• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : BELAJAR MANDIRI MELALUI MEDIA VIRTUAL

C. Peran

Pada mulanya media hanya berfungsi sebagai alat bantu visual dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa antara lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Kemudian dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar pertengahan abad ke-20 lahirlah peraga audio-visual yang terutama menekankan penggunaan pengalaman yang konkrit untuk menghindarkan verbalisme. Dalam usaha memanfaatkan media sebagai alat bantu ini Edgar Dale mengadakan

klasifikasi pengalaman berlapis menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama-nama kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale yang pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk penglaman belajar tertentu.23

Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga fungsi media sebagai peraga bergeser menjai penyalur pesan/informasi belajar, di mana sistem komunikasi tersebut meliputi tiga komponen yaitu sumber pesan, media penyalur pesan, dan penerima pesan.

Istilah media (jamak dari medium), bermakna sebagai pembawa pesan atau informasi komunikasi. Selanjutnya ada istilah media massa (mass media), yakni semua informasi yang melibatkan komunikasi massa seperti majalah, sinema, film, surat kabar, radio, televisi, internet,

billboards, buku, CD/CD-ROM, DVD, Video cassetes, dan penerbitan lainnya. Selain istilah media terdapat juga istilah new media, istilah ini merupakan istilah generik yang digunakan untuk menggagas berbagai bentuk komunikasi berbasis elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi. Jika old media berkaitan dengan media tercetak yang berciri teks dan grafik statis, maka new media lebih merepresentasikan komunikasi yang dinamis dan interaktif dengan media teknologi, yang meliputi: website, streaming audio, dan video (teknik transfer format),

chat rooms, e-mail, online communication, web advertising, media CD Rom dan DVD, Virtual Reality Environment, integrasi data digital dengan telepon seperti telepon internet, kamera digital, video digital, dan mobile computing. Penggunaan istilah new media mensyaratkan bahwa komunikasi terjadi antarkomputer dan antarmanusia yang melibatkan komputer dengan berbagai perangkat aksesorisnya. Selain itu, pesan-pesan informasi dalam new media secara individual bisa disebar, ditujukan, atau

23

Yusuf Hadi Miarso, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, (Jakarta: CV Rajawali, 1986), Hlm. 49

dikomunikasikan secara interaktif, kepada orang lain, baik secara personal, kelompok, atau sebanyak-banyaknya orang yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal. Menurut kamus Encarta yang dikutip oleh Pawit M. Yusuf mengartikannya sebagai “online computers and multimedia”, yakni sistem perpaduan antara komputer, jaringan komputer dan multimedia secara terintegrasi.24

Salah satu unsur yang paling umum digunakan dari internet adalah

World Wide Web yang sering juga disebut Web saja. Secara teknis Web adalah sebuah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah server Web internet yang disajikan dalam bentuk hyperteks. Informasi Web dalam bentuk teks umumnya ditulis dalam format HTML (Hiperteks Markup Language). Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG, PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti MIDI, Shockwave, Quicktime, Movie, 3D World). Web dapat diakses oleh perangkat lunak client Web yang disebut browser. Browser membaca halaman-halaman Web yang tersimpan dalam server Web melalui protokol yang disebut HTTP (Hiperteks Transfer Protocol). Sebagai dokumen hiperteks, dokumen-dokumen pada Web dapat memiliki tautan (link) dengan dokumen lain, baik yang tersimpan dalam server yang sama maupun pada server Web lainnya. Tautan memudahkan para pengakses Web berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya dan “berkelana” dari satu server ke server lain. Kegiatan penelusuran halaman Web ini biasa disebut browsing.25

2. Menggunakan Media Virtual untuk Pembelajaran

Internet merupakan jaringan gelobal yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/ wide area network) dan

24

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Intruksional: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, Hlm.181-185

25

komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain. Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, karena tak satu pihak pun yang memilikinya.

a. Penggunaan Web

Saat ini penggunaan web sebagai media pembelajaran sudah dilakukan oleh banyak guru dan dosen, terutama pada kelas jarak jauh. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penggunaan web ini mempengaruhi kefektifan siswa dan apa saja keunggulan web dalam membantu proses belajar siswa.

Dengan pertumbuhan internet yang cepat web telah menjadi medium belajar dan mengajar jarak jauh yang penuh daya,interaktif, dinamik, ekonomis dan demokratis. Web menyediakan suatu kesempatan mengembangkan pembelajaran dan pelatihan yang sesuai tuntutan dan berorientasi pada yang belajar (learned centered). Web juga merupakan representasi suatu paradigm baru mengenai pembelajaran terutama bagaimana pembelajaran diorganisasikan dan disajikan. Informasi dalam web diorganisasikan dalam suatu jaringan yang terus berkembang dan dikaitkan pada domain pengetahuan tradisional.26

Berdasarkan penelitian dan pengalaman sebagaimana yang telah dilakukan di banyak negara maju, pendayagunaan internet untuk pendidikan atau pembelajaran bisa dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu:27

1) Web Course

Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di mana seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi,

26

Drs. H. Isjoni, MS.I, Pemanfaatan Teknologi Pengajaran: Harapan Untuk Indonesia, dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 16

27

Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm. 309-310

penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet.

2) Web Centric Course

Sebagian bahan belajar, diskusi konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi, dan latihan dilakukan seacara tatap muka.

3) Web Enhanced Course

Yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama Web Lite Course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.

Selain itu penggunaan web sekarang ini juga lebih banyak pada sebuah program pengajaran yang terkenal dengan nama WBL (Web Based Learning). Penggunaan WBL banyak dijumpai di pembelajaran-pembelajaran E-learning. Melalui penggunaan WBL ini pelajar-pelajar dapat melaksanakan pembelajaran dalam suasana yang lebih leluasa. Pembelajaran melalui web menyediakan berbagai peluang dengan membenarkan pelajar dalam belajar dan membangunkan kemahiran pelajar berdasar kemampuan diri (own pace learning), menambah kemahiran penulisan dan komunikasi, membangun kemahiran menyelesaikan masalah dan upaya membuat refleksi yang kritis.28 Penggunaan web menuntut para pelajar untuk mahir dalam melakukan eksplorasi, kolaborasi, konstruktif, reflektif, dan kemahiran berkomunikasi, di mana hal itu adalah dasar untuk diri individu pelajar sendiri.

Dalam desain dan pengembangan pembelajaran berbasis web hal penting untuk diingat adalah menjaga aspek-aspek pembelajaran sebagai alasan utama. Website yang terbaik tidak dapat efektif

28

DR. Rosnani Mahmud, Pembelajaran Berasaskan Web, dalam Pembelajaran Terkini:Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.74

samasekali memandu seseorang yang belajar mencapai suatu tujuan pembelajaran apabila tidak diciptakan dengan dasar teori desain pembelajaran yang tepat.29

Guna mendapatkan desain materi pembelajaran efektif, pengembang (pemilik web) harus berpegang pada prinsip-prinsip desain pembelajaran. Bila ini dilakukan akan memberikan keyakinan bahwa materi pelajaran yang dikembangkan memang berorientasi kepada siswa atau peserta didik dan akan meningkatkan efektifitas materi yang disajikan. 30

Pengembangan desain web juga harus didasarkan pada kondisi

user atau penguna. Bagaimanapun pengguna adalah pebelajar yang dalam hal ini menjadi pebelajar atau orang yang belajar di mana perannya adalah sebagai siswa. Siswa menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Maka dari itu menurut Drs Isjoni ada 3 bagian dari elemen desain pembelajaran berbasis web yaitu, desain informasi, interaksi dan presentasi.

Desain informasi dapat didefinisikan sebagai proses klarifikasi tujuan komunikasi dan pengaturan isi ke dalam suatu desain yang menjadi sarana pencapaian tujuan web tersebut. Dengan kata lain user dan lingkungannya menjadi titik tolak dalam membuat desain pembelajarannya. Bagaimana mengorganisasi teks agar sesuai dengan konteks keseharian pengguna, seperti mengaitkan materi dengan informasi terbaru yang sedang popular di kalangan pelajar.

29

Drs. H. Isjoni, MS.I, Pemanfaatan Teknologi Pengajaran: Harapan Untuk Indonesia, dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 16

30

Drs. H. Isjoni, MS.I, Pemanfaatan Teknologi Pengajaran: Harapan Untuk Indonesia, dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 17

Gambar 2.1: Desain materi yang kontekstual. Sumber: www.gurumuda.com

Desain interaksi adalah suatu proses memutuskan secara pasti di mana dan bagaimana memberi kontrol kepada user. Suatu desain interaksi yang berhasil harus memberikan kepada user untuk mengontrol arus informasi dalam sistem. Bagaimana membuat user bisa memilih sendiri sesuai dengan urutan materi yang sesuai dengan SK KD sebuah pembelajaran.

Desain Presentasi berkaitan dengan kejelasan dan konsistensi penggunaan teks, grafis, tanda-tanda terorganisir lainnya dapat memberi kontribusi terhadap kemudahan dan kecepatan. Desain ini telah dikaitkan dengan gaya dan tata letak dari elemen-elemen di layar. Selain itu juga memerhatikan tinjauan menyeluruh dan merasakan sistem. Dseain presentasi menghubungkan penampilan fisik dan kejelasan layar secara fungsional. 31

b. Belajar Melalui Hiperteks

Tantangan dalam proses pembelajaran berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Apa yang ada dalam perkumpulan manusia akan mempengaruhi cara mereka bertindak dan

31

Drs. H. Isjoni, MS.I, Pemanfaatan Teknologi Pengajaran: Harapan Untuk Indonesia, dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 18-19

berpikir. Dalam konteks pembelajran, alat-alat yang digunakan akan mempengaruhi bagaimana pelajar bertindak dan berpikir dalam proses pembelajarannya. Pada masa lalu, selain dari pengalaman dalam ruang kelas, kebanyakan prose pembelajaran berkaitan dengan proses memahami makna dari bahan-bahan bertulis seperti nota guru dan buku-buku. Penulisan lepas menunjukkan penggunaan computer dalam proses pengajaran pembelajaran semakin berkembang dengan pesat terutama pada masa sekarang. Kemajuan dalam bidang teknologi sejak dua decade yang lalu telah membawa berbagai bentuk teknologi seperti CD-Room, cakera video, multimedia, hiperteks dan virtual reality dalam bidang pendidikan. 32

Hiperteks dan hipermedia merujuk kepada satu sistem pangkalan data yang mula-mula diperkenalkan oleh Ted Nelson dalam tahun1960an. Hipermedia hampir serupa dengan hiperteks tetapi ia melibatkan media lain selain dari teks misalnya dokumen hipermedia mungkin meliputi teks dan grafik atau suara atau animasi. Menurut Jonassen, Howland, Moore & Marra, hiperteks ialah objek teks dalam suatu dokumen dipautkan kepada teks lain yang ada dalam dokumen tersebut atau dokumen lain. Hipermedia juga merupakan gabungan dari hiperteks dan multimedia. Pelbagai objek multimedia diorganisasi secara tidak linear dengan menggunakan hiperteks / hipermedia.33 Tapi kebanyakan pengertian keduanya baik hiperteks maupun hipermedia sering dikaburkan bahkan dianggap sama, karena di dalam hiperteks juga sudah muncul grafik, dan animasi.

Tinjauan selanjutnya bentuk-bentuk hiperteks secara umum menjunjukkan bahwa hiperteks dapat dikategorikan pada dua bentuk yang umum yaitu bentuk terstruktur dan tidak terstruktur. Bentuk tidak berstruktur hampir menyamai bentuk linear tetapi dalam teks tersebut

32

DR. Saemah BT Rahman, Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Melalui Hiperteks dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 126-127

33

DR. Saemah BT Rahman, Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Melalui Hiperteks dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 126-127

mengandung hot spot34atau objek pautan hiperteks yang dapt dipautkan dengan informasi tambahan yang dapat membantu kefahamanyang lebih mendalam. Sedangkan bentuk yang berstruktur mempunyai cirri yang sama dengan bentuk tidak berstruktur tetapi ia mempunyai informasi utama serta informasi yang dapat dipautkan dengan informasi utamayang bersesuaian. Perbedaan utama antara keduanya ialah dokumen yang berstruktur biasanya meniru reka bentuk buku yang mempunyai menu kandungan informasi meliputi bab-bab dan subtopic dalam bab juga dapat dilihat dalam bentuk gambaran pokok. Justru pengguna dapat menggunakan menu kandungan untuk membuat keputusan pautan-pautan mana yang hendak dilewati. 35 Kedua-duanya baik hiperteks yang berstruktur ataupun tidak, memberikan pilihan kepada para pengguna untuk bebas menentukan mana dulu yang akan diklik untuk dibaca dan dipahami.

c. Konsep Metakognitif

Secara umum metakognisi merupakan proses pemikiran tentang pemikiran. Ia merujuk kepada pengetahuan seseorang tentang proses kognitifnya. Saemah mengutip Tei & Stewart tentang definisi metakognitif sebagai pengetahuan dan kepahaman, kawalan serta penggunaan yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Dengan kata lain menggabungkan kesadaran tentang pengetahuan dan kesadaran tentang kawalan proses pembelajaran seseorang. Literatur lainnya menunjukkan bahwa definisi metakognisi meliputi: pemantauan aktif, kawalan secara sadaratau regulasi eksekutif bagi proses mental. Pemerolehan kepahaman tentang bagaimana mengawal proses

34

Hot Spot di sini bukan mempunyai arti area hotspot akan tetapi kalimat atau kata dalam teks baik itu judul besar atau sub judul yang mempunyai hyperlink ke teks lainnya. Dalam sebuah teks di halaman web biasanya terdapt beberapa hyperlink yang menyediakn materi-materi untuk satu konteks atau mata pelajaran tertentu.

35

DR. Saemah BT Rahman, Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Melalui Hiperteks dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 130

pemikirannya sendiri. Saemah juga mengutip Driscoll yang menyatakan bahwa metakognisi merujuk pada kesadaran seseorang tentang pemikirannya dan tingkah laku yang dihasilkan dari kesadaran tersebut.36 Efek yang terjadi ketika siswa menggunakan proses metakognisinya adalah ketika mereka sadar bahwa informasi yang sedang diterimanya kurang benar dan secara sengaja mengalihkan pemikiran, maka mereka akan mencoba mencari pembanding lainnya. Intinya proses metakognisi melibatkan siswa secara aktif, dan bukan menjadi siswa yang semata-mata menerima informasi seacara pasif.

Saemah mengutip Discroll tentang tiga langkah dasar dalam proses metakognisi, yaitu:37

1) Membina pelan tindakan

Langkah ini meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a) Apakah pengetahuan dasar saya dapat membantu saya dengan

tugas ini?

b) Apakah tujuan pemikiran saya

c) Apa yang harus saya lakukan lebih dulu? d) Mengapa saya perlu membaca bagian ini? e) Berapa lama saya perlu sempurnakan tugas ini? 2) Mengekalkan atau memantau pelan tindakan

Langkah ini meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a) Bagaimana prestasi saya selama ini?

b) Adakah saya ada pada arah yang benar? c) Bagaimana saya harus melanjutkan? d) Apa informasi yang penting untuk diingat? e) Haruskah saya mengambil arah yang lain?

f) Haruskah saya mengubah sesuai kecepatan berdasarkan kesulitan yangsaya hadapi?

36

DR. Saemah BT Rahman, Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Melalui Hiperteks dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 137

37

DR. Saemah BT Rahman, Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Melalui Hiperteks dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 138-139

g) Apa yang harus saya lakukan jika saya tidak paham? 3) Menilai pelan tindakan

Langkah ini meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a) Bagaimana prestasi saya?

b) Adakah pemikiran saya lebih atau kurang dari apa yang saya harapkan?

c) Apa cara lain yang dapat saya lakukan?

d) Bagaimana saya dapat menerapkan cara yang saya gunakan sekarang pada masa mendatang?

e) Perlukah saya membuka kembali apa yang telah saya lakukan? Dari uraian Discroll tersebut menyiratkan bahwa metakognitif merupakan satu proses penilaian sendiri tentang tahap pengetahuan dan upaya ketika serencanakan, menukar strategi, dan menilai semua proses yang telah dilakukannya sendiri. Contohnya adalah jika seorang pelajar sedang browsing di internet untuk mendapatkan informasi tertentu, penilaian sendiri termasuk refeleksi tentang kepahaman cara-cara browsing, membuat sebuah pemetaan untuk mencari informasi yang dikehendaki, memantau kamajuan dan menilai proses pencarian. Jika proses diamatai mungkin menjadi sebagain dari proses penilaian atau pemantauan semasa melaksanakan proses tersebut. Pada intinya perencanaan yang dibuat secara sadar tentang langkah-langkah individu tersebut telah menggunakan kemahiran atau keterampilan pengetahuan meta atau strategi metakognitif.

Dokumen terkait