• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peralihan Fungsi dan Tugas Pengelolaan Air Minum Daerah dari Dinas Air Minum Menjadi Perusahaan Daerah Air Minum

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTAULI SEBELUM TAHUN 1978

2.3. Peralihan Fungsi dan Tugas Pengelolaan Air Minum Daerah dari Dinas Air Minum Menjadi Perusahaan Daerah Air Minum

Kota madya Pematang Siantar merupakan kota pemerintahan daerah tingkat II yang dipilih pada masa pemerintahan Belanda untuk menangani penyedian air baik secara teknis maupun administratif. Selain Pematang Siantar, ada pula beberapa daerah lain yang juga dipilih untuk menangani air bersih yang diantaranya adalah Medan, Tebing Tinggi, Tanjung balai, Tanjung Pura. Semua ini telah mendapatkan kedaulatan diserahkan kepemilikannya kepada pemerintah daerah setempat.

Sesuai dengan program nasional di dalam pelayanan air bersih untuk daerah perkotaan dengan target 75 % dari jumlah penduduk maka berdasarkan petunjuk Menteri Dalam Negeri yang menyatakan perlu adanya kesamaan status pengelolaan air minum di daerah diseluruh Indonesia yang ditetapkan dengan keluarnya Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 26 Tahun 1975 tentang penyesuaian / mengalihkan bentuk Perusahaan Air Minum dari Dinas Daerah menjadi Perusahaan Daerah. Sehingga dengan adanya instruksi tersebut, dikeluarkannya Peraturan Daerah Tingkat II Pematangsiantar No:9 Tahun 1976, lembaran Daerah Tingkat II Pematangsiantar No:18 Tahun 1976 seri:B.No:13. Sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kotamadya Pematang Siantar No. 97 / 10 / BP / WK kepada Daerah Tingkat II Pematangsiantar yang dulunya Dinas Air Minum Kotamadya Pematang Siantar maka berubah nama bentuk status menjadi: Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtauli Kotamadya Daerah Tingkat II Pematangsiantar. Dimana kebijakan ini berdasarkan dengan adanya Undang-Undang

Republik Indonesia No.5 Tahun !962 tentang Perusahaan Daerah serta bentuk pengelolaannya telah diatur dalam undang-undang tersebut.

Pada tanggal 1 April 1978, merupakan tahun berdirinya PDAM Tirtauli sebagai Badan Usaha Milik Daerah yang ditetapkan oleh Sanggup Ketaren yang mana pada saat itu beliau menjabat sebagai Walikotamadya Pematang Siantar. Perusahaan Daerah ini memiliki tujuan untuk turut serta melaksanakan Pembangunan Daerah khususnya disamping Pembangunan Nasional pada umumnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang air minum. Dan anggaran perusahaan daerah ini tidak lagi termasuk didalamnya dengan pengertiaan Perusahaan Daerah ini telah mempunyai anggaran tersendiri, sehingga setiap tahunnya harus menyusun anggaran tersendiri.

Ada beberapa langkah – langkah yang diambil oleh pimpinan daerah pada saat itu untuk mendukung berdirinya Perusahaan Daerah ini, antara lain :

1. Modal Perusahaan ini telah diserahkan berupa uang tunai sebesar Rp. 2.000.000,- ( Dua Juta Rupiah ) disamping menyerahkan seluruh Inventaris baik bergerak maupun tidak bergerak yang bernilai sebesar Rp. 240.000.000,- ( Dua Ratus Empat Puluh Juta Rupiah ) sesuai dengan keputusan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar Tanggal 20 Maret 1978 No. 18 / DPRD / 1978. 2. Untuk kelengkapan bagi personil telah diangkat :

a. Untuk Badan Pengawas dengan susunan keanggotaan sebagai berikut ; 1. Ketua merangkap Anggota :

2. Walikotamadya Kepala Daerah Tk II Pematang Siantar. 3. Wakil Ketua merangkap anggota :

4. Simpang Tarigan BA.

5. Anggota – anggota : S.Lumban Tobing Ir.B.D. Sinulingga Dr. A. L. Munthe b. Untuk Direksi Perusahaan telah diangkat :

1. I. M. Sibarani. BA, sebagai Direktur 2. Drs. B. Surbakti sebagai Wakil Direktur

c. Bagi pegawai – pegawai / karyawan Perusahaan Daerah diatur sebagai berikut :

1. Pegawai Negeri yang selama ini bekerja pada Dinas Air Minum untuk sementara diperbantukan pada Perusahaan Daerah Air Minum ini dalam arti, status pegawai yang bersangkutan adalah tetap sebagai pegawai Pemerintah Daerah Tingkat II Pematang Siantar.

2. Pegawai – pegawai dengan status pekerja harian lepas yang selama ini bekerja pada Dinas Air Minum sebahagian diberhentikan sebagai tenaga harian lepas Pemerintah Daerah Tingkat II Pematang Siantar dan selanjutnya pegawai – pegawai tersebut ditampung oleh Perusahaan Daerah sesuai dengan kebutuhannya dan sebagian lagi dipekerjakan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II Pematang Siantar.

2.4 Status Hukum

Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab, maka Pemerintah Pusat telah menyerahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat II

Kotamadya Pematanng Siantar untuk beberapa urusan pemerintah pusat yang termasuk didalamnya penyediaan dan pelayanan air minum. Sejalan dengan penyerahan urusan ini, maka pemerintah pusat mengeluarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 26 Tahun 1975 yang menyatakan agar dilakukan penyesuaian atau pengalihan bentuk Perusahaan Air Minum dari Dinas Daerah menjadi Perusahaan Daerah.

Bentuk Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksudkan dalam Intruksi Menteri Dalam Negeri tersebut diatas adalah sesuai dengan ketentuan Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Untuk memperoleh kepastian hukum, maka pendirian Perusahaan Daerah Air Minum Tingkat II Kotamadya Pematang Siantar, ditetapkanlah dengan menggunakan Peraturan Daerah. PDAM Tirtauli dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Pematang Siantar Nomor 9 Tahun 1976, dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Wali Kotamadya Pematang Siantar No. 97/10/BP/WK Tahun 1978.

Didalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962 pasal 2 dan 3 yang berbunyikan semua perusahaan yang didirikan berdasarkan undang – undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan undang – undang. Dan didalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962 serta pelaksanaannya, maka terhadap Badan Hukum yang dimaksud dalam Undang – Undang ini, berlaku segala macam hukum Indonesia yang tidak bertentangan dengan Sosialisme Indonesia. Sehingga Perusahaan Daerah ini merupakan satu kesatuan yang bersifat :

1. Memberi Jasa

3. Memupuk Pendapatan

Modal dari perusahaan ini terdiri dari kekayaan satu daerah yang dipisahkan modal perusahaan tidak terdiri dari atas saham – saham Didalam Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1962. Untuk setiap cabang –cabang produksi perusahaan ini yang penting bagi daerah dan yang menguasai hajat hidup orang banyak didaerah yang bersangkutan diusahakan oleh Perusahaan tersebut yang modalnya untuk seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan modal perusahaan tidak terdiri atas saham – saham.

2.5 Keuangan dan Administrasi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa sejarah pengelolaan proyek air minum di Kotamadya Pematang Siantar ini dilakukan oleh Dinas Air Minum maka untuk segala kebijaksanaan yang menyangkut masalah keuangan Dinas dilakukan oleh Walikota sendiri dengan menugaskan Bendaharawan Pemerintah Daerah.11

1. Anggaran Dinas Air Minum

Dinas ini tidak memiliki kebijaksanaan dalam pengelolaan keuangan seperti pada Perusahaan Daerah Air Minum. Masalah yang berhubungan dengan keuangan dan administrasi tersebut mencakup persoalan sebagai berikut :

2. Penerimaan 3. Pengeluaran

4. Posisi keuangan dan hasil usaha 5. Sistem tarif

11

Wawancara dengan, Basri Kalimantan, SE, Pada tanggal 29 April 2010 di Kantor PDAM Tirtauli

6. Tunggakan

Setelah PDAM Tirtauli ditetapkan menjadi suatu perusahaan Daerah Air Minum pada tahun 1978 perusahaan ini memiliki modal awal yang telah diserahkan berupa uang tunai sebesar Rp. 2.000.000,- ( Dua Juta Rupiah ) disamping memiliki Inventaris baik yang bergerak maupun tidak bergerak yang bernilai sebesar Rp. 240.000.000,- ( Dua Ratus Empat Puluh Juta Rupiah ). Kebijakan ini disesuaikan dengan keputusan DPRD Kotamadya Daerah Tingkat II Pematang Siantar Tanggal 20 Maret 1978 No. 18 / DPRD / 1978. Adapun sumber penerimaan Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli berasal dari :

1. Penjualan air minum kepada pelanggan dengan menggunakan tarif penjualan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

2. Ongkos pemasangan / penyambungan langganan baru

3. Serta usaha – usaha yang tidak melanggar pada ketetapan – ketetapan umum Peraturan Daerah tersebut.

Setelah mendapatkan penerimaan tersebut didapatlah keuntungan ( laba bersih ) yang dialokasikan untuk12

1. Kas Daerah 25%

:

2. Dana Pembangunan Daerah 30%

3. Cadangan Umum 25%

4. Sosial dan Pendidikan 10%

5. Jasa Produksi 7%

6. Dana Pensiun dan Sokongan 3%

12

“Bahwa penggunaan Laba Bersih didapatkan setelah terlebih dahulu dikurangi dengan Penyusutan, Cadangan Modal dan pengurangan lain yang wajar dalam Perusahaan sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat”. Lihat, Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II No:9 Tahun 1976 tentang Pendirian Perusahaan Daerah, pasal 20 ayat 2.

PDAM Tirtauli Kotamadya Pematang Siantar harus mampu meningkatkan perkembangan yang sangat berarti bagi kelangsungan perusahaan itu sendiri didalam mewujudkan tujuannnya untuk turut serta melaksanakan Pembangunan Daerah khususnya disamping Pembangunan Ekonomi Nasional umumnya. Hal ini dapat didukung dengan dengan adanya Peraturan Pemerintah melalui Intruksi Menteri Dalam Negeri yang menyatakan bahwa “Di Indonesia Pemerintah Daerah yang bertanggungjawab atas perusahaan air minum, diijinkan untuk mengambil 55% dari keuntungan bersih yang diperoleh Perusahaan Daerah Air Minum itu sendiri. Agar supaya Perusahaan Daerah Air Minum lebih mampu mengembangkan usahanya dan dalam rangka mencapai target Dasawarsa Air Bersih 1981 – 1990 ialah berupa pencapaian target 75% pelayanan masyarakat di kota dan 60% di desa yang merupakan target nasional kita, yang berarti menjadi tanggungjawab kita semua dan mengingat pula bahwa kemampuan Keuangan Negara yang terbatas, maka dapat dipertimbangkan kembali agar Perusahaan Daerah Air Minum dibebaskan dari keawjiban penyetoran 55% dari laba bersihnya kepada Pemerintah Daerah sampai jangka waktu dimana Perusahaan Daerah Air Minum sudah mampu melayani kebutuhan air minum untuk kurang lebih 75% penduduk kota. Berhubungan dengan itu dan dalam kenyataannya Perusahaan Daerah Air Minum masih memerlukan pengerahan dana, baik yang berasal dari Perusahaan Daerah itu sendiri maupun bantuan dana dari instansi Pemerintah Pusat ataupun Daerah. Dan oleh karena itu dana dari perusahaan itu sendiri seyogianya dapat digunakan seluruhnya oleh proyek Perusahaan Daerah Air Minum, baik untuk

meningkatkan jaringan distribusi maupun untuk peningkatan pelayanan pada masyarakat”.13

Organisasi didalam sebuah perusahaan dapat diartikan sebagai pembagian kerja diantara para karyawan dimana pada masing – masing bagian pekerjaan tersebut harus dikoordinasikan agar mencapai sasaran khusus sesuai dengan yang diinginkan oleh sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang ingin berhasil harus tahu akan bidang – bidang yang memberi kemungkinan terbesar untuk berhasil mencapai tujuannya. Perusahaan harus menentukan sasarannya, harus meneliti apakah sasaran itu bermanfaat dan dapat dicapai selanjutnya membuat organisasi untuk mencapainya. Adapun sasaran pokok suatu organisasi perusahaan adalah mampu mempertahankan hidup, dapat

Untuk mendukung perusahaan, masalah keuangan didalam Perusahaan Daerah ini perlu ditopang dengan adanya peningkatan administratif perusahaan yang professional ditambah lagi dengan peningkataan tenaga kerja yang dilakukan dengan berbagai pelatihan – pelatihan kerja yang pada akhirnya Perusahaan Daerah Air Minum Tirtauli akan memiliki tenaga – tenaga administratif yang handal dan memiliki keuangan sendiri yang mandiri melalui pembinaan personalianya.

BAB III

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM ( PDAM ) TIRTA ULI PEMATANG

Dokumen terkait