• Tidak ada hasil yang ditemukan

OLEH NUR FITRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OLEH NUR FITRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

“PERAN ORANG TUA DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU ISLAMI PESERTA DIDIK

KELAS IX DI SMPN 40 SATAP KEPULAUAN SELAYAR KABUPATEN KEPULAUAN

SELAYAR”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassaar

OLEH NUR FITRI 105191102817

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021

(2)

ii

“PERAN ORANG TUA DAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA PERILAKU ISLAMI PESERTA DIDIK

KELAS IX DI SMPN 40 SATAP KEPULAUAN SELAYAR KABUPATEN KEPULAUAN

SELAYAR”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Makassaar

OLEH NUR FITRI 105191102817

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Fitri

NIM : 105191102817

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Kelas : B

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun) 2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi 3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran

Makassar, 09 Dzulkaidah 1442 H 18 Juni 2021 M

Yang Membuat Pernyataan

Siti Muthi‟ah Islami Rodja NIM:105191105017

(7)

vii

ABSTRAK

NUR FITRI (105191102817) 2021. Penelitian ini berjudul Peran Orang

Tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Perilaku Islami Peserta Didik kelas IX di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, Kabupaten Kepulauan Selayar. Skripsi Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Agama Islam. Di bimbing oleh Nur‟ani Azis dan Muh. Amin Umar.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui Peran Orang Tua dan Guru Pendidikan Agama Islam sebagai pendidik dalam membina perilaku Islami peserta didik kelas IX. Apakah sudah di jalankan atau belum, Ingin mengetahui gambaran perilaku Islami peserta didik seperti apa dan faktor pendukung dan penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kelas IX.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriktif kualitatif, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat penting. Peneliti bertindak lansung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data di lakukan dengan menggunakan teknik obsevasi, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Data yang telah di kumpulkan kemudian dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Peran guru dan orang tua dalam membina perilaku Islami peserta didik perlu di tingkatkan, peran guru dalam membina perilaku Islami sudah di jalankan dengan baik dengan cara mengajarkan, membimbing, dan memberi contoh kepada peserta didik sedangkan peran orang tua dalam membina perilaku Islami perlu di tingkatkan dengan cara ikut pengkajian Islami, belajar buku, dan menonton di media sosial tentang pengkajian atau masalah agama dan ikut kelompok Ibu-Ibu pengajian serta gambaran perilaku Islami peserta didik yang kurang baik, dapat di buktikan dengan pengaplikasian peserta didik lewat tindakan sehari-hari dengan senantiasa berperilaku kurang baik kepada guru, dan teman sebaya baik di sekolah maupun di lingkungan. Faktor pendukung dalam membina perilaku Islami peserta didik adalah guru Pendidikan Agama Islam yang sudah mengajarkan, membimbing membina dan memberikan contoh yang baik bagi peserta didik dan kegiatan pengkajian setiap pekan dengan tema pembinaan perilaku Islami, dan faktor penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik yaitu, kurangnya pemahaman agama bagi orang tua, lingkungan yang kurang baik dalam pembentukan perilaku Islami, kurangnya sarana-prasarana seperti mesjid atau mushallah, sehingga peserta didik harus terlambat dalam melaksanakan shalat.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang memberi kita kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta salam dan salawat tak lupa pula kita kirimkan kepada Nabi kita Nabi Muhammad saw. di mana seorang manusia yang patut kita contoh mulai dari bangun tidurnya hingga ia tidur kembali. beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para ulama yang telah membimbing umat Islam kearah jalan yang paling benar.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skipsi ini tentunya tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini patutlah kiranya penulis menyampaikan rasa syukur dan ungkapan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua tercinta Ayah saya almarhum Dg.Rumpa dan ibunda saya Rohana beserta keluarga yang selalu mendoakan dan mengantarkan penulis hingga seperti sekarang dengan penuh kasih sayang, kesabaran, keikhlasan, motivasi, dan perjuangan hidup.dan terima kasih juga kepada saudara kandung saya yaitu: bunga intang, Muhammad Rais, Abdul Kadir, Ali Imran, dan juliarti yang selalu memberikan doa dan semangat serta membantu dalam hal tenaga, waktu, dan lain-lain. sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini. 2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas

(9)

ix

3. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Nurhidaya M. S.pd.I , M.pd.I Selaku Ketua Prodi Fakultas Agama Islam.

5. Ibu Dr. Dra. Nur‟Ani Azis, M.Pd.I dan Muh. Amin Umar, S.Ag.M.Pd.I selaku pembimbing yang dengan tulus meluangkan waktunya memberikan bimbingan, pengarahan, serta motivasi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga skripsi ini dapat tersusun sebagaimana mestinya.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Bapak Muhayyeng S.pd. selaku kepala sekolah SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

8. Haswati, Katija, dan Riswana, orang tua peserta didik. 9. Bapak/Ibu guru di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar. 10. Peserta Didik SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar.

Terakhir, Sahabat penulis serta teman seperjuangan angkatan 2017 yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, tetapi banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

SemogaAllah memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

(10)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... ………..i

PENGESAHAN SKRIPSI ………ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

ABSTRAK ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... x

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitiam ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Peran Orang Tua ... 9

1. Pengertian Peran... 9

2. Pengertian Orang Tua ... 9

3. Tugas Orang Tua ... 10

B. Peran Guru PAI ... 12

1. Pengertian Guru PAI ... 12

2. Tugas Guru PAI ... 13

C. Prilaku Islami ... 15

1. Pengertian Prilaku Islami ... 15

2. Macam-macam Prilaku Islami ... 15

3. Aspek-aspek Pembentukan prilaku Islami ... 22

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Islami ... 22

5. Dalil Tentang Prilaku Islami ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 25

B. Likasi dan Objek Penelitian ... 26

C. Fokus Penelitian ... 26

D. Deskripsi Fokus Penelitian ... 26

(11)

xi

F. Instrumen Penelitian... 28

G. Tekhnik Pengumpulan Data ... 28

H. Tekhnik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 32

1. Sejarah Sekolah ... 32

2. Visi, Misi, Tujuan Sekolah... 33

3. Identitas Sekolah ... 34

4. Keadaan Guru... 34

5. Keadaan Peserta Didik ... 36

6. Sarana Dan Prasarana ... 37

7. Grafik Sekolah ... 38

B. Peran Orang Tua dan Guru PAI dalam Membina Prilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Kepulauan Selayar ... 39

C. Gambaran Prilaku Peserta Didik di SMPN 40 Kepulauan Selayar D. Faktor Pendudkung dan Penghambat dalam Membina Prilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Kepulauan selayar ... 42

BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 46 B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA ... 46 RIWAYAT HIDUP ... 51 LAMPIRAN ... 52

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Data Guru dan Karyawan... 34

Tabel 2 : Keadaan Peserta Didik ... 37

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu cara yang sengaja dan terarah untuk memanusiakan manusia. Melalui suatu proses pendidikan, manusia dapat tumbuh dan berkembang secara sempurna. Sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia serta memelihara sekelilingnya secara baik dan bermanfaat.

Pendidikan juga suatu hal yang tidak dapat dipisahkan, Pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya adalah merupakan pendidikan yang akan selalu berjalan seiring dengan pembentukan kepribadian anak tersebut. orang tua harus sedini mungkin merencanakan masa depan anak-anaknya agar mereka menjadi manusia lebih baik dan berguna.

Pendidikan akan berlangsung sepanjang hidup manusia. Semenjak manusia dilahirkan sampai mati. orang yang pertama mendidiknya adalah kedua orang tuanya. orang tua di sini sangat berperan dalam membina perilaku Islami peserta didik, karna merupakan tanggung jawab sebagai orang tua dalam membina perilaku Islami. Kemudian kedua orang tuanya membutuhkan sosok pendidik yang dapat memberikan pendidikan yang baik kepada anaknya, yaitu dengan membawa anaknya ke lembaga pendidikan atau sekolah.

Maka dengan pendidikan, manusia begitu penting di dalam kehidupan. Selain orang tua membawanya ke lembaga pendidikan, orang tua tetap mendidik di rumah, karna lembaga pendidikan tidak bisa mengawasi peserta didik selama

(14)

24 jam. Maka itu tugas orang tua di dalam keluarganya juga dapat dilakukan dengan memberi pendidikan, membimbing, membina anak-anak. agar anak dapat belajar menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya.

Anak adalah titipan Allah, karena itu nasib dan masa depan anak-anak adalah tanggung jawab kita semua. tetapi tanggung jawab utama terletak pada orang tua masing-masing. Orang tualah yang pertama berkewajiban membina, membimbing, memelihara, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya agar menjadi manusia yang berkemampuan dan berguna. karna orang tualah yang selalu bersama anak mulai dari bayi.

Masa anak-anak merupakan masa transisi dan kelanjutan dalam menuju tingkat kematangan sebagai persiapan untuk mencapai keremajaan. ini berarti kemajuan perkembangan yang dicapai dalam masa anak-anak merupakan bekal keberhasilan orang tua dalam mendidiknya. baik buruknya sikap dan tingkah laku seseorang di masa anak-anak, sangat banyak ditentukan oleh pengalaman mereka dalam melihat orang-orang disekitarnya terutama kedua orang tuanya. Itu semua merupakan bekal pendidikan bagi anak-anak nantinya.

seorang anak kepribadiannya terbentuk, peran orang tua selanjutnya adalah mengajarkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anaknya.

Selain itu, tugas orang tua dalam mendidik anak masih banyak lagi dalam proses pembentukan perilaku dan karakter anak, bagaimana anak belajar, percaya diri, menghargai orang lain, dan terlebih lagi orang tua dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi anak, karena hal itu akan berguna bagi masa depannya. Peran orang tua dalam pendidikan mempunyai peran besar terhadap masa depan anak.

(15)

3

sehingga demi mendapatkan pendidikan yang terbaik, maka sebagai orang tua harus berusaha untuk dapat menyekolahkan anak sampai ke jenjang pendidikan yang paling tinggi. ini adalah salah satu cara agar anak mampu mandiri secara finansial nantinya.

Tugas orang tua dalam mendidik anaknya, orang tua perlu menjadi teladan bagi anaknya dalam menanamkan perilaku Islami, pandangan hidup beragama, dan bagaimana bertanggung jawab terhadap tugasnya. sebagai orang tua ketika anaknya masih berada di sekolah, orang tua sepenuhnya menyerahkan proses pendidikan peserta didik kepada sekolah. sehingga sekolah memiliki tanggung jawab untuk mendidik peserta didik dan mengoptimalkan potensi yang ada di dalam diri peserta didik. guru mempunyai tugas untuk membangun pemahaman kepada orang tua akan peranya dalam membantu memperbaiki pendidikan peserta didik khususnya dalam membina perilaku Islami.

Sekolah orang yang sangat berperan dalam mendidik peserta didik adalah guru. dapat dikatakan guru merupakan pendidik kedua setelah kedua orang tua. di sekolah guru menjadi contoh yang paling utama dalam membina perilaku Islami. Suatu lembaga pendidikan atau sekolah tidak disebut lembaga apabila di dalamnya tidak terdapat sosok seorang pendidik khususnya guru pendidikan agama Islam.

Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S.Ar-Rahman (55) ayat 2-4

ٌََّيَػ

َُاٍََبْىا َََُّٔيَػ َُاَغِّْ ْلْا َقَيَخ ََُآْشُقْىا

(16)

Terjemahanya:

“yang telah mengajarkan Al-qur‟an. dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.”1

Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa Allah memerintahkan kepada pendidik khususnya guru untuk mendidik, membina, membimbing menjadi manusia yang lebih baik lagi sebagaimana yang ada di dalam al-qur‟an.

Guru dan orang tua dalam pendidikan mempunyai tujuan yang sama yakni mengasuh, mendidik, membimbing, membina perilaku Islami peserta didik dan dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. luqman (31) ayat 13

َُِّإ ۖ ِ َّللَّاِب ْكِشْشُح َلِ ًََُّْب اٌَ ُُٔظِؼٌَ ََُٕ٘ٗ ِِْْٔب ِلِ ُُاََْقُى َهاَق ْرِإَٗ

ْيُظَى َك ْشِّشىا

ٌٌٍِظَػ ٌٌ

Terjemahanya:

“Dan (ingatlah) ketika lukman berkata pada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya,”wahai annakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya menyekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.”2

Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa Allah memerintahkan kepada orang tua untuk membimbing, membina anak-anaknya sebagaimana yang dilakukan oleh lukman yaitu membimbing anak-anaknya

1

Depertemen Agama RI, AL-qur’an Hafalan, (Bandung: Cordoba, 2019) h 531

2

(17)

5

menjadi manusia yang selalu taat kepada Allah. contohnya jangan menyekutukan Allah, ketika melakukan sesuatu haruslah sesuai dengan syariat Islam.

Guru pendidikan agama Islam merupakan seorang yang memberikan pendidikan atau ilmu dalam bidang aspek keagamaan khusunya perilaku Islami, membimbing peserta didik menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. serta membentuk kepribadian muslim yang sesuai dengan tuntunan yang ada di dalam Al-qur‟an dan yang diajarkan oleh Rasulullah.

Tugas seorang guru bukanlah sekedar mentransfer ilmu kepada peserta didik tetapi juga mengarahkan dan membentuk kepribadian yang baik khususnya perilaku Islami terutama kepada guru Pendidikan Agama Islam. Peran seorang guru bukanlah sekedar transfer of knowledge namun yang paling penting adalah

transfer of character.Dengan Pendidikan Agama Islam, seorang guru bisa lebih

mudah menanamkan nilai-nilai keIslaman kepada peserta didik, sebab dalam materi pembelajaran yang diajarkan sehari-hari telah mengandung nilai-nilai positif yang mengarahkan peserta didik kepada arah yang lebih baik. Kompetensi kepribadian bagi guru merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang berperilaku Islami, berakhlak mulia, berwibawa, dan dapat menjadi teladan bagi peserta didik. Seorang guru bukan hanya di tuntut memiliki perilaku Islami pada dirinya sendiri melainkan dituntut untuk bisa menjadi teladan bagi peserta didiknya, yaitu dengan bertindak sesuai dengan norma-norma agama, dan memiliki perilaku yang pantas diteladani oleh peserta didik sehingga peserta didik juga memiliki perilaku Islami atau akhlak yang baik.

(18)

Permasalahan yang terjadi saat ini yaitu menurunnya perilaku Islami, moral, maupun etika yang ada di sekeliling kita. khususnya di SMPN 40 SATAP Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar. terutama terjadi pada peserta didik. Hal ini di tandai dengan perilaku peserta didik yang tidak mencerminkan berperilaku Islami seperti masih banyak peserta didik yang tidak menghargai guru-gurunya di sekolah dan berbuat semaunya sampai memberikan masalah, baik di sekolah maupun di luar sekolah, dan pergaulan yang kurang baik yang masih menjadi pusat perhatian di kampung yang peneliti akan teliti. Dengan adanya penelitian ini, Peneliti harapkan peserta didik bisa memberikan perilaku yang baik kepada lingkungan sekitar baik di sekolah maupun di masyarakat, memberikan perilaku sopan santun dan mematuhi perintah dari guru serta menghargai sesama.

Latar belakang di atas peneliti tertarik ingin melakukan penelitian kualitatif dengan judul penelitian: “Peran Orang Tua dan Guru Pendidikan

Agama Islam dalam Membina Perilaku Islami Peserta Didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar, Kabupaten Kepulauan Selayar.”

Berdasarkan dari latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka permasalahan yang akan di bahas adalah sebagai berikut:

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran Orang Tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar?

2. Bagaimana gambaran perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar?

(19)

7

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui peran Orang Tua dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Untuk mengetahui gambaran perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam membina perilaku Islami peserta didik di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitain ini di harapkan dapat dijadikan bahan kajian dalam menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya pada perilaku Islam

2. Manfaat Praktis di harapkan dari Penelitian ini sebagai berikut a. Bagi Peserta Didik

Memperoleh Pengalaman lansung dengan adanya bimbingan dan arahan dari guru.

(20)

b. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang peran orang tua dan guru PAI dalam membina perilaku Islami.

c. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bahwa tugas seorang guru bukanlah sekedar mentransfer ilmu kepada seorang peserta didik melainkan menjadi seorang pembimbing, pengarah, dan pembina serta menjadi tauladan yang baik bagi peserta didiknya.

d. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan.

e. Bagi Orang Tua

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas khususnya bagi para orang tua dalam membimbing, membina, dan mengajarkan anaknya menjadi yang lebih baik dari sebelumnya.

(21)

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peran Orang Tua

Menurut kamus umum bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terjadi di dalam sesuatu hal atau peristiwa.3peran menurut soekarto adalah aspek dinamis dari kedudukan, yaitu sesorang yang melaksnakan hak-hak dan kewajiban sebagaimana mestinya.4

1. Pengertian Orang Tua

Menurut kamus bahasa Indonesia, orang tua dapat diartikan sebagai ayah dan ibu kandung, orang yang di anggap tua (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya), orang yang di hormati Pengertian Peran (di segani) di kampung, tertua.5

Orang tua adalah ibu dan bapak kandung yang di kenal mula pertama oleh anak-anaknya. orang tua merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak-anaknya, karna dari merekalah anak mulai menerima pendidikan. dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan di dalam rumah tangga itu, karna di latar belakangi selalu bersama orang tua.

2. Tugas Orang Tua

Ayah dan ibu adalah teladan pertama bagi pembentukan perilaku pribadi anak. pemikiran dan perilaku ayah dan ibu dengan sendirinya memiliki pengaruh

3

W.J.S, Poerdarminta, Kamus UmumBahasa Indonesia (cet-3, Jakarta Timur, Balai Pustaka, 2011), h 817

4

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2013) h 217

5

W.J.S, Poerdarminta, Kamus UmumBahasa Indonesia (cet-3, Jakarta Timur, Balai Pustaka, 2011), h 688

(22)

yang sangat dalam terhadap pemikiran dan perilaku anak. Karena kepribadian manusia muncul dari apa yang di lihat berupa perilaku-perilaku pada berbagai ragam situasi dan kondisi dalam lingkungan keluarga. Keluarga berperan sebagai pembentukan perilaku Islami.

Sebagaimana di dalam Q.S. Attahrim (66) ayat 13

ُطاَّْىا إَُد ُْ٘قَّٗ اًساَّ ٌُْنٍِْيَْٕاَٗ ٌُْنَغُفَّْا ا ُْٰٓ٘ق ا ٍَُْْٰ٘ا ٌَِِْزَّىا اٌََُّٖآٌٰٰ

ٌَُْٕشٍََا ٰٓاٍَ َ ّٰاللّ َُُْ٘صْؼٌَ َّلِ ٌداَذِش ٌظ َلَِغ ٌتَنِ ى

ٰٰۤيٍَ اٍََْٖيَػ ُةَساَجِحْىاَٗ

َُ ُْٗشٍَْؤٌُ اٍَ َُُْ٘يَؼْفٌََٗ

Terjemahan:

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.6 Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa: Allah memerintahkan kepada keluarga, terutama suatu pemimpin. dan pemimpin suatu keluarga adalah orang tua.berarti di sini orang tua bertugas melindungi keluarganya dari perbuatan yang dimurkai Allah

Adapun tugas dari orang tua: a. Menanamkan Pandangan Hidup Beragama

Tugas orang tua terhadap anak bisa dilakukan dengan memberikan penanaman beragama pada masa kanak-kanak, karena masa kanak-kanak

(23)

11

merupakan masa yang paling baik untuk mengenalkan dasar-dasar hidup beragama. Penanaman hidup beragama ini bisa dilakukan dengan mengajak anak-anak untuk ikut serta pergi ke masjid bersama orang tua menjalankan ibadah, mendengarkan kultum, maupun ceramah agama yang mencerminkan perilaku Islami. bila semasa kecilnya anak tidak dikenalkan dengan agama, tidak pernah pergi bersama orang tua ke masjid mendengarkan ceramah maupun sholat berjamaah, maka setelah dewasa mereka pun tidak ada perhatian terhadap hidup beragama.Untuk itu, tugas orang tua dalam mendidik anak sangat perlu diperhatikan di awal masa kanak-kanaknya. Sebagaimana hadits Nabi Muhammad s.a.w.

َِْػ ٍذْؼَع ُِْب ٌٍُِٕاَشْبِإ اََْثَّذَح ِعاَّبَّطىا َِْبا ًِْْؼٌَ ىَغٍِػ ُِْب ُذَََّحٍُ اََْثَّذَح

ُ َّاللّ ىَّيَص ًُِّبَّْىا َهاَق َهاَق ِِّٓذَج َِْػ ٍِِٔبَأ َِْػ َةَشْبَع ِِْب ِغٍِبَّشىا ِِْب ِلِيََْىا ِذْبَػ

َشْشَػ َغَيَب اَرِإَٗ ٍَِِِْع َغْبَع َغَيَب اَرِإ ِة َلََّصىاِب ًَِّبَّصىا اُٗشٍُ ٌََّيَعَٗ ٍَِْٔيَػ

ٍَِِِْع

اٍََْٖيَػ ُُٓ٘بِشْضاَف

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isa bin Ali bin Abi Thalib-Thabba'] telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Sa'd] dari [Abdul Malik bin Ar-Rabi' bin Sabrah] dari [Ayahnya] dari [Kakeknya] dia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perintahkanlah anak kecil untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya". ( HR. Abu daud ).7

7Javanladflabs, hadis abu dawud 417. Di akses dari https:// tafsirq.com pada tanggal 5

(24)

Menurut penulis dari hadits di atas menjelaskan bahwa wajib bagi orang tua memerintahkan anak-anak mereka untuk shalat pada umur 7 tahun, walaupun sebenarnya shalat belum wajib atas mereka. Bahwa orang tua wajib memerintahkan kepada mereka tapi hukum shalat belum wajib atas mereka. artinya lagi bahwa apabila orang tua tidak memerintahkan anak-anaknya untuk shalat pada umur 7 tahun, maka orang tua berdosa, dan apabila anak-anak tersebut tidak shalat maka mereka tidak berdosa dan usahan untuk selalu memerintahkan untuk shalat setiap kali waktu shalat datang. apabila mereka sudah mencapai 10 tahun, dan mereka meninggalkan shalat tetap mereka tidak berdosa akan tetapi apabila mereka meninggalkan shalat pada umur 10 tahun maka wajib untuk di pukul. hal tersebut untuk membiasakan mereka agar kelak ketika sudah dewasa mereka sudah terbiasa untuk shalat.

Menurut J Verkuyl (dalam Hartomo, 2011) mengemukakan ada tiga tugas orang tua kepada anak yaitu:

a. Mengurus keperluan materil anak

Ini merupakan tugas orang tua kepada anaknya, karena anak belum bisa mencari makan, mencari tempat berlindung, dan membeli pakaian sendiri. Anak masih sepenuhnya bergantung kepada orang tuanya karena anak belum mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.

b. Menciptakan suatu “Home” bagi anak

Maksud dari “Home” disini adalah didalam keluarga itu anak-anak dapat berkembang dengan subur, merasakan kasih sayang, keramah-tamahan, merasa aman, terlindung dan lain-lain. Hanya di dalam rumah anak merasa tentram, tidak pernah kesepian, dan selalu gembira.

c. Memberikan pendidikan

Memberikan pendidikan merupakan tugas terpenting dari orang tua terhadap anak-anaknya. Tujuan pendidikan di sini menurut Verkuyl ialah mengajar dan melatih anak-anak sehingga mereka dapat

(25)

13

memenuhi tugas mereka kepada Tuhan, sesame manusia, dan lingkungan mereka. 8

1. Kewajiban dan Tanggung Jawab Orang Tua

Keluarga merupakan masyarakat pendidikan pertama yang nantinya akan menyediakan pendidikan pertama serta kebutuhan biologis anak, sehingga menghasilkan pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam masyarakat. Orang tua mempunyai tanggung jawab besar terhadap anak, yaitu memberikan perhatian, dorongan, fasilitas dan teladan yang baik pada anak, sehingga akan tercipta perilaku yang baik, perilaku yang ihsan, baik dalam keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Hal ini membutuhkan proses yang panjang yang harus dimulai sedini mungkin, yaitu sejak masa anak-anak sampai dewasa.

Menrut ajaran Islam, anak adalah amanah dari Allah. Amanah tersebut wajib dipertanggung jawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap anak tidaklah kecil. Secara umum tanggung jawab yang dimaksud ialah penyelenggaraan pendidikan bagi anak-anak dalam rumah tangga.

Dalam riwayat Abu Dawud di sebutkan :

ِِْب ِ َّاللِّذٍَْبُػ ِِْبا ٌُِصاَػ ًَِْْثَّذَح: َُاٍَْفَع َِْػ ًَْحٌََاَْث َّذَح:ٌدَّذَغٍُ َاَْث َّذَح

ٍََِْح ًِِّيَػ ِِْب َِِغَحْىا َُِرَأ ًِْف َُُرَأ ِ َّاللّ ُهُْ٘عَس ُجٌِْأَس :َوَق ٍِِْٔبَا َِْػ ٍغِفاَس ًِْبَا

ِة َلََّصىاِب ُتََِطاَف ُْٔحَذَىَٗ

Artinya:

“Musaddad menyampaikan kepada kami dari Yahya, dari Sufyan, dari Ashim bin Ubaidillah bin Abu Rafi‟ bahwa ayahnya berkata, “Aku melihat

(26)

Rasulullah saw, mengumandangkan azan di telinga al-Hasan bin Ali ketika Fatimah melahirkannya. Beliau mengumandangkan seperti azan untuk salat”.9

Hadis tersebut menjelaskan bagaimana seorang ayah telah mengajarkan anaknya tentang mengenal Allah SWT dengan cara mengadzani di telinga anak. Hal itu dapat dikuatkan oleh adanya hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. R.a. berikut:

ِِْب َتَََيَع ْىِبَا َِْػ ِيِشُّْٕضىا َِِػ ٍبْئِر ًِبَا ُِْبا َاَْثَّذَح ًََدَا َاَْثَّذح

ُ َّاللّ َّوَص ِ َّاللّ ُه ُْ٘عَس َهاَق:َهاَق َْْٔػ ُ َّاللّ ًَِضَس َةَشٌَْشُْٕ ًِْبَا َِْػ ََِِْح َّشىاِذْبَػ

ٍَْيَػ

َْٗا ِِّٔاَشَّصٌَُْ َْٗا ِِّٔاَدٌََُّٖ٘ ُٓاََ٘ب َاَف ِةَشْخِفىْا ىَيَػُذَىٌُ٘ ٍدُْ٘ى ٍَْ٘ ُّوُم:ٌََّيَعَٗ ِٔ

)ٌٍيغٍٗ يساخبىإاٗس(َِِْٔغَّجٌََُ

Artinya:

Telah menceritakan kepada kami Adaam, dari Ibnu Abi Dzi‟b dari Zuhri dari Abi Salamah bin „Abdurrohman dari Abu Hurairah ra., iaberkata, Rasulullah saw bersabda: “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci. Ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.10

Hadis ini menjelaskan bahwa semua anak yang baru saja dilahirkan itu adalah fitrah. Tinggal kedua orang tuanya, bagaimana cara mendidik anaknya, sesuai dengan ajaran Islam atau ajaran lainya.

Anak berhak menerima sesuatu dari orang tuanya dan orang tua berkewajiban untuk memberikan sesuatu itu kepada anaknya. Orang tua harus memperhatikan kewajiban dan tanggung jawabnya kepada anak. Adapun kewajiban orang tua kepada anak, yaitu sebagai berikut:

9 Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy‟ats Al-Azdi as-Sijistani, Ensiklopedia Hadis 5: Sunan

Abu Dawud, (Jakarta: Almahira, 2013), h, 1064.

(27)

15

a. Memberikan anak nama yang baik

Nama adalah cerminan harapan orang tua kepada anaknya. Oleh karena itu, setiap orang tua pasti memberikan nama yang baik kepada anak dan berharap anak akan berperilaku sesuai dengan arti nama mereka. b. Memberikan anak makanan yang halal dan baik

Orang tua berkewajiban memberikan anak makanan yang halal dan baik, maksudnya halal dari segi syariah dan baik dari segi kesehatan, gizi, dan lainnya.11 Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Maidah ayat 88:

( َُ ٍُِْْْ٘ؤٍُ ِٖٔب ٌُْخَّْا ْٰٓيِزَّىا َ ّٰاللّ اُ٘قَّحاَّٗۖ اًبٍَِّط ًلَٰيَح ُ ّٰاللّ ٌُُنَقَصَس اٍََِّ اُْ٘يُمَٗ

/ةذئٰۤاَىا

5

:

88

)

Terjemahnya:

Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya. (Al-Ma'idah/5:88).12

c. Mengajarkan pendidikan agama kepada anak

Mendidik anak baik laki-laki maupun perempuan adalah kewajiban orang tua. Pendidikan agama mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membina kepribadian anak, khususnya tingkah laku, tutur kata, sopan santun dan sebagainya.13

d. Memberikan kasih sayang kepada anak

11 Imran Siswadi, “Perlindungan Anak Dalam Perspektif Hukum Islam Dan HAM”,

Jurnal Ilmiah UII Yogyakarta, Vol.11 No. 2 (Septerber-Januari 2011), h. 229-230.

12 Kementrian Agama, Alquran dan Terjemahan, 2002.

13 Ihsan Dacholfany, Uswatun Hasanah, Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Konsep

(28)

Orang tua tidak hanya berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan materi berupa makanan, pakaian dan fasilitas lainnya. Ada yang lebih penting dari itu semua yaitu memberikan kasih sayang yang tulus kepada anak.14

2. Peran Orang Tua dalam Keluarga

Kata peran sering dikaitkan dengan seorang aktor dalam suatu drama. Kata peran dalam kamus Oxford Dictionary diartikan dengan Actor’s part, One’s Task

Of Function yang berarti aktor, tugas seorang atau fungsi. Istilah peran dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti pemain sandiwara (film) perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.15 Sedangkan menurut Soerjono Soekanto Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.16 Kata peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tugas utama atau kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua kepada anaknya. Peranan mencakup tiga hal besar yaitu:

a. Peran meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

14 Imran Siswadi, op. cit., h, 232. 15

Marcelino Sumolang, “Peranan Internet Terhadap Generasi Muda Di Desa Tounelet Kecamatan Langowan Barat”. Jurnal, Vo.2 No. 4 (2013).

16 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

(29)

17

b. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu masyarakat sebagai individu.

c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting sebagai struktur sosial masyarakat.17

Orang tua yaitu ibu dan ayah memegang peranan yang sangat penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Di dalam keluarga ibu dan ayah berperan sebagai pendidik, pelindung, pengasuh, dan pemberi contoh. Menurut Jhonson di dalam keluarga ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, serta sebagai kepala keluarga. Sedangkan ibu berperan sebagai pengurus rumah tangga, pelindung, pengasuh, dan mendidik anak-anaknya.

Pendidikan ibu adalah sosok terdepan dalam keluarga yang turun langsung mendidik anak-anaknya. Apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini banyaknya dampak negatif dari kemajuan teknologi yang menjangkit anak bangsa. Pendidikan seorang ibu terhadap anakn merupakan pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan, meskipun sosok ayah tetap menjadi teladan utama di rumah.18

Tugas ayah adalah memenuhi kebutuhan materi berupa makanan, pakaian dan fasilitas lainnya. Sebagai kepala keluarga ayah harus mempersiapkan segala kebutuhan keluarga. Selain itu ayah juga dituntut agar aktif dalam membina perkembangan dalam pendidikan pada anak.

Menurut Harjati menjelaskan bahwa peran orang tua dalam keluarga terdiri dari:

17 Ibid., h, 214

18 Marliana, “Penguatan Peran Ibu Dalam Pendidikan Anak”, Jurnal Islam Al I‟tibar

(30)

a. Peran sebagai pendidik, orang tua perlu menanamkan kepada anak-anak arti penting pendidikan dan ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari sekolah.

b. Peran sebagai pendorong, sebagai anak yang sedang menghadapi masa peralihan, anak membutuhkan dorongan orang tua untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri dalam menghadapi masalah.

c. Peran sebagai panutan, orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi anak, baik dalam berkata jujur maupun dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat.

d. Peran sebagai teman, menghadapi anak yang sedang menghadapi masa peralihan, orang tua lebih sabar dan mengerti tentang perubahan anak. Orang tua dapat menjadi informasi, teman bicara atau teman bertukar pikiran tentang kesulitan atau masalah anak, sehingga anak merasa nyaman dan terlindungi.

e. Peran sebagai pengawas, kewajiban orang tua adalah melihat dan mengawasi sikap dan perilaku agar anak tidak keluar jauh dari jati dirinya, terutama dari pengaruh lingkungan baik dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

f. Peran sebagai konselor, orang tua dapat memberikan gambaran dan pertimbangan nilai positif dan negatif sehingga anak mampu mengambil keputusan yang terbaik.19

B. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

Guru memiliki tugas yang beragam dalam berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.

19 Harjati, Peran Orang Tua Dalam kepribadian Anak, (Jakarta: Permata Pustaka, 2013),

(31)

19

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua kedua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi panutan para peserta didiknya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa. Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsure maupun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru dimasa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari “citra” guru ditengah-tengah masyarakat. Beberapa peran seorang guru adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam

Secara umum (universal) guru berperan sebagai pendidik (educator) dan pengajar (instructor). Peran guru sebagai pendidik (educator), yaitu guru harus bisa mendidik peserta didiknya dengan ilmu pengetahuan (knowledge) dan juga mampu mendidik sesuai dengan nilai-nilai (values) positif. mendidik di sini di artikan lebih konfrehensif, sebagai usaha untuk mendidik peserta didik secara utuh dan menyeluruh (holistic), baik aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan

(32)

(psikomotorik), maupun sikap (afektif) agar tumbuh sebagai manusia-manusia yang berkepribadian dan berdedikasi tinggi .20

Guru Pendiikan Agama Islam adalah seorang yang mendidik peserta didik sesuai dengan profesinya sebagai guru Pendidikan Agama Islam yaitu mengajar, membimbing, dan membina peserta didik menjadi manusia yang sesungguhnya sesuai syariat Islam.

2. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam

a. Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Pembimbing

Guru Pendidikan Agama Islam harus membimbing peserta didik agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia berguna yang menjadi harapan setiap orang tua, masyarakat, bangsa, dan Negara.21

b. Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Sumber Belajar

Tugas guru pendidikan Agama Islam sebagai sumber belajar merupakan tugas yang sangat penting. yaitu guru sebagai tempat bertanya bagi peserta didik, guru sudah seyogianya harus kaya akan pengetahuan (knowledge).

Guru harus menguasai berbagai macam pengetahuan dengan membaca berbagai pengetahuan dengan membaca sebagai macam literature yang terkait dengan pembelajaran. Guru berperan sebagai pusatnya pengetahuan yang bersifat

20

Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi

profesionalisme guru, (cet-2; Bandung: Penerbit TraumaWdya, 2018), h 165

21

Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi

(33)

21

lansung, artinya peserta didik dapat bertanya secara lansung dan memperoleh pengetahuan secara cepat.22

c. Guru Pendidikan Agama Islam Sebagai Pemimpin

Guru sebagai pemimpin berarti guru bertugas dalam memimpin kegiatan belajar mengajar (KBM). Sebagai pemimpin yang baik, seyogianya guru memiliki kecakapan dalam memimpin dan mengantarkan peserta didik pada kesuksesan dalam pencapaian cita-cita mereka.

d. Guru Sebagai Orang Tua dan Teladan

Guru yang afektif adalah guru yang menunaikan peran, tugas, dan fungsinya secara profesional. Sebagai teladan, guru tidak hanya mengajar (instructor) secara tepat dan efektif. tapi harus efektif juga dalam mendidik (educatior). mendidik dengan keteladanan itu lebih efektif dan lebih baik dari pada mengajar hanya dengan perkataan saja (lisan al-hal ashahu min lisan al-maqal).23

C. Perilaku Islami.

1. Pengertian Perilaku Islami

Perilaku Islami adalah keadaan jiwa untuk berpendapat, berpikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik. perilaku juga diartikan sebagai suatu perilaku seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni

22

Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi

profesionalisme guru, (cet-2; Bandung: Penerbit TraumaWdya, 2018), h 172

22

Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi

profesionalisme guru, (cet-2; Bandung: Penerbit TraumaWdya, 2018), h 173

23

Aminatul Zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran melalui Dimensi

(34)

dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala bentuk perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup. Menurut J.P. Chaplin, dalam Dictionary of Psychology yang dikutip oleh Ramayulis,

Perilaku merupakan, sembarang respon yang mungkin berupa reaksi, tanggapan, jawaban atau balasan yang dilakukan oleh organisme. dan Tingkah secara khusus tingkah laku juga bisa berarti suatu perbuatan atau aktifitas.24

Pengertian perilaku keagamaan dapat dijabarkan dengan cara mengartikan perkata. Kata perilaku berarti tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip kepercayaan kepada Allah dengan ajaran kebaktian dan kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.

Kata keagamaan itu sudah mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan dengan agama. Dengan demikian, perilaku Islami berarti segala tindakan perbuatan atau ucapan yang dilakukan seseorang, sedangkan perbuatan atau tindakan serta ucapan tadi akan ada kaitannya dengan agama Islam, semuanya dilakukan karena adanya kepercayaan kepada Allah dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan.

Agama ada ajaran-ajaran yang dilakukan bagi pemeluk-pemeluknya, bagi agama Islam, ada ajaran agama yang harus dilakukan dan ada pula yang berupa larangan. ajaran-ajaran yang berupa perintah yang harus dilakukan di antaranya

24

(35)

23

adalah sholat, zakat, puasa, haji, menolong orang lain yang sedang kesulitan, berperilaku sesuai dengan syariat Islam dan masih banyak lagi. Sedangkan yang kaitannya dengan larangan itu juga banyak, seperti tidak ada etika, berpakaian tapi telanjang, minum-minuman keras, judi, korupsi dan lain-lain.

Kehidupan sehari-hari secara tidak langsung banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya antara makhluk dengan sang Pencipta, maupun antara makhluk dengan makhluk, itu pada dasarnya sudah diatur oleh agama. Sedangkan pengertian perilaku Islami adalah perilaku normatif manusia yang normanya diturunkan dari ajaran Islam dan bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah.

2. Macam-Macam Perilaku Islami

Dilihat dari perpaduan antara iman, ibadah, pengetahuan dan akhlak, maka perilaku Islami seorang muslim dapat dikategorikan menjadi tiga komponen antara lain

a. Perilaku Islami terhadap Allah

Sifat hubungan antara manusia dengan Allah dalam ajaran Islam bersifat timbal-balik, yaitu bahwa manusia melakukan hubungan dengan Tuhan dan Tuhan juga melakukan hubungan dengan manusia. Tujuan hubungan manusia dengan Allah adalah dalam rangka pengabdian atau ibadah. Dengan kata lain, tugas manusia di dunia ini adalah beribadah.

Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. Adz-Dzariat (51) ayat 56

َُّ ِِ ْجىا ُجْقَيَخ اٍََٗ

( ُُِٗذُبْؼَـٍِىَّلِِإ َظِّْلْاَٗ

۵٦

(

(36)

“Dan tidak aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah kepada ku.”25

Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa Allah memerintahkan kepada manusia bahwa Allah menciptakan di dunia untuk beribadah. Manusia di ciptakan di dunia ini tujuanya hanya untuk beribadah kepada Allah diantaranya: berbuat baik kepada semua orang, selalu taat beribadah, .selalu berperilaku yang sesuai dengan syariat Islam.

Perilaku manusia terhadap Allah bisa dikatakan bahwa manusia harus taat pada-Nya. Manusia adalah sebagai Abdullah, yang artinya adalah sebagai hamba Allah. Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan Allah, yang tidak boleh membangkang pada-Nya.

Seorang yang membangkang maka kita akan terkena konsekuensi yang sangat berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus direstui oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini memang budak dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita menjadi mempunyai harga diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi mempunyai hati, kita menjadi mempunyai harapan cerah yang akan diberikan Allah, karena ketaatan kita.

b. Perilaku Islami terhadap Sesama Manusia

Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan orang lain. Manusia memiliki naluri untuk hidup berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain. Karena pada dasarnya, setiap

25

(37)

25

manusia memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dijadikan sebagai alat tukar menukar pemenuhan kebutuhan hidup.

Hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah tengah manusia.

Selain saling mengenal, manusia juga sangat dianjurkan agar dapat menjalin hubungan yang baik antar sesamanya.

Sebagaimana firman Allah di dalam Q.S. Al-Hujuraat (49) ayat 13 sebagai berikut:

ٌُْم اَْْى َغَجَٗ ىَثْـُّأَٗ ٍشَمّر ٍِِّْ ٌُْماَْْقَيَخ اَِّّإ ُطاَّْىااَُّٖـٌَأٌَ

ْاُ٘فَساَؼَـخِى َوِئاَبَـقَٗ اًبُ٘ػ ُػ

ِۚ

ٌُْماَقْـحَأَِّٖيىا َذِْْػ ٌُْنٍََشْمَأ َُِّإ

ِۚ

ََّاللّ َُِّإ

( ٌشٍِبَخ ٌٌٍِيَػ

۳۱

Terjemahan:

(38)

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. supaya kamu saling mengenal.26

Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk saling kenal-mengenal, baik itu laki-laki atau perempuan, berbeda suku, beda warna kulit.

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang terjadi. tata krama pergaulan dengan sesama muslim, sesama tetangga ayat di atas beralih kepada uraian tentang prinsip dasar hubungan antar manusia.

Ayat tersebut menegaskan bahwa semua manusia derajat kemanusiaannya sama di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan yang lain. Tidak ada juga perbedaan pada nilai kemanusiaan antara laki-laki dan perempuan.Yang membedakan hanyalah iman.

c. Perilkau Islami terhadap Alam

Perilaku Islami terhadap alam adalah bahwa bagaimana seorang muslim berbuat terhadap alam. Yang dimaksud alam di sini adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik hewan, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa. alam harus diperlakukan dengan baik dengan selalu menjaga, merawat

26

(39)

27

dan melestarikannya, karena secara etika hal ini merupakan hak dan kewajiban suatu masyarakat serta merupakan nilai yang mutlak adanya.27

Berperilaku Islami terhadap alam adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya. Pada intinya, etika Islam terhadap alam semesta mengajarkan perintah yaitu jangan membuat kerusakan di muka bumi. Perintah ini mempunyai arti yang cukup luas mulai dari menjaga kebersihan bumi, tidak bersikap sewenang-wenang terhadap alam, tidak mengeksploitasi sumber daya alam untuk kepentingan sendiri, dan himbauan untuk memperbaiki kembali sumber daya alam yang telah rusak oleh ulah pihak yang tidak bertanggung jawab.

Manusia sebagai salah satu unsur alam seharusnya selalu tunduk terhadap aturan/ketentuan yang ada dalam ekosistem tersebut. Akan tetapi, manusia yang memiliki fungsi sebagai khalifah Allah di bumi ini dilengkapi kebebasan berkehendak, maka ia bebas untuk tunduk dan atau tidak tunduk sama sekali. dari sini, mulai tampak perbedaan antara manusia (sebagai salah satu unsur alam) dengan alam lainnya, yakni manusia bebas menentukan sedangkan alam tidak. Dengan demikian alam memiliki kelebihan sekaligus kelemahan. Kelebihannya terletak pada selalu tunduk atas aturan ketentan Allah, maka alam selalu berada pada posisi yang selalu harmonis. Sedangkan kelemahannya terletak pada tidak berdayanya menentukan sikap- sikap bila umpamanya manusia dengan seleranya mencoba merusak ekosistemnya.28

27

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 15

28

Didiek Ahmad Supadie, dkk, Pengantar Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h 145-146.

(40)

Manusia disamping mempunyai status sebagai makhluk dari bagian alam, ia juga mempunyai tugas sebagai khalifah atau penguasa di muka bumi. manusia dibebani tanggung jawab dan anugerah kekuasaan untuk mengatur dan membangun dunia ini dalam berbagai segi kehidupan, dan sekaligus menjadi saksi dan bukti atas kekuasaan Allah di alam jagad raya ini. Tugas kekhalifahan bagi manusia adalah merupakan tugas suci, karena merupakan amanah dari Allah, maka menjalankan tugas sebagai khalifah di bumi merupakan pengabdian (ibadah) kepadaNya. Bagi mereka yang beriman akan menyadari statusnya sebagai khalifah di bumi, serta mengetahui batas kekuasaan yang dilimpahkan kepadanya.

Sebagaimana di dalam Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 30

ِتَنِئ َلِ ٌَْيِى َلُّبَس َهاَقْرِإَٗ

ًتَفٍِيَخ ِضْسَلأا ِىف ٌوِػاَج َّىِّإ

ِۖ

َِْحَّٗ َءَاٍِّذىا ُلِفْغٌََٗ اٍَِٖف ُد ِظْفُـٌ ٍَِْاٍَِٖف ُوَػ َِْجحَأْاٗ ُهاَق

َلَى ُطِّذَقُـَّٗ َك ِذٍْ َِِحب ُحِّبَغُّ ُُ

ِۖ

َََُُ٘يْؼَـح َلِاٍَ ٌَُيْػَأ ِّىِّإ َهاَق

Terjemahan:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman” Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.29

Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa Allah memerintahkan kepada pemimpin untuk menjaga yang ada di

29

(41)

29

lingkungannya. Seperti alam dari manusia-manusia yang ingin merusak di muka bumi. itulah tujuan dari seorang khalifah atau pemimpin.

3. Aspek-aspek pembentukan perilaku Islami

Aspek-aspek pembentukan perilaku Islami diantaranya adalah: bersihnya akidah, lurusnya ibadah, kukuhnya akhlak, mampu mencari penghidupan, luasnya wawasan berfikir, teratur urusannya, perjuangan diri sendiri, memperhatikan waktunya, bermanfaat bagi orang lain.

Tujuan pembentukan perilaku Islami yaitu: terbentuknya kedisiplinan, mampu mengendalikan hawa nafsu serta memelihara diri dari perilaku menyimpang. seorang muslim haruslah mampu berperilaku Islami terhadap Allah, sesama manusia, dan alam.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Islami.

Perilaku seseorang dapat terbentuk sejak dini melalui beberapa faktor antara lain:

a. Faktor formal

Faktor pembentuk perilaku formal dapat diperoleh di sekolah dan lembaga pendidikan, seperti dari sekolah umum maupun kejuruan, sekolah yang berbasis agama tertentu, dari jenjang yang paling rendah hingga yang tertinggi. Sekolah berperan sebagai wahana penyampaian pengajaran dan pendidikan turut mempengaruhi tingkat perkembangan perilaku pada peserta didik.30

Peran guru sebagai pentransferan ilmu sangatlah penting. Seorang guru bukan hanya memberikan pendidikan dalam bentuk materi saja, tetapi lebih dari

30

Abuddin Nata, (2010), Akhlak Tasawuf , Jakarta:PT, Raja Grapindo Persada, hal.160-163

(42)

itu harus dapat mencontoh dari sisi teladannya. Disamping itu, guru juga harus memberikan contoh yang baik dalam sosialisasi kehidupan. hal ini dikarenakan perilaku seorang gurulah yang pertama-tama di lihat oleh peserta didiknya.

b. Faktor informal (keluarga dan lingkungan)

Faktor pembentuk perilaku informal yaitu kelurga dan lingkungan. Sebagaimana Menurut KI Hajar Dewantara:

” keluarga adalah tempat pendidikan perilaku yang terbaik dibanding pendidikan yang lain. hal ini dikarenakan, melalui keluarga orang tua akan memberikan pendidikan akhlak kepada peserta didik sedini mungkin. dari lingkungan keluarga inilah pembentukan perilaku mudah diterima oleh anak. karena komunikasi yang terjadi setiap waktu antara orang tua dan anak, melalui perhatian, kasih sayang, serta penerapan akhlak yang baik dari orang tua kepada anaknya berlangsung secara alami”.31

Faktor formal dan informal diatas sangatlah menentukan terbentuknya perilaku yang baik maupun yang buruk. alangkah baiknya jika faktor-faktor tersebut bisa saling melengkapi. hal ini dikarenakan terkadang secara tidak sadar masih terdapat kekurangan-kekurangan dari pendidikan akhlak dan budi pekerti yang di dapat dari lingkungan formal maupun non formal.

5. Dalil Tentang Perilaku Islami

Sebagaimana di dalam Q.S.Albagarah (2) ayat 208

اُ٘ؼِبَّخَح َلَِٗ ًتَّفاَم ٌِْيِّغىا ًِف اُ٘يُخْدا اٍَُْ٘آ ٌَِِزَّىا اٌََُّٖأ اٌَ

ِثاَُ٘طُخ

ٌٍِِبٍُ ٌُّٗذَػ ٌُْنَى َُِّّٔإ ۚ ُِاَطٍَّْشىا

Terjemahan: 31

(43)

31

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan, Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.32

Setelah saya menganalisis dalil di atas maka penulis memahami bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk selalu waspada dari bisikan syaitan, karna syaitan merupakan musuh nyatanya manusia, jangan sampai melakukan sesuatu tidak sesuai dengan syariat Islam..

32

(44)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Menurut Bagdo dan Taylor, metodologi penelitian adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriktif kualitatif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati33Menurut keduanya pendekatan ini diarahkan pada latar individu menyeluruh.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

Masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembang secara luas sesuai dengan keadaan di lapangan.34 Menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat dengan mudah dipahami dan disampaikan tanpa melakukan perhitungan statistik. Karena penelitian ini sifatnya mendeskripsikan hasil dari penelitian yang sifatnya tulisan, suara ataupun tindakan yang dilakukan.

33

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif (Cet-XI; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012), hal 65

34

Fakultas Agama Islam , Panduan Penulisan Karya Ilmiah ,(Cet – 1 Universitas Muhammadiah Makassar:2019) ,hal 1

(45)

33

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data penelitian. Lokasi penelitian bertempat di SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. objek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. objek dari penelitian ini adalah orang tua, guru, dan peserta didik kelas IX.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan fokus kepada intisari penelitian yang akan dilakukan, hal tersebut harus dilakukan dengan cara eksplisit agar kedepannya dapat meringankan peneliti sebelum turun atau melakukan observasi/pengamatan. Maka yang menjadi fokus penelitian dan deskripsi fokusnya adalah”.Peran orang tua, Guru Pendidikan Agama Islam Dan Perilaku Islami Peserta Didik”35

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Deskripsi Peneliti menjelaskan atau mendeskripsikan titik fokus penelitian.36 Berdasarkan fokus penelitian, maka peneliti akan mendiskripsikan fokus penelitian yaitu:

1. Pengertian Peran Menurut kamus umum bahasa Indonesia, peran adalah sesuatu yang jadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terjadi di

35

Fakultas Agama Islam , Panduan Penulisan Karya Ilmiah ,(Cet – 1 Universitas Muhammadiah Makassar:2019) ,hal 12

36

Fakultas Agama Islam, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, (Cet-1 ; Universitas Muhammadiyah Makassar: 2019) , h. 12.

(46)

dalam sesuatu hal atau peristiwa.37 peran menurut soekono soekarto adalah aspek dinamis dari kedudukan, yaitu sesorang yang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagaimana mestinya.38 Orang tua adalah ibu dan bapak kandung yang di kenal mula pertama oleh anak-anaknya. orang tua merupakan pendidikan yang utama dan pertama bagi anak-anaknya, karna dari merekalah anak mulai menerima pendidikan. dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan di dalam rumah tangga itu, karna di latar belakangi selalu bersama orang tua.

2. Guru pendidikan agam Islam adalah seorang yang memberikan pendidikan atau ilmu dalam bidang aspek keagamaan dan membimbing Peserta didik ke arah pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Perilaku Islami adalah keadaan jiwa untuk berpendapat, berpikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dariberbagai macam aspek, baik fisik maupun nonfisik. Perilaku juga diartikan sebagai suatu perilaku seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala bentuk perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.

37

W.J.S, Poerdarminta, Kamus UmumBahasa Indonesia (cet-3, Jakarta Timur, Balai Pustaka, 2011), h 817

38

(47)

35

E. Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini dapat diklsifikasikan sebagai berikut:

1. Sumber primer, yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Orang Tua dan Peserta didik di SMPN 40 Kepulauan Selayar Kabupaten Kepulauan Selayar.

2. Sumber Sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Penelitian ini di lakukan dengan: Observasi, Wawancara, Dokumentasi.39

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang di pilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya.agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan di permudah olehnya. adapun instrumen dalam penelitian ini adalah kamera, hp, leptop, pulpen, dan buku.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.

39

Hardayani, Metode Penelitian Kualitatif&Kuantitatif, ( Cet- 1; Yogyakarta: Pustaka Ilmu, 2020), h. 121.

(48)

Bagian ini memuat uraian dan rinci tentang langkah-langkah dan prosedur pengambilan dan pengumpulan data, misalnya pengukuran lansung, observasi, pelaksanaan test, pelaksanaan wawancara langsung atau pengiriman angket. bila menggunakan orang lain sebagai pengumpul data, perlu di jelaskan cara pemilihannya.40 teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi, merupakan salah satu proses yang di lakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang di selidiki.41 Hal yang hendak di obsevasi haruslah di perhatikan secara detail. dengan metode obsevasi ini, bukan hanya hal yang di dengar saja yang dapat di jadikan informasi, tetapi gerakan-gerakan dan raut wajah pun mempengaruhi obsevasi yang di lakukan.

2. Wawancara mendalam, merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan secara mendalam dan detail.42

3. Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian.43 Dalam hal ini penelitian ini mengambil dokumen melalui gambar, menulis ataupun merekam sebagai bukti keaslian data yang diperoleh.

40Hardayani, Metode Penelitian Kualitatif&kuantitatif, h. 120. 41

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, metode penelitian (cet.VIII; Jakarta :PT. Bumi Aksara, 2007), h.120

42

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi ,Metodologi Penelitian,h. 82

43

(49)

37

H. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul akan diolah oleh peneliti. data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan secara menyeluruh data yang ditemukan selama proses penelitian. Miles dan Huberman dalam buku karangan Sugiyono mengungkapkan bahwa dalam mengola data kualitatif dilakukan melalui tahap reduksi (reduction), penyajian data ( data display), dan penarikan simpulan

(verification).44

1. Reduksi Data (reducation)

Mereduksi berarti merangkum, proses pemilihan, memilih hal-hal pokok dan penting kemudian di cari tema dan polanya. Pada tahap ini peneliti memilah informasi yang relevan dan yang tidak relevan dengan penelitian. Setelah direduksi data akan mengerucut. Semakin sedikit dan mengarah ke inti permasalahan sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek penelitian.

2. Penyajian Data ( data display)

Setelah dilakukan reduksi data, selanjutnya adalah menyajikan data. Data disajikan dalam bentuk tabel dan uraian penjelasan yang bersifat deskriptif.

3. Penarikan kesimpulan

44

(50)

Tahap akhir penarikan kesimpulan, Setelah semua data tersaji, permasalahan yang menjadi objek penelitian dapat dipahami kemudian ditarik kesimpulan yang merupakan hasil dari penelitian.45

45

(51)

39

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Sekolah

SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang SMP di Nyiur Indah .Kecamatan Taka Bonerate, Kab. Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. dalam menjalankan kegiatannya, SMPN 40 satap Kepulauan Selayar berada di bawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar beralamat di Bonelambere, Nyiur Indah, Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten kepulauan selayar Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, dengan kode pos 92861.

SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar berdiri pada tahun 2009 yang sebelumnya bernama SMPN 6 Taka Bonerate, dengan seiring berjalannya waktu, pada tahun 2018 berubah menjadi SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar.

Dalam masa perjalanannya, selalu berubah dalam kepemimpinannya. Adapun kepala sekolah dari masa ke masa pada saat itu sebagai berikut:

1. Bapak Nur.Alim Syartaib, S.pd. MA. 2. Bapak Muh. Yasin, S.Sos

3. Bapak Muhayyeng , S.pd

Dari data di atas dapat di simpulkan bahwa ada 3 kepala sekolah yang menjabat mulai dari tahun 2009 sampai 2021. pada tahun 2009 bapak Nur.Alim Syartaib, S.pd. MA yang menjabat sebagai kepala sekolah pertama di sekolah

(52)

SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar. Pada tahun 2014 Bapak Muh. Yasin, S.sos yang menjabat sebagai kepala sekolah yang ke-2. Pada tahun 2020 sampai sekarang Bapak Muhayyeng, S.pd yang menjabat sebagai kepala sekolah.

2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah a. Visi

Visi SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar adalah terciptanya sekolah yang berprestasi dalam berkarakter dan berwawasan lingkungan.

b. Misi

Misi pendidikan SMPN 40 Satap Kepulauan Selayar di rumuskan sebagai berikut:

1. Mengembangkan lingkungan sekolah yang sehat, rapih, bersih, aman dan nyaman.

2. Menumbuhkan kedisiplinan, rasa kekeluargaan dan semangat pada seluruh warga sekolah.

3. Mengembangkan pengelolaan manajeman sekolah yang efektif dan efisien.

4. Mengembangkan pembelajaran yang efektif, aktif, efisien, kreatif, dan menyenangkan.

5. Mengoptimalkan proses belajar mengajar selama 6 hari sepekan.

6. Meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik peserta didik. 7. Membina kemandirian peserta didik melalui pembiasaan, dan pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan.

Gambar

Tabel 1: Data Guru dan Karyawan...................................................................
Tabel 1: Data Guru dan Karyawan
Tabel 2 Keadaan Peserta Didik
Tabel 3: Fasilitas Sekolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik sistem pemeliharaan kerbau rawa di Kalimantan Selatan. Prosiding Lokakarya Nasional Usaha Ternak Kerbau Mendukung Program Kecukupan Daging Sapi. Pusat Penelitian

Penggunaan media sosial Instagram dalam proses promosi , Bisnis online adalah sesuatu aktifitas bisnis baik jasa maupun produk yang ditawarkan melalui media

menunjukkan bahwa dalam waktu 24 jam, ketiga isolat dapat menurunkan 100% kadar merkuri dalam media nutrient broth, dengan demikian ketiga isolat bakteri yang

Pembelajaran Learning Cycle 7E berbasis inkuiri merupakan pembelajaran matematika yang menggunakan tahap-tahap model pembelajaran Learning Cycle 7E dengan berdasarkan pada

Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan perwakafan di Kecamatan Pangkajene adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap aplikasi yang diimplementasikan menggunakan Fuzzy C-Means Clustering ini, serta menggunakan data uji

Kajian rintis ini di jalankan bagi melihat sama ada adaptasi ke atas instrumen Autonomous Learning Scale yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Melayu dapat

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: Pengaruh Pembelajaran Al-Islam dan