4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Umum Habitat Abalon Tropis ( Haliotis sp.)
4.1.2 Perairan Sumbawa Barat bagian Barat (Jereweh dan Kertasari)
(a) (a)*
(b) (b)*
(c) (d)
(c)* dan (d)*
Gambar 13. (a) Jereweh, (b) Kertasari, (c) Tabiung, dan (d) Senutuk (Tatar) Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber (*) : Sumber Citra Satelit Geoeye
Perairan Jereweh atau Jelenga terletak di Kabupaten Sumbawa barat, berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapang, secara visual warna perairan di daerah tersebut jernih. Perairan Jereweh (Gambar 13a) memiliki ekosistem yang lengkap (dari darat ke laut) seperti, ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu karang. Parameter perairan yang telah diukur, dapat dilihat pada Tabel 5. Jenis substrat dasar habitat abalon berupa batuan berpasir. Batuan yang ditemukan seperti halnya di perairan-perairan sebelumnya, pada umumnya ditempeli oleh makroalga yang merupakan pakan abalon.
Beberapa makroalga yang ditemukan, seperti : Halimeda sp., Gracilaria sp.,
Acanthophora sp. (Lampiran 2), dan alga biru muda. Jenis abalon yang ditemukan di perairan ini adalah H.varia dan H.asinina. Lafferty, et al. (2003) menyatakan bahwa abalon jenis Haliotis sorenseni (white abalone) ketika
melakukan kegiatan memakan alga, kebanyakan berasosiasi dengan bulu babi biru muda, kedua hewan tersebut memiliki kesamaan, yaitu berperan sebagai grazer untuk menangkap alga yang hanyut. Oleh karena itu, jika diamati secara insitu, pada lokasi penelitian keberadaan abalon akan selalu berdampingan dengan keberadaan bulu babi. Kedua biota ini berkompetisi untuk mendapatkan
makroalga. Abalon juga berasosiasi dengan ikan karang, bintang ular laut, kima dan beberapa jenis gastropoda. Bintang laut dan kepiting menjadi predator abalon di perairan ini (Lampiran 3).
Perairan Kertasari juga termasuk wilayah Kabupaten Sumbawa Barat, daerah ini memiliki hamparan ekosistem mangrove, ekosistem padang lamun yang berasosiasi dengan beberapa jenis makroalga, dan ekosistem terumbu karang. Ketiga ekosistem tersebut terletak secara berurutan. Jika diamati lebih
44
lanjut, Perairan Kertasari (Gambar 13b) memiliki tipe substrat yang beragam, seperti lumpur, pasir berbatu, dan batuan. Namun, abalon secara spesifik lebih banyak ditemukan di substrat batuan dengan permukaan kasar (Fallu 1991). Berdasarkan data lapangan, Kertasari memiliki nilai parameter fisik dan kimia yang bervariasi, masing-masing parameter perairannya dapat diihat pada Tabel 5. Perairan Kertasari merupakan habitat abalon, hal ini dilihat dari substrat dan makroalga yang tersedia sebagai penunjang kehidupan abalon. Beberapa jenis makroalga ditemukan menempel pada substrat batuan dan sebagian ada yang hidup berasosiasi dengan lamun. Batuan yang ditumbuhi makroalga adalah tempat yang sangat cocok untuk dihuni abalon (Lafferty, et al. 2003), tidak jarang jenis batuan tersebut menjadi ciri khusus keberadaan abalon. Jenis makroalga yang ditemukan di perairan ini seperti, Turbinaria sp., Padina sp., Halimeda sp., Ulva
sp., calcareous alga, Euchema sp., Gracilaria sp., Acanthophora sp., dan lain- lain. Abalon tropis lebih suka memakan makroalga jenis Ulva, Gracilaria,
beberapa jenis alga biru muda, coklat, dan koralin alga (Setyono 2006, Fallu 1991). Haliotis asinina dan Haliotis varia merupakan jenis abalon yang
ditemukan di perairan ini. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, abalon jenis
H.asinina dan H.varia ditemukan pada jenis batuan yang berbeda, H.asinina
biasanya ditemukan di bawah batuan besar sedangkan H.varia ditemukan di celah-celah batuan (meliang) yang terkena ombak kuat (Lampiran 4). Namun kedua jenis batuan tersebut selalu ditumbuhi makroalga.
Tabel 5. Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi Perairan Sumbawa
Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi
Perairan
Lokasi Penelitian
Jereweh Kertasari Tatar
Suhu (ᴼC) 28 – 30 27 – 29,5 26 – 31 Kecerahan (m) 0 - 1,1 0,01 - 1 0 - 1 Kedalaman (m) 0,08 - 1,1 0,09 - 1,08 0,096 - 1,092 Salinitas (‰) 32,5 – 34,5 33 – 35 31 – 34,5 pH 7 – 8 7 – 8,39 7,5 – 8,3 DO (mg/l) 8 – 8,12 7 – 8,69 7,6 – 8,03
Tipe substrat abalon Batuan berpasir Batuan Batuan berpasir
Jenis makroalga yang dimakan abalon Gracilaria sp., Acanthophora sp. Gracilaria sp., Acanthophora sp., Ulva sp., Calcareous / Coralline algae Hypnea sp., Ulva sp., Gracilaria sp.
Berdasarkan wilayah teritorial, daerah Tatar termasuk kedalam Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat. Survei mengenai sebaran abalon
dilakukan di beberapa pantai di Tatar seperti, pantai di dusun Tabiung (Gambar 13c) , Tanaman, dan Senutuk (Gambar 13d).Parameter perairan di daerah Tatar dapat dilihat pada Tabel 5. Secara visual, daerah-daerah pengamatan di atas pada umumnya memiliki tipe substrat yang serupa yaitu berupa batuan berpasir, jenis batuan yang ditemukan adalah batuan yang ditumbuhi oleh makroalga. Makroalga yang ditemukan seperti: Padina sp., Ulva sp., alga biru pucat, calcareous algae,
Gracilaria sp., Turbinaria sp., Acanthophora sp., Halimeda sp., Hypnea sp., alga coklat, alga biru muda, dan lain-lain. Abalon tropis memakan makroalga seperti
Laurencia, Ulva, Hypnea, Kappaphycus, dan Gracilaria (Setyono 2006).Jenis abalon yang ditemukan di perairan ini adalah H.varia dengan jumlah yang melimpah dan H.asinina dengan jumlah sedikit. Hal ini diduga daerah Tatar memiliki hempasan ombak yang sangat kuat dibandingkan daerah lain, karena
46
Perairan Tatar merupakan laut terbuka yang langsung mengarah ke samudera sehingga substrat batuan yang terbentuk berupa celah-celah dengan permukaan batuan yang tajam, cocok sebagai tempat menempel dan bersembunyi abalon jenis
H.varia. Selain itu, ukuran H.varia yang lebih kecil dibandingkan H.asinina
menyebabkan abalon jenis ini dapat bertahan hidup dari terjangan gelombang yang kuat, karena dapat bersembunyi di celah batuan yang sempit. Abalon di perairan ini berasosiasi dengan ikan, bintang ular laut, udang, teripang,
nudibranch, kima, teritip, chiton, dan jenis gastropoda lain. Hewan yang menjadi kompetitor abalon adalah bulu babi. Di perairan ini bulu babi ditemukan hampir di semua batuan tempat abalon hidup. Kepiting menjadi predator abalon di perairan ini (Lampiran 3).
Berdasarkan pengamatan dari semua lokasi penelitian, daerah penyebaran abalon yang baik berdasarkan parameter perairan yang telah diukur adalah Perairan Teluk Jor, parameter perairan di daerah ini jika ditinjau dengan literatur, berada pada kisaran nilai yang sangat disukai abalon. Daerah lain yang dapat dikatakan sesuai untuk habitat abalon adalah Perairan Jereweh dan Kertasari, perairan ini memiliki konsentrasi DO yang paling tinggi dibandingkan daerah pengamatan yang lain. Hal tersebut baik untuk abalon, karena semua jenis abalon menyukai perairan dengan kandungan DO yang tinggi. Selain itu, ketiga perairan di atas memiliki sumber pangan abalon berupa beberapa jenis makroalga, seperti
Gracilaria sp., Acanthophora sp., Ulva sp., dan calcareous algae. Daerah
penelitian selain yang disebutkan di atas, juga dapat dikatakan baik untuk habitat abalon, namun beberapa parameter fisika seperti suhu, jika disesuaikan dengan matriks kesesuaian (Tabel 3), masuk dalam kelas tidak potensial.