• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN REMAJA MASJID DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS KEAGAMAAN DI MASJID RAYA SALIMPAUNG SKRIPSI. Oleh HENDRA PUADI NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN REMAJA MASJID DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS KEAGAMAAN DI MASJID RAYA SALIMPAUNG SKRIPSI. Oleh HENDRA PUADI NIM :"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN REMAJA MASJID DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS KEAGAMAAN DI MASJID RAYA SALIMPAUNG

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Agama Islam

Oleh

HENDRA PUADI NIM : 14 101 053

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2019

(2)
(3)
(4)
(5)

v ABSTRAK

HENDRA PUADI, NIM 14 101 053 judul SKRIPSI Peran Remaja Masjid dalam Meningkatkan Aktivitas Keagamaan di Masjid Raya Salimpaung. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bahwa remaja masjid Raya Salimpaung sangat aktif dalam melaksanakan aktivitas keagamaan, seperti:

mengadakan pelatihan kepada anggota dan pengurus. Adapun pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh remaja Masjid adalah sebagai berikut: salat berjamaah, Belajar membaca Al-Qur‟an, peringatan hari besar Islam (PHBI), sedangkan dalam kegiatan sosial keagamaannya, remaja sangat aktif dalam menjenguk orang sakit dan aktif dalam kegiatan Jum‟at bersih yang diadakan setiap hari Jum‟at setiap selesai aktivitas di luar masjid.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan analisis kualitatif dan mengambil lokasi penelitian di masjid Raya Salimpaung. Subyek dalam penelitian ini adalah Remaja masjid. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi serta teknik analisis data yang digunakan adalah model Milles and Huberman. Untuk mengecek ke absahan datanya, peneliti menggunakan Triangulasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran remaja masjid Raya Salimpaung dalam meningkatkan aktivitas keagamaan dilihat dari kegiatan keagamaannya, seperti: kegiatan salat berjamaah, dalam hal ini remaja berperan sebagai pengumandang Adzan dan Iqamah, sebagai Imam, sebagai pembaca Do‟a, dan sebagai penyampaian kultum 7 menit setiap melaksanakan salat subuh. Sedangkan dalam salat jumat remaja berperan sebagai Khatib penyampaian Khutbah, dan remaja berperan juga sebagai pembuat program-program kegiatan untuk menunjang keinginan masyarakat agar terpaut hatinya untuk ke masjid.

Sedangkan dalam kegiatan sosial keagamaan remaja ikut berperan dalam kegiatan jumat bersih yang diadakan setiap hari Jum‟atnya setelah selelsainya aktivitas di luar masjid. Kemudian remaja juga berperan dalam melihat orang sakit, yang mana agar dapat terjalinnya tali silahturahmi antar warga dan remaja masjid lainnya.

Kata Kunci: Peran Remaja, Meningkatkan aktivitas keagamaan

(6)

vi DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN ... ....

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ....

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... …

CURICULUMVITAE ... …v

LEMBARAN PERSEMBAHAN ... ....vi

ABSTRAK ... ...x

KATA PENGANTAR ... ...xi

DAFTAR ISI ... ....xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... ..1

B. Fokus Penelitian ... ..6

C. Rumusan Masalah ... ..6

D. Tujuan Penelitian... ..6

E. Manfaat dan Luaran Penelitian ... ..7

F. Definisi Operasional ... ..7

BAB II KAJIAN TEORI A. Remaja Masjid ... 11

1. Pengertian Remaja Masjid ... 11

2. Dasar Remaja Masjid ... 12

3. Tujuan Remaja Masjid ... 12

4. Peran dan Fungsi Remaja Masjid ... 13

5. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja ... 16

6. Tujuan Perkembangan Remaja ... 18

B. Masjid ... 19

1. PengertianMasjid ... 19

2. Fungsi Masjid ... 20

C. Kegiatan Keagamaan... 22

1. Pengertian Kegiatan Keagamaan ... 22

2. Tujuan Kegiatan Keagamaan ... 22

(7)

vii

D. Salat Berjamaah ... 23

1. Pengertian Salat Berjamaah ... 23

2. Dasar Hukum Pelaksanaan Salat Berjamaah ... 27

3. Hukum Salat Berjamaah ... 29

4. Fungsi dan Keutamaan Salat Berjamaah ... 30

5. Tujuan dan Manfaat Salat Berjamaah ... 31

6. Hikmah Salat Berjamaah ... 32

7. Ancaman Bagi yang Meninggalkan Salat Berjamaah ... 33

8. Dimensi Psikologi Salat Berjamaah ... 34

9. Aspek-aspek Pelaksanaan Salat Berjamaah ... 35

E. Kegiatan Sosial Keagamaan ... 38

1. Jum‟at Bersih ... 38

2. Menjenguk Warga yang Sakit ... 38

F. Penelitian Relevan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Sumber Data ... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ... 43

E. Teknik Analisis Data ... 46

F. Teknik Penjamin Keabsahan Data ... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum 50

1. Profil Singkat Masjid Raya Salimpaung 50

2. Visi dan Misi 52

3. Struktur Pengurus Remaja Masjid Raya Salimpaung 52 4. Struktur Pengurus Masjid Raya Salimpaung 53

5. TujuanRemaja Masjid 53

6. Keadaan Remaja Masjid Raya Salimpaung 53

B. Temuan Khusus 53

1. Peran Remaja Masjid Raya Salimpaung dalam Meningkatkan

(8)

viii

Kegiatan Salat Berjamaah 54

a. Salat Berjamaah 54

2. Peran Remaja Masjid Raya Salimpaung dalam Meningkatkan Kegiatan

Sosial Keagamaan 63

a. Jum‟at Bersih 63

b. Menjenguk Orang Sakit 67

C. Pembahasan 70

1. Peran Remaja Masjid Raya Salimpaung dalam

Meningkatkan Kegiatan Salat Berjamaah 7

2. Peran Remaja Masjid Raya Salimpaung dalam

Meningkatkan Kegiatan Sosial Keagamaan 8

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...86 B. Implikasi ...88 C. Saran...88 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN...89 1. Lampiran I Pedoman Wawancara dengan Pembina Remaja

Masjid Raya Salimpaung ...90 2. Lampiran II Pedoman Wawancara dengan Masyarakat

Nagari Salimpaung ...91 3. Lampiran III Pedoman Wawancara dengan Remaja Masjid

Raya Salimpaung ...92 4. Lampiran IV Transkip Wawancara dengan Pembina Remaja

Masjid Raya Salimpaung ...93 5. Lampiran V Transkip Wawancara dengan Masyarakat

Nagari Salimpaung ...96 6. Lampiran VI Transkip Wawancara dengan Remaja Masjid

Raya Salimpaung...100 7. Lampiran VII Catatan Lapangan ...104 8. Lampiran VIII Photo Wawancara dan Kegiatang yang

(9)

ix

dilakukan Remaja Masjid Raya Salimpaung...106 9. Lampiran IX Surat Mohon Penerbitan Izin Penelitian

(LPPM)...111 10. Lampiran X Surat Keterangan Selesai Penelitian ...112

(10)

x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejalan dengan berbagai fenomena pendidikan dewasa ini, sebagai akibat globalisasi yang kian merambah diberbagai dimensi kehidupan, kehadiran pendidikan agama khususnya pendidikan agama Islam diharapkan mampu memberikan solusi terhadap berbagai persoalan- persoalan. Pada dasarnya pendidikan mempunyai peranan yang sangat urgen untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa dan pendidikan juga dijadikan sebagai tolak ukur kemajuan suatu bangsa tersebut, sebab pendidikanlah yang mencetak sumber daya manusia, yang pada prinsipnya sebagai penggerak pada pemerintahan, selain pendidikan menjadi cermin kepribadian masyarakat.

Kehidupan masyarakat di abad ke 21 ini menjadi semakin modern bahkan pembangunan disemua aspek pun ikut berkembang. Pola kehidupan masyarakat saar ini mengalami perkembangan yang hebat terutama dengan munculnya berbagai macam teknologi yang membuat sebagian masyarakat sangat bergantung pada teknologi. Dengan perkembangan teknologi dewasa ini masyarakat menjadi lebih mudah dalam melakukan suatau perubahan. Salah satu yang saat ini juga mengalami proses perubahan pembangungan adalah rumah ibadah atau dalam versi Islam dikenal dengan nama masjid.

Pembangunan masjid diseluruh dunia menunjukkan peningkatan, baik di masjid baru yang sejalan dengan perkembangan yang luar biasa.

Demikian halnya dengan Indonesia, mulai dari daerah perkotaan hingga perdesaan dan bahkan beberapa instansi baik yang bergerak di bidang pemerintahan maupun pendidikan telah membangun masjid tersendiri yang diistilahkan dengan mushallah. Pembangunan masjid dimaksudkan untuk mempermudah para masyarakat dari institusi tersebut untuk melaksanakan kewajibannya kepada Allah Swt.

1

(11)

Masjid merupakan tempat melaksanakan ibadah kepada Allah Swt.

Masjid merupakan sesuatu yang sangat penting bagi umat Islam, karena masjid memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan dan kaitannya yang sangat erat dengan umat Islam. Hubungan antara masjid dengan umat Islam diibaratkan dalam sebuah pribahasa antara air dan ikan. Ikan tidak akan bertahan lama dan tidak akan bertahan hidup jika dipisahkan dengan air. Makna dari peribahasa tersebut adalah masjid menjadi ruh dan urat nadi kehidupan umat Islam (Usman, 2011:78)

Masjid mempunyai kedudukan yang sangat penting, sehingga ketika Rasulullah saw hijrah dari Mekkah ke Madinah bangunan yang pertama kali dibangun Rasulullah adalah masjib sebelum mendirikan bangunan-bangunan lainnya, baik ketika sampai di Quba maupun dikala tiba di Madinah. Nabi mengendarai unta dan kaum Anshar mempersilahkan Rasulullah saw, untuk beristirahat, namun Nabi bersabda biarkanlah unta ini jalan, karena ia diperintahkan Allah. Pada suatu tempat unta tersebut berhenti, kemudian meniarap dan ditempat itulah masjid didirikan.

Namun yang terlihat sekarang banyak masjid maupun mushallah yang didirikan dengan kemegahan bangunan dan arsitektur yang unik, akan tetapi masjid tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Salah satu contohnya adalah melaksanakan salat berjamaah. Di zaman sekarang ini banyak masjid-masjid yang kelihatannya sangat indah namun ketika melihat kedalamnya terutama diwaktu salat sangat sepi dan terkadang juga terlihat kosong pada waktu salat berjamaah didirikan. Masjid merupakan tempat terbaik untuk salat berjamaah.

(12)

Oleh karena itu, umat islam memiliki tugas berat untuk memakmurkan masjid sebagaimana dijelaskan dalam QS at-Taubah ayat 18:

















































Artinya: 18. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang- orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan salat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Salah satu peranserta yang sangat diharapkan dengan keberadaan masjid adalah kehadiran remaja masjid. Kehadiran remaja masjid diharapkan dapat memakmurkan masjid sebagaimana yang diharapkan.

Remaja Masjid tidak muncul begitu saja.Akan tetapi timbul melalui usaha- usaha penyelenggaraan kegiatan kemasjidan dan akhirnya dibentuklah organisasi remaja masjid. Remaja Masjid adalah organisasi perkumpulan para remaja muslim yang bergerak disuatu masjid untuk memakmurkan, mengaktifkan, menghidupkan dan segala yang berhubungan dengan masjid. Melalui remaja masjid maka masjid akan terawat sebagaimana yang dicita-citakan. Memakmurkan masjid merupakan bagian dari dakwah bil hal (dakwah dengan perbuatan).Dakwah bil hal adalah kegiatan dakwah yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat, baik rohani maupun jasmani (Muh. Ayub, 2007:6). Selain itu, memakmurkan masjid juga merupakan salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama.

Remaja Masjid adalah organisasi yang menghimpun remaja muslim yang aktif datang dan beribadah salat berjama‟ah di masjid.

Karena keterikatannya dengan masjid, maka peran utamanya tidak lain

(13)

adalah memakmurkan masjid. Ini berarti, kegiatan yang berorientasi pada masjid selalu menjadi program utama. Di dalam melaksanakan peranannya, remaja masjid meletakkan prioritas pada kegiatan-kegiatan peningkatan keislaman, keilmuan dan keterampilan anggotanya. Menurut C.S. T. Kansil Dalam Bukunya berjudul “Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

Remaja Masjid merupakan suatu wadah bagi remaja Islam yang cukup efektif dan efisien untuk melaksanakan aktivitas pendidikan Islam. Remaja-remaja berkepribadian muslim ini dapat melanjutkan harapan bangsa menuju cita-cita yang luhur dan berbudi pekerti yang baik sesuai dengan Pancasila dan Undang- Undang Dasar tahun 1945, adalah untuk mensejahterakan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan , perhatian dan bimbingan yang benar, dan sesuai dengan pancasila dan undang – undang dasar tahun 1945, yaitu mensejahterakan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamai an abadi dan keadilan sosial.

Dengan itu terprogram dan terkoordinasi dengan baik, sehingga peranan terutama remaja masjid dapat terselenggara.

Remaja masjid ialah remaja yang mencurahkan pengetahuannya pada masjid, ajaran Islam, pengalaman dan penyebarannya di tengah- tengah mereka dan ikut menjamin kestabilan nasional dan harus mampu tampil sebagai unsur pemuda yang dapat memikul tanggung jawab bangsa dan negara. Dan berkewajiban untuk saling tolong menolong dalam hal kebajikan. Remaja Masjid merupakan generasi penerus bangsa dan agama.

Suatu perkumpulan pemuda yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Maka peran sosial keagamaannya sangat diperlukan dan muktlak keberadaannya, untuk mengadakan pembinaan dan pengembangan dalam memakmurkan masjid, guna meningkatkan pendidikan Islam dengan penuh semangat, kerja keras, dan ikhlas dalam

(14)

beraktivitas. Sehingga fungsi dinamika masjid itu sendiri dapat dipertahankan kelanggengannya. (Zulmaron, M.Noupal dan Sri Aliyah:

2017, 43)

Dengan melihat kondisi sekarang ini, masyarakat sangat disibukkan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan duniawi membuat mereka lalai dan lupa akan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat muslim untuk menuju kehidupan yang abadi, yaitu kehidupan di alam akhirat yang salah satunya adalah salat berjamaah.

Maka peran remaja masjid sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat menyadari hal ini. Tentunya untuk meminimalisir hal di atas, setiap organisasi remaja masjid memiliki cara yang berbeda dan unik untuk mengajak masyarakat. Ada yang melakukannya dengan mengadakan pengajian rutin dan berbagai macam kegiatan keagamaan lainnya. Begitu pula dengan remaja masjid yang berada di kenagarian Salimpaung khususnya di Masjid Raya Salimpaung yang memiliki cara tersendiri untuk meminimalisir hal tersebut.

Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan di Masjid Raya Salimpaung pada hari Sabtu, tanggal 14 April 2018, Penulis mengamati bahwa remaja masjid Raya Salimpaung sangat aktif dalam melaksanakan aktivitas keagamaan, seperti: mengadakan pelatihan kepada anggota dan pengurus. Adapun aktivitas yang dilaksanakan dan diselenggarakan oleh anggota Ikatan Remaja Masjid Raya Salimpaung adalah sebagai berikut:

Salat berjamaah, Belajar membaca Al-Qur‟an, wirid mingguan, peringatan hari besar islam (PHBI), mengadakan Jum‟at bersih dan menjenguk warga yang sakit di nagari Salimpaung. dan sebelumnya. Dan untuk sebelumnya aktivitas keagamaan di masjid Raya Salimpaung ini masih kurang aktif dan kurang peningkatannya dalam aktivitas keagamaannya dan remaja masjid, dan setelah dilantiknya anggota baru remaja masjid Raya Salimpaung memberikan dampak yang baik pada peningkatan aktivitas keagamaan di masjid Raya Salimpaung yang sebelumnya kurang aktif dalam peningkatan aktivitas keagamaan.

(15)

Masjid Raya Salimpaung yang terletak di kenagarian Salimpaung memiliki remaja masjid yang dapat dikatakan lebih aktif dibandingkan remaja masjid yang berada disekitarnya yang selalu bekerjasama dengan pengurus-pengurus masjid dalam meningkatkan kemakmuran masjid.Remaja masjid Raya Salimpaung melakukan pergantian anggota pada tahun 2012 yang sebelumnya diketuai oleh Muhammad Asdar dan digantikan oleh Sandi yang memiliki anggota kurang lebih 28 orang yang berumur mulai 17-25 tahun.Melihat keadaan sekarang tentu peran remaja masjid sangat dibutuhkan untuk memakmurkan masjid salah satu contohnya yaitu melaksanakn aktivitas keagamaan.

Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian terhadap Remaja Masjid Raya Salimpaung dengan judul“Peran Remaja Masjid dalam Meningkatkan Aktivitas Keagamaan di Masjid Raya Salimpaung”

B. Fokus Penelitian

Agar tidak terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam pembahasan penelitian ini maka penulis memfokuskan masalah, yaitu: Peran Remaja Masjid dalam Meningkatkan Aktivitas Keagamaandi Masjid Raya Salimpaung.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan sub fokus penelitian diatas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana peran remaja masjid Raya Salimpaung dalam meningkatkan kegiatan salat berjamaah di masjid Raya Salimpaung?

2. Bagaimana peran remaja masjid dalam meningkatkan kegiatan sosial keagamaan di masjid Raya Salimpaung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang penulis paparkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui peran remaja masjid Raya Salimpaung dalam meningkatkan kegiatan salat berjamaah di masjid Raya Salimpaung.

(16)

2. Untuk mengetahui peran remaja masjid dalam meningkatkan kegiatan sosial keagamaan di masjid Raya Salimpaung?

E. Manfaat dan Luaran Penelitian

Dari penelitian ini hendaknya ada manfaat yang dapat diambil.

Adapun manfaat tersebut yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memberi wawasan baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagaimana peran remaja masjid dalam meningkatkan aktivitas keagamaan di masjid Raya Salimpaung.

2. Manfaat Praktis

Secara praktik dalam memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman serta dapat menambah referensi keilmuan tentang bagaimana peran remaja masjid dalam meningkatkan aktivitas keagamaan di masjid Raya Salimpaung.

F. Definisi Operasional 1. Peran Remaja masjid

Remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa, remaja terbagi dua bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir, remaja yang dimaksud disini yaitu remaja akhir yang berumuran 15-21 tahun (Zakiah Darajat 2004:53)

Pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa melalui tugas-tugas perkembangan yang mereka lalui sesuai tingkatan usia.

Menurut Abu Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu yang berdasarkan status dan fungsi sosialnya.

Soerjono Soekanto (2002:243): peran merupakan aspek dinamis kedudukan, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban

(17)

suatu peranan. Dari hal diatas lebih lanjut dapatdlihat pendapat lain yang tentang peran yang telah ditetapkan sebelumnya disebut sebagai peranan normatif.

Menurut (Soerjono Soekanto 2002: 220): peran normatif dalam hubungannya dengan tugas dan kewajiban dinas perhubungan dalam penegakan hukum mempunyai arti penegakan hukum secara total enforcement, yaitu penegakan hukum secara penuh.

Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau status seseorang dalam melaksanakan hak dan kewajiban dimana hak dan kewajiban tersebut dijalankan sesuai dengan fungsi dan status orang tersebut didalam masyarakat yang di atur oleh norma-norma yang berlaku.

2. Meningkatkan aktivitas keagamaan

Poerwodarminto, W. J. S. (dalam Kamus Bahasa Indonesia) Aktivitas keagamaan terdiri dari dua kata yaitu aktivitas dan keagamaan. Aktivitas mempunyai arti kegiatan atau kesibukan.

Secara lebih luas aktivitas dapat diartikan sebagai perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang berupa ucapan, perbuatan ataupun kreatifitas di tengah lingkungannya. Sedangkan kata “keagamaan” berasal dari kata dasar “agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan akhiran “-an”.

Agama itu sendiri mempunyai arti kepercayaan kepada Tuhan, ajaran kebaikan yang bertalian dengan kepercayaan.

Dewi S. Baharta (dalam Kamus Bahasa Indonesia, 1995:

40.Pengertian agama sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya “tidak kacau”. Agama diambil dari dua akar suku kata, yaitu “a” yang berarti tidak, dan “gama” yang berarti “kacau”. Jadi kalau ditelusuri dari makna-makna artinya, maka didapati arti dari agama yang sesungguhnya yaitu aturan atau tatanan untuk mencegah kekacauan dalam kehidupan manusia. Jadi kata aktivitas keagamaan mempunyai arti segala aktivitas dalam kehidupan yang

(18)

didasarkan pada nilai-nilai agama, yang diyakini agar tidak terjadi kekacauan di dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, dapat penulis simpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan keagamaan adalah bentuk perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh Remaja Masjid Raya Salimpaung yang berupa perbuatan ataupun kreatifitas yang dilakukan di sekitar Masjid Raya Salimpaung.

3. Salat Berjemaah

Salat arti bahasanya adalah do‟a, sedangkan arti istilahnya adalah perbuatan yang diajarkan oleh syara‟ dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan memberi salam.Al-Jamaah menurut istilah bahasa ialah suatu kelompok, sedangkan menurut syara‟ ialah meningkatkan salat makmum dengan imamnya paling minimal dua orang, yaitu imam dan makmumnya

Salat berjamaah adalah salat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantara mereka yang lebih fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih menjadi imam. Dia berdiri di depan sekali, dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum.

Jadi, salat berjamaah yang penulis maksudkan disini adalah salat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama yang mana dilakukan di Masjid Raya Salimpaung.

4. Kegiatan Sosial Keagamaan

Kegiatan sosial merupakan suatu aktivitas warga atau masyarakat yang dilakukan secara bersama untuk tujuan bersama pula, salah satu contohnya adalah kegiatan jum‟at bersih, itu merupakan salah satu kegiatan sosial remaja masjid raya salimpaung yang merupakan kegiatan rutinan seminggu sekali yang masih berjalan hingga saat ini.

Kegiatan sosial keagamaan adalah suatu aktivitas warga atau masyarakat yang dilakukan secara bersama untuk tujuan bersama pula, salah satu contohnya adalah kegiatan keagamaan dalam bentuk kegiatan jum‟at bersih, itu merupakan salah satu bentuk kegiatan

(19)

sosial remaja masjid bersama pengurus maupun masyarakat nagari Salimpaung. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutinan seminggu sekali yang masih berjalan hingga saat ini. Biasanya kegiatan keagamaan ini dilakukan di masjid Raya Salimpaung, kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan rutin keagamaan yang bertujuan untuk memberikan pengajaran kepada masyarakat tentang pemahaman masalah keagamaan di masyarakat, dan juga mempererat tali silaturahmi antara warga masyarakat nagari Salimpaung itu sendiri.

Kegiatan sosial ini di ikuti oleh semua warga termasuk didalamnya remaja masjid Raya Salimpaung, supaya kerukunan dan kesadaran akan pentingnya pemahaman agama dilingkungan warga Salimpaung.

Untuk itu dengan adanya kegiatan keagamaan dalam bentuk jum‟at bersih ini saya harapkan keimanan dan kerukunan dari warga Salimpaung itu sendiri kedepannya semakin menunjukkan peningkatan yang positif.

5. Masjid Raya Salimpaung

Masjid Raya Salimpaungmerupakan sebuah masjid yang terletak di Nagari Salimpaung, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat, Masjid ini terletak di pusat Nagari Salimpaung, di samping itu juga Masjid Raya Salimpaung berada di tepi jalan Raya Batusangkar-Baso km12. Masjid Raya Salimpaung ini merupakan salah satu Masjid yang ada di Kabupaten Tanah Datar.

Dari awal pembangunan masjid ini yang dimulai secara resmi peletakkan batu pertama tanggal14 september 1987, telah di canangkan berdirinya sebuah masjid permanen bertingkat paripurna kelas desa/nagari, yang menjadi pusat kegiatan dan pembinaan umat dalam berbagai hal, kegiatan itu menyangkut bidang dakwah, ibadah, pendidikan, pelatihan pembinaan sosial, ekonomi dan lain-lain.

(20)

BAB II KAJIAN TEORI A. Remaja Masjid

1. Pengertian

Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence,berasal dari bahasa latinadolescere yang artinya tubuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangasa primitive dan orang orang purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rentang kehidupan. Anaka dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi. Perkembangan yang lebih lanjut istilah, adolescecnce sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik. Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia pebertas.

Remaja sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Tranformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya kedalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan.Remaja sebenarnya sudah tidak tergolong anak-anak, tetapi belum dapat diterima sepenuhnya untuk masuk ke golongan orang dewasa. (Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2009:9)

Remaja Masjid merupakan suatu organisasi atauwadah perkumpulan remaja Islam yang menggunakan masjid sebagai pusat aktivitasnya (Suswanto, 2005:58). Dalam buku Remaja masjid saat ini sangat dibutuhkan sebagai wadah untuk menampung kegiatan atau aktivitas remaja dan memberikan petunjuk ke arah remaja muslim.

11

(21)

Firman Allah dalam QS al-Kahfi/18: 13-14 telah dijelaskan tentang kriteria pemuda muslim ideal adalah:

panduan remaja masjid dijelaskan “Bahwa remaja masjid adalah sekelompok remaja atau pemuda yang berkumpul di masjid dan melakukan kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk memakmurkan masjid (Umar Jaeni, 2003:4).

































































Artinya: 13.Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita Ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah pula untuk mereka petunjuk. 14.

Dan kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri[875], lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya kami kalau demikian Telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".

2. Dasar Remaja Masjid

Remaja Masjid merupakan organisasi dakwah Islam,anak dari organisasi takmir masjid, yang mengambil spesialisasi pembinaan.

Upaya untuk melaksanakan organisasi dakwahnya hendaknya diselenggarakan dengan terencana, terarah, terus menerus dan bijaksana, karena hal itu perlu dilakukan secara kolektif dan terorganisir dan profesional.

3. Tujuan Remaja Masjid

Remaja Masjid sebagai salah satu bentuk organisasi kemasjidan yang dilakukan para remaja Islam yang memiliki komitmen dakwah. Organisasi ini dibentuk bertujuan untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan memakmurkan masjid.Remaja masjid sangat diperlukan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah dan wadah bagi remaja muslim dalam beraktivitas di masjid (Umar Jaeni,

(22)

2007:71). Keberadaan remaja masjid sangat penting karena dipandang memiliki posisi yang cukup strategis dalam kerangka pembinaan dan pemberdayaan remaja muslim di sekitarnya, sebab remaja masjid merupakan kelompok usia yang sangat profesional juga sebagai generasi harapan, baik harapan bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa, dan negara. Dalam konteks kemasjidan, generasi muda juga menjadi tulang punggung dan harapan besar bagi proses kemakmuran masjid pada masa kini dan mendatang.

4. Peran dan Fungsi Remaja Masjid

Memakmurkan masjid merupakan salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang paling utama (Mustofa Budiman, 2007:18).Memakmurkan masjid memunyai arti yang sangat luas, yaitupenyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah mahdhah (perbuatan yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya) hubungan dengan Allah (hablum minallah), maupun hubungan sesama manusia (hablum minan nass) yang bertujuan untuk meningkatkan iman dan taqwa kecerdasan dan kesejahteraan jasmani, rohani, ekonomi maupun sosial (Ahmad Muhsin Kamaludin dininggrat, 2010:16).

Adapun peran dan fungsi remaja masjid sebagai berikut:

1. Memakmurkan masjid

Remaja Masjid adalah organisasi yang memiliki keterkaitan dengan masjid. Diharapkan anggotanya aktif datang ke masjid, untuk melaksanakan Salat berjamaah bersama dengan umat Islam yang lain, karena salat berjamaah adalah merupakan indikator utama dalam memakmurkan masjid. Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan memudahkan pengurus dalam memberikan informasi, melakukan koordinasi dan mengatur strategi organisasi untuk melaksanakan aktivitas pembinaan akhlak santri yang telah dibuat.

Dalam mengajak anggota untuk memakmurkan masjid tentu diperlukan kesabaran, seperti:Pengurus memberi contoh dengan sering datang ke masjid.

(23)

a) Menyelenggarakan kegiatan dengan menggunakan masjidsebagai tempat pelaksanaannya

b) Dalam menyelenggarakan kegiatan diselipkan acara salat berjamaah

c) Pengurus menyusun piket jaga kantor kesekretariat dimasjid d) Melakukan anjuran-anjuran untuk datang ke masjid.

Pembinaan Remaja Muslim

Remaja Masjid merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat mendukung bagi kegiatan organisasi, sekaligus juga merupakan objek dakwah (mad‟u) yang paling utama. Oleh karena itu, mereka harus dibina secara bertahap dan berkesinambungan, agar mampu beriman, berilmu, dan beramal saleh dengan baik. Selain itu, mendidik mereka untuk berilmu pengetahuan yang luas serta memiliki keterampilan yang dapat diandalkan. Dengan pengajian remaja masjid, bimbingan membaca dan tafsir Alquran, kajian buku, pelatihan (training), ceramah umum, ketrampilan berorganisasi dan lain sebagainya.

2. Kaderisasi umat

Pengkaderan adalah suatu proses pembentukan kader yang dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh kader yang siap mengemban amanah organisasi. Pengkaderan anggota remaja masjid dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengkaderan langsung dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan yang terstruktur,secara tidak langsung dapat dilakukan melalui kepengurusan, kepanitiaan dan aktivitas organisasi lainnya.

Sebagai wadah generasi muda Islam, remaja masjid berusaha untuk mengkader anggotanya dengan membekali mereka dengan berbagai kemampuan yang memadai, baik kemampuan teknis operasional (technical skill), kemampuan mengatur orang (human skill), maupun dalam menyusun konsep (conseptional skill), sehingga manfaat yang diperoleh dari pengkaderan dapat menjadi

(24)

kaderkader organisasi remaja masjid yang “siap pakai” yaitu kader- kader yang beriman, professional, aktivis Islam yang terampil, anggota yang bermotivasi tinggi, memiliki kader yang berpengetahuan dan tingkat intelektualitas yang baik serta menghadirkan calon pemimpin yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam meneruskan misi organisasi.

3. Kiprah Remaja Masjid

Kegiatan-kegiatan remaja masjid bermanfaat tidak hanya untuk kepentingan mereka sendiri, tetapi juga untuk kepentingan remaja umumnya dan masyarakat luas. Di dalam masyarakat, remaja masjid memunyai kedudukan yang khas, berbeda dengan remaja kebanyakan. Sebuah status dengan harapan mereka mampu menjaga citra masjid dan nama baik umat Islam. Mereka hendaknya menjadi teladan bagi remaja-remaja lainnya, dan ikut membantu memecahkan berbagai problematika remaja di lingkungan masyarakatnya.Ketika para remaja menghadapi problem, dari tingkat kenakalan hingga akhlak sekalipun, remaja masjid dapat menunjukkan kiprahnya melalui berbagai kegiatan. Jika paket kegiatan yang ditawarkan menarik perhatian dan simpatik, mereka bisa diajak mendatangi masjid, mengikuti kegiatan-kegiatan di masjid, jika perlu mengajak mereka menjadi anggota remaja masjid.

Dengan demikian, kiprah remaja masjid akan dirasakan manfaat dan hasilnya manakala mereka bersungguh-sungguh dan aktif dalam melakukan berbagai kegiatan, baik di masjid maupun di dalam masyarakatnya. Hal ini membuktikan bahwa remaja masjid tidak pasif dan eksklusif, peka terhadap problematika masyarakatnya, sehingga keberadaannya benar-benar memberi arti dan manfaat bagi dirinya sendiri, kelompoknya, dan masyarakat. Di samping itu, citra masjid pun akan menjadi baik dan akan semakin makmur.

(25)

5. Tugas dan Tanggung Jawab Remaja Masjid

Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah (fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat di arahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.

Masa remaja di tandai dengan (1) berkembangnya sikap dependen kepada orang tua ke arah independen , (2) minat seksualitas , dan (3) kecanderungan untuk merenung atau memperhatikian diri sendiri, nilai- nilai etika dan isu-isu normal.

Erikson (Adams & Gullotta) berpendapat bahwa remaja merupakan masa perkembangannya Identity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja,karena semua krisis normatif yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erikson memendang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan, dan mampu menjawab pertanyaan siapa saya (who am I?) Dia mengingatkan bahwa kegagalan remaja untuk mengisiatau menuntaskan tugas ini akan berdampak tidak baik bagi perkembangan dirinya.

Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilngan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas. Dampaknya, mereka mungkin akan mengembangkan perilaku yang menyimpang, melakukan kriminalitas, atau menutup diridari masyarakat.

Ada juga pendapat dari Wiliam Kay, yaitu bahwa tugas perkembangan utama remaja adalah memperoleh kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya. Kematangan remaja belumlah semnpurna, jika tidak memiliki kode moral yang dapat di terima secara universal. Selanjutnya, Wiliam Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai beriku:

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

(26)

b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kelompok.

d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.

f. Memperkuat Self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prisip-prinsip atau falsafah hidup

g. Mampu meningkatkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan.

Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock adalah berusaha:

a. Mampu menerima keadaan fisiknya.

b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

d. Mencapai kemandirian emosional.

e. Mencapai kemandirian ekonomi.

f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat.

g. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

h. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

i. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangaan kognitifnya, yaitu fase operasional formal.

Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu

(27)

kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Agar dapat dapat memenuhi tugas-tugas dan perkembangaan, diperlukan kemampuan kreatif remaja yang diwarnai oleh perkembangaaan kognitifnya. (Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2009:10)

6. Tujuan Perkembangan Remaja

Tujuan perkembangan remaja di tentukan oleh dua hal:

a. Potensi-potensi perkembangan para remaja sendiri.

b. Kultur di mana mereka hidup

Adolesen merupakan gejala perkembangan dan juga gejala kultural. Perubahan-perubahan yang terjadi memancar dari hakekat remaja sendiri. Waktu dan jalannya perubahan, besar atau tingginya perawakan yang di capai oleh seseorang sebagian besar di tentukan oleh hereditasnya. Sementara itu sifat-sifat temperamen dan kepribadian sebagian besar juga di pengaruhi oleh hereditas.

Akan tetapi, banyak yang kita anggap sebagai khas adolesen mencerminkan kultural tertentu di mana kita hidup. Lagi pula, sampai di cara-cara mereka menggunakan potensi-potensi tersebut, jelas di pengaruhi oleh tekanan-tekanan dan kesempatan-kesempatan dalam lingkungan di mana mereka di besarkan.

1) Kematangan Salah satu hasil pertumbuhan yang jelas nampak pada para remaja adalah kematangan fisiknya. Orang muda itu hampir mencapai tinggi badannya yang penuh.

2) Kemajuan ke arah Kematangan Mental. Tujuan lain dari pada perkembangan adolesen adalah mencapai pertumbuhan kapasitas mental uang penuh yang di ukur dengan test intelegensi. Aspek yang penting dalam pertumbuhan intelek pada masa ini ialah bertambahnya kemampuan untuk menggeneralisasi dan berhubungan dengan hal-hal yang abstrak.

(28)

3) Kemajuan ke arah Kematangan Emosional. Tujuan lain dari perkembangan adolesen adalah kemajuan ke arah pencapaian kematangan emosional (Miftahul Jannah, 2016:245)

B. Masjid

1. Pengertian

Kata masjid berasal dari Bahasa Arab, diambil dari kata “Sajada, yasjudu, sajdan”. Kata “Sajada” dalam konteks luas menunjukkan arti sebuah ekspresi dari kepatuhan dan ketaatan seorang hamba kepada Tuhannya (Aisyah Nur Handryant, 2010:18). Untuk menunjukkan suatu tempat kata “Sajada” diubah bentuknya menjadi masjidun artinya tempat sujud menyembah Allah Swt. Istilah masjid mengandung pengertian tempat ibadah bagi umat Islam untuk melaksanakan kewajiban salat lima waktu maupun salat Jum‟at secara berjamaah yang diperintahkan oleh Allah Swt(Wahyuddin Sampeno, 2007:1).

Selain itu, kata Sajadaini selalu mendapat awalan me, sehingga terbentuk masjid. Dalam lafal orang Indonesia maka masjid ini kebanyakan diucapkan menjadi mesjid.Hal tersebut karena pengaruh pemakaian kata masjid tidak selalu menunjukkan sebuah gedung atau tempat ibadah bagi umat Islam (I.G.N. Anon, 2005:7 ).

Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian masjid

a. Menurut Aidh bin Abdullah Al-Qorni, “Masjid adalah tempat untuk saling mengenal dan mengakrabkan diri diantara kaum muslimin, karena saat di dalam masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau yang lainnya, dengan demikian maka akan timbul rasa tolong-menolong sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dan memperkokoh ikatan kasih sayang antar jamaah masjid kaum mukminin (Aidh bin Abdullah, 2005:44).

(29)

b. M. HR. Songge menyatakan masjid secara etimologis, bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah mahdhahberupa salat wajib dan berbagai salat sunnah lainnya kepada Allah Swt. dimana para hamba melakukan segala aktifitas baik yang bersifat vertikal maupun horizontal dalam kerangka kepada Allah Swt (M. HR Songge, 2011:12-13).

c. Sadari bahwa kata masjid menunjukkan arti dan tempat sujud.

Masjid sebagai bangunan tempat salat memiliki bentuk dan daerah tertentu yang diadakan karena fungsinya, antara lain segi empat yang menampung shaf-shaf yang diatur dari baris terkemuka sampai ke belakang (A. Sadali, 2004:217).

Dari pengertian tentang masjid yang dikemukakan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa masjid adalah tempat untuk bersujud, tempat mengakrabkan diri, tempat orang-orang yang percaya kepada agama tauhid melakukan ibadah kepada Allah Swt. Di masjid ini orang-orang muslim bertemu untuk melakukan beberapa amalan berupa mendirikan salat lima waktu, salat Jum‟at secara berjamaah merendahkan diri atau menyembah Allah Swt, berzikir serta berdoa memohon ampunan dan perlindungan kepada Allah Swt.

2. Fungsi Masjid

Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat Islam, beberapa diantaranya adalah:

a. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

b. Masjid adalah tempat kaum mislimin beri‟tikaf, membersihkan diri, menggembleng batin untuk membina kesadaran dan mendapatkan pengalaman batin/keagamaan sehingga selalu terpelihara keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

c. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

(30)

d. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan

e. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jamaah dan kegotong royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

f. Masjid dengan majelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan muslimin.

g. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat.

h. Masjid tempat pengumpulan dana, menyimpan dan membagikannya.

Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial (Muh.

Ayub, 2002:7-8).

Fungsi-fungsi masjid tersebut telah diaktualisasikan dengan sebaik mungkin seperti yang diinginkan dengan melalui program pembangunan. Sebagai umat Islam sepatutnya bersyukur dengan yang terjadi saat sekarang ini, karena masjid telah semakin tumbuh dan berkembang baik dari segi jumlahnya, keindahannya dan juga dari segi arsitekturnya. Dengan demikian, sudah sangat jelas bagi umat Islam bahwa masjid dimasa Rasulullah saw. tidak hanya digunakan sebagai tempat salat dan ibadah-ibadah semata, tapi masjid juga difungsikan sebagai lembaga untuk mempererat tali silaturrahmi antara jamaah yang satu dengan yang lainnya.

Dengan keberadaan masjid memberikan manfaat bagi jamaahnya dan bagi masyarakat lingkungannya. Fungsi masjid yang semacam itu perlu dikembangkan terus dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Di masjid itulah kaum muslimin menghilangkan rasa dengki, ketamakan, keinginan untuk berbuat jahat, dan kerusakan tepat ketika di depan pintu masjid. Lalu ia memasuki pintu masjid dengan hati terbuka untuk keimanan, kemudian berdiri dalam satu shaf yang tidak membedakan antara besar dan kecil,

(31)

pimpinan dan orang bawahan, kaya dan miskin, kaki dan pundak mereka saling bersentuhan, dan kening semuanya ada di atas tanah.

C. Kegiatan Keagamaan 1. pengertian

Kata keagamaan merupakan istilah yang mengalami imbuhandari kata dasar “agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan “-an” yang menunjukkan kata sifat yaitu bersifat keagamaan dengan pengertian sebagai berikut :

a. Agama adalah teks atau kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi para penganutnya

b. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata agama berarti suatu sistem, prinsip kepercayaan terhadap Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu

Dengan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan keagamaan adalah kegiatan yang sesuai dengaan ajaran Islam, peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.

2. Tujuan Kegiatan Keagamaan

Tujuan Kegiatan Keagamaan Setelah diketahui apa yang dimaksud dengan kegiatan keagamaan, maka tujuan yang hendak dicapai adalah : a. Meningkatkan intensitas dakwah islamiyah kepada siswa dalamrangka membangun siswa sebagai generasi muda yang religius, sebagai implementasi Islam adalah rahmatanlilalamin.

b. Membangun kesadaran siswa bahwa kegiatan keagamaan akanmemotivasi sikap beragama yang baik dan kontinyu

c. Membangun pribadi siswa yang terbiasa dalam melaksanakan ibadah

d. Menciptakan generasi dengan tingkat kecerdasan spiritual (SQ) yangbaik, sehingga akan melahirkan generasi yang menjunjung tinggi etika, moral dan nilai-nilai religius

(32)

e. Meningkatkan kemampuan siswa, beraspek kognitif, afektif, dan psikomotori.

f. Pengembangan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaanpribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif

g. Dapat mengetahui, mengenang serta membedakan hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.

D. Salat Berjamaah 1. Pengertian

Salat arti bahasanya adalah do‟a. Dengan kata lain mempunyai arti mengagungkan. Shalla-yushallu-salatan adalah akar kata salat yang berasal dari bahsa Arab yang berarti berdoa atau mendirikan salat.

Kata salat, jamaknya adalah Shalawat yang berarti menghadapkan segenap pikiran untuk bersujud, bersyukur, dan memohon bantuan.

Sedangkan salat menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dalam melakukan salat berarti beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Adapun salat secara arti istilahnya juga dapat diartikan adalah perbuatan yang diajarkan oleh syara‟ dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan memberi salam (Zakiah Daradjat, 2002:198). Al-Jamaah menurut istilah bahasa ialah suatu kelompok, sedangkan menurut syara‟ ialah meningkatkan salat makmum dengan imamnya paling minimal dua orang, yaitu imam dan makmumnya (Syekh Mansyur, 2017:752).

Dengan kata lain mempunyai arti mengagungkan. Shalla- yushallu-salatanadalah akar kata salat yang berasal dari bahasa Arab yang berarti berdoa atau mendirikan salat. Kata salat, jamaknya adalah shalawat yang berarti menghadapkan segenap pikiran untuk bersujud, bersyukur, dan memohon bantuan.Sedangkan salat menurut istilah adalah ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Dalam

(33)

melakukan salat berarti beribadah kepada Allah menurut syarat- syarat yang telah ditentukan.Menurut Sayyid Sabiq salat ialah suatu ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan- perbuatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah Swt dandiakhiri dengan memberi salam.Perkataan tersebut berupa bacaan- bacaan al-Qur‟an, takbir, tasbih, dan doa. Sedangkan perbuatan yang dimaksud berupa gerakan-gerakan dalam salat misalnya berdiri, rukuk, sujud, duduk, dan gerakan-gerakan lain yang dilakukan dalam salat.

Dalam kitab Fathul Qarib diterangkan bahwa salat yaitu:

“pengertian salat menurut bahasa ialah berdoa (memohon), sedangkan menurut pengertian syara‟ sebagaimana kata Imam Rafi‟i, salat ialah: ucapan ucapan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan ditutup dengan salam disertai beberapa syarat yang sudah ditentukan. ”Salat adalah sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, didalamnyaterdapat doa-doa yang mulia serta berdasar atas syarat- syarat dan rukun-rukun tertentu.Kata jamaah diambil dari kata al- ijtima‟ yang berarti kumpul.

Salat juga berarti sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, didalamnya terdapat doa-doa yang mulia serta berdasar atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.

Kata Jamaah diambil dari kata al-ijtima‟yang berarti kumpul.

Jamaah berarti sejumlah orang yang dikumpulkan oleh satu tujuan.

Jamaah juga dapat diartikan secara bahasa “kelompok” sementara menurut saya adalah hubungan antara salat imam dan salat makmum atau ikatan yang terjalin diantara keduanya di dalam salat. Dapat dijelaskan bahwa salat berjamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan

(34)

yang satu lagi sebagai makmum. Berarti dalam salat berjamaah ada sebuah ketergantungan salat makmum kepada salat kepada salat berjemaah adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan maksud untuk beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang sudah ditentukan dan pelaksanaanya dilakukan secara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebgai imam dan yang lainya sebagai makmum. Salat berjamaah sedikitnya dikerjakan dengan dua orang, yang satu jadi imam, dan yang lain jadi makmum, setiap gerakan imam di ikuti oleh makmum.

Adapun pengertian Jamaah berarti sejumlah orang yang dikumpulkan oleh satu tujuan. Salat jamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersama-sama, sedikitnya dua orang, yaitu yang satu sebagai imam dan yang satu lagi sebagai makmum.Berarti dalam salat berjamaah ada sebuah ketergantungan salat makmum kepada salat imam berdasarkan syarat-syarat tertentu. Menurut Kamus Istilah Fiqih salat jamaah adalah salat yang dikerjakan secara bersama-sama, salah seorang diantaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum.Salat berjamaah adalah beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan maksud untuk beribadah kepada Allah, menurut syarat-syarat yang sudah ditentukan dan pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama, salah seorang di antaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum.

Hakekat jamaah adalah mengadakan perikatan antara imam dan makmum, antara pemimpin dengan rakyat.Jamaah itu adalah dari kha- sha-ish (keistimewaan-keistimewaan) umat Islam, seperti salat Jum‟at, salat dua hari raya („ied), salat gerhana, dan salat minta hujan (istisqa) (Tengku muhammad Hasbi, 2011:303).

Dalam Islam orang berkata: semua seni membawa kita kepada masjid, dan semua masjid membawa kita kepada salat, masjid tempat

(35)

salat terutama salat wajib yang dilakukan secara berjamaah (H.M Rasjimin, 2003:171).Salat berjamaah adalah salat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantara mereka yang lebih fasih bacaannya dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih menjadi imam(Moh Rifa‟i, 2001:145). Dia berdiri di depan sekali, dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum (Adil Sa‟di, 2008:204). Salat berjamaah adalah hal yang terbaik dalam syariat dan salah satu cara mensyiarkan Islam. Jumlah jamaah sedikitnya ada imam dan makmum.

Firman Allah Swt.dalam QS al-Baqarah/02: 43

 















Artinya: dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk

Salat berjamaah di masjid merupakan ibadah yang sangat mulia, karena begitu mulianya, maka tak heran bila Rasulullah saw pernah hendak menyuruh beberapa sahabatnya untuk membakar rumah orang- orang yang tidak mau mengerjakan salat berjamaah

Berjamaah adalah pintu masuk untuk menggapai solidaritas dan jalinan sosial itu, untuk menumpang ukhwah dan ummah wahida.

Salat berjemaah diatur dalam QS. An-Nisa ayat 102:





























































































(36)



































Artinya: 102. Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan salat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata, Kemudian apabila mereka (yang salat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang- orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan Karena hujan atau Karena kamu memang sakit;

dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah Telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu

2. Dasar Hukum Pelaksanaan Salat Berjamaah

Salat disyariatkan pelaksanaannya secara jamaah. Dengan berjamaah salat makmum akan terhubung dengan salat imamnya.

Legalitas salat jamaah ditetapkan dalam al-Qur‟an dan al-Hadist. Allah SWT berfirman:

























“Dan apabila engakau (Muhammad) berada ditengah-tengan mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan salat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (salat) besertamu dan menyandang senjata mereka”. (Q.S. an-Nisa‟/4: 102).

Ayat diatas menjelaskan bahwa apabila berada dalam jamaah yang sama-sama mereka, maka bagilah mereka menjadi dua golongan, kemudian hendaklah segolongan dari mereka salat bersamamu dan segolongan yang lain berdiri menghadapi musuh sambil menjaga

(37)

orang-orang yang sedang salat. (Ahmad Mustafa Al-Maragi, 2017:232). Hal ini menunjukkan betapa dan penting, sehingga dalam keadaan apapun pelaksanaannya dianjurkan secara berjamaah.

Selesai salat hendaklah banyak berdzikir kepada Allah dalam segala keadaan berjihad di jalan Allah. Jihad akan lebih mudah apabila dilaksanakan dengan bersama-sama atau berjamaah seperti halnya dalam pelaksanaan salat berjamaah.

Adapun dasar hukum salat berjamaah dalam sunnah Rasulullah SAW adalah berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdul bin Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:“Telah menceritakan kepada kitaAbdullah bin Yusuf, ia berkata: telah mengabarkan kepada kita Malik dari Nafi‟ dari Abdullah bin Umar sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: salat berjamaah itu lebih utama daripada salat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat”. (HR.

Bukhari).

Hadist di atas menjelaskan betapa pentingnya salat berjamaah, karena Allah akan memberikan kebaikan atau pahala sebanyak dua puluh tujuh derajat.

Jadi, sudah sepantasnya seluruh umat Islam mengamalkan hal tersebut. Berdasarkan ayat al-Qur‟an dan sunnah Rasulullah SAW bahwa salat berjamaah di masjid itu di syariatkan dan lebih utama dilaksanakan daripada salat sendiri di rumah.

Hukum salat berjamaah menurut sebagian ulama yaitu fardhu „ain (wajib „ain), sebagian berpendapat bahwa salat berjamaah itu fardhu kifayah, dan sebagian lagi berpendapat Sunnat muakad (Sunnat istimewa). Pendapat terakhir inilah yang paling layak, kecuali bagi salat jum‟at. (Sulaiman Rasjid, 2016:107).

Jadi, salat berjamaah hukumnya adalah Sunnat muakad karna sesuai dengan pendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang benar. Bagi laki-laki salat lima waktu berjamaah di masjid lebih baik dari pada salat berjamaah di rumah, kecuali salat sunnah maka

(38)

dirumah lebih baik. Sedangkan bagi perempuan salat dirumah lebih baik karena itu lebih aman dari mereka.

3. Hukum Salat Berjemaah

Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum salat berjamaah adalah fardhu „ain, sebagian berpendapat sunnah muakkad. Yang akhir inilah yang lebih layak, kecuali bagi salat jum‟at. Para ulama berpendapat tentang hukum salat berjamaah

a. Menurut kaidah persesuaian beberapa dalil dalam masalah ini pengarang Nailul Autarberkata, “Pendapat yang seadil-adilnya dan lebih dekat kepada yang betul ialah salat berjamaah itu sunnah muakkad (Sulaiman Rasjid, 2003:107).

b. Madzhab Imam Ahmad mengatakan bahwa salat berjamaah hukumnya fardhu „ain(wajib bagi setiap orang), pelakunya berdosa jika meninggalkannya, dan bukan syarat sahnya salat (Imam Musbikin, 2007:11-13).

c. An-Nawawiy yang lebih shahih adalah berjamaah salat itu fardhu kifayahbagi kaum lelaki baligh yang merdeka serta bermukim, untuk salat ada‟(tunai) saja (Aliy As‟ad, 2004:260).

d. Hanafiyah berpendapat bahwa salat berjamaah adalah sunnahmuakkadah hampir sama dengan wajib, berdosalah siapa yang biasa meninggalkannya (Ibnu Rusyd, 2003:102).

Bagi laki-laki, salat lima waktu berjamaah di masjid lebih baik daripada salat berjamaah di rumah kecuali salat sunnah maka di rumah lebih baik. Bagi perempuan, salat di rumah lebih baik karena itu lebih aman bagi mereka (Sulaiman Rasjid, 2003:108).

Salat berjamaah bersama kaum muslimin di masjid, hukumnya wajib, tanpa ada keraguan.

Hukum salat berjamaah, jika dicermati secara seksama ditarik kesimpulan bahwa salat berjamaah sebenarnya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh umat muslim. Oleh karena itu,

(39)

jika tidak ada udzur sebaiknya melaksanakan salat secara berjamaah di masjid. Karena salat secara berjamaah di masjid memiliki keutamaan yang sangat besar.

4. Fungsi dan Keutamaan Salat Berjemaah

Salat berjemaah memilki beberapa fungsi, antara lain:

a. Sebagai tiang agamaSalat adalah tiang agama, barang siapa yang menegakkan salat berarti ia menegakkan agama dan barang siapa yang meninggalkan salat berarti ia merobohkan agama. Salat merupakan amalan yang pertama kali dihisab kelak di akhirat. Jika baik salatnya, maka baik pula amal ibadahnya yang lain.

Sebaliknya, jika buruk salatnya, maka buruk pula amal ibadah yang lainnya.

b. sumber tumbuhnya unsur-unsur pembentuk akhlak yang muliaSalat yang dilakukan secara ikhlas dan khusuk akan membuahkan perilaku yang baik dan terpuji serta terjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar

c. Sebagai cara untuk memperkuat persatuan dan persaudaraan antar sesama muslimAllah Swt menginginkan umat Islam menjadi umat yang satu, sehingga disyariatkan salat jamaah setiap hari di masjid

d. Sebagai suatu pelajaran untuk meningkatkan disiplin dan penguasaan diri.

Disamping itu Setiap ibadah mempunyai nilai keutamaan bagi umat Islam yang mendirikannya, bentuk pahala dan sanjungan dari Allah Swt. Salat berjamaah mempunyai beberapa keutamaan antara lain:

1) Mendapat naungan dari Allah Swt. pada hari kiamat.

2) Keutamaan berjalan ke masjid untuk menunaikan salat berjamaah di dalamnya. Orang yang melangkahkan kaki menuju masjid dalam keadaan suci untuk menunaikan salat berjamaah akan mendapat pahala ibadah haji, berada dalam

(40)

jaminan Allah, mendapatkan jamuan dari surga setiap kali ia pergi pada pagi dan petang hari.

3) Keutamaan shaf yang pertama dan sebelah kanan. Shaf pertama seperti shaf para malaikat. Sholawat Allah dan para malaikat untuk shaf pertama, sholawat Nabi pada shaf pertama dan kedua.

4) Mandapat pahala 27 derajat dibandingkan salat sendirian. Allah akan meninggikan derajatnya berlipat ganda daripada salat sendirian 27 derajat.

Seorang muslim yang mengerjakan salat berjamaah di masjid dengan ikhlas dan khusyu‟ dijanjikan pahala 27 derajat dibandingkan salat sendirian. Terlebih lagi ketika umat muslim keluar dari rumah menuju masjid untuk menunaikan salat berjamaah dalam kegelapan maka suatu hari kegelapan itu akan menjadi cahaya atau penerang dikelak akhirat. Karena satu langkah berarti mengurangi beban dosa dalam diri kita dan ayunan langkah berikutnya menaikkan derajat kemuliaan seseorang dihadapan Allah Swt.

5. Tujuan dan Manfaat Salat Berjemaah

Salat berjamaah disyariatkan Islam dalam berbagai kesempatan dengan tujuan berkumpulnya umat Islam untuk saling memupuk rasa persaudaraan, persatuan, bertukar pikiran, dan persamaan (Abdul Aziz Dahlan, 2007:1574)

Sedangkan tujuan salat berjamaah menurut Wahhab az-Zuhaily (ahli Fiqh Mesir) dapat berdampak timbulnya rasa persamaan, mencegah deskriminasi, menciptakan satu barisan yang kuat, menjadi sarana untuk patuh melaksanakan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kemaslahatan umum dengan mengikuti seorang pemimpin (imam) dan menimbulkan rasa tolong-menolong dalam kebajikan, yang kuat membantu yang lemah, dan yang kaya membantu yang miskin (Dewan redaksi, 2006:208). Seorang hamba berkewajiban

Gambar

Tabel 1 Daftar Remaja di Masjid Raya Salimpaung   NO  Jumlah Remaja  Laki-Laki  Jumlah Remaja Perempuan  Jumlah Seluruh Remaja

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Pariwono (1989) dalam artikel Kondisi Pasang Surut Di Indonesia, Co-Amplitude memperlihatkan garis yang menghubungkan titik-titik di laut dengan amplitudo yang

Luka bakar derajat III : Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam, apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,

Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat terdapat korelasi (R) positif sebesar 0,809 antara variabel harga premi dan kepuasan nasabah yang menunjukkan bahwa

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Persepsi Teknologi Inforasi, Persepsi Pelayanan, Persepsi Risiko Terhadap Minat Nasabah Dalam Menggunakan Internet Banking

(1983), Sastra Lagu Dalam Tembang Sunda , Proyek Pengembangan Institut Kesenian Indonesia Bandung: Sub Proyek Akademi Seni Tari Indonesia Bandung.. (1999), Estetika

Pada sapi Bali penciri ukuran yaitu lingkar dada dan penciri bentuk dalam dada lebih tinggi dibandingkan dengan sapi PO dan Sapi Aceh, pada sapi PO penciri ukuran yaitu

Ada hubungan yang positif dan signifikan dari masing-masing variabel yaitu motivasi keaktifan dan gaya belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA

oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti tertarik untuk melihat bagaimana penilaian kinerja dengan metode pendekatan Balanced Scorecard apabila diterapkan pada suatu