• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

4. Peran dan Fungsi Komite Sekolah

Komite sekolah memiliki peran bagi kelangsungan sekolah. Peran komite sekolah telah diatur dalam Kepmendiknas No.044/U/2002. Penjelasan peran Komite Sekolah akan dijelaskan sebagai berikut.

Komite sekolah berperan sebagai:

1) Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan; 2) Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud

financial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan,

3) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

Sementara itu, Sri Renani (2008 : 83) menjelaskan bahwa Komite Sekolah mengemban peran sebagai berikut.

1. Pemberi pertimbangan (Advisory Agency)

Komite Sekolah merupakan badan yang memberi pertimbangan bagi kepala sekolah atau lembaga pendidikan. Seharusnya sekolah dan lembaga pendidikan meminta pertimbangan kepada Komite

19

Sekolah terkait perumusan kebijakan, program, dan kegiatan sekolah, termasuk juga perumusan visi, misi, serta tujuan sekolah. Hal itu dikarenakan ada beberapa visi, misi, dan tujuan sekolah yang seharusnya dirumuskan bersama Komite Sekolah, misalnya program unggulan apa yang akan diterapkan di sekolah. Komite Sekolah harus terlibat dalam pengambilan kebijakan, perumusan program maupun visi, misi, serta tujuan karena Komite Sekolah merupakan wadah aspirasi masyarakat demi peningkatan kualitas pendidikan.

2. Pemberi dukungan (Supporting Agency)

Komite Sekolah sebagai badan organisasi memiliki peran sebagai pendukung, yaitu memberi dukungan berupa dana, tenaga, dan juga pikiran. Sebelum terbentuknya Komite Sekolah, BP3 lebih menekankan sebagai pendukung dana, namun saat ini Komite Sekolah seharusnya tidak hanya terfokus pada bantuan dana saja, tetapi juga pada aspek lain. Sebagai contoh, Komite Sekolah memberikan dukungan bagi sekolah dengan cara memberi bantuan tenaga dalam pembenahan sarana dan prasarana, atau gagasan dalam pengadaan sarana dan prasarana sekolah.

3. Melakukan pengawasan (Controlling Agency)

Berbeda dengan pengawasan yang dilakukan oleh inspektorat, Badan Pemeriksa Keuangan, mau pun badan pengawas fungsional lainnya, Komite Sekolah memberikan pengawasan sosial terhadap

20

sekolah. Pengawasan ini lebih fokus pada implikasi sosial dan dilakukan secara preventif, misalnya saja ketika sekolah menyusun RAPBS atau ketika sekolah menyusun laporan pertanggungjawaban kepada masyarakat.

4. Mediator (Mediate Agency)

Selain memiliki tiga peran di atas, Komite Sekolah berperan pula sebagai mediator antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Menurut Sri Renani (2008:83) keberadaan Komite Sekolah di sekolah swasta dapat menjadi pengikat antara sekolah dengan orang tua. Begitu pula yang diharapkan di sekolah negeri, Komite Sekolah berperan dalam mengikat hubungan sekolah dengan orang tua siswa. Komite Sekolah sebagai perantara antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat harus mendorong orang tua dan masyarakat untuk ikut serta memberikan perhatian bagi proses pendidikan yang berkualitas.

Berdasarkan uraian di atas, dalam Kepmendiknas dan pendapat Sri Renani, terdapat sedikit perbedaan. Sri Renani menambahkan peran Komite Sekolah sebagai mediator, sedangkan dalam Kepmendiknas tidak diatur mengenai peran tersebut. Akan tetapi, dengan adanya penambahan peran justru melengkapi peran Komite Sekolah yang sebenarnya.

21 b. Fungsi Komite Sekolah

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 Komite sekolah memiliki fungsi sebagai berikut.

a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan yang bermutu,

b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai

kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat,

d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai: kebijakan dan program pendidikan, RAPBS, kriteria kinerja satuan pendidikan, kriteria tenaga kependidikan, kriteria fasilitas pendidikan, dan hal lain yang terkait dengan pendidikan.

e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, dan

g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

22

Sejalan dengan fungsi Komite Sekolah seperti apa yang telah diatur dalam Kepmendiknas, Sri Renani, dkk (2008 :83) sependapat dengan hal itu.

Komite Sekolah dibentuk dengan tugas utamanya membantu upaya untuk meningkatkan dan menyalurkan kelancaran penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik langsung maupun tidak langsung, dengan mendayagunakan kemampuan yang ada pada orang tua, masyarakat, dan lingkungan, sehingga tercipta suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel, dan demokratis. (Muchlas Samani, dkk 2009: 157)

Berkaitan dengan fungsi dan tugas Komite Sekolah, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 juga mengatur tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan secara jelas mengatur fungsi dan tugas Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Lebih lanjut, pada pasal 196 menjelaskan mengenai fungsi Komite Sekolah sebagai berikut:

(1) Komite sekolah befungsi dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,

(2) Komite sekolah menjalankan fungsinya secara mandiri dan profesional, dan

(3) Komite sekolah memperhatikan dan menindaklanjuti terhadap keluhan, saran, kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan. Berdasarkan uraian di atas mengenai peran Komite Sekolah, dapat disimpulkan bahwa peran utama dibentuknya Komite Sekolah ada 4, yaitu pemberi pertimbangan (advisory agency), pendukung (supporting agency), dan pengontrol (controlling agency) serta peran tambahan sebagai mediator (mediate agency). Fungsi komite sekolah adalah untuk mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen

23

masyarakat terhadap pendidikan, melakukan kerja sama dengan masyarakat dan pemerintah berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan bermutu, menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan kebutuhan pendidikan, memberi masukan, pertimbangan, dan rekomendasi, mendorong orang tua dan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam pendidikan, menggalang dana guna pembiayaan penyelenggaraan pendidikan, dan melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan.

Mengingat pentingnya peran yang diemban oleh Komite Sekolah, sekolah seharusnya mulai memberdayakan Komite Sekolah agar dapat berfungsi dan berperan dengan baik untuk peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan membutuhkan peran dari semua pihak yang terkait.

Dokumen terkait