para hakim dipilih oleh minimal 2/3 anggota yang telah meratifikasi Statuta Roma. Hakim-hakim tersebut tidak boleh dipilih kembali. Prinsip kerja Mahkamah Pidana Internasional adalah sebagai pelengkap bagi yurisdiksi pidana nasional (bukan pengganti). Hal ini berarti bahwa mahkamah ini mengutamakan sistem peradilan nasional. Apabila sistem peradilan nasional tidak dapat maupun tidak bersedia melakukan proses hukum kepada suatu kejahatan, barulah berlaku yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional.

d. Pengadilan internasional khusus Untuk menangani tindakan pelanggaran berat hak asasi manusia, dibentuklah pengadilan internasional khusus oleh PBB. Contohnya, sebagai berikut.

1) International Criminal

Tribund for Yugoslavia

(ICYT), didirikan pada tahun 1993 untuk mengadili kasus pelanggaran HAM akibat perang etnik di negara bekas Yugoslavia berdasarkan Resolusi 808 Dewan Keamanan PBB Februari 1993. Pengadilan terhadap Slobodan Milosevic dan Ratko Mladic merupakan

contoh pelaksanaan peradilan khusus ini. Keduanya adalah pemimpin Serbia yang dianggap paling bertanggung jawab dalam pembersihan etnik (etnic cleansing) terhadap orang-orang Kroasia dan Bosnia-Herzegovina yang hendak memisahkan diri dari Yugoslavia.

2) International Criminal Tribunal for Rwanda (ICTR), dibentuk oleh

Dewan Keamanan PBB tahun 1994 untuk mengadili kasus pelanggaran HAM akibat peperangan antara suku Huttu dan suku Tutsi di Rwanda,

Sumber:http://news.bbc.co.uk/olmedia/1420000/images/ _1420066_milosevic300afp.jpg

Gambar 3.12

Pengadilan terhadap Slobodan Milosevic (mantan Presiden Serbia) terkait dukungannya terhadap pembersihan muslim Bosnia oleh etnis Serbia-Bosnia selama perang Balkan (1993).

Bermusyawarah

Bermusyawarah

1. Buatlah kelompok kerja yang terdiri atas 4–5 orang, laki-laki dan perempuan. 2. Diskusikanlah sebuah tema “Perbandingan antara Perang Bosnia dengan

Perang Rwanda dalam kaitannya dengan aspek HAM”.

3. Buatlah sebuah ringkasan, lalu presentasikanlah di depan kelas di hadapan kelompok yang lain. Mintalah guru bertindak sebagai moderator.

4. Kumpulkanlah hasil pembahasan tiap kelompok kepada guru untuk dinilaikan.

4 .

4 .

4 .

4 .

4 . KKKKKe ike ike ike ikutse re ikutse rutse rutse r ta a n I ndone sia da la m kutse rta a n I ndone sia da la m kta a n I ndone sia da la m kta a n I ndone sia da la m kta a n I ndone sia da la m konononononvvvvve nsi inte r na siona le nsi inte r na siona le nsi inte r na siona le nsi inte r na siona le nsi inte r na siona l

Pada tahun 1948, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights). Untuk menghormati ketentuan yang tercantum dalam deklarasi tersebut, bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa mempunyai tanggung jawab untuk ikut serta secara aktif dan meratifikasi berbagai instrumen internasional HAM ke dalam perundang-undangannya sendiri. Meratifikasi suatu perjanjian berarti bahwa suatu negara mengikatkan diri untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang ada dalam perjanjian dan bahwa ketentuan-ketentuan itu menjadi bagian dari hukum nasionalnya. Pada umumnya, pelaksanaan suatu perjanjian internasional melalui proses negosiasi (perundingan), penandatanganan, dan ratifikasi. Setelah diratifikasi, isi perjanjian tersebut berlaku sebagai hukum nasionalnya.

Dengan meratifikasi berbagai instrumen internasional mengenai hak asasi manusia, maka Indonesia secara langsung sudah mengikatkan diri pada isi dokumen tersebut dan menjadikannya sebagai bagian dari hukum nasional Indonesia. Selain itu, Indonesia harus siap mendapat pengawasan dari dunia internasional sewaktu-waktu mengenai praktik-praktik pelaksanaan ataupun pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Indonesia.

Beberapa macam konvensi internasional tentang hak asasi manusia yang sudah diratifikasi Indonesia adalah sebagai berikut.

a. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of Discrimination Against Women) diratifikasi dengan UU No. 7 tahun 1984.

b. Konvensi Pelarangan, Pengembangan, Produksi, dan Penyimpanan Senjata Biologis dan Beracun serta Pemusnahannya (Convention on the Prohibition of The Development, Production, and Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxic Weapons and on Their Destruction) diratifikasi dengan Keppres No. 58 tahun 1991.

c. Konvensi Jenewa 12 Agustus 1949 diratifikasi dengan UU No. 59 tahun 1928.

d. Konvensi Hak Anak (Convention on The Rights of the Child) diratifikasi dengan Keppres No. 36 tahun 1990.

e. Konvensi tentang Hak Politik Kaum Perempuan (Convention on The Political Rights of Women) diratifikasi dengan UU No. 68 tahun 1958. f. Konvensi Internasional terhadap Anti-Apartheid dalam Olahraga

(International Convention Against Apartheid in Sports) diratifikasi dengan UU No. 48 tahun 1993.

g. Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial (Convention on the Elimination of Racial Discrimination) diratifikasi dengan UU No. 29 tahun 1999.

h. Protokol Tambahan Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on The Elimination of Discrimination Against Women) ditandatangani Maret 2000 (belum diratifikasi).

i. Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia (Convention Against Torture and Other Cruet, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment) diratifikasi dengan UU No. 5 tahun 1998. j. Konvensi Organisasi Buruh Internasional Nomor 87 tahun 1998 tentang

Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi (ILO Convention No. 87 Concerning Freedom of Association and Protection on The Rights to Organise) diratifikasi dengan UU No. 83 tahun 1998. k. Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak mengenai Perdagangan Anak,

Prostitusi Anak, dan Pornografi Anak (Optional Protocol to the Convention on the Rights of the Child on the Sale of Children, Child Prostitution and Child Pornography), ditandatangani pada tanggal 24 Sepetember 2001. l. Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak mengenai Keterlibatan Anak dalam Konflik Bersenjata (Optional Protocol to the Convention on the Rights of the Child on the Involvement of the Children in Armed Conflict), ditandatangani pada 24 September 2001.

m. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (The International Covenant on Civil and Political Rights/ICCPR), diratifikasi menjadi UU No. 12 tahun 2005.

n. Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (The International Covenant on Economics, Social, and Cultural Rights/ ICESCR), diratifikasi menjadi UU No. 11 tahun 2005.

o. Konvensi Internasional untuk Penghentian Pembiayaan Terorisme (International Convention for the Suppression of the Financing Terrorism), ditandatangani pada 24 September 2001.

Cerdas dan Kritis

Setelah mempelajari kembali sejarah singkat Komnas HAM berkaitan dengan keterlibatan Indonesia dalam konvensi-konvensi internasional tentang HAM, kerjakan langkah-langkah berikut.

1. Buatlah artikel/tulisan ilmiah singkat (5–8 halaman) dengan tema peran Komnas HAM dalam upaya perlindungan dan penegakan HAM di tanah air selama ini.

2. Pilih satu atau beberapa kasus atau peristiwa yang ditangani oleh Komnas HAM yang berakhir dengan sukses.

3. Anda dapat melengkapinya dengan mencari bahan-bahan tambahan dari berbagai sumber, seperti internet, buku-buku pengetahuan umum, majalah, atau surat kabar. Kumpulkan paper singkat Anda kepada gurumu untuk dinilaikan.

5 .

5 .

5 .

5 .

5 . Sa nkSa nkSa nkSa nkSa nksi inte r na siona l ksi inte r na siona l ksi inte r na siona l ksi inte r na siona l ksi inte r na siona l keeeee pa da suapa da suapa da suatu nepa da suapa da suatu netu netu ne gtu neggga rga ra ra ra ra bila tida ka bila tida ka bila tida ka bila tida ka bila tida k

Dalam dokumen Buku BSE SMA Kelas 10 Lengkap (KTSP) (Halaman 134-138)