• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALTERNATIF BELAJAR FISIKA MANDIRI MELALUI MEDIA VIRTUAL (Studi Situs www.gurumuda.com Sebagai Situs Pembelajaran Fisika) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Fisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ALTERNATIF BELAJAR FISIKA MANDIRI MELALUI MEDIA VIRTUAL (Studi Situs www.gurumuda.com Sebagai Situs Pembelajaran Fisika) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Pendidikan Fisi"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ALTERNATIF BELAJAR FISIKA MANDIRI

MELALUI MEDIA VIRTUAL

(Studi Situs www.gurumuda.com

Sebagai Situs Pembelajaran Fisika)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi

Pendidikan Fisika

Oleh:

MUHAMMAD ABDURROHIM

NIM: 073611003

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Judul : Alternatif Belajar Fisika Mandiri Melalui Media Virtual (Studi Situs Www.Gurumuda.Com Sebagai Situs Pembelajaran Fisika) Penulis : Muhammad Abdurrohim

NIM : 073611003

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar. Pentingnya proses pembelajaran pada dasarnya terletak pada tingkat pemahaman peserta didik terhadap suatu materi tertentu. Suatu kondisi yang tidak diinginkan biasanya kerap terjadi pada saat proses pembelajaran fisika di kelas-kelas, yaitu ketidaksempurnaan peserta didik dalam memahami materi fisika yang disampaikan oleh pendidik. Perlu adanya sebuah proses alternatif yang menjadikan peserta didik mau melakukan proses belajar mandiri guna melengkapi kekurangan pendidik dalam menyampaikan materi maupun hanya sebagai pengayaan peserta didik saja. Mengingat semakin derasnya arus informasi dan mudahnya akses peserta didik ke dunia virtual serta mengingat juga maraknya penggunaan dunia virtual untuk berbagai hal, terutama dalam bidang pendidikan. Maka perlu adanya sebuah alternative belajar fisika mandiri melalui media virtual.

Dari hal tersebut perlu kiranya dilakukan penelitian tentang alternatif belajar mandiri melalui media virtual dengan menekankan pada studi situs www.gurumuda.com sebagai situs pembelajaran fisika. Di mana tujuan penelitiannya adalah (1) Mengetahui pola pembelajaran situs www.gurumuda.com. (2) Mengetahui urgensi situs www.gurumuda.com sebagai alternatif belajar fisika mandiri .

Penelitian ini didesain sebagai penelitian kualitatif lapangan dengan objek penelitian situs web di internet, serta berkunjung ke beberapa sekolah untuk mendapatkan keterangan terkait tanggapan siswa, guru, dan mahasiswa mengenai keberadaan situs www.gurumuda.com. Sebagai perwakilan sekolah yang bisa mencukupi kebutuhan peserta didik penulis memilih sekolah yang mempunyai fasilitas internet dan komputer. Sekolah tersebut adalah SMA N 5, SMA N 2, dan SMA 3 Semarang.

Setelah dilakukan analisis terhadap data-data dari situs www.gurumuda.com serta data wawancara terhadap pengguna situs tersebut akhirnya ditemukan bahwa pola pembelajaran pada situs www.gurumuda.com merupakan pola pembelajaran mandiri informal. Yaitu pembelajaran mandiri yang tidak terikat oleh waktu dan tempat tertentu dan evaluasi secara khusus.

(7)

tersebut menyajikan materi dengan metode kontekstual, sehingga mudah dipahami oleh pengguna. Penggunaan multimedia juga menjadi pendukung mudahnya materi fisika dalam situs tersebut untuk dipahami. Selanjutnya interaksi edukatif yang melibatkan para pengguna secara langsung menjadikan situs tersebut perlu untuk dibuka oleh siswa sehingga dapat dijadikan alternatif dalam mencari bahan pelajaran fisika dan belajar mandiri siswa.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Syukur Alhamdulillah, atas limpahan Rahmat serta HidayahNya penulis dapat menyelesaikan karya sederhana ini. Hanya dengan pertolongannya lah segala kesulitan serta rintangan dapat dilewati dengan sempurna tanpa kekurangan suatu apapun.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya kelak, beserts keluarga, para sahabat, dan orang-orang yang senantiasa istiqomah berada di jalan-Nya.

Karya ini tidak mungkin terselesaikan tanpa campur tangan pihak-pihak tertentu, baik yang bersifat moral maupun materi. Oleh karena itu dengan setulus hati penulis mengucapkan beribu terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dari awal hingga terwujudnya skripsi ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag., Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. Sudja’i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 3. Drs. Wahyudi, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

4. Andi Fadllan, S.Si., M.Sc. dan Ridwan M.Ag., pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini.

5. Aleksander San Lohat, pemilik situs www.gurumuda.com yang telah berkenan memberikan semua informasi yang penulis butuhkan.

6. Wenty Dwi Yuniarti, S.Pd., M.Kom, selaku Wali Studi yang telah mengarahkan penulis selama studi di Jurusan Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan serta membantu kelancaran selama proses perkuliahan.

(9)

rela berkorban dan selalu memberikan dukungan materi dan moral terhadap keberhasilan studi penulis.

9. Semua saudara-saudaraku, Lek Mpuk, Lek Qom, Lek Din, Lek Mut, Lek Lisin, Lek Yati, Dek Fya, Dek Hima, Dek Rahma, Dek Silvi, Dek Reza, Dek Revi, dst.

10. Kiai Syaifudin Zuhri, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Firdaus, beserta istri dan putra-putri beliau yang senantiasa memberikan dorongan moral maupun spiritual.

11. KH. Zainal Asyikin (Alm.) dan Ibunda Nyai Hj. Muthohiroh, KH. Mustaghfirin, ibu Hj. Muniroh, KH. Abdul Kholiq dan segenap keluarga besar PP. Roudlatut Thalibin yang telah membimbing, mengarahkan, memotivasi dan atas nasihat-nasihat beliau-beliau selama berada di PP. Roudlotut Thalibin Tugurejo Tugu Semarang.

12. Teman-teman seperjuanganku, Tadris Fisika 2007.

13. Teman-teman seperjuanganku di LPM Edukasi tercinta, khususnya Adhek Awaliyah Nurul Fauziyah yang senatiasa menemani di setiap waktu.

Penulis merasa tidak mampu memberikan balasan apapun atas semua bantuan yang telah diberikan, akan tetapi penulis yakin bahwa balasan dari Allah lebih berharga dari apapun jenis dan bentuk balasan yang ada di dunia ini. Oleh karena itu penulis hanya mampu berdoa semoga seluruh bantuan yang telah diberikan selama ini mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih amat jauh dari kesempurnaan, baik dari segi substansi maupun metodologi. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak demi kebaikan karya ini selanjutnya. Terima kasih.

Semarang, 1 Desember 2011 Penulis,

Muhammad Abdurrohim

(10)

DAFTAR ISI

BAB II : BELAJAR MANDIRI MELALUI MEDIA VIRTUAL A. Kajian Pustaka... 6

B. Pengerti an Belajar Mandiri 1. Pengertian Belajar...……… 7

2. Jenis-jenis Belajar... 9

3. Beberapa Gaya Belajar Anak... 12

4. Pengerian Belajar Mandiri……… 13

C. Peran Media Virtual dalam Pembelajaran... 22

1. Pengertian Media Virtual……… 22

2. Menggunakan Media Virtual untuk Pembelajaran… 24

a. Penggunaan Web……… 25

b. Belajar Melalui Hiperteks……….. 28

c. Konsep Metakognitif………. 30

D. Belajar Mandiri Menggunakan Media Virtual……….. 32

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN... 39

B. TEMPA T DAN WAKTU PENELITIAN... 40

C. SUMBE R PENELITIAN... 40

(11)

E. TEKNI K PENGUMPULAN DATA... 41

F. TEKNI

K ANALISIS DATA... 44

BAB IV : POLA PEMBELAJARAN PADA SITUS

WWW.GURUMUDA.COM

A. Keberadaan Situs Www.Gurumuda.Com…....……... 47 1. Sejarah Situs……….……. 47 2. Klasifikasi Isi Situs Www.Gurumuda.Com... 49 B. Pola Pembelajaran Situs Www.Gurumuda.Com.…….... 58 C. Pengorganisasian Situs Www.Gurumuda.Com... 57

D. Urgensi

Situs Www.Gurumuda.Com Sebagai Alternatif

Belajar Fisika Mandiri……….. 63

E. Kelema

han Situs Www.Gurumuda.Com... .. 69

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan...………...………. 72 B. Saran ……….………..………. 72 C. Penutup ……….…………... 73

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan peradaban manusia dari era ruang fisis menuju era virtual sudah berlangsung sejak lama. Hanya saja booming dan begitu populisnya era virtual baru mencapai puncaknya akhir-akhir ini. Tak ayal masyarakat di pelosok desa dan di sela-sela gang sempit sudah mulai memasuki dunia virtual ini dengan biaya yang murah. Semua orang dari anak-anak hingga orang dewasa sudah bisa mengakses halaman demi halaman di dunia virtual. Informasi dalam bentuk apapun dapat diakses dengan mudah begitu pula dengan kebutuhan hidup baik menyangkut pekerjaan maupun pendidikan.

Dunia virtual yang semakin laris digunakan oleh semua kalangan dan dalam berbagai aspek kehidupan ini ada dalam teknologi yang disebut internet. Internet merupakan sebuah koleksi gelobal dari ribuan jaringan yang dikelola secara bebas. Internet menjadi populer karena merupakan media yang tepat untuk memperoleh informasi terkini dengan berbagai variasinya secara cepat dan mudah.1

Salah satu kebutuhan pendidikan yang mampu diakses dengan mudah di dunia virtual adalah pendidikan fisika. Baik itu siswa maupun bukan, mereka mampu mengakses informasi tentang materi-materi fisika yang sudah ada di internet. Hal ini memungkinkan kepada siapapun untuk mencapai taraf pemahaman dalam belajar fisika yang selama ini didominasi oleh para siswa dengan model pembelajaran di ruang-ruang kelas. Pada umumnya siswa-siswi sekarang ini cenderung bosan ketika mengikuti pembelajaran di kelas, karena selain harus mendengarkan penjelasan monoton dari seorang guru, siswa juga kekurangan akses fasilitas serta media belajar. Sehingga diperlukan sebuah alternatif belajar

1

(13)

mandiri siswa yang terlepas dari guru serta pembelajaran monoton di ruang kelas.

Salah satu dari tujuh gaya belajar efektif menurut Hamzah adalah bermain dengan kesendirian.2 Bahwa sebagian orang memang gemar melakukan segala sesuatunya, termasuk belajar dengan menyepi. Untuk mereka yang seperti ini, biasanya menyukai tempat yang tenang dan ruang yang terjaga privasinya. Media seperti internet cukup untuk kriteria yang demikian itu, di mana internet akan sangat membantu agar seseorang bisa belajar secara mandiri.

Keberadaan internet dalam dunia pendidikan menjadi sesuatu yang sangat berarti jika kita mampu menahami teknik-teknik penggunaannya. Pada mulanya media hanya digunakan sesuai dengan fungsi-fungsinya yang parsial. Akan tetapi saat ini telah lahir media yang besifat kompleks, yaitu komputer. Komputer mempunyai kemampuan untuk menampilkan multimedia, tidak hanya audio visual namun juga interaktif.

Sekarang ini sudah banyak orang yang menggunakan multimedia untuk kegiatan intruksional dan hasilnya pun relatif lebih menarik dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional. Misalnya sistem perjalanan darah pada tubuh manusia, atau bagaimana cara kerja jantung pada orang, bagaimana rambut bisa tumbuh sambil dilihat secara visual oleh pemirsanya, bagaimana menjelaskan seekor burung pinguin yang seumur hidup belum pernah kita lihat. semua itu akan tampak jelas jika dijelaskan secara visual dengan format multimedia, disamping dilengkapi dengan narasi seperlunya. Hal itu tidak mudah jika hanya dijelaskan secara verbal.

Format web adalah aplikasi internet yang paling lengkap dalam menyajikan berbagai media penyajian suatu materi. Aplikasi internet dasar yang mempunyai nama World-Wide Web ini memang salah satu hasil dari penemuan para ilmuan yang paling bermanfaat di jagat raya sekarang ini.

2

(14)

Web pertamakali diciptakan oleh CERN di laboratorium fisika nuklir Eropa, dan pada waktu itu web hanyalah berupa sebuah produk sampingan riset dasar para ilmuan yang bertujuan memajukan pengetahuan manusia tentang jagad raya serta isinya.3 Namun sekarang telah menjadi penghubung utama seluruh PC, Laptop, Netbook, Tablet, ataupun Telpon Selular di seluruh dunia.

Www.gurumuda.com adalah salah satu situs dalam bentuk web

yang menyediakan fasilitas pembelajaran fisika, diantaranya adalah materi, soal, bahkan visualisasi dalam bentuk virtual tentang materi terkait. Web ini mempunyai keunikan tersendiri dalam menyediakan materi-materi fisika. Aleksander San Lohat sang pendiri menamai situs ini www.gurumuda.com dengan tujuan untuk menjadi rujukan bagi para guru

maupun siswa yang membutuhkan alternatif dalam proses belajar mereka. Situs ini menyediakan serta mengusahakan materi-materi fisika yang menurut pandangan banyak siswa sulit menjadi lebih mudah dan santai serta menyenangkan.

Bahasa-bahasa anak muda yang digunakan oleh Aleksander San Lohat dalam mengantarkan pemahaman pembaca terkait materi-materi fisika sangat menjadi alasan mengapa situs ini menarik untuk diteliti. Sebuah alternatif pembelajaran yang berbasis internet memang banyak namun diantara yang banyak itu sedikit yang mampu mengolah “bahasa garang” fisika menjadi lembut dan enak dipahami serta menyenangkan.

Secara cerdas halaman demi halaman dalam situs ini selalu menampilkan sisi fun yang sulit diciptakan orang pada umumnya. Tidak hanya itu keabsahan isi materi juga dikuatkan dengan dicantumkannya seluruh referensi yang dipakai Aleksander San Lohat.

Pembelajaran yang dimaksud peneliti adalah adanya pola interaksi yang signifikan dalam homepage ini. Selain dimudahkan dalam membaca materi, pengguna juga dapat mengajukan pertanyaan melalui layanan

comment seperti dalam halaman-halaman web lainnya.

3

(15)

Dari latar belakang tersebut peneliti bermaksud melakukan studi terhadap situs www.gurumuda.com sebagai situs pembelajaran yang layak menjadi alternatif belajar mandiri siswa.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi pijakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pola pembelajaran pada situs pembelajaran fisika www.gurumuda.com?

2. Bagaimana urgensi situs pembelajaran fisika www.gurumuda.com sebagai alternatif belajar secara mandiri?

C. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pola pembelajaran pada situs pembelajaran fisika www.gurumuda.com.

2. Mengetahui urgensi situs pembelajaran fisika www.gurumuda.com sebagai alternatif belajar secara mandiri.

Adapun manfaat dari penelitian ini dapat dilihat oleh beberapa subyek yang terlibat, yaitu peneliti sendiri, pemilik situs siswa, guru, mahasiswa, dan pembaca umum.

1. Untuk Peneliti

a. Memperoleh pengalaman studi tentang situs edukasi internet. b. Mendapatkan pengetahuan baru tentang konsep belajar mandiri. 2. Pemilik Situs

a. Lebih banyak dikenal lagi di sekolah-sekolah sebagai alternatif belajar mandiri siswa.

b. Mendapat masukan-masukan baru untuk perbaikan situs ke depan. 3. Untuk Para Siswa

(16)

b. Mendapat rujukan untuk mencari tugas-tugas fisika di sekolah. 4. Untuk Para Guru

a. Membantu guru dalam memberikan referensi siswa saat memberikan tugas kepada siswa.

b. Menjadi rujukan utama setiap diskusi tentang materi fisika maupun media-media pembelajaran lainnya.

5. Untuk Mahasiswa

a. Mengetahui tambahan wawasan dan rujukan baru tentang jenis penelitian dengan objek internet.

b. Memperoleh tempat sharing baru dalam hal pembelajaran fisika, khusus untuk mahasiswa pendidikan fisika.

6. Untuk Pembaca

a. Memperoleh beberapa pengetahuan baru tentang penelitian dengan objek situs internet.

(17)

BAB II

BELAJAR MANDIRI MELALUI MEDIA VIRTUAL

A. Kajian Pustaka

Karya ilmiyah yang membicarakan belajar mandiri sudah banyak ditemui. Di antaranya, studi kuantitatif yang dilakukan oleh Gunawan dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Belajar Mandiri Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jerman Pada Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas

Negeri Malang. Dari hasil analisis data dengan menggunakan analisis regresi linear diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh variabel bebas yang secara signifikan terhadap variabel terikat besar pengaruh belajar mandiri terhadap prestasi belajar mahasiswa adalah 73,8 persen.4 Dari hasil penelitian ini, saran yang yang diberikan oleh peneliti adalah: Pertama, hendaknya dosen mengajarkan kepada pelajar kemampuan untuk belajar, kemampuan untuk berpikir dan strategi yang memacu disiplin diri dalam belajar dengan cara memberikan tugas-tugas yang mendorong mahasiswa lebih aktif belajar mandiri. Kedua, mahasiswa hendaknya memiliki media belajar yang mendukung kegiatan perkuliahan dan menggunakan media belajar tersebut sesering mungkin. Ketiga, hendaknya mahasiswa sadar untuk lebih aktif belajar mandiri sehingga mendapatkan prestasi belajar yang baik.

Di makalah yang ditulis oleh David Kurt Herold, di Pendidikan Virtual Universitas Politeknik Hong Kong.5 Berisi hasil sebuah penelitian yang dilakukan untuk menguji kelayakan dan kebutuhan untuk menggunakan lingkungan virtual dalam penyelenggaraan kelas. Hasil tidak mendukung sebagian besar hipotesis, tapi lingkungan virtual dan proses belajar mengajar sangat saling mendukung dengan baik. Makalah ini juga menekankan

4

Gunawan, Pengaruh Belajar Mandiri Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Jerman Pada Mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang, Skripsi, Jurusan Sastra Jerman Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, 2006. http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sastra-jerman/article/view/314/didownload tanggal 31 Januari 2011

5

David Kurt Herold, Virtual Education: Teaching Media Studies in Second Life Pedagogy, (Jurnal Of Virtual World Research Volum 2 Number 1: 2009) di

(18)

kebutuhan untuk mengintegrasikan lingkungan virtual ke dalam kerangka pendidikan kursus dan untuk pertimbangan satu tujuan pendidikan dan penggunaan dunia maya dalam pembelajaran.

Sebuah keuntungan lain yan disebutkan dalam makalah tersebut adalah adanya kedekatan emosional yang dimediasi dunia maya. Sedangkan komunikasi antara akun mahasiswa dan dosen berlangsung instan dan seketika, mahasiswa dan dosen juga dapat berkomunikasi secara tidak langsung dan dapat pula bersembunyi sampai batas tertentu di balik akun mereka.

Penelitian ini mencoba mengambil bagian tersendiri dalam membahas belajar mandiri sebagai sebuah alternatif dan menguatkan peran media virtual dalam proses belajar siswa.

B. Pengertian Belajar Mandiri

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar sudah banyak diberikan oleh para tokoh pendidikan baik dari barat maupun timur. Tokoh pendidikan dari barat misalnya Clifford T Morgan, mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan merupakan hasil pengalaman yang lalu. Sedangkan dari tokoh Timur misalnya Dr. Mustofa Fahmi, mengartikan belajar sebagai ungkapan yang menunjuk aktivitas yang menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku atau pengalaman.6 Pendapat ini senada dengan apa yang ditulis Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein bahwa belajar adalah perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Jadi hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku.7

6

Drs. H. Mustaqim, M. Pd, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Semarang: CV Andalan Kita, 2007), hlm. 36-37

7

(19)

Tampak pengertian belajar di atas sangat menekankan perubahan tingkah laku, hal tersebut karena mengikuti pendapat para pakar teori behaviorial yang menekankan perubahan dalam perilaku sebagai hasil utama belajar. Para pakar tersebut ternyata berkonsentrasi pada fenomena yang dapat diobservasi secara langsung dengan menggunakan metode ilmiah yang dipinjam dari ilmu pengetahuan alam. Padahal banyak aspek yang menjadi pertimbangan dalam mengamati apa sebenarnya hakikat belajar tersebut.

Sangat tampak jelas bahwa belajar hanya dianggap sebagai sesuatu yang tampak dan bisa diamati dengan indra saja, bahkan kaum behaviorisme yang radikal menganggap semua studi tentang perilaku yang tidak dapat diobservasi adalah tidak ilmiah.8 Padahal secara tidak langsung hal ini telah menafikan aspek-aspek internal diri manusia seperti motivasi, ekspektasi, pikiran, dan keyakinan, di mana kesemuanya itu tidak dapat terukur menggunakan alat ukur biasa.

Menurut Gagne perkembangan tingkah laku merupakan hasil dari efek kumulatif belajar. Belajar merupakan faktor yang luas yang dibentuk oleh pertumbuhan. Gagne memperkenalkan sebuah model belajar kumulatif, di mana sumbangan penting belajar bagi perkembangan ialah bahwa belajar mempunyai sifat kumulatif. Artinya, banyaknya keterampilan yang telah dipelajari memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit.9

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar bukan hanya satu atau dua kali tahapan, akan tetapi banyak tahapan yang akhirnya menjadi akumulasi dari tahapan untuk menuju ke tahapan berikutnya. Termasuk juga mengapa belajar tidak harus diruang kelas, dan mendengarkan guru berceramah. Akan tetapi belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Karena hal tersebut termasuk bagian dari

8

Daniel Muijs & Davud Reynold, Effective Teaching: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm.20

9

(20)

tahapan yang pada nantinya akan mempengaruhi proses belajar di kelas dan seterusnya. Maka dengan demikian perlu sebuah alternatif dalam belajar guna melengkapi proses belajar dalam kelas.

2. Jenis-Jenis Belajar

Muhammad Athiyah Al-Abrosyi membedakan jenis belajar menjadi dua, yaitu:

a. Durusul maklumat (belajar pengetahuan)

b. Durusul maharot (belajar keterampilan)

c. Durusul Tarqiyatidz dzauqi wal wujdan (belajar perasaan dan hati) Berbeda dengan Dr. Muhammad Al-Hadi Afify yang membedakan jenis-jenis belajar menjadi empat, yaitu:

a. Al-aqliyah (akal) b. Al-khuluqiyah (akhlaq) c. Al-Jismaniyah (fisik) d. Al-Ijtima’iyah (sosial)

Sedangkan M Gagne membedakan jenis-jenis belajar sebagai berikut:

a. Keterampilan motorik b. Sikap

c. Kemahiran intelektual d. Informal verbal

e. Pengetahuan kegiatan intelektual

Benyamin S Bloom dkk merumuskan sasaran pendidikan dengan sebutan “Taxonomy of Education Objective” di mana kelompok ini

membedakan menjadi tiga ranah (domain) atau daerah sasaran pendidikan, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Ranah kognitif

(21)

a) Pengetahuan tentang hal-hal khusus, seperti kata-kata lepas, nama-nama benda, dan istilah-istilah.

b) Pengetahuan tentang cara dan sarana seperti penggunaan aturan, cara, simbol, gaya, gambaran, urutan, gerak, sebab-sebab, susunan, klasifikasi, unsure-unsur, criteria, metode, teknik, prosedur dan lain sebagainya.

c) Pengetahuan tentang universal dan abstraksi, sepert prinsip, asas, hukum, landasan, unsur pokok, implikasi, teori dan struktur.

2) Tipe belajar pengertian

Menerjemahkan, menafsirkan, meramalkan, dan memperhitungkan.

3) Tipe belajar aplikasi

Kemampuan menerapkan suatu abstraksi pada situasi konkrit. Abstraksi biasanya berupa prinsip atau generalisasi. Aplikasi adalah penerapan suatu yang umum sifatnya pada situasi yang khusus.

4) Tipe belajar analisis

Tipe belajar yang dapat menetapkan prinsip atau generalisasi mana yang sesuai dengan situasi baru. Mampu memisahkan sesuatu menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, mampu memahami prosesnya, cara kerjanya, atau mempunyai gambaran diagram atau sistematikanya. Analisis meliputi; analisis unsure, analisis hubungan, analisis prinsip.

5) Tipe belajar evaluasi

Yaitu memberikan keputusan tentang nilai sesuatu, nilai tersebut ditetapkan dengan menggunakan sudut pangang tertentu, misalnya sudut pandang tujuan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi atau lain-lain.

(22)

Yaitu tipe belajar yang sudah pada taraf mengkreasikan sesuatu, meliputi merancang, membangun, merencanakan,memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb.10 b. Ranah Afektif

Menurut Krathwohl, dkk ranah afektif meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

1) Menyimak

a) Taraf sadar memperhatikan b) Taraf kesediaan menerima

c) Taraf memperhatikan secara selektif/ kontrol. 2) Merespon

a) Menurut (memperoleh sikap responsif, menghargai, menyetujui)

b) Bersedia merespon atas pilihan sendiri c) Merasa puas dalam merespon

3) Menghargai a) Menerima nilai b) Mendambakan nilai

c) Merasa wajib mengabdi pada nilai 4) Mengorganisasi nilai

a) Mengkonseptualisasi niali

b) Organisasi sistem nilai (mampu merumuskan sistem nilai, krtiteria-kriteria niali secara matang)

5) Mewatak

a) Memberlakukan secara umum sub pangkat nilai b) Mewatak ke semua aspek kehidupannya.

10

(23)

c. Ranah Psikomotorik

Menurut E J Simpson ranah psikomotorik meliputi kegiatan berikut ini:

1) Mengindera, mendengarkan, melihat, meraba, mencecap, membau, dan bereaksi.

2) Kesiagaan diri, konsentrasi mental, berproses badan, mengembangkan perasaan (sikap positif untuk melakukan sesuatu) 3) Bertindak secara terpimpin, menirukan, mencoba yang

dicontohkan.

4) Bertindak secara mekanik, menguasai gerakan-gerakan tertentu. 5) Bertindak secara kompleks, sudah mencapai taraf mahir,

gerakannya sudah disertai improvisasi.

3. Beberapa Gaya Belajar Anak

Kemampuan sesorang untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat. Oleh karena itu mereka seringkali menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang sama. Perbedaan gaya belajar itu menunjukkan cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.

Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa digunakan, yaitu:11 a. Gaya belajar visual

Adalah gaya belajar yang condong terhadap penyajian informasi berupa gambar. Beberapa ciri orang yang mempunyai gaya belajar ini, yaitu: Pertama, kebutuhan melihat sesuatu (informasi atau pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya. Kedua, memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna. Ketiga, memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistic. Keempat, memiliki

11

(24)

kesulitan dalam berdialog secara langsung. Kelima, terlalu reaktif terhadap suara. Keenam, sulit mengikuti anjuran secara liksan. Ketujuh, seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan. b. Gaya belajar auditory learners

Gaya belajar auditory learners adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Ada tiga karakter orang yang mempunyai gaya belajar ini, yaitu: Pertama, semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua, memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung. Ketiga, memiliki kesulitan menulis atau membaca.

c. Gaya belajar tactual learners

Gaya belajar ini dimiliki oleh orang yang harus menyentuh sesuatu untuk bisamengingat suatu informasi. Ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Pertama, menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar kita bisa terus mengingatnya. Kedua, hanya dengan memegang, kita bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya. Ketiga, kita adalah termasuk orang yang tidak bisa duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Keempat, kita merasa bisa belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik. Kelima, memiliki kemampuan mengoordinasikan sebuah tim dan kemampuan mengendalikan gerak tubuh.

4. Pengertian Belajar Mandiri

Belajar mandiri adalah belajar dengan tanpa bantuan secara langsung dari guru atau pendidik. Secara mendasar belajar mempunyai makna melakukan proses diri sendiri, atau individu untuk menerima pengetahuan baik dari orang lain maupun dari perantara.

(25)

disesuaikan dengan keadaan perorangan siswa yang meliputi antara lain kemampuan, kecepatan belajar, kemauan, minat, waktu yang dimiliki, dan keadaan sosial ekonominya.12

Proses belajar mandiri memberikan kesempatan para peserta didik untuk mencerna materi ajar dengan sedikit bantuan orang lain. Model belajar mandiri sangat bermanfaat, karena dianggap luwes, tidak mengikat, serta melatih kemandirian siswa agar tidak tergantung atas kehadiran atau uraian materi ajar dari guru. Berdasarkan gagasan keluwesan dan kemandirian inilah belajar mandiri telah bermetamorfosis sedemikian rupa, diantaranya menjadi Sistem Belajar Terbuka, Belajar Jarak Jauh, dan E-Learning.13

Dalam sistem belajar mandiri siswa diharapkan lebih banyak belajar sendiri atau berkelompok dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain. Karena itu siwa perlu memiliki kemampuan yang kuat dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan belajarnya. Kemauan yang keras akan mendorong siswa untuk tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan, sedangkan disiplin yang tinggi diperlukan supaya siswa selalu belajar sesuai dengan jadwal waktu yang telah diaturnya sendiri.14

Sistem belajar mandiri mempunyai beberapa karakteristik yang dapat diuraikan sebagai berikut:15

a. Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan minat dan kebutuhan perorangan siswa. Karena itu sering kali tujuan pembelajaran bukan hanya ditentukan oleh guruatau dosen sendiri, melainkan ditentukan oleh atau bersama dengan siswa.

12

Yusuf Hadi Miarso, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), hlm. 75

13

Dewi Salma Prawiradilaga & Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008, hlm. 96

14

Yusuf Hadi Miarso, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, (Jakarta: CV Rajawali, 1986), Hlm. 75

15

(26)

b. Siswa belajar sesuai dengan pelajuan (pacing) masing-masing. Siswa yang cepat dapat maju mendahului temannya tanpa dihambat oleh kemajuan temannya, sebaliknya siswa yang lamban tidak perlu diburu-buru untuk mengejar siswa yang cepat.

c. Sistem belajar mandiri dilaksanakan dengan menyediakan paket belajar mandiri yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, gaya belajar siswa, kemampuan awal yang dimiliki, dan minat masing-masing siswa.

Strategi pembelajaran yang diterapkan dalam sistem belajar mandiri meliputi hal-hal sebagai berikut:16

a. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara khas dan terperinci,

b. Pengelolaan bahan pembelajaran diatur secara sistematik untuk membantu tercapainya tujuan tersebut di atas, termasuk cara yang bervariasi untuk penguasaan setiap tujuan

c. Disediakan prosedur atau proses untuk mendiagnosa kemampuan siswa ditinjau dari tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

d. Evaluasi dan bimbingan kepada siswa dilakukan dengan teratur termasuk sistem penyusunan rencana studi perorangan yang dapat mengatur kegiatan belajar siswa sesuai dengan kesiapan siswa bersangkutan.

e. Seringnya diadakan monitoring mengenai pelaksanaan tugas yang dilakukan siswa untuk memberikan informasi baik kepada guru maupun kepada siswa sendiri mengenai kemajuan siswa menuju tercapainya tujuan.

f. Evaluasi terus menerus terhadap prosedur pembelajaran dan usaha penyempurnaannya.

Pada sistem belajar mandiri siswa belajar dari paket mandiri yang disediakan untuk itu. Paket belajar mandiri ini secara sederhana dapat diberi batasan sebagai seperangkat bahan belajar yang dirancang secara

16

(27)

cermat yang dapat member kemudahan bagi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang khas. Paket belajar mandiri berbeda dengan buku teks biasa karena paket ini memungkinkan siswa maju sesuai dengan laju belajar masing-masing dan memberi kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar masing-masing.17

Suatu paket belajar mandiri mempunyai komponen yang penting yang dapat diuraikan sebagai berikut:18

a. Rasional

Rasional ini memberikan penjelasan tentang tujuan paket dan pentingnya paket tersebut dalam rangkaian kegiatan belajar siswa. Rasional membentuk kesinambungan dengan pengalaman belajar yang telah dilakukan siswa sebelumnya dan membentuk kerangka kegiatan untuk pengalaman belajar berikutnya. Rasional ini juga member penjelasan tentang apa yang akan dipelajari siswa dan mengapa hal tersebut perlu dipelajari.

b. Deskripsi Isi Pelajaran

Deskripsi isi pelajaran memberikan gambaran tentang tingkatan dan kompleksnya isi pelajaran. Dalam deskripsi ini digambarkan juga hal-hal yang berhubungan dengan konsep, keterampilan, atau nilai-nilai yang harus dilakukan atau didemonstrasikan siswa setelah siswa selesai mempelajari paket itu. Biasanya suatu paket belajar mandiri dirancang untuk mengajarkan sebuah atau sejumlah kecil konsep, keterampilan, atau nilai-nilai.

c. Tujuan Pembelajaran Berdasarkan tingkah laku

Keseluruhan paket belajar mandiri dirancang untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini disusun berdasarkan tingkah laku.

17

Yusuf Hadi Miarso, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan: Pengertian dan Penerapannya di Indonesia, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), hlm. 77

18

(28)

d. Pilihan kegiatan belajar

Tiap siswa merupakan individu yang unik. Masing-masing mempunyai minat, kemauan, kemampuan, sifat-sifat, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu disediakan kegiatan belajar yang dapat dipilih oleh siswa. Suatu paket belajar mandiri tidak akan benar-benar bersifat mandiri apabila pilihan kegiatan tidak disediakan untuk member kesempatan siswa memilih kegiatan belajar yang sesuai dengan gaya dan kemampuan belajar masing-masing.

e. Alat evaluasi dalam paket belajar mandiri

Untuk memonitor kegiatan siswa dalam mencapai tujuan disediakan 3 macam alat evaluasi dalam paket belajar mandiri, yaitu: 1) Tes Awal

Tes awal merupakan penuntun bagi siswa karena tes ini dapat menunjukkan bahan apa atau tujuan yang mana yang telah dikuasai siswa dan bahan belajar mana yang belum dikuasai sehingga perlu dipelajarinya. Dengan menggunakan hasil tes ini sebagai dasar, siswa dapat mamilih materi pelajaran mana yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhannya.

2) Tes Mandiri

Tes ini merupakan salah satu bentuk evaluasi diri sendiri yang digunakan siswa untuk memonitor kemajuannya sendiri pada saat ia melaksanakan kegiatan belajar. Tes mandiri dapat berupa kuis formal, atau hanya petunjuk bagi siswa untuk secara berkala mereview tujuan pembelajarannya untuk mengetahui kemajuannya dalam mencapai masing-masing tujuan pembelajaran itu.

3) Tes Akhir

Tes akhir digunakan setelah paket belajar mendiri selesai dipelajari, untuk menentukan apakah siswa telah memperoleh kemampuan minimal yang dituntut oleh paket itu.

(29)

pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Format evaluasi tersebut biasanya berupa tes pilihan ganda, tetapi dapat juga berbentuk lain, misalnya ujian lisan, kegiatan dalam laboratorium, atau merampungkan tugas-tugas tertentu.

f. Penuntun guru

Sebuah penuntun guru perlu dikembangkan sejalan dengan pengembangan paket belajar mandiri untuk memberikan informasi tambahan berkaitan dengan isi dan penggunaan paket. Penuntun ini harus mengandung petunjuk pelaksanaan, kunci jawaban tes, daftar materi pelajaran yang diperlukan, dan penjelasan tentang alat atau media yang diperlukan dalam mempelajari paket itu.

Belajar mandiri memposisikan pebelajar sebagai subyek, pemegang kendali, pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri. Dengan demikian, kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan belajarnya sendiri merupakan sarat utama bagi pebelajar. Kemampuan ini juga merupakan faktor penting untuk diperhatikan dan dibangun oleh penyelenggara program atau tutor.

Kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan belajar sendiri seseorang pada dasarnya merupakan suatu kontinum. Grow (1991) mengklasifikasikan kontinum tersebut kedalam empat tahap:

a. pebelajar yang tergantung (dependent learner) b. pebelajar yang tertarik (interested learner) c. pebelajar yang terlibat (involved learner) d. pebelajar mandiri (independent learner)

Model Tahapan Kecakapan Belajar Mandiri menurut Grow :

a. Dependent Otoriter, Pelatih Ceramah, melatih dengan umpan balik langsung, drill.

b. Interested Motivator, Pembimbing Ceramah + diskusi terpimpin c. Involved Fasilitator Proyek kelompok, diskusi yang difasilitasi oleh

(30)

d. Self-Directed Konsultan, delegator Kerja individu, kelompok belajar. Menurut Menurut Anung Haryono terdapat beberapa bentuk sistem belajar mandiri, yaitu:19

a. Belajar bebas (independent study)

Yaitu kegiatan yang dilaksanakn oleh siswa tanpa kewajiban mengikuti kegiatan belajar di kelas formal. Siswa diberi kesempatan untuk berkonsultasi secara berkala kepada seorang guru atau lebih untuk memperoleh pengarahan atau bantuan. Seringkali kegiatan ini digunakan oleh siswa untuk menyelesaikan tugas perorangan.

b. Pembelajaran sesuai diri (individual instruction)

Yaitu, suatu tipe pembelajaran yang mempunyai enam unsur dasar sebagai berikut:

1) Kerangka waktu yang luwes

2) Adanya tes diagnostic yang diikuti pembelajaran perbaikan, yaitu kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa, atau kesempatan bagi siswa untuk meloncati bagian pelajaran yang telah dikuasainya. 3) Pemberian kesempatan bagi siswa untuk memilih bahan pelajaran

yang sesuai.

4) Penilaian kemajuan belajar siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian yang dapat dipilih dan penyediaan waktu pengerjaan yang luwes.

5) Pemilihan lokasi belajar yang bebas

6) Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dipilih.

c. Pembelajaran perorangan sesuai laju (individually paced instruction)

Teknik pembelajaran dengan cara mengelola kegiatan belajar sedemikian rupa sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan pelajuan belajar masing-masing.

19

(31)

d. Pembelajaran perorangan tertuntun (individually prescribed instruction)

Sistem pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram. Dalam sistem ini setiap siswa mengarahkan program belajar masing-masing berdasarkan rencana kegiatan belajar yang telah disiapkan oleh guru atau oleh guru bersama siswa berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dirumuskan secara operasional.

Profesor Robert Glaser seorang pelopor penelitian mengenai pembelajaran mandiri dan peran media teknis, pernah memberikan pernyataan tentang pengembangan belajar universitas Pittsburgh bahwa seorang guru yang dapat diganti dengan mesin harus diganti. Dengan kata lain tugas guru yang dapat digantikan oleh media atau alat bantu belajar dapat digantikan, tentu saja dengan melihat efektifitas alat bantu tersebut. Bukan berarti semua tugas guru harus digantikan, akan tetapi sebatas apa yang dapat digantikan oleh mesin atau alat bantu.

Alat bantu belajar sekali lagi bukan sebagai pengganti total peran guru, akan tetapi sebagai media belajar siswa agar lebih efektif. Karena tidak selamanya guru akan mendampingi siswanya untuk terus menerus belajar. Ada kalanya siswa harus belajar mandiri mendayagunakan alat bantu yang ada untuk belajar mandiri. Pada dasarnya tujuan pokok pendidikan formal di masyarakat haruslah “mengajar anak supaya belajar”, yaitu meletakkan landasan bagi belajar seumur hidup. Tujuan ini harus dicapai kalau yang diinginkan adalah memenuhi tuntutan perubahan-perubahan yang berlangsung terus menerus. Sekarang ini bukan zamannya lagi guru sebagai komunikator pertama karena berbagai sebab, terutama karena penemuan-penemuan penelitian, bahwa kehidupan fakta mantap di masa ini menjadi semakin pendek. Oleh karena itu, tujuan pokok sekolah ialah mengajar murid supaya memperoleh pengetahuannya sendiri.20

20

(32)

Pada suatu ketika tujuan-tujuan sekolah yang mendidik siswa untuk masyarakat masa depan pasti akan membenahi tata kerjanya dan juga meningkatkan penggunaan media yang tidak hanya akan mempermudah pelimpahan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa, tetapi juga akan memungkinkan guru untuk mendalami aspek-aspek penting dari proses ini. pengajaran tidak hanya terdiri dari bicara kepada seluruh kelas, memberi setiap siswa pekerjaan rumah yang sama, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada masing-masing siswa dan menyelenggarakan berbagai tes. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengajar dan belajar itu sama sekali tidak identik. Pertama-tama tidak bisa diambil kesipulan bahwa mereka yang diajar itu belajar sesuatu. Adakalanya mereka tidak belajar suatu apapun. Kedua, tanpa belajar formal pun siswa –siswa masih bisa mempelajari banyak hal.21

Guru adalah posisi yang relatif membantu siswa dalam belajar, karena guru hanya bertanggungjawab untuk membantu anak mencapai keberhasilannya dalam belajar. Pada konteks kelas, maka guru mempunyai dominasi kuat untuk menentukan keberhasilan siswa, akan tetapi ketika siswa berada pada kondisi belajar mandiri, maka motivasi lah yang membantunya secara intrinsik. Raymond dan Judith, dalam buku mereka Eager to Learn mempercayai bahwa belajar yang berhasil dan mengajar yang bersemangat adalah unsur-unsur esensial untuk semua metode-metode khusus, yaitu:22

a. Menyediakan keanekaragaman dalam belajar. b. Menghubungkan belajar dengan minat murid-murid.

c. Menggunakan sesuatu yang tidak dapat diramalkan dalam mengamankan batas-batas untuk belajar.

pokok pelajaran itu sendiri harus dipelajari sebagai ilmu pengetahuan dasar yang terus mengalami perubahan, tetapi yang struktur intelektual intinya menunjukkan gejala tahan lama.

21

Torsten Husen, Masyarakat Belajar, (Jakarta: CV Rajawali, 1988), Hlm. 220-221 22

(33)

d. Menggunakan novel dan metode-metode mengajar yang tidak biasa dan mengisinya bersama murid-murid.

e. Memberi mereka pertanyaan-pertanyaan dan tugas-tugas yang memaksanya berpikir melebihi sekedar menghafal.

f. Memastikan murid-murid aktif berpartisipasi dalam pelajaran. g. Member pengaruh balik yang konsisten.

h. Menciptakan pengalaman belajar yang memiliki akibat atau hasil yang wajar.

i. Menggunakan teknik-teknik belajar bersama.

j. Mendorong murid-murid untuk memilih dalam situasi belajar. k. Memberikan pelajaran yang menantang.

Semua metode tersebut adalah untuk membuat proses belajar yang diinginkan dan diminati oleh siswa. Cara-cara tersebut membuat tujuan belajar diminati, dengan kata lain menjadikan hasil-hasil belajar atau arti belajar dan konsekuensi-konsekuensinya bisa dihargai atau penting. Ketika tujuan dan arti belajar sudah diminati oleh siswa maka seluruh konsekuensi dari proses belajar tersebut mau tidak mau akan dilakukan dengan senang hati oleh para siswa.

C. Peran Media Virtual dalam Pembelajaran

1. Pengertian Media Virtual

(34)

klasifikasi pengalaman berlapis menurut tingkat dari yang paling konkrit ke yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama-nama kerucut pengalaman (cone of experience) dari Edgar Dale yang pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu apa yang paling sesuai untuk penglaman belajar tertentu.23

Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga fungsi media sebagai peraga bergeser menjai penyalur pesan/informasi belajar, di mana sistem komunikasi tersebut meliputi tiga komponen yaitu sumber pesan, media penyalur pesan, dan penerima pesan.

Istilah media (jamak dari medium), bermakna sebagai pembawa pesan atau informasi komunikasi. Selanjutnya ada istilah media massa (mass media), yakni semua informasi yang melibatkan komunikasi massa seperti majalah, sinema, film, surat kabar, radio, televisi, internet,

billboards, buku, CD/CD-ROM, DVD, Video cassetes, dan penerbitan lainnya. Selain istilah media terdapat juga istilah new media, istilah ini merupakan istilah generik yang digunakan untuk menggagas berbagai bentuk komunikasi berbasis elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi. Jika old media berkaitan dengan media tercetak yang berciri teks dan grafik statis, maka new media lebih merepresentasikan komunikasi yang dinamis dan interaktif dengan media teknologi, yang meliputi: website, streaming audio, dan video (teknik transfer format),

chat rooms, e-mail, online communication, web advertising, media CD

Rom dan DVD, Virtual Reality Environment, integrasi data digital dengan telepon seperti telepon internet, kamera digital, video digital, dan mobile computing. Penggunaan istilah new media mensyaratkan bahwa komunikasi terjadi antarkomputer dan antarmanusia yang melibatkan komputer dengan berbagai perangkat aksesorisnya. Selain itu, pesan-pesan informasi dalam new media secara individual bisa disebar, ditujukan, atau

23

(35)

dikomunikasikan secara interaktif, kepada orang lain, baik secara personal, kelompok, atau sebanyak-banyaknya orang yang sudah dikenal maupun yang tidak dikenal. Menurut kamus Encarta yang dikutip oleh Pawit M. Yusuf mengartikannya sebagai “online computers and multimedia”, yakni

sistem perpaduan antara komputer, jaringan komputer dan multimedia secara terintegrasi.24

Salah satu unsur yang paling umum digunakan dari internet adalah

World Wide Web yang sering juga disebut Web saja. Secara teknis Web adalah sebuah sistem dengan informasi yang disajikan dalam bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain yang tersimpan dalam sebuah server Web internet yang disajikan dalam bentuk hyperteks. Informasi Web dalam bentuk teks umumnya ditulis dalam format HTML (Hiperteks Markup Language). Informasi lainnya disajikan dalam bentuk grafis (dalam format GIF, JPG, PNG), suara (dalam format AU, WAV), dan objek multimedia lainnya (seperti MIDI, Shockwave, Quicktime, Movie, 3D World). Web dapat diakses oleh perangkat lunak client Web yang disebut browser. Browser membaca halaman-halaman Web yang tersimpan dalam server Web melalui protokol yang disebut HTTP (Hiperteks Transfer Protocol). Sebagai dokumen hiperteks, dokumen-dokumen pada Web dapat memiliki tautan (link) dengan dokumen lain, baik yang tersimpan dalam server yang sama maupun pada server Web lainnya. Tautan memudahkan para pengakses Web berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya dan “berkelana” dari satu server ke server lain. Kegiatan penelusuran halaman Web ini biasa disebut browsing.25

2. Menggunakan Media Virtual untuk Pembelajaran

Internet merupakan jaringan gelobal yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/ wide area network) dan

24

Pawit M. Yusuf, Komunikasi Intruksional: Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, Hlm.181-185

25

(36)

komputer pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain. Jaringan ini bukan merupakan suatu organisasi atau institusi, karena tak satu pihak pun yang memilikinya.

a. Penggunaan Web

Saat ini penggunaan web sebagai media pembelajaran sudah dilakukan oleh banyak guru dan dosen, terutama pada kelas jarak jauh. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana penggunaan web ini mempengaruhi kefektifan siswa dan apa saja keunggulan web dalam membantu proses belajar siswa.

Dengan pertumbuhan internet yang cepat web telah menjadi medium belajar dan mengajar jarak jauh yang penuh daya,interaktif, dinamik, ekonomis dan demokratis. Web menyediakan suatu kesempatan mengembangkan pembelajaran dan pelatihan yang sesuai tuntutan dan berorientasi pada yang belajar (learned centered). Web juga merupakan representasi suatu paradigm baru mengenai pembelajaran terutama bagaimana pembelajaran diorganisasikan dan disajikan. Informasi dalam web diorganisasikan dalam suatu jaringan yang terus berkembang dan dikaitkan pada domain pengetahuan tradisional.26

Berdasarkan penelitian dan pengalaman sebagaimana yang telah dilakukan di banyak negara maju, pendayagunaan internet untuk pendidikan atau pembelajaran bisa dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu:27

1) Web Course

Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, di mana seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi,

26

Drs. H. Isjoni, MS.I, Pemanfaatan Teknologi Pengajaran: Harapan Untuk Indonesia, dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 16

27

(37)

penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet.

2) Web Centric Course

Sebagian bahan belajar, diskusi konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi, dan latihan dilakukan seacara tatap muka.

3) Web Enhanced Course

Yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama Web Lite Course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.

Selain itu penggunaan web sekarang ini juga lebih banyak pada sebuah program pengajaran yang terkenal dengan nama WBL (Web Based Learning). Penggunaan WBL banyak dijumpai di pembelajaran-pembelajaran E-learning. Melalui penggunaan WBL ini pelajar-pelajar dapat melaksanakan pembelajaran dalam suasana yang lebih leluasa. Pembelajaran melalui web menyediakan berbagai peluang dengan membenarkan pelajar dalam belajar dan membangunkan kemahiran pelajar berdasar kemampuan diri (own pace learning), menambah kemahiran penulisan dan komunikasi, membangun kemahiran menyelesaikan masalah dan upaya membuat refleksi yang kritis.28 Penggunaan web menuntut para pelajar untuk mahir dalam melakukan eksplorasi, kolaborasi, konstruktif, reflektif, dan kemahiran berkomunikasi, di mana hal itu adalah dasar untuk diri individu pelajar sendiri.

Dalam desain dan pengembangan pembelajaran berbasis web hal penting untuk diingat adalah menjaga aspek-aspek pembelajaran sebagai alasan utama. Website yang terbaik tidak dapat efektif

28

(38)

samasekali memandu seseorang yang belajar mencapai suatu tujuan pembelajaran apabila tidak diciptakan dengan dasar teori desain pembelajaran yang tepat.29

Guna mendapatkan desain materi pembelajaran efektif, pengembang (pemilik web) harus berpegang pada prinsip-prinsip desain pembelajaran. Bila ini dilakukan akan memberikan keyakinan bahwa materi pelajaran yang dikembangkan memang berorientasi kepada siswa atau peserta didik dan akan meningkatkan efektifitas materi yang disajikan. 30

Pengembangan desain web juga harus didasarkan pada kondisi

user atau penguna. Bagaimanapun pengguna adalah pebelajar yang dalam hal ini menjadi pebelajar atau orang yang belajar di mana perannya adalah sebagai siswa. Siswa menjadi bagian penting dalam proses pembelajaran. Maka dari itu menurut Drs Isjoni ada 3 bagian dari elemen desain pembelajaran berbasis web yaitu, desain informasi, interaksi dan presentasi.

Desain informasi dapat didefinisikan sebagai proses klarifikasi tujuan komunikasi dan pengaturan isi ke dalam suatu desain yang menjadi sarana pencapaian tujuan web tersebut. Dengan kata lain user dan lingkungannya menjadi titik tolak dalam membuat desain pembelajarannya. Bagaimana mengorganisasi teks agar sesuai dengan konteks keseharian pengguna, seperti mengaitkan materi dengan informasi terbaru yang sedang popular di kalangan pelajar.

29

Drs. H. Isjoni, MS.I, Pemanfaatan Teknologi Pengajaran: Harapan Untuk Indonesia, dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 16

30

Drs. H. Isjoni, MS.I, Pemanfaatan Teknologi Pengajaran: Harapan Untuk Indonesia, dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 17

(39)

Gambar 2.1: Desain materi yang kontekstual. Sumber: www.gurumuda.com

Desain interaksi adalah suatu proses memutuskan secara pasti di mana dan bagaimana memberi kontrol kepada user. Suatu desain interaksi yang berhasil harus memberikan kepada user untuk mengontrol arus informasi dalam sistem. Bagaimana membuat user bisa memilih sendiri sesuai dengan urutan materi yang sesuai dengan SK KD sebuah pembelajaran.

Desain Presentasi berkaitan dengan kejelasan dan konsistensi penggunaan teks, grafis, tanda-tanda terorganisir lainnya dapat memberi kontribusi terhadap kemudahan dan kecepatan. Desain ini telah dikaitkan dengan gaya dan tata letak dari elemen-elemen di layar. Selain itu juga memerhatikan tinjauan menyeluruh dan merasakan sistem. Dseain presentasi menghubungkan penampilan fisik dan kejelasan layar secara fungsional. 31

b. Belajar Melalui Hiperteks

Tantangan dalam proses pembelajaran berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Apa yang ada dalam perkumpulan manusia akan mempengaruhi cara mereka bertindak dan

31

(40)

berpikir. Dalam konteks pembelajran, alat-alat yang digunakan akan mempengaruhi bagaimana pelajar bertindak dan berpikir dalam proses pembelajarannya. Pada masa lalu, selain dari pengalaman dalam ruang kelas, kebanyakan prose pembelajaran berkaitan dengan proses memahami makna dari bahan-bahan bertulis seperti nota guru dan buku-buku. Penulisan lepas menunjukkan penggunaan computer dalam proses pengajaran pembelajaran semakin berkembang dengan pesat terutama pada masa sekarang. Kemajuan dalam bidang teknologi sejak dua decade yang lalu telah membawa berbagai bentuk teknologi seperti CD-Room, cakera video, multimedia, hiperteks dan virtual reality dalam bidang pendidikan. 32

Hiperteks dan hipermedia merujuk kepada satu sistem pangkalan data yang mula-mula diperkenalkan oleh Ted Nelson dalam tahun1960an. Hipermedia hampir serupa dengan hiperteks tetapi ia melibatkan media lain selain dari teks misalnya dokumen hipermedia mungkin meliputi teks dan grafik atau suara atau animasi. Menurut Jonassen, Howland, Moore & Marra, hiperteks ialah objek teks dalam suatu dokumen dipautkan kepada teks lain yang ada dalam dokumen tersebut atau dokumen lain. Hipermedia juga merupakan gabungan dari hiperteks dan multimedia. Pelbagai objek multimedia diorganisasi secara tidak linear dengan menggunakan hiperteks / hipermedia.33 Tapi kebanyakan pengertian keduanya baik hiperteks maupun hipermedia sering dikaburkan bahkan dianggap sama, karena di dalam hiperteks juga sudah muncul grafik, dan animasi.

Tinjauan selanjutnya bentuk-bentuk hiperteks secara umum menjunjukkan bahwa hiperteks dapat dikategorikan pada dua bentuk yang umum yaitu bentuk terstruktur dan tidak terstruktur. Bentuk tidak berstruktur hampir menyamai bentuk linear tetapi dalam teks tersebut

32

DR. Saemah BT Rahman, Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Melalui Hiperteks dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 126-127

33

(41)

mengandung hot spot34atau objek pautan hiperteks yang dapt dipautkan dengan informasi tambahan yang dapat membantu kefahamanyang lebih mendalam. Sedangkan bentuk yang berstruktur mempunyai cirri yang sama dengan bentuk tidak berstruktur tetapi ia mempunyai informasi utama serta informasi yang dapat dipautkan dengan informasi utamayang bersesuaian. Perbedaan utama antara keduanya ialah dokumen yang berstruktur biasanya meniru reka bentuk buku yang mempunyai menu kandungan informasi meliputi bab-bab dan subtopic dalam bab juga dapat dilihat dalam bentuk gambaran pokok. Justru pengguna dapat menggunakan menu kandungan untuk membuat keputusan pautan-pautan mana yang hendak dilewati. 35 Kedua-duanya baik hiperteks yang berstruktur ataupun tidak, memberikan pilihan kepada para pengguna untuk bebas menentukan mana dulu yang akan diklik untuk dibaca dan dipahami.

c. Konsep Metakognitif

Secara umum metakognisi merupakan proses pemikiran tentang pemikiran. Ia merujuk kepada pengetahuan seseorang tentang proses kognitifnya. Saemah mengutip Tei & Stewart tentang definisi metakognitif sebagai pengetahuan dan kepahaman, kawalan serta penggunaan yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Dengan kata lain menggabungkan kesadaran tentang pengetahuan dan kesadaran tentang kawalan proses pembelajaran seseorang. Literatur lainnya menunjukkan bahwa definisi metakognisi meliputi: pemantauan aktif, kawalan secara sadaratau regulasi eksekutif bagi proses mental. Pemerolehan kepahaman tentang bagaimana mengawal proses

34

Hot Spot di sini bukan mempunyai arti area hotspot akan tetapi kalimat atau kata dalam teks baik itu judul besar atau sub judul yang mempunyai hyperlink ke teks lainnya. Dalam sebuah teks di halaman web biasanya terdapt beberapa hyperlink yang menyediakn materi-materi untuk satu konteks atau mata pelajaran tertentu.

35

(42)

pemikirannya sendiri. Saemah juga mengutip Driscoll yang menyatakan bahwa metakognisi merujuk pada kesadaran seseorang tentang pemikirannya dan tingkah laku yang dihasilkan dari kesadaran tersebut.36 Efek yang terjadi ketika siswa menggunakan proses metakognisinya adalah ketika mereka sadar bahwa informasi yang sedang diterimanya kurang benar dan secara sengaja mengalihkan pemikiran, maka mereka akan mencoba mencari pembanding lainnya. Intinya proses metakognisi melibatkan siswa secara aktif, dan bukan menjadi siswa yang semata-mata menerima informasi seacara pasif.

Saemah mengutip Discroll tentang tiga langkah dasar dalam proses metakognisi, yaitu:37

1) Membina pelan tindakan

Langkah ini meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a) Apakah pengetahuan dasar saya dapat membantu saya dengan

tugas ini?

b) Apakah tujuan pemikiran saya

c) Apa yang harus saya lakukan lebih dulu? d) Mengapa saya perlu membaca bagian ini? e) Berapa lama saya perlu sempurnakan tugas ini? 2) Mengekalkan atau memantau pelan tindakan

Langkah ini meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a) Bagaimana prestasi saya selama ini?

b) Adakah saya ada pada arah yang benar? c) Bagaimana saya harus melanjutkan? d) Apa informasi yang penting untuk diingat? e) Haruskah saya mengambil arah yang lain?

f) Haruskah saya mengubah sesuai kecepatan berdasarkan kesulitan yangsaya hadapi?

36

DR. Saemah BT Rahman, Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Melalui Hiperteks dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 137

37

(43)

g) Apa yang harus saya lakukan jika saya tidak paham? 3) Menilai pelan tindakan

Langkah ini meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a) Bagaimana prestasi saya?

b) Adakah pemikiran saya lebih atau kurang dari apa yang saya harapkan?

c) Apa cara lain yang dapat saya lakukan?

d) Bagaimana saya dapat menerapkan cara yang saya gunakan sekarang pada masa mendatang?

e) Perlukah saya membuka kembali apa yang telah saya lakukan? Dari uraian Discroll tersebut menyiratkan bahwa metakognitif merupakan satu proses penilaian sendiri tentang tahap pengetahuan dan upaya ketika serencanakan, menukar strategi, dan menilai semua proses yang telah dilakukannya sendiri. Contohnya adalah jika seorang pelajar sedang browsing di internet untuk mendapatkan informasi tertentu, penilaian sendiri termasuk refeleksi tentang kepahaman cara-cara browsing, membuat sebuah pemetaan untuk mencari informasi yang dikehendaki, memantau kamajuan dan menilai proses pencarian. Jika proses diamatai mungkin menjadi sebagain dari proses penilaian atau pemantauan semasa melaksanakan proses tersebut. Pada intinya perencanaan yang dibuat secara sadar tentang langkah-langkah individu tersebut telah menggunakan kemahiran atau keterampilan pengetahuan meta atau strategi metakognitif.

D. Belajar mandiri Menggunakan Media Virtual

(44)

internet adalah media terkini yang sangat berpengaruh. Keberadaan media ini telah menimbulkan cara baru bagi para pendidik. Materi-materi dapat tersedia dalam bentuk atau format gambar, grafik, gambar bergerak, cerita, dokumen, kajian dan lain sebagainya.38

Arbaat Hassan, dosen Universitas Kebangsaan Malaysia mengkaji pengintegrasian media melalui objek pembelajaran virtual dalam pendidikan sains. Ia sepakat dengan pendapatnya John Dewey bahwa siswa perlu ditekankan untuk mengalami sendiri apa yang sedang ia pelajari.39 Hal itu akan menjadikan proses belajar lebih bermakna. Selanjutnya salah satu cara agar siswa dapat melakukan learning by doing-nya adalah dengan media virtual. Hassan lebih mendalami proses pembelajarannya, yaitu pembelajaran melalui media virtual. Ia menegaskan pembelajaran virtual adalah pembelajaran yang mengintegrasikan penggunaan komputer, khasnya internet di dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Hassan mengutip Robeck tentang manfaat pemanfaatan media virtual dalam pelaksanaan pembelajaran. Media virtual ini dapat meningkatkan kecenderungan siswa untuk:

1. Menerapkan kemahiran proses sains 2. Inkuiri sains

3. Pemikiran kritis

4. Pemahaman konseptual

5. Pemahaman terhadap sains yang alami.40

Hassan juga mengutip Nugent, Soh dan Samal yang mejelaskan tentang pengajaran secara virtual sebagai “ small, stand-alone, mediates,

content ‘chunks” that can be reused in multiple intructional contexts, serving

as building blocks to develop lesson, modules or course” Ini mempunyai arti

belajar dengan menggunakan media virtual, siswa boleh melakukannya secara mandiri atau perseorangan, menelaah, materi-materi yang mengandung

38

Drs Isjoni, Msi, Mohd. Arif. Hj. Ismail, Ph.D, Pembelajaran Virtual: Perpaduan Indonesia Malaysia, Editor Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm. 64-65

39

Konsep John Dewey ini lebih banyak dikenal dengan sebutan Learning By Doing. 40

(45)

fakta berbeda tetapi bisa digabungkan menjadi satu materi yang utuh, modul, atau dijadikan bentuk pelajaran.41

Kelebihan belajar menggunakan media virtual:42

1. Belajar menggunakan media virtual yang dikelompokkan dalam kategori multimedia ini mengandug unsur-unsur seperti huruf, gambar yang berwarna dan bergerak (animasi), video, suara dan sebagainya bisa menjadikan belajar lebih menarik, berkesan, diingat lebih lama oleh siswa. 2. Siswa dapat berinteraksi dengan yang lainnya

3. Menambah wawasan pembelajaran secara multimedia sejajar dengan era dunia tanpa sekat.

4. Dapat memperoleh pengetahuan bukan saja dari guru tapi juga pengetahuan dari luar negeri.

5. Berpadunya pengetahuan atau kajian terkini dengan kajian-kajian pihak-pihak tertentu baik itu dalam negeri ataupun luar negeri.

6. Belajar mandiri lebih mudah, karena tidak terikat waktu, bisa kapan saja dan di mana saja.

7. Bisa belajar mandiri secara individu maupun berkelompok

8. Menghindari miskonsepsi, karena pembelajaran ini dibantu dengan gambar, animasi, suara, video, dsb.

9. Bisa menggunakan pendekatan drill and practice, tanpa menjemukan. Selain itu media internet sekarang ini sudah merambah ke berbagai aspek kemanusiaan terutama melalui jejaring sosial. Jadi forum apapun bisa menjadi forum yang lebih santai. Seperti jejaring twitter dan facebook, keduanya sebenarnya bisa menjadi media untuk pengajaran guru. Seperti yang digagas oleh Rhobi Shani seorang guru bahasa jawa SMA Islam Sultan Agung 3 Semarang yang menulis bahwa kesibukan dan aktivitas guru di luar sekolah memungkinkan mereka tidak dapat masuk kelas, dengan keberadaaan FB guru

41

Arbaat Hassan, Ph. D, Pengintegrasian Media Melalui Objek pembelajaran Virtual dalam Pendidikan Sains, dalam Pembelajaran Virtual: Perpaduan Indonesia Malaysia, Editor: Drs Isjoni, Msi, Mohd. Arif. Hj. Ismail, Ph.D, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm.120-122

42

(46)

tetap dapat mengelola kelas tanpa harus berdiri di depan kelas.43 Mengelola kelas yang dimaksud adalah memberikan instruksi berupa tugas atau pun perintah tertentu melalui fasilitas di FB sebagai alternatif jika kondisi guru tidak bisa hadir di depan kelas.

Selain mempunyai keunggulan, pembelajaran virtual juga mempunyai beberapa kelemahan dan kekurangan, yaitu:44

1. Kemudahan internet biasanya tidak menjadi masalah di daerah-daerah kawasan perkotaan, akan tetapi menajadi masalah besar di daerah-daerah di kawasan pedesaan yang jauh dari perkotaan.

2. Koneksi internet terkadang mengalami gangguan dan masalah seperti

server down yang menjadikan pembelajaran secara virtual tidak lancar. 3. Ketersediaan komputer di sekolah-sekolah masih belum maksimal, jika

sekolahan belum bisa menyediakan computer yang representatif hal itu menjadi masalah.

4. Ketersediaan listrik di daerah yang masih jauh dari perkotaan terkadang masih terputus karena sistem yang belum memadai.

5. Kesulitan mengetahui kebenaran fakta dari sumber-sumber di internet. Diperlukan banyak rujukan untuk memastikan kebenaran fakta tersebut. 6. Guru perlu meneliti dan memilih pengetahuan yang terbaik serta yang

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran secara virtual karena terdapat berjuta-juta pengetahuanyang bisa dipilih.

Sudah menjadi hal yang umum bahwa hiperteks adalah media yang paling tepat dan banyak digunakan dalam proses belajar mandiri di internet, maka dari itu yang perlu diperhatikan adalah strategi metakognitif sebagai proses individu yang ditambah dengan self directed learning yang sudah diterapkan oleh banyak kelas jauh.

1. Strategi Metakognitif Dalam Belajar mandiri

Saemah memberikan teknik khusus dalam melaksanakan proses belajar melalui hiperteks. Ia menyebutnya sebagai SQ3R (Survey,

43

Suara Merdeka, Kamis, 08 Oktober 2009 44

(47)

Question, Read, Reflect, Review) dan PQ4R (Preview, Question, Read, Recite, Reflect, Review). Kedua teknik tersebut mendukung kepentingan pemrosesan informasi yang mendalam untuk membantu meningkatkan proses pembelajaran dari teks. Kajian Saemah selanjutnya mendapatkan teknik PQ4R berguna dalam membantu pemahaman membaca teks. Ia mengutip Brown tentang perumusan beberapa strategi dan teknik yang dapat digunakan untuk tujuan meningkatkan kecakapan ketika memroses informasi, yaitu:45

a. Menggunakan teknik membaca aktif untuk memastikan tumpuan yang terus menerus pada bahan yang dibaca.

b. Mengetahui apa yang perlu diketahui dan membaca informasi yang dikehendaki.

c. Membaca pada tahap pemrosesan yang sesuai.

d. Menggunakan jadual isi kandungan, indeks, glosari, dan peta minda. e. Mencipta jaduwal isi kandungan sendiri untuk meninjau semula

perkara yang dianalisa.

Saemah mengutip Tei dan Stewart bahwa untuk menjadi pembelajar yang baik, pelajar perlu tahu keadaan atau tahap pembelajaran mereka dan keberhasilan strategi yang mereka gunakan supaya jika mereka tidak paham suatu konsep, mereka dapat mencari bacaan tambahan atau merujuk sumer yang lain. Tei dan Stewart juga menyarankan pada dua strategi metakognitif yaitu memberikan pengetahuan kepada pelajar menyoal diri sendiri dan membuat rumusan apa yang dibaca. Teknik tersebut dapat dijadikan panduan dalam memberikan keterampilan strategi metakognitif yang dapat digunakan dalam pembelajaran dari hiperteks.46

45

DR. Saemah BT Rahman, Strategi Metakognitif Dalam Pembelajaran Melalui Hiperteks dalam Pembelajaran Terkini, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 140

46

Gambar

Gambar 2.1: Desain materi yang kontekstual. Sumber:
Gambar  4.2: Statistik www.gurumuda.com per 17 Agustus 2011
Gambar 4.3: Grafik jumlah kunjungan selama tahun 2009
Gambar 4.5: Pertayaan Muchtar Lutfi kepada www.gurumuda.com
+5

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan menggunakan metode Hayami yang menjadi mata rantai pertama merupakan menghitung nilai tambah pada peternak lele. Bahan baku yang digunakan pada proses

dampak yang nyata terhadap usaha kita bersama untuk menjadikan PTSI sebagai perusahaan yang terkemuka,” paparnya. Selain itu, kata Arif Ramadhan juga merupakan bulan

This study investigated the applicability of MODIS 250m satellite images to classify total forest area and compare with as old forest cover data set produced

Dengan memperhatikan contoh soal, siswa dapat mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian 3 bilangan satu angka dengan berbagai kemungkinan dengan cermat, percaya diri, dan tanggung

The elements are research design, data collection technique, validity and reliability of data, participants and site of the study, and procedure of analysis..

Penerapan Model Pembelajaran Time Token Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Dan Berbicara Bagi Siswa Sekolah Dasar.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kebijakan perusahaan dalam melakukan pemasaran produk, untuk mengetahui pelaksanaan pemasaran

P engaruh olahraga renang terhadap tingkat kebugaran jasmani anak tunarungu (studi ek sperimen terhadap siswa k elas viii di slb - b yplb. k