• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Nilai Nilai Sosial dan Spiritual

3. Peran Kegiatan Dzikir Tahlil Dalam menumbuhkan Nilai-nilai social dan

Adapun peran kegiatan dzikir tahlil dalam menumbuhkan nilai- nilai pendidikan sosial dan sepiritual umat Islam diantaranya bahwa kegiatan dzikir dan tahlil adalah kegiatan yang menjadi budaya atau kebiasaan umat Islam di Indonesia ini. Masyarakat berbondong- bondong berkumpul di masjid, rumah warga dan dimanapun untuk melakukan kegiatan dzikir dan tahlil bersama dengan tujuan untuk

orang yang sudah meninggal. Kegiatan dzikir tahlil juga sebagai amalan ibadah yang dilakukan manusia, maka dari itu dzikir dan tahlil mempunyai peran penting di dalam nilai nilai sosial dan spiritual manusia atau masyarakat pada umumnya. Untuk dapat mengetahui peran kegiatan dzikir dan tahlil tersebut penulis mengemukakan sebagai berikut:

a. Peran dzikir dan tahlil dalam nilai-nilai Spiritual

Dalam kehidupan manusia, seseorang akan dihadapkan pada fenomena-fenomena yang mau tidak mau akan dialaminya, baik dari aspek fisik maupun aspek psikis. Perubahan fisik dan psikis yang dialami oleh setiap manusia itu tentu saja akan membawa menuju ke arah kematangan mental. Ia akan bersikap dan berprilaku secara dewasa dalam segala hal yang mencerminkan nilai-nilai agama dan normaa- norma yang berlaku di masyarakat. (Muthahari, 1994:144)

Setiap agama terdiri dari empat aspek yaitu aspek ritual (praktek agama) sejauh mana seseorang melakukan kewajiban ibadah ritual. Dzikir dan tahlil merupakan ritual penghambaan diri kepada Allah dan wujud syukur atas nikmat-nikamat Allah yang telah diberikan-Nya kepada setiap manusia. Sebab pada hakikatnya semua makhluk di dunia ini adalah hamba Allah, dan nikmat diberikan kepada setiap makhluk tanpa terkecuali. Hanya saja ada manusia yang enggan mendekat, mengingat dan bersyukur kepada Allah dan nada yang selalu mengingat dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan-Nya.

Aspek mistikal (pengalaman Ghoib) yaitu sejauh mana pengalaman-pengalaman sepektakuler yang pernah dialami atau kekuatan supranatural apa yang pernah datang dari Tuhan dan pengalaman-pengalaman lainya. Aspek Intelektual (pengetahuan Agama) yaitu sejauh mana seseorang mempelajari ajaran agama minimum untuk keperluan ibadah sehari-hari aspek sosial yaitu sejauh mana seorang pemeluk agama dalam mewujudkan dan megaktualisasikan keempat aspek dalam kehidupan sehari-hari (jalaludin, 1994:38)

Dalam hal ini kegiatan dzikir dan Tahlil sebagai wujud kecerdasan spiritual atau kecerdasan yang membutuhkan ketenangan dan keikhlasan. Peradapan modern tidak menjamin seseorang dalam ketenangan jiwa, karena banyak kita lihat orang-orang yang berpengetahuan tinggi mempunyai akal cerdas terserang syarafnya. hal ini terjadi karena keterpurukan link antara hati manusia dengan Tuhanya. Hati tidak lagi berdzikir agar selalu tergantung kepada-Nya dan terjadi kontak antara keduanya.

Dizaman modern sekarang ini, manusia cenderung bertindak dan berprilaku yang tidak mencerminkan pemahaman terhadap agama, dengan meninggalkan berdzikir dan rutin melakukan maksiat. Banyak orang tidak merasa bahwa dzikir itu penting sehingga sebagian dari mereka mencari hal lain di luar agama agar merasa bahagia dan

tentram. Bahkan dengan perbuatan maksiat sekalipun. (M.Sanusi, 2014:15)

Dengan demikian membuktikan peradaban modern mengalami keterpurukan link dengan Allah keterputusan inilah yang akan mengakibatkan keterpurukan hidup manusia, karena betapapun kuat dan pandainya manusia, akan tetapi di hadapan Allah tetap lemah tidak berdaya. Kebutuhan manusia akan Tuhanya bagaikan kebutuhan anak kecil terhadap orang tuanya yang akan menyayangi dan menjaganya.

Setelah dijelaskan di atas dengan gambaran kehidupan manusia di peradaban dunia, manusia harus tetap menjaga hubungan harmonis dengan sang pencipta yaitu Allah SWT, Kegiatan Dzikir dan tahlil adalah salah satu ritual atau wahana untuk mewujudkan hubungan harmonis dengan Allah yang Maha Segalanya. Dengan ritual dzikir tahlil manusia akan tetap dekat, dirahmati, dan tidak ada link dengan Tuhan apabila delakukan dengan harapan, ketergantungan akan Allah yang maha berbelas kasihan dan dengan keikhlasan hati dan jiwa. b. Peran Dzikir dan Tahlil dalam nilai Pendidikan sosial

Disamping aspek ritual yang dapat dirasakan langsung hanya oleh pelaku dalam hal ini jamaah dzikir dan tahlil, terdapat nilai-nilai Pendidikan sosial yang dapat diperoleh masyarakat luas baik itu seagama maupun lain Agama, baik itu organisasi yang senang dzikir tahlil ataupun tidak. Dari hal itu dapat menimbulkan atau

menumbuhkan nilai-nilai pendidikan sosial dari sebuah nilai sosial atau kejadian sosial.

Beberapa aspek yang terdapat di dalam nilai nilai pendidikan sosial yamg terdapat dikegiatan Dzikir dan tahlil yang dapat diambil pelajaran dan diamalkan :

1) Ukuwah Islamiyah

Seorang muslim seharusnya tidak perlu ragu terhadap kasih sayang dan kekuasaan Allah SWT. Keberadaan kegiatan Dzikir dan tahlil yang sudah bejalan sampai ke pelosok-pelosok memang sangat dirasakan manfaatnya dan berperan penting dalam ukhuwah Islamiyah yaitu dengan bersama-sama mendo’akan orang yang sudah meninggal.

2) Menyambung silaturahmi

Kegiatan dzikir dan tahlil biasanya diadakan di masjid, mushola, atau setiap ada handai taulan yang meninggal dunia, dan di kalangan jama’ah sendiri juga mengadakan kegiatan dzikir dan tahlil secara anjangsana dari rumah ke rumah setiap anggota. Dalam hal itu kegiatan dzikir dan tahlil dapat menumbuhkan atau berperan penting dalam menyambung silaturahmi antara angota dan masyarakat umunya.

3) Kepedulian sosial

Dalam kegiatan Dzikir tahlil biasanya sering disediakan makanan dan minuman bahkan ada juga yang memberi nasi kotak untuk dibawa pulan. Selain itu dengan mendatangi disetiap kegiatan dzikir dan tahlil

sebagi bukti bahwa dzikir dan tahlil berperan penting dalam kepedulian sosial perlakuan dan sebagainya jamaah hanya dibedakan oleh kesungguhan dan keihlasan.

4) Kebersamaan antar masyarakat

Dzikir secara jamaah termasuk di dalamnya membaca surat yasin dan tahlil. Dilihat dari aspek kebersamaan lebih menampakan persatuan umat Islam dibandingkan sendiri-sendiri. Dan ini termasuk salah satu contoh manfaat jamaah yaitu syiar Islam lebih Nampak dalam kehidupan (Amin, 2006:192) didalam kegiatan dzikir dan tahlil tidak akan Nampak perbedaan baik sosial maupun ekonomi.

Dokumen terkait