• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

4. Peran dan Fungsi Remaja Masjid

Memakmurkan masjid merupakan salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama (Mustofa Budiman, 2007:18).Memakmurkan masjid memunyai arti yang sangat luas, yaitupenyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah mahdhah (perbuatan yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya) hubungan dengan Allah (hablum minallah), maupun hubungan sesama manusia (hablum minan nass) yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani, rohani, ekonomi maupun sosial (Ahmad Muhsin Kamaludin dininggrat, 2010:16).

Adapun peran dan fungsi remaja masjid sebagai berikut:

1. Memakmurkan masjid

Remaja Masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Diharapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan Salat berjamaah bersama dengan umat Islam yang lain, karena salat berjamaah adalah merupakan indikator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk melaksanakan aktivitas pembinaan akhlak santri yang telah dibuat.

Dalam mengajak anggota untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran, seperti:Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid.

a) Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjidsebagai tempat pelaksanaannya

b) Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara salat berjamaah

c) Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid d) Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.

Pembinaan Remaja Muslim

Remaja Masjid merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga merupakan objek dakwah (mad‟u) yang paling utama. Oleh karena itu, mereka harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman, berilmu, dan beramal saleh dengan baik. Selain itu, mendidik mereka untuk berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki keterampilan yang dapat diandalkan. Dengan pengajian remaja masjid, bimbingan membaca dan tafsir Alquran, kajian buku, pelatihan (training), ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.

2. Kaderisasi umat

Pengkaderan adalah suatu proses pembentukan kader yang dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kader yang siap mengemban amanah organisasi. Pengkaderan anggota remaja masjid dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengkaderan langsung dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang terstruktur,secara tidak langsung dapat dilakukan melalui kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas organisasi lainnya.

Sebagai wadah generasi muda Islam, remaja masjid berusaha untuk mengkader anggotanya dengan membekali mereka dengan berbagai kemampuan yang memadai, baik kemampuan teknis operasional (technical skill), kemampuan mengatur orang (human skill), maupun dalam menyusun konsep (conseptional skill), sehingga manfaat yang diperoleh dari pengkaderan dapat menjadi

kaderkader organisasi remaja masjid yang “siap pakai” yaitu kader-kader yang beriman, professional, aktivis Islam yang terampil, anggota yang bermotivasi tinggi, memiliki kader yang berpengetahuan dan tingkat intelektualitas yang baik serta menghadirkan calon pemimpin yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam meneruskan misi organisasi.

3. Kiprah Remaja Masjid

Kegiatan-kegiatan remaja masjid bermanfaat tidak hanya untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga untuk kepentingan remaja umumnya dan masyarakat luas. Di dalam masyarakat, remaja masjid memunyai kedudukan yang khas, berbeda dengan remaja kebanyakan. Sebuah status dengan harapan mereka mampu menjaga citra masjid dan nama baik umat Islam. Mereka hendaknya menjadi teladan bagi remaja-remaja lainnya, dan ikut membantu memecahkan berbagai problematika remaja di lingkungan masyarakatnya.Ketika para remaja menghadapi problem, dari tingkat kenakalan hingga akhlak sekalipun, remaja masjid dapat menunjukkan kiprahnya melalui berbagai kegiatan. Jika paket kegiatan yang ditawarkan menarik perhatian dan simpatik, mereka bisa diajak mendatangi masjid, mengikuti kegiatan-kegiatan di masjid, jika perlu mengajak mereka menjadi anggota remaja masjid.

Dengan demikian, kiprah remaja masjid akan dirasakan manfaat dan hasilnya manakala mereka bersungguh-sungguh dan aktif dalam melakukan berbagai kegiatan, baik di masjid maupun di dalam masyarakatnya. Hal ini membuktikan bahwa remaja masjid tidak pasif dan eksklusif, peka terhadap problematika masyarakatnya, sehingga keberadaannya benar-benar memberi arti dan manfaat bagi dirinya sendiri, kelompoknya, dan masyarakat. Di samping itu, citra masjid pun akan menjadi baik dan akan semakin makmur.

5. Tugas dan Tanggung Jawab Remaja Masjid

Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah (fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat di arahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.

Masa remaja di tandai dengan (1) berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen , (2) minat seksualitas , dan (3) kecanderungan untuk merenung atau memperhatikian diri sendiri, nilai-nilai etika dan isu-isu normal.

Erikson (Adams & Gullotta) berpendapat bahwa remaja merupakan masa perkembangannya Identity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja,karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erikson memendang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan, dan mampu menjawab pertanyaan siapa saya (who am I?) Dia mengingatkan bahwa kegagalan remaja untuk mengisiatau menuntaskan tugas ini akan berdampak tidak baik bagi perkembangan dirinya.

Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilngan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin akan mengembangkan perilaku yang menyimpang, melakukan kriminalitas, atau menutup diridari masyarakat.

Ada juga pendapat dari Wiliam Kay, yaitu bahwa tugas perkembangan utama remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Kematangan remaja belumlah semnpurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat di terima secara universal. Selanjutnya, Wiliam Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai beriku:

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.

d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.

f. Memperkuat Self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prisip-prinsip atau falsafah hidup

g. Mampu meningkatkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.

Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock adalah berusaha:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

d. Mencapai kemandirian emosional.

e. Mencapai kemandirian ekonomi.

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

h. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

i. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangaan kognitifnya, yaitu fase operasional formal.

Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu

kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Agar dapat dapat memenuhi tugas-tugas dan perkembangaan, diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangaaan kognitifnya. (Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2009:10)

6. Tujuan Perkembangan Remaja

Tujuan perkembangan remaja di tentukan oleh dua hal:

a. Potensi-potensi perkembangan para remaja sendiri.

b. Kultur di mana mereka hidup

Adolesen merupakan gejala perkembangan dan juga gejala kultural. Perubahan-perubahan yang terjadi memancar dari hakekat remaja sendiri. Waktu dan jalannya perubahan, besar atau tingginya perawakan yang di capai oleh seseorang sebagian besar di tentukan oleh hereditasnya. Sementara itu sifat-sifat temperamen dan kepribadian sebagian besar juga di pengaruhi oleh hereditas.

Akan tetapi, banyak yang kita anggap sebagai khas adolesen mencerminkan kultural tertentu di mana kita hidup. Lagi pula, sampai di cara-cara mereka menggunakan potensi-potensi tersebut, jelas di pengaruhi oleh tekanan-tekanan dan kesempatan-kesempatan dalam lingkungan di mana mereka di besarkan.

1) Kematangan Salah satu hasil pertumbuhan yang jelas nampak pada para remaja adalah kematangan fisiknya. Orang muda itu hampir mencapai tinggi badannya yang penuh.

2) Kemajuan ke arah Kematangan Mental. Tujuan lain dari pada perkembangan adolesen adalah mencapai pertumbuhan kapasitas mental uang penuh yang di ukur dengan test intelegensi. Aspek yang penting dalam pertumbuhan intelek pada masa ini ialah bertambahnya kemampuan untuk menggeneralisasi dan berhubungan dengan hal-hal yang abstrak.

3) Kemajuan ke arah Kematangan Emosional. Tujuan lain dari perkembangan adolesen adalah kemajuan ke arah pencapaian kematangan emosional (Miftahul Jannah, 2016:245)

B. Masjid

1. Pengertian

Kata masjid berasal dari Bahasa Arab, diambil dari kata “Sajada, yasjudu, sajdan”. Kata “Sajada” dalam konteks luas menunjukkan arti sebuah ekspresi dari kepatuhan dan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya (Aisyah Nur Handryant, 2010:18). Untuk menunjukkan suatu tempat kata “Sajada” diubah bentuknya menjadi masjidun artinya tempat sujud menyembah Allah Swt. Istilah masjid mengandung pengertian tempat ibadah bagi umat Islam untuk melaksanakan kewajiban salat lima waktu maupun salat Jum‟at secara berjamaah yang diperintahkan oleh Allah Swt(Wahyuddin Sampeno, 2007:1).

Selain itu, kata Sajadaini selalu mendapat awalan me, sehingga terbentuk masjid. Dalam lafal orang Indonesia maka masjid ini kebanyakan diucapkan menjadi mesjid.Hal tersebut karena pengaruh pemakaian kata masjid tidak selalu menunjukkan sebuah gedung atau tempat ibadah bagi umat Islam (I.G.N. Anon, 2005:7 ).

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian masjid

a. Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qorni, “Masjid adalah tempat untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri diantara kaum muslimin, karena saat di dalam masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau yang lainnya, dengan demikian maka akan timbul rasa tolong-menolong sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh ikatan kasih sayang antar jamaah masjid kaum mukminin (Aidh bin Abdullah, 2005:44).

b. M. HR. Songge menyatakan masjid secara etimologis, bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah mahdhahberupa salat wajib dan berbagai salat sunnah lainnya kepada Allah Swt. dimana para hamba melakukan segala aktifitas baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam kerangka kepada Allah Swt (M. HR Songge, 2011:12-13).

c. Sadari bahwa kata masjid menunjukkan arti dan tempat sujud.

Masjid sebagai bangunan tempat salat memiliki bentuk dan daerah tertentu yang diadakan karena fungsinya, antara lain segi empat yang menampung shaf-shaf yang diatur dari baris terkemuka sampai ke belakang (A. Sadali, 2004:217).

Dari pengertian tentang masjid yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa masjid adalah tempat untuk bersujud, tempat mengakrabkan diri, tempat orang-orang yang percaya kepada agama tauhid melakukan ibadah kepada Allah Swt. Di masjid ini orang-orang muslim bertemu untuk melakukan beberapa amalan berupa mendirikan salat lima waktu, salat Jum‟at secara berjamaah merendahkan diri atau menyembah Allah Swt, berzikir serta berdoa memohon ampunan dan perlindungan kepada Allah Swt.

2. Fungsi Masjid

Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa diantaranya adalah:

a. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

b. Masjid adalah tempat kaum mislimin beri‟tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan

e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

f. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin.

g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat.

h. Masjid tempat pengumpulan dana, menyimpan dan membagikannya.

Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial (Muh.

Ayub, 2002:7-8).

Fungsi-fungsi masjid tersebut telah diaktualisasikan dengan sebaik mungkin seperti yang diinginkan dengan melalui program pembangunan. Sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur dengan yang terjadi saat sekarang ini, karena masjid telah semakin tumbuh dan berkembang baik dari segi jumlahnya, keindahannya dan juga dari segi arsitekturnya. Dengan demikian, sudah sangat jelas bagi umat Islam bahwa masjid dimasa Rasulullah saw. tidak hanya digunakan sebagai tempat salat dan ibadah-ibadah semata, tapi masjid juga difungsikan sebagai lembaga untuk mempererat tali silaturrahmi antara jamaah yang satu dengan yang lainnya.

Dengan keberadaan masjid memberikan manfaat bagi jamaahnya dan bagi masyarakat lingkungannya. Fungsi masjid yang semacam itu perlu dikembangkan terus dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Di masjid itulah kaum muslimin menghilangkan rasa dengki, ketamakan, keinginan untuk berbuat jahat, dan kerusakan tepat ketika di depan pintu masjid. Lalu ia memasuki pintu masjid dengan hati terbuka untuk keimanan, kemudian berdiri dalam satu shaf yang tidak membedakan antara besar dan kecil,

pimpinan dan orang bawahan, kaya dan miskin, kaki dan pundak mereka saling bersentuhan, dan kening semuanya ada di atas tanah.

C. Kegiatan Keagamaan 1. pengertian

Kata keagamaan merupakan istilah yang mengalami imbuhandari kata dasar “agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan “-an” yang menunjukkan kata sifat yaitu bersifat keagamaan dengan pengertian sebagai berikut :

a. Agama adalah teks atau kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi para penganutnya

b. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata agama berarti suatu sistem, prinsip kepercayaan terhadap Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu

Dengan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan keagamaan adalah kegiatan yang sesuai dengaan ajaran Islam, peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

2. Tujuan Kegiatan Keagamaan

Tujuan Kegiatan Keagamaan Setelah diketahui apa yang dimaksud dengan kegiatan keagamaan, maka tujuan yang hendak dicapai adalah : a. Meningkatkan intensitas dakwah islamiyah kepada siswa dalamrangka membangun siswa sebagai generasi muda yang religius, sebagai implementasi Islam adalah rahmatanlilalamin.

b. Membangun kesadaran siswa bahwa kegiatan keagamaan akanmemotivasi sikap beragama yang baik dan kontinyu

c. Membangun pribadi siswa yang terbiasa dalam melaksanakan ibadah

d. Menciptakan generasi dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yangbaik, sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung tinggi etika, moral dan nilai-nilai religius

e. Meningkatkan kemampuan siswa, beraspek kognitif, afektif, dan psikomotori.

f. Pengembangan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaanpribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif

g. Dapat mengetahui, mengenang serta membedakan hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.

D. Salat Berjamaah 1. Pengertian

Salat arti bahasanya adalah do‟a. Dengan kata lain mempunyai arti mengagungkan. Shalla-yushallu-salatan adalah akar kata salat yang berasal dari bahsa Arab yang berarti berdoa atau mendirikan salat.

Kata salat, jamaknya adalah Shalawat yang berarti menghadapkan segenap pikiran untuk bersujud, bersyukur, dan memohon bantuan.

Sedangkan salat menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dalam melakukan salat berarti beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun salat secara arti istilahnya juga dapat diartikan adalah perbuatan yang diajarkan oleh syara‟ dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan memberi salam (Zakiah Daradjat, 2002:198). Al-Jamaah menurut istilah bahasa ialah suatu kelompok, sedangkan menurut syara‟ ialah meningkatkan salat makmum dengan imamnya paling minimal dua orang, yaitu imam dan makmumnya (Syekh Mansyur, 2017:752).

Dengan kata lain mempunyai arti mengagungkan. Shalla-yushallu-salatanadalah akar kata salat yang berasal dari bahasa Arab yang berarti berdoa atau mendirikan salat. Kata salat, jamaknya adalah shalawat yang berarti menghadapkan segenap pikiran untuk bersujud, bersyukur, dan memohon bantuan.Sedangkan salat menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dalam

melakukan salat berarti beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan.Menurut Sayyid Sabiq salat ialah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Swt dandiakhiri dengan memberi salam.Perkataan tersebut berupa bacaan-bacaan al-Qur‟an, takbir, tasbih, dan doa. Sedangkan perbuatan yang dimaksud berupa gerakan-gerakan dalam salat misalnya berdiri, rukuk, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam salat.

Dalam kitab Fathul Qarib diterangkan bahwa salat yaitu:

“pengertian salat menurut bahasa ialah berdoa (memohon), sedangkan menurut pengertian syara‟ sebagaimana kata Imam Rafi‟i, salat ialah: ucapan ucapan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam disertai beberapa syarat yang sudah ditentukan. ”Salat adalah sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, didalamnyaterdapat doa-doa yang mulia serta berdasar atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.Kata jamaah diambil dari kata al-ijtima‟ yang berarti kumpul.

Salat juga berarti sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, didalamnya terdapat doa-doa yang mulia serta berdasar atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.

Kata Jamaah diambil dari kata al-ijtima‟yang berarti kumpul.

Jamaah berarti sejumlah orang yang dikumpulkan oleh satu tujuan.

Jamaah juga dapat diartikan secara bahasa “kelompok” sementara menurut saya adalah hubungan antara salat imam dan salat makmum atau ikatan yang terjalin diantara keduanya di dalam salat. Dapat dijelaskan bahwa salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan

yang satu lagi sebagai makmum. Berarti dalam salat berjamaah ada sebuah ketergantungan salat makmum kepada salat kepada salat berjemaah adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan maksud untuk beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang sudah ditentukan dan pelaksanaanya dilakukan secara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebgai imam dan yang lainya sebagai makmum. Salat berjamaah sedikitnya dikerjakan dengan dua orang, yang satu jadi imam, dan yang lain jadi makmum, setiap gerakan imam di ikuti oleh makmum.

Adapun pengertian Jamaah berarti sejumlah orang yang dikumpulkan oleh satu tujuan. Salat jamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan yang satu lagi sebagai makmum.Berarti dalam salat berjamaah ada sebuah ketergantungan salat makmum kepada salat imam berdasarkan syarat-syarat tertentu. Menurut Kamus Istilah Fiqih salat jamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum.Salat berjamaah adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan maksud untuk beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang sudah ditentukan dan pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama, salah seorang di antaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum.

Hakekat jamaah adalah mengadakan perikatan antara imam dan makmum, antara pemimpin dengan rakyat.Jamaah itu adalah dari kha-sha-ish (keistimewaan-keistimewaan) umat Islam, seperti salat Jum‟at, salat dua hari raya („ied), salat gerhana, dan salat minta hujan (istisqa) (Tengku muhammad Hasbi, 2011:303).

Dalam Islam orang berkata: semua seni membawa kita kepada masjid, dan semua masjid membawa kita kepada salat, masjid tempat

salat terutama salat wajib yang dilakukan secara berjamaah (H.M Rasjimin, 2003:171).Salat berjamaah adalah salat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantara mereka yang lebih fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih menjadi imam(Moh Rifa‟i, 2001:145). Dia berdiri di depan sekali, dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum (Adil Sa‟di, 2008:204). Salat berjamaah adalah hal yang terbaik dalam syariat dan salah satu cara mensyiarkan Islam. Jumlah jamaah sedikitnya ada imam dan makmum.

Firman Allah Swt.dalam QS al-Baqarah/02: 43

 

Artinya: dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk

Salat berjamaah di masjid merupakan ibadah yang sangat mulia, karena begitu mulianya, maka tak heran bila Rasulullah saw pernah hendak menyuruh beberapa sahabatnya untuk membakar rumah orang-orang yang tidak mau mengerjakan salat berjamaah

Berjamaah adalah pintu masuk untuk menggapai solidaritas dan jalinan sosial itu, untuk menumpang ukhwah dan ummah wahida.

Salat berjemaah diatur dalam QS. An-Nisa ayat 102:





(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, Kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan Karena hujan atau Karena kamu memang sakit;



(sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, Kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan Karena hujan atau Karena kamu memang sakit;

Dokumen terkait