• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

3. Standar Sarana dan Prasarana

Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat diperbaiki lagi,

Perbaikan menelan biaya yang sangat besar,

Kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan, Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang,

Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan mas kini,

Barang-barang yang disimpan lebih lama akan rusak, Penurunan efektivitas kerja, dan

Dicuri, dibakar, diselewengkan, atau rusak akibat bencana alam. Berdasarkan uraian di atas, penyingkiran atau penghapusan perlu dilakukan untuk memudahkan sekolah dalam melakukan pengawasan terhadap sarana dan prasarana yang disediakan. Hal itu juga akan memberikan keringanan pembiayaan sarana dan prasarana yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi.

3. Standar Sarana dan prasarana Sekolah

Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Apabila suatu sekolah telah memenuhi kriteria yang telah disebutkan, maka sekolah tersebut telah memenuhi standar sarana dan prasarana pendidikan.

38

Standar sarana dan prasarana SD/MI diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 Bab II, sebagai berikut.

a) Standar Lahan

Lahan merupakan inventaris yang paling penting untuk pendirian sekolah formal. Ketersediaan lahan yang memadai untuk sekolah dapat memberikan akses pendidikan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2007 mengatur kriteria lahan yang memenuhi standar nasional pendidikan

Lahan yang digunakan untuk membangun sekolah harus terhindar dari potensi bahaya kesehatan dan keselamatan jiwa bagi seluruh warga sekolah, serta memiliki akses ketika terjadi keadaan darurat. Sebagai contoh, lahan sekolah harus jauh dari gangguan pencemaran air, kebisingan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar, dan pencemaran udara. Lahan harus memiliki status yang jelas mengenai kepemilikan dan atau memiliki izin untuk dimanfaatkan. Selain itu lahan disesuaikan dengan peruntukan lokasi yang sudah diatur oleh Pemerintah Daerah terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

b) Bangunan

Menurut UU No. 24 Tahun 2007 ketentuan bangunan memenuhi koefisien lantai dan tinggi maksimal bangunan sesuai dengan Peraturan Daerah, memperhitungkan jarak bangunan dengan as jalan, tepi sungai, pantai, rel kereta api, dan sebagainya. Bangunan juga harus memenuhi syarat kesehatan seperti memiliki ventilasi udara, pencahayaan yang

39

memadai, sanitasi di dalam maupun luar ruangan, serta bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna. Bangunan harus memiliki konstruksi yang stabil, kokoh, dapat bertahan minimal 20 tahun, serta mampu menahan gempa dan kekuatan alam lain. Bangunan harus memiliki sistem perlindungan baik pasif maupun aktif untuk menanggulangi bahaya kebakaran dan petir, memiliki peringatan bahaya, pintu keluar darurat, jalur evakuasi dan penunjuk arah yang jelas. Bangunan harus memperhatikan kenyamanan bagi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, seperti mampu meredam getaran, kebisingan dan menyediakan lampu penerangan. Fasilitas listrik yang dipasang minimal dengan daya listrik 900 watt.

Bangunan sekolah harus dipelihara dan dirawat agar tidak mudah rusak. Pemeliharaan yang dapat dilakukan ialah pemeliharaan ringan dan pemeliharaan berat. Pemeliharaan ringan seperti pengecatan ulang, perbaikan daun jendela/pintu, penutup lantai, penutup atap, plafon, instalasi air serta listrik, dilakukan minimal sekali dalam 5 tahun. Pemeliharaan berat seperti penggantian rangka atap, plafon, kayu, kusen, dan semua penutup atap minimal dalam jangka waktu 20 tahun sekali. Sama halnya dengan lahan, bangunan juga harus memiliki izin pendirian bangunan yang diakui Pemerintah Daerah setempat.

a. Ruang Kelas

Ruang kelas sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori dan praktik baik yang menggunakan alat maupun yang tanpa alat.

40

Banyak ruang kelas minimal di satuan pendidikan sama dengan banyak rombongan belajar. Ruang kelas dilengkapi dengan jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai dan memiliki pintu yang memadai ketika terjadi bahaya atau pintu yang dapat dikunci ketika tidak dipergunakan.

Sarana yang harus tersedia di dalam ruang kelas meliputi: kursi siswa, meja siswa, kursi guru, meja guru, lemari, rak hasil karya siswa, papan panjang, papan tulis, papan tulis, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding, dan kotak kontak. Perabot kelas yang terbuat dari kayu harus kuat, stabil, dan aman bagi pengguna.

b. Ruang perpustakaan

Perpustakaan merupakan ruang yang berfungsi untuk memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka melalui kegiatan membaca, mengamati, dan mendengar. Ruang perpustakaan minimal memiliki luas sama dengan ruang kelas dan lebar yang sama di lengkapi dengan jendela yang memberikan pencahayaan yang memadai untuk membaca.

Buku teks pelajaran, buku panduan pendidik, buku pengayaan, buku referensi, sumber belajar lain, rak buku, rak majalah, rak surat kabar, meja baca, kursi baca, kursi kerja, meja kerja/sirkulasi, lemari katalog, lemari, papan pengumuman, meja multimedia, peralatan multimedia, buku inventaris, tempat sampah,

41

kotak kontak, dan jam dinding harus tersedia di dalam perpustakaan sekolah yang memenuhi standar nasional sarana dan prasarana. Apabila di suatu perpustakaan satuan pendidikan belum memiliki salah satu atau dua yang disebutkan, maka perpustakaan belum memenuhi standar sarana dan prasarana.

c. Laboratorium IPA

Laboratorium berfungsi sebagai sarana untuk mendukung kegiatan dalam bentuk percobaan/eksperimen. Apabila di satuan pendidikan terdapat laboratorium IPA, maka harus dilengkapi dengan sarana seperti lemari, model kerangka manusia, model tubuh manusia, globe, model tata surya, kaca pembesar, cermin datar, cermin cembung, cermin cekung, lensa datar, lensa cekung, lensa cembung, magnet batang, serta poster yang memuat metamorfosis, hewan langka, hewan dilindungi, tanaman khas Indonesia, contoh ekosistem, dan sistem-sistem pernafasan pada hewan.

Laboratorium harus dapat menunjang proses pembelajaran dengan baik karena di dalam laboratorium siswa melakukan dan membangun sendiri pengetahuannya dengan bimbingan guru. d. Ruang Pimpinan

Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat kegiatan pengelolaan sekolah, mencukupi untuk ruang pertemuan kecil dengan beberapa guru atau orang tua siswa, Komite Sekolah,

42

petugas dinas, dan sebagainya. Ruang pimpinan harus mudah diakses oleh guru maupun tamu sekolah dan dapat dikunci dengan baik agar terjaga keamanannya.

e. Ruang Guru

Ruang guru berfungsi sebagai tempat bekerja, istirahat, dan tempat menerima tamu. Ruang guru harus mudah dicapai dari halaman maupun luar sekolah dan dekat dengan ruang pimpinan. Meja dan kursi harus sama banyak dengan jumlah guru yang mengajar di sekolah. Papan pengumuman juga harus tersedia untuk memberikan informasi bagi guru.

f. Tempat Ibadah

Tempat ibadah memungkinkan siswa untuk melakukan ibadah yang telah diwajibkan oleh agama yang dianutnya pada waktu berada di sekolah. Ruang ibadah harus dilengkapi sarana seperti lemari/rak, perlengkapan ibadah, dan jam dinding.

g. Ruang UKS

Ruang UKS berfungsi sebagai tempat penanganan dini terhadap kecelakaan atau gangguan kesehatan lain yang dialami oleh siswa. Selain itu, UKS juga dapat berfungsi sebagai ruang konseling. Ruang UKS harus dilengkapi sarana yang paling penting seperti tempat tidur, perlengkapan P3K, tandu, selimut, tensimeter, dan termometer.

43

Jamban memiliki fungsi sebagai tempat buang air besar atau buang air kecil. Sekolah harus menyediakan minimal 3 jamban, 1 untuk siswa laki-laki, 1 untuk siswa perempuan, dan 1 untuk guru. Bangunan jamban harus dilengkapi dinding, atap, dan kunci serta mudah untuk dibersihkan. Air bersih juga harus tersedia di setiap unit jamban.

i. Gudang

Gudang sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah, dan menyimpan arsip sekolah. Gudang harus dapat dikunci untuk menghindari kejahatan pencurian.

j. Ruang Sirkulasi

Ruang sirkulasi merupakan ruang penghubung antarruang dalam bangunan sekolah. Ruang sirkulasi memungkinkan siswa menggunakannya sebagai tempat bermain, berinteraksi dengan teman, dan memfasilitasi ketika hujan maka tidak bisa melakukan kegiatan di luar ruangan. Ruang sirkulasi juga harus memperhatikan pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

k. Tempat bermain

Tempat bermain/olahraga memungkinkan siswa untuk bermain, berolahraga, pendidikan jasmanai, upacara, serta kegiatan ekstrakurikuler. Pohon penghijauan harus ditanam di tempat bermain agar sejuk dan nyaman.

44

Berdasarkan penjelasan mengenai standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki satuan pendidikan, sekolah negeri tidak mungkin untuk melakukan pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan dengan mengandalkan dana dari pemerintah saja. Peran Komite Sekolah sangat dibutuhkan untuk pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan karena dengan aktifnya semua pihak yang terkait maka akan memudahkan sekolah untuk memenuhi standar nasional pendidikan. Sebagai contoh, ketika terjadi kerusakan pada prasarana sekolah, Komite Sekolah hendaknya mengupayakan dirinya untuk menggalang dana perbaikan atau renovasi prasarana sekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan menjaring dana dari alumni atau pun memberikan dana sukarela.

Laporan BSNP Pendidikan Tinggi tahun 2010 tujuan dari standar sarana dan prasarana pendidikan ialah untuk menentukan kualitas dan kuatintas sarana dan prasarana minimal yang harus dimiliki perguruan tinggi guna melaksanakan tugas dan fungsinya dan mendukung tercapainya mutu dan kualitas pendidikan. Sekolah dasar dan pendidikan tinggi merupakan bagian dari lembaga pendidikan formal, sehingga tujuan standar sarana dan prasarana tidak jauh berbeda. sementara Fungsi standar sarana dan prasarana ialah sebagai acuan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan perancangan sarana dan prasarana, pelaksanaan, pengadaan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana, serta pengawasan ketersediaan dan kondisi sarana dan prasarana. Meskipun

45

lembaga standar sarana dan prasarana pendidikan sekolah dasar dan perguruan tinggi berbeda, namun tujuan dan fungsinya sama.

Dokumen terkait