• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Peran Guru PAI dan Orang Tua Dalam Membina Perilaku Islami

Tidak Ada Wc 2 Baik

Sumber: Dokumentasi di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, 4 Juni 2021

7. Grafik Sekolah

Adapun grafik sekolah SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar mulai dari tahun 2017-2021.adalah sebagai berikut:

Sumber: Dokumentasi di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, 4 Juni 2021

B. Peran Guru PAI dan Orang Tua Dalam Membina Perilaku Islami

1. Peran Guru PAI Dalam Membina Perilaku Islami

Pada dasarnya peran guru pendidikan agama Islam dan guru umum itu sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih banyak memahami dan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2017 2018 2019 2020 2021

47

mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih luas. Akan tetapi peran guru pendidikan agama Islam selain berusaha memindahkan ilmu, ia juga harus menanamkan nilai-nilai agama Islam kepada peserta didiknya agar mereka bisa mengintegrasikan nilai-nilai Islam pengetahuan dari guru agama:

Berikut kutipan hasil wawancara dari guru Agama:

“ Perlu diketahui bahwa, guru memiliki banyak peran atau tugas yang perlu diketahui secara umum, karena guru dalam profesinya di tuntut harus mampu memahami akan karakteristik yang di miliki oleh peserta didiknya. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada peserta didik. Sebagai guru pendidikan agama Islam sebagaimana saya harus lebih berperan dan menanamkan nilai-nilai agama kepada peserta didik agar kedepannya mereka bisa menerapkan apa yang sudah saya ajarkan (Amran, 2021)”46

Guru Pendidikan Agama Islam sebagai seorang pendidik memiliki banyak peran dalam usaha membina perilaku peserta didik, peran guru Pendidikan Agama Islam tidak bisa di nafi‟kan, sebab Guru Agama merupakan figure sentral yang paling bertanggung jawab dalam proses pembinaan perilaku peserta didik. oleh karna itu, setiap orang yang mempunyai tugas sebagai guru, harus mempunyai perilaku Islami khususnya guru Agama Islam. dan seorang guru agama memiliki tugas tugas yang lebih berat bila di bandingkan dengan guru pada umumnya. sebab di samping ia harus menanamkan nilai-nilai iman dan akhlak yang mulia.

46Amran S.pd.I (Guru Mata Pelajaran PAI) wawancara di kampung nyiur indah 8 juni 2021

Adapun peran menurut Hamalik, Guru dapat melaksanakan perannya, yaitu:

1. Sebagai fasilitator, yang menyediakan kemudahan-kemudahan bagi Peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar.

2. Sebagai pembimbing, yang membantu peserta didik mengatasi kesulitan dalam proses belajar.

3. Sebagai penyedia lingkungan, yang berupaya menciptakan lingkungan yang menantang peserta didik agar melakukan kegiatan belajar.

4. Sebagai komunikator, yang melakukan komunikasi dengan peserta didik dan masyarakat.

5. Sebagai model, yang mampu memberikan contoh yang baik kepada peserta didik agar berperilaku yang baik.

6. Sebagai evaluator, yang melakukan penilaian terhadap kemajuan belajar peserta didik.

7. Sebagai inovator, yang turut menyebarluaskan usaha-usaha pembaruan kepada masyarakat.

8. Sebagai motivator, yang meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar peseta didik.

9. Sebagai agen kognitif, yang menyebarkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik dan masyarakat.

10. Sebagai Penilaian atau evaluasi, merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila

49

berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian.47

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen menyatakan bahwa:

“ Guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.”48

Berikut wawancara peserta didik atas nama Nurti di SMPN 40 Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar mengatakan bahwa: “Menurut saya peran guru di sekolah SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar sudah memberikan peran yang baik karena dia selalu memberikan kami contoh yang baik dan menasehati kami agar kami tidak lupa selalu melaksanakan ibadah”

Peran Orang Tua dalam membina prilaku Islami. Adapun wawancara bersama peserta didik yang bernama salsabila, mengatakan bahwa:

“ Orang tua saya di rumah selalu memberikan nasehat dan menyuruh saya selalu berperilaku baik baik dengan keluarga, guru, dan lingkungan sekitar”

Kemudian peserta didik lainnya yang bernama Nurti mengatakan bahwa: “ Disini orang tua saya hanya mengikuti kemauan anaknya, semau-mau anaknya, jarang di marahi dan kurang memberikan contoh perilaku Islami.”

47 Oemar, Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Sinar Grafika, 2008), hal.9.

48 UU RI No. 14 Thn 2005, Tentang Guru dan dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2014), Hlm. 23

2. Gambaran Perilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar.

Perilaku Islami berarti segala tindakan, perbuatan atau ucapan yang dilakukan seseorang di dalam kehidupan sehari-harinya, yang sesuai dengan syariat Islam. Salah satu dari perilaku Islami diantaranya: shalat, membantu orang Tua, berpuasa pada bulan ramadhan, mengaji, membantu sesama manusia, menutup aurat, bertutur kata yang baik-baik, dan lain-lain.

Dalam kehidupan sehari-hari orang yang sangat berperan dalam membina perilaku Islami yaitu Orang Tua. Orang Tua adalah guru pertama bagi Anak-anaknya. di dalam kelompok atau sekolah mempunyai pengaruh terhadap segala tindakan, perbuatan, atau ucapan di dalam pembentukan perilaku Islami. seorang guru Pendidikan Agama Islam sangat berperan dalam pembentukan perilaku. seorang guru harus menjadi tauladan atau contoh bagi para peserta didiknya.

Untuk mengetahui bagaimana gambaran Perilaku Islami peserta didik maka peneliti melakukan wawancara dengan guru PAI SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar. Beliau mengatakan bahwa:

“Perilaku peserta didik yang ada di kelas IX berbeda-beda ada peserta didik yang memiliki kepribadian yang baik, sopan, dan ramah, adapun peserta didik yang memiliki kepribadian yang kurang baik misalnya cerewet, suka ganggu teman, selalu tidur di dalam kelas, dan suka bolos.”(Amran)49

49Amran S.pd.I (Guru Mata Pelajaran PAI) wawancara di kampung nyiur indah 8 juni 2021

51

Untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku Islami peserta didik maka peneliti melakukan wawancara dengan Orang Tua peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar.

Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan selaku orang Tua dari peserta didik mengatakan bahwa:

”Disini saya tidak memberi batasan kepada anak saya, tidak apa-apa kalau berpacaran yang penting sewajarnya saja tetap dipantau, begitupun juga kalau anak saya tidak memakai jilbab karena disini masih banyak anak-anak remaja yang semaunya saja memakai jilbab dan tidak , kadang juga disuruh shalat masih ada rasa kemalasan pada anak saya.(2021)”50

Hampir sama dengan yang di katakan Orang Tua dari peserta didik, ia mengatakan bahwa:

“Anak saya itu kebiasaanya suka ikut-ikut temannya, maksudnya lingkungan disini juga yang kurang bagus untuk pergaulannya, jadi anak saya itu biar dinasehatin masih sama seperi biasanya, dalam berpakaian juga tidak apa-apa saya rasa, kalau tidak memakai kaos kaki dan jilbab panjang, yang pentingkan bagusji perilakunya. Sholat wajibnya juga masih ditinggalkan, yah intinya saya sudah ingatkan kepada anak saya.51 Berbeda hasil wawancara dari Orang Tua peserta didik dari Salsabila, ia berpendapat bahwa:

50Katija (Orang Tua peserta Didik) Wawancara di Kampung, 5 juni 2021

“Saya sudah berkali-kali menasehati bahwasanya harus berpakaian syar‟i, tidak boleh berpacaran, dan main tik-tok, tetapi Anaknya yang tidak mau mendengar dan ikut-ikutan sama temanya.”(2021)52

Dari hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa Gambaran Perilaku Islami Peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar khususnya kelas IX 70% tidak mencerminkan perilaku Islami di sebababkan kurangnya pemahaman orang tua mengenai ilmu pengetahuan Islam.

Wawancara dengan peserta didik ia berpendapat bahwa:

“Perilaku Islami adalah segala perbuatan harus baik. Contohnya: shalat, mengaji, dan membantu teman. sedangkan alasannya tidak berpakaian syar‟i karna banyak temannya yang tidak berpakaian syar‟i dan di anggap sebagai orang yang tidak ikut zaman kalau berpakaian syar‟i dan faktor yang mempengaruhi adalah teman dan lingkungannya. (2021)53

Wawancara dengan peserta didik ia berpendapat bahwa:

“Perilaku Islami adalah segala perbuatan yang harus sesuai dengan Islam. contohnya: Mengaji, Shalat, berpuaasa dan lain-lain. alasannya tidak berpakaian syar‟i karna kaos kakinya cuma 1 dan dalaman jilbabnya tidak ada serta rokya juga cuma rok sekolah. Faktor yang mempengaruhi adalah tidak memiliki pakaian syar‟i” (2021).54

Wawancara dengan peserta didik di atas dapat di simpulkan Bahwa perilaku Islami adalah segala sesuatu yang baik sebagaimana yang di ajarkan oleh

52Haswati (Orang Tua Peserta Didik ) wawancara di Kampung, 5 juni 2021

53Salsabila (peserta didik ) wawancara di kampung, 5 juni 2021

53

Islam. Contohnya: sholat, membantu orang, dan lain-lain. faktor yang mempengaruhi sama seperti di atas adalah tidak memiliki pakaian syar‟i.

3. Faktor pendukung dan penghambat Dalam Membina Perilaku Islami

Adapun wawancara bersama guru PAI dan beberapa peserta didik dengan ini peneliti merangkum sebagai berikut:

Dalam membina Perilaku Islami tentunya ada faktor pendukung dan penghambat

1. Faktor pendukung dalam Membina perilaku Islami.

Salah satu faktor pendukung yang ada di lapangan dalam membina perilaku Islami di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah:

a. Keadaan Guru

Guru di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar merupakan orang – orang yang memiliki ilmu pengetahuan pendidikan agama termasuk guru mata pelajaran Pendidikanagama Islam, sehingga mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam ilmu pendidikan sehingga ia dapat berperan dalam membina perilaku Islami peserta didik.

b. Adanya kegiatan ekstrakurikuler setiap minggunya mengadakan kegiatan kajian di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar yang berupa terkait dengan menanamkan pembelajaran tentang perilaku Islami.

2. Faktor penghambat perilaku Islami

Salah satu faktor penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah sebagai berikut:

Orang Tua peserta didik masih banyak yang belum memahami terkait dengan pengetahuan agama Islam sehingga masih sulit membina perilaku Islami pada peserta didik.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang ada di kampung desa Nyiur Indah masyarakat di sana masih minim akan pengetahuan agama Islam sehingga perilaku peserta didik masih kurang baik dan mengikuti pergaulan di kalangan lingkungan tersebut. c. Sarana prasarana

Sarana prasarana di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar yang tidak mendukung kegiatan spritual peserta didik seperti tidak adanya kegiatan shalat berjamaah karna tidak memiliki fasilitas mushallah sehingga peserta didik masih malas-malasan melaksanakan ibadah wajib.

55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Peran Guru dan Orang Tua Dalam Membina Perilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar” maka dapat di simpulkan bahwa:

1. Peran Guru PAI dalam membina perilaku Islami Peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, yaitu memberikan contoh yang baik dan memberikan pemahaman tentang ilmu pengetahuan agama dengan cara melakukan kajian setiap pekan. Sedangkan peran orang tua dalam membina perilaku Islami pada anaknya masih kurang di sebabkan karna kurangnya pemahaman ilmu Agama Islam.

2. Gambaran Perilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar masih kurang baik dapat di lihat dari bagaimana peserta didik di dalam sekolah, bagaimana peserta didik bersikap kepada guru yang kurang baik, berpakaian yang tidak syar‟i serta perilaku yang tidak menghargai peserta didik dengan temannya dan lingkungan sekitar.

3. Faktor pendukung dan penghambat dalam membina perilaku Islami Peserta Didik.

a. Faktor Pendukung

Salah satu faktor pendukung dalam membina perilaku Islami adalah memiliki seorang guru yang paham tentang ilmu agama, dan selalu melakukan kajian setiap pekan.

b. Faktor Penghambat dalam membina perilaku Islami 1. Orang Tua

Salah satu faktor penghambat dalam membina Perilaku Islami Peserta didik adalah Orang Tua. Yang kurang memiliki pemahaman tentang ilmu Agama Islam.

2. Lingkungan

Salah satu faktor penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah lingkungan.

3. Sarana dan Prasarana

Salah satu faktor yang menjadi penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik adalah sarana prasarana. di mana sekolah yang tidak memiliki mushallah.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat beberapa saran yang mungkin dapat di gunakan sebagai evaluasi bagi seluruhnya yang terlibat, di antaranya:

1. Kepada Orang Tua

Orang Tua harus lebih memahami ilmu Agama Islam dengan sering mendatangi kajian dan menonton di media sosial. Serta orang tua bisa mengontrol anaknya dengan siapa anaknya bergaul dan menasehati anaknya. Orang tua juga harus menjadi contoh yang baik bagi anak di dalam membina perilaku Islami.

57

Seorang guru Pendidikan Agama Islam harus memilki cara atau strategi di dalam membina perilaku Islami serta melakukan pertemuan anatara guru dan orang tua dan membicarakan masalah perilaku anak. ada peraturan yang harus di sepakati dan ketika melanggar harus ada sanksinya. Dan orang tua harus tanda tangan surat keterangan tidak akan protes ketika di beri sanksi anaknya. Misalnya: ketika tidak pakai kaos kaki di beri sanksi di jemur selama 2 jam, dan melakukan dakwh dari rumah ke rumah.

3. Kepada Peserta didik

Seorang anak anak diharapkan agar selalu giat dan lebih mendalami Ilmu pendidikan Agama Islam serta mampu mengamalkannya baik di sekolah maupun diluar sekolah.

4. Kepada Peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian jangkauan lebih luas dan mendalam. Hasil dari analisis tentang peran orang tua dan guru PAI dalam membina Perilaku Islami ini belum mendalam dan terdapat banyak kekurangan di karenakan keterbatasan waktu, sumber rujukan, serta pengetahuan dan ketajaman analisis yang di lakukan peneliti, oleh karna itu, di harapkan peneliti selanjutnya untuk mengkaji ulang secara lebih mendalam hasil dari penelitian ini

Dokumen terkait