• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEGIATAN DZIKIR DAN TAHLIL DALAM MENUMBUHKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DAN SPIRITUAL UMAT ISLAM DI DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN KEGIATAN DZIKIR DAN TAHLIL DALAM MENUMBUHKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DAN SPIRITUAL UMAT ISLAM DI DESA SRUWEN KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEGIATAN DZIKIR DAN TAHLIL DALAM

MENUMBUHKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DAN

SPIRITUAL UMAT ISLAM DI DESA SRUWEN KECAMATAN

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

MUHAMMAD ISNAN FAHRUDIN

NIM 1111OO79

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)

PERAN KEGIATAN DZIKIR DAN TAHLIL DALAM

MENUMBUHKAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN SOSIAL DAN

SPIRITUAL UMAT ISLAM DI DESA SRUWEN KECAMATAN

TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

MUHAMMAD ISNAN FAHRUDIN

NIM 11110079

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Sesungguhnya perbuatan-perbuataun yang baik itu

menghapus (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk

itulah peringatan bagi orang-

orang yang ingat.”

(8)

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini ku persembahkan kepada:

1. Bapak terhebatku Bapak Tamami dan ibu terkasihku Sri wahyuni , terima kasih yang tak terhingga atas segala yang pernah kuterima sejauh perjalan hidupku dari sejak lahir hingga sekarang ini

2. Kakakku Wachid Setyawan Adikku Tri Lutfiyatul Musyarofah yang selalu menjadi inspirasi terbesarku untuk segera menyelesaikan skripsi ini, dan selalu membantu dalam menyelesaikan sekripsi ini .

3. Keluarga besar yang senantiasa menyayangi dan mendoakanku.dalam segala hal tak terkecuali menyelesaikan tugas akhir ini.

4. Sahabatku PAI B angkatan 2010 yang senantiyasa memberi dukungan,

motivasi dan do’a serta bantuan untuk menyelesaikan sekripsi ini

5. Semua tokoh agama dan Semua sahabatku di majlis ta’lim dan majlis dzikir dan sholawat sedesa sruwen yang senantiyasa membantu,

mendukung dan memberikan do’a untuk menyelesaikan sekripsi ini.

6. Dan teruntuk calon makmum yang masih di rahasiakan Allah SWT.

7. Dan seluruh teman yang tidak bisa saya sebutka satu per satu terimakasih

atas segala yang telah diberikan baik itu tenaga, motivasi, do’a dan lain

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb.

Alhamdulillah,Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat Iman, Islam, dan Ihsan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke jalan yang benar. Semoga kita tergolong umat yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah Peran kegiatan dzikir dan tahlil dalam menumbuhkan nilai-nilai Pendidikan Social dan Sepiritual Umat Islam di Desa Sruwen

Kecamatan Kengaran Kabupaten Semarang

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menghadapi suatu kendala namun itu tidak terlalu berarti karena adanya dorongan dan bantuan dari banyak pihak, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, S.Pd. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Bapak M. Gufron, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

(10)

5. Ibu Dra. Farikhah, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi dukungan dan pengarahan selama masa perkuliahan di IAIN Salatiga.

6. Seluruh Dosen, Staf dan Karyawan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan, bimbingan dan pengalaman berharga selama perkuliahan di jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.

7. Bapak Suroto Darmo Pranoto selaku kepala Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang memberi Izin serta bantuan untuk saya melakukan penelitian di Desa sruwen.

8. Seluruh staf dan karyawan Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

9. Seluruh Tokoh agama, Ustadz, dan kyai serta seluruh masyarakat desa Sruwen yang telah membantu dan berpartisipasi dan berkenan untuk memberikan informasi dan bantuan dalam penulisan sekripsi ini.

10. Kedua orang tua terhebat (Bapak Tamami dan Ibu Sri Wahyuni).

11. Kakak dan adik tersayang ( Mas Wachid Setyawan dan Tri Lutfiyatul Musyarofah).

12. Teman-temanku seperjuangan IAIN SALATIGA angkatan 2010 khususnya FTIK PAI yang selama ini telah berjuang bersama.

(11)

Atas jasa mereka, penulis hanya dapat memohon doa semoga amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dari serta mendapatkan kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat

Penulis menyadari bahwa sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, serta penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembacanya.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Salatiga, 17 Maret 2016 Penulis

(12)

ABSTRAK

Fahrudin, Isnan. 2016. Peran Kegiatan dzikir dan Tahlil dalam menumbuhkan Nilai-Nilai Pendidikan sosial dan Spiritual Umat Islam di Desa sruwen

kecamatan Tengaaran Kabupaten semarang. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: M. Gufron, M.Ag.

Kata Kunci: Kegiatan dzikir dan Tahlil, Nilai-nilai Sosial dan Spiritual

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui peran kegiatan Dzikir dan tahlil dalam menumbuhkan nilai-nilai sosial dan sepiritual umat islam di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah ; 1.Bagaimana pelaksanaan kegiatan Dzikir dan Tahlil di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 2. Bagaimana Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam menumbuhkan Nilai-Nilai Pendidikan Sosial Umat islam di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 3. Bagaimana Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai sepiritul umat Islam di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 4. Apa manfaat dalam melaksanakan kegiatan Dzikir Tahlil di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian kualitatif yang tehnik pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode wawancara, metode dokumentasi, sedangkan subjek penelitian ini adalah kepala desa, Kyai dan Ustadz-Ustadz, tokoh Agama dan angota yang mengikuti kegiatan dzikir dan tahlil

Hasil penelitian ini adalah (1) kegiatan dzikir dan tahlil di desa sruwen kecamatan tengaran kabupaten semarang sudah ada sejak ada desa sruwen atau

sejak zaman nenek moyang yang di konsep oleh para alim ulama’, kegiatan dzikir

dan tahlil diadakan di setiap perkumpulan masyarakat .(2) dengan mengikuti kegiatan dzikir dan tahlil akan membentuk interaksi dan silaturahmi serta ukhuwah islamiyah.dan kepedulian sosial(3).dengan mengikuti kegiatan dzikir dan tahlil dapat membentuk pribadi yang seimbang, pribadi yang tentram, pribadi yang istiqomah, melatih kesabaran,melembutkan hati, menjadi qona’ah pribadi

(13)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah………... 1

B. Rumusan Masalah……….... 7

C. Tujuan Penelitian……….. 8

D. Kegunaan Penelitian………. 9

E. Penegasan Istilah... .... 10

F. Metode Penelitia... 13

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan……….... 13

2. Kehadiran Peneliti………. 14

3. Lokasi Penelitian... . 14

4. Sumber Data………. 15

5. Prosedur Pengumpulan data,………. 15

(14)

7. Pengecekan Keabsahan Data………... 18

8. Tahap-tahapPenelitian……….. 19

G. Sistematika Penulisan………... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 22

A. Konsep Peran kegiatanDzikir Tahlil………... 22

1. Pengertian Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil………... 21

2. Macam dan bentuk Dzikir……….... 26

3. Fadhilah atau keutamaan Dzikir dan Tahlil………... 30

4. Dasar-Dasar Dzikir dan Tahlil……….... 36

B. Nilai Nilai Sosial dan Spiritual………. 41

1. Pengertian Nilai ………..…… 41

2. Pengertian Nilai Nilal Pendidikan Sosial dan Spiritual………..….… 43

3. Peran Kegiatan Dzikir Tahlil Dalam menumbuhkan Nilai-nilai social dan Spiritual……… 57

C. Manfaat dalam Mengikuti Kegiatan Dzikir dan Tahlil……… 62

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN………,,… 66

A. Letak Geografis Desa Sruwen……… 66

1. Demografi Desa Sruwen……… 68

2. Unsur-unsur Yang Ada di Desa Sruwen………...… 69

B. Pandangan Masyarakat Desa Sruwen Tentang kegiatan dzikir dan tahlil……….. 75

1. Pedoman wawancara………..… 76

2. Pelaksanaan Kegiatan Dzikir dan Tahlil Di DesaSruwen………..… 77

(15)

BAB IV PEMBAHASAN……….. 98

A. Pelaksanaan Kegiatan Dzikir dan Tahlil Di Desa Sruwen……… 98

B. Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam Menumbuhkan Nilai pendidikan Sosial Masyarakat Drsa Sruwen……… 105

C. Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam Menumbuhkan Nilai Spiritusl Masyarakat Desa Sruwen………. 109

D. Manfaat Melakukan Kegiatan Dzikir dan Tahlil……….. 114

BAB V PENUTUP………... 117

A. Kesimpulan……… 117

B. Saran……….…. 122

(16)

DAFTAR TABEL

Table I Pembagian wilayah Administrasi………... 67

Tabel II. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ...…… 69

Tabel III. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan... 70

Tabel IV. Sarana Pendidikan Di Desa Sruwen... 71

Tabel V. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian... .. 73

Tabel VI. Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama...………. .. 74

Tabel VII. Sarana Peribadatan di Desa Sruwen………... .. .. 75

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Lampiran 2 Gambar Kegiatan

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 5 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 6 Surat Pembimbing Skripsi Lampiran 7 Daftar Nilai SKK

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dari perhitungan rata-rata penduduk Indonesia sebagian besar penduduk Indonesia telah memeluk agama Islam, dan Islam memberikan pengaruh kepada tradisi, dan budaya atau kepercayaan, dan begitu juga sebaliknya budaya juga memberikan pengaruh pada pelaksanaan dari ajaran-ajaran Islam. Kaum muslimin di Indonesia pada umumnya yakin bahwa tersebarnya agama Islam di tanah jawa termasuk di dalamnya tradisi dan kebudayaan adalah berkat kegigihan, keuletan dan kesabaran walisongo. (Soeleiman dan Subhan, 2007:160).

Maka dari itu umat Islam di Indonesia telah terbentuk secara kultur sebuah kegiatan dzikir dan tahlil atau menyebut nama-nama Allah. Kegiatan dzikir dan tahlil di Indonesia ini biasanya dilakukan oleh kelompok atau perkumpulan masyarakat atau umum, ada juga yang melakukan secara pribadi atau dengan keluarga dan juga saudara terdekat. Untuk melakukan kegiatan dzikir dan tahlil. Biasanya kegiatan Dzikir dan Tahlil tersebut dilaksanaka di masjid, mushola, dan tempat-tempat penduduk yang menjadi angota atau menyelengarakan kegiatan Dzikir dan tahlil.

(19)

Selain itu kegiatan ini juga biasanya diselenggarakan ketika majelis ta’lim atau

kumpulan masyarakat dalam bidang keagamaan, perkumpulan warga, haul dan lain sebagainya. Biasanya kegiatan dzikir dan tahlil dicantumkan sebagai salah satu kegiatan susunan acara. Ritual yang biasanya menyertai dalam kegiatan ini

adalah membaca Al Qur’an, dzikir, tahlil, tasbih, tahmid, istigfar, dan masih

banyak lagi ritual yang lain. Secara umum kegiatan tersebut dilakukan dimaksudkan untuk menentramkan hati, mendekatkan diri pada Allah, dan

sebagai do’a, serta sarana mendo’akan orang yang meninggal agar mendapatkan ampunan Allah.

(20)

Firman Allahdalam Al Qur’an Surat Al-Ahzab 41-42

ا ٗﺮﯿِﺜَﻛ ا ٗﺮ ۡﻛِذ َ ﱠ ٱ ْاوُﺮُﻛ ۡذٱ ْاﻮُﻨَﻣاَء َﻦﯾِﺬﱠﻟٱ ﺎَﮭﱡﯾَﺄَٰٓﯾ

٤

١

ًﻼﯿِﺻَأَو ٗةَﺮ ۡﻜُﺑ ُهﻮُﺤﱢﺒَﺳَو

٤ ٢

“Hai orang-orang yang beriman ingatlah Allah sebanyak-banyaknya dan tasbihlan memuji Allah dipagi-pagi dan petang-petang” (QS. Al-Ahzab $!-42). (Al Quran dan terjemah Kementrian Agama Republi Indonesia)

Ayat ini jelas memerintahkan kepada seluruh orang mukmin pria dan wanita tua maupun muda supaya berdzikir dan tahlil mengingat Allah sebanyak-banyaknya, baik ketika pagi-pagi dan petang. Dan juga diperintahkan supaya banyak membaca tasbih (Subbhanallah) dan tahmid (Alhamdulillah), serta Takbir (Allahu Akbar) setiap waktu .

ِﺮ َٰﻜۡﺑِ ۡﻹٱَو ﱢﻲِﺸَﻌۡﻟﭑِﺑ ۡﺢﱢﺒَﺳَو ا ٗﺮﯿِﺜَﻛ َﻚﱠﺑﱠر ﺮُﻛ ۡذٱَو

٤ ١

“ Dan ingatlah Tuhanmu Banyak-banyak dan tasbihlah diwaktu petang dan

pagi “.( QS. Ali Imron : 41). ).(Al Quran dan terjemah Kementrian Agama Republi Indonesia)

Banyak manfaat yang didapat para Ahli Dzikir dan Tahlil ini baik batiniyah maupun lahiriyah. Manfaat batiniyah diantaranya sebagai ikhrar ketaubatan kepada Allah SWT, merekatkan tali persaudaraan antara sesama dan menyambung silaturahmi, untuk selalu mengingatkan diri sendiri dan seluruh

jama’ah bahwa akhir kehidupan adalah kematian yang takkan terlewatkan satu

jiwapun di dunia ini, di tengah hiruk piruk dunia ini, manusia yang selalu bergelut dengan materi dan duniawi tentu memerlukan kesejukan hati dan rohani (Muhyidinn Abdusshamid, 1901:83).

(21)

dipungkiri dahulunya masih ditemukan seperti halnya di dalam masyarakat lainya bahwasanya setiap ada anggota masyarakat yang meninggal dunia para kerabat dan tetanga datang untuk berbela sungkawa tetapi setelah malam hari sebagian dari mereka melakukan kegiatan yang kurang bermanfaat bahkan melakukan kegiatan yang dilarang Allah SWT seperti judi, minum-minuman keras dan perbuatan yang berbau mistik dan musyrik. Selain itu diera sekarang ini banyak dari kalangan masyarakat yang merosotnya kepribadian, akhlaq dan penyimpangan sosial lainya khususnya generasi pemuda selain itu tak jarang ditemukan dari warga masyarakat yang kurangnya interaksi sosial atau kemasyarakatan dikarenakan kesibukan atau kepentiungan dari masing-masing individu, hal ini akan mempengaruhi sosial dan kepribadian masyarakat desa sruwen.

Namun dengan pelan tapi pasti para pemuka agama dan tokoh masyarakat, para Kyai, Ustadz di daerah penulis mencoba untuk merubah prilaku itu dengan kegiatan-kegiatan dzikir dan tahlil serta berdo’a baik untuk

diri sendiri dan orang yang sudah meninggal dan supaya mendapat ampunan dari Allah selain digunakan untuk acara orang meninggal kegiatan ini juga

dilaksanakan di masjid dan mushola, mendo’akan orang sakit, membangun

rumah, menempati rumah, slamatan warga sebagai menifestasi rasa syukur kepada Allah SWT atau limpahan nikmat dan taufiq, nikmat rizqi dari Allah,

majelis ta’lim, kumpulan pertemuan warga, acara aqiqahan, dan acara lainya

(22)

Hal ini berpegang pada hadits Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Sa’ad Al -tidaklah berkumpul suatu kaum sambil menyebut asma Allah SWT kecuali mereka akan dikelilingi Malaikat, Allah SWT akan melimpahkan Rahmat kepada mereka, memberikan ketenangan hati dan memujinya di hadapan

makhluk yang ada di sisinya(Shahih Muslim:4868)

Dalam hadist riwayat Imam Muslim, Nabi Bersabda :

َﻋ

disitu dengan dzikir kepada Allah melainkan Malaikat meliputinya dan menurunkan rahmat kepaada mereka dan orang-orang yang ikut di dalam majelis dzikir tersebut disebut disisi Allah“. (HR.Muslim: 1568). (Al Hasan, 2002:696)

Kegiatan Dzikir dan tahlil yang sampai sekarang ini masih bertahan dalam masyarakat sangat menarik untuk dikaji dan ditelit, karena dalam pelaksanaan kegiatan dzikir dan tahlil ini secara tidak langsung mempengaruhi atau menumbuhkan prilaku atau nilai Pendidikan sosial dan sepiritual manusia dalam menghayati kegiatan dzikir dan tahlil tersebut, dan mempunyai posisi yang penting di mansyarakat .

(23)

Sruwen Kec. Tengaran, Kab. Semarang ini karena pada saat ini banyak dari warga yang berpendapat akan kurang pentingnya kegiatan keagamaan seperti dzikir dan tahlil, adanya masyarakat yang kurang menghargai kegiatan dzikir dan tahlil dan banyak dari pemahaman lain yang menganggap bahwa kegiatan Dzikir dan Tahlil ini dianggap tidak benar diamalkan oleh umat Islam, sehingga dengan penelitian ini diharapkan bisa membuktikan bahwa kegiatan dzikir dan tahlil dapat menumbuhkan nilai nilai pendidikan sosial da spiritual dan mengandung menfaat untuk diamalkan.

Selain itu penulis memilih Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang karena pertama penulis memilih tempat yang dekat agar mudah melakukan penelitian selain itu penulis juga tinggal di desa Sruwen sehingga penulis secara langsung aktif dalam kegiatan dzikir dan tahlil di Desa Sruwen, dan mengetahui perkembangan kegiatan dzikir dan tahlil di desa Sruwen yang dulunya kegiatan dzikir dan tahlil di laksanakan sebagian warga saja, akan tetapi dengan peran para pemuka agama maka masyarakat di tuntun untuk melaksaanakan kegiatan dzikir dan tahlil sebagai sarana mendekatkan diri

kepada Allah dan mendo’akan orang terdahulu yang sudah meninggal. Kedua kegiatan dzikir dan tahlil di desa Sruwen tidak dilaksanakan ketika ada orang yang meninggal saja akan tetapi kegiatan dzikir dan tahlil di laksanakan ketika

acara kegiatan keagamaan seperti majelis ta’lim, jamaah fida’, jamaah

isthighosah, jamaah yasinan, rutinan di masjid dan mushola serta Taman

Pendidikan Al Qur’an yang dilaksanakan setiap malam jm’at dan malam senin,

(24)

yang menarik dari kegiatan dzikir dan tahlil di desa Sruwen juga dilaksanakan di setiap kegiatan umum seperti perkumpulan rukun tetanga (RT), rukun warga(RW), perkumpulan remaja masjid, perkumpulan remaja, sinoman, perkumpulan Pkk dan kegiatan lainya, sehimgga dalam seminggu 7 hari di Desa sruwen ramai dengan kegiatan dzikir dan tahlil.

Ketiga masyarakat Desa Sruwen mayoritas memeluk Agama Islam dan mayoritas warga Nahdiyin sehingga hampir seluruh warga desa sruwen melaksanakan dzikir dan tahlil, maka ketika dalam kegiatan demikian masyarakat yang sering mengikuti kegiatan dzikir dan tahlil dengan yang tidak mengikuti atau bahkan tidak sepaham dengan kegiatan dzikir tahlil dalam pertemuan sosial di Desa ini mereka sama-sama melakukan dzikir tahlil karena di setiap kumpulan di Desa ini di dalam acaranya selalu ada dzikir tahlil hal ini diharapkan tumbuhnya interaksi sosial terhadap warga satu dengan warga lain, rukun warga dan rasa saling menghormati dan membantu sesama dengan sekripsi ini dapat menjadikan salah satu pemahaman atau khasanah ilmu yang dapat kita ambil tentang dalam kegiatan Dzikir dan Tahlil.

(25)

Berangkat dari penjelasan latar belakang dan permasalahan di atas

penulis menentukan judul “Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil Dalam

Menumbuhkan Nilai-nilai Pendidikan Sosial dan Spirituan Umat Islam di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan Dzikir dan Tahlil di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam menumbuhkan Nilai-Nilai Pendidikan Sosial Umat Islam di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

3. Bagaimana Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai sepiritul umat Islam di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

4. Apa manfaat dalam melaksanakan kegiatan Dzikir Tahlil di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Setelah melaksanakan kegiatan perlu adanya tujuan yang ingin dicapai demikian juga dalam penelitian ilmiah yang dilaksanakan dalam rangka penulisan sekripsi ini yaitu:

(26)

2. Untuk mengetahui Bagaimana Peran kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam Menumbuhkaan Nilai.Nilai Pendidikan sosial Umat Islam di Desa Sruwen Kecamatan tengaran Kabupaten Semarang

3. Untuk mengetahui Bagaimana Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam Menumbuhkan Nilai-Nilai Spiritual Umat Islam di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

4. Untuk mengetahui manfaat dalam melaksanakan kegiatan dzikir dan tahlil di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten semarang

D. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau penjelas tentang kegiatan Dzikir dan Tahlil bagi siapa saja yang memahami kegiatan ini dan tentunya bagi penulis sendiri dan masyarakat umumnya agar bisa menjadikan pembelajaran dan mengambil pesan-pesan moral serta dapat memberi manfaat teoritis maupun secara praktisnya

1. Manfaat Teoritis

(27)

2. Manfaat Praktis

Berdasarkan penelitian ini maka dapat mengetahui manfaat yang terkandung dalam kegiatan Dzikir tahlil secara sosial kemasyarakatan ataupun secara sepiritual

a. Bagi Peneliti

1. Dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis tentang Peran kegiatan dzikir dan tahlil dalam menumbuhkan nilai-nilai sosial dan spiritual.

2. Dapat menambahkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT. b. Bagi Masyarakat

1. Sebagai sumber pengetahuan dalam memahami peran kegiatan Dzikir dan Tahlil dalam menumbuhkan nilai-nilai sosial dan spiritual umat Islam di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten semarang.

2. Sebagai referensi generasi penerus dan generasi muda untuk mengikuti dan menjalankan kegiatan Dzikir dan Tahlil di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya salah pengertian dalam menafsirkan kata-kata istilah yang digunakan penulis, maka penulis mendefinisikan sebagai berikut:

(28)

Untuk mengetahui apa itu kegiatan Dzikir dan tahlil terlebih dahulu kita mengetahui tentang makna Peran, kegiatan dan dzikir Tahlil. Peran adalah Perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Harahap, 2007:854). Sedangkan kegiatan adalah aktivitas atau usaha, kegiatan.

Sedangkan Dzikir dan Tahlil adalah secara Etimologi, dzikir berasal dari kata ا ًﺮ ْﻛ ِذ ،ُﺮُﻛْﺬَﯾ ، َﺮ َﻛ َذ yang artinya mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti dan ingatan. Di dalam Ensiklopedi Islam menjelaskan bahwa istilah dzikir memiliki multi interpretasi, di antara pengertian-pengertian dzikir adalah menyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, atau mengerti perbuatan baik. Sedangkan Secara Istilah definisi dzikir adalah ingat kepada Allah dengan menghayati kehadiran-Nya, ke-Maha Sucian-Nya, ke-ke-Maha ke-Terpujian-Nya dan ke-ke-Maha Besaran-Nya. Dzikir merupakan sikap batin yang bisa diungkapkan melalui ucapan Tahlil (La Ilaha illa Allah, Artinya, Tiada Tuhan Selain Allah), Tasbih (Subhana Allah, Artinya Maha Suci Allah), Tahmid (Alhamdulillah, Artinya Segala Puji Bagi Allah), dan Takbir (Allahu Akbar, Artinya Allah Maha Besar).(Masyhudi, 2006:7)

Secara istilah dzikir maksudnya menyebut nama-nama Allah dan mengingat kepada Allah dengan membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil dan lainya yang dibuat berdasarkan Al Qur’an dan hadits Rasulullah SAW sedangkan tahlil

(29)

tahlil dilatar belakangi adanya bacaan dzikir yaitu kalimat tauhit (la illaaha illalllah) yang menjadi inti di dalamnya. Sehingga dilihat dari aspek materinya tahlil adalah dzikir dengan rangkaian bacaan yang disusun secara khusus.

Jadi Peran Kegiatan Dzikir Tahlil adalah aktivitas tingkah laku menyebut dan mengingat Allah dengan asma-asma Allah atau kalimat la illaha illallah yang sudah disusun secara khusus yang diharapkan memiliki pengaruh di dalam kejiwaan manusia atau masyarakat pada umumnya.

2. Nilai

Nilai menurut Milton Rokearch James Bank yang dikutip oleh Thoha (1996:60) Nilai adalah suatu sistem kepercayaan yang berada dalam ruang lingkup sistem dalam seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakaan. Sedangkan Pepper mendefinisikan bahwa nilai sebagai segala sesuatu tentang yang baik atau yang buruk (Sulaiman, 1995:19). Jadi pengertian nilai adalah suatu keyakinan yang menjadikan seseorang melakukan atau menghindari sesuatu yang baik dan yang buruk.

3. Pendidikan Sosial

(30)

dalam alam ssemesta maupun lingkungan dalam kedudukannya sebagai: a) hamba Allah, b) khalifah Allah di bumi. (Kaelany, 2000: 240).

Sosial artinya hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainya dalam bentuk yang lain-lain.(Sujanto, 1983:248). Sosial juga berarti segala sesuatu mengenai masyarakat, kemasyarakatan, suka memperhatikan kepentingan umum, suka menolong, menderma dan sebagainya (Adi, 2001:438). Jadi pendidikan sosial adalah sebuah proses yang menjadikan seseorang dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. .(Murshafi, 2009:31).

4. Spiritual

Sepiritual artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan kekuatan non material atau ruh atau kejiwaan manusia. Nilai nilai sepiritual artinya Hasil yang hendak dicapai seseorang untuk mencapai kekuatan atau pengembangan kemampuan individu dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan yang maha esa untuk mencapai insan kamil. Bisa juga diartikan sebagai sifat-sifat penting yang berada dalam perbuatan yang mengandung kadar manfaat bagi kemanusiaan yang dilandasi rasa ikhlas secara batiniyah.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

(31)

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku, motifasi, tindakan, usaha, peran dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskriptif dengan bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiyah.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada yaitu keadaan gejala perubahan sikap, kepribadian dan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik setelah mengikuti kegiatan dzikir dan tahlil.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan, sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu berupa dokumen-dokumen lainya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrumen pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehimgga ketertiban peneliti secara langsung dan aktif dengan informasi atau sumber data lainya disini mutlak dilakukan.

3. Lokasi Penelitian

(32)

4. Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data kualitatif yaitu data yang tidak berbentuk bilangan, seperti jenis kelamin, agama dan warna (hasan, 2006:20). Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumen yang berisi tentang peran kegiatan dzikir tahlil, dalam menumbuhkan nilai-nilai sosial dan sepiritual masyarakat Desa Sruwen. Oleh karena itu data yang dikumpulkan adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari pihak kedua, baik berupa catatan, laporan, atau lainya. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dimaksud adalah dokumen dan observasi. Data primer yaitu data yang bersumber dari pihak pertama, yakni hasil wawancara.

5. Prosedur Pengumpulan data

Keberhasilan suatu penelitian terutama penelitian kualitatif, tergantung beberapa fakor. Paling tidak ditentukan oleh kejelasan tujuan dan permasalahan penelitian, ketepatan pemilihan pendekatan/metodologi, ketelitian dan kelengkapan data informasi itu sendiri. Dalam penelitian ini digunakan beberapa tekhnik pengumpulan data yakni metode observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi.

a. Metode Observasi

(33)

digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap proses/atau tahapan dalam pelaksanaan kegiatan dzikir tahlil di Desa Sruwen Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

b. Metode Wawancara

Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan bertanya langsung, lisan maupun tertulis kepada narasumber. Menurut Hasan *Emzir, (2011:50). Wawancara adalah interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang atau situasi saling berhadapan salah seorang. Yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar pendapat dan keyakinanya. Ciri utamanya adalah kontak langsung dengan tatap muka antara penulis dengan sumber informasi. Metode wawancara digunakan untuk menggali informsasi tentang bentuk kegiatan Dzikir dan Tahlil di Desa Sruwen Kecamatan Semarang Kabupaten Semarang.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan catatan, traskrip, buku, surat kabar, majalah, agenda dan buku-buku. (Arikunto, 1993) Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperoleh penulis dalam hal ini adalah berupa dokumen dan buku-buku serta kumpulan dari beberapa pengamatan secara langsung di lokasi penelitian yakni berupa foto-foto pelaksanaan kegiatan Dzikir Tahlil.

6. Analisis Data

(34)

memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensiskanya mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting yang dapat dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 2009:248)

Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil wawancara, observasi, dokumen pribadi, maupun resmi, gambar, foto, dan lain sebagainya. Tentunya tidak semua data dapat dipindah dalam laporan penelitian, melainkan dianalisis dengan menggunakan analisis tertentu. Menurut Meleong (2009:247-257) menjelaskan tentang langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

a. Redaksi Data

Pada tahap ini, peneliti melakukan abstraksi yaitu usaha membuat rangkuman data dari data penelitian yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, pengamatan lapangan, dan dokumen sehingga dapat ditemukan hal-hal pokok penting dari fokus penelitian.

b. Penyusunan Satuan

(35)

c. Kategorisasi

Pada tahap ini dilakukan pengkategorian dari tema utama yang telah ditemukan, dengan cara pengelompokan tema–tema utau berdasarkan keterkaitan antara satu tema dengan tema yang lain.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dalam menggunakan kriteria kreadibilitas. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar belakang. menurut Meleong (2009:327) mengatakan , pemeriksaan keabsahan data yaitu:

a. Perpanjangan keikutsertaan

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrument itu sendiri, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam mengumpulkan data. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan diri pada isu yang dicari tersebut.

c. Triangulasi

(36)

dapat me-recheck temuannya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. Untuk itu peneliti dapat melakukan dengan cara: 1. Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

2. Mengeceknya dengan berbagai macam sumber data.

3. Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan dapat dilakukan.

d. Pengecekan sejawat

Tekhnik ini dilakukan dengan cara menyampaikan hasil sementara atau hasil akhir penelitian kepada rekan-rekan sejawat

e. Kecukupan Reverensi f. Kajian kasus Negatif

Teknik analisis kasus negative dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh kasus yang tidak sesuai dengan pola dan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

g. Pengecekan anggota

Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Dalam hal ini pengecekan yang dilakukan dengan anggota yang terlihat dalam pengumpulan data meliputi data, kategori analitis, penafsiran dan kesimpulan.

8. Tahap-tahap Penelitian

(37)

2) Menyusun proposal penelitian Konsultasi penelitian kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan yang meliputi

1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian

2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan focus penelitian 3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan

c. Tahap analisis data, meliputi kegiatan :

1) Penemuan hal-hal yang penting dari data penelitian 2) Pengecekan keabsahan data

d. Tahap penulisan laporan penelitian 1) Penulisa hasil penelitian

2) Konsultasi hasil penelitian kepada pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi

4) Pengurusan kelengkapan persyaratan ujian 5) Uji munaqosah sekripsi

G. Sistematika Penulisan

Agar hasil karya penulisan ini mudah dipahami, maka penulis menetapkan sistematika penulisannya tersebut untuk mengklarifikasikan persoalan-persoalan yang telah ada. Penelitian ini terdiri dari (lima) bab yang terbagi atas berbagai sub-sub bab yang ada di dalamnya. Adapun secara lebih rinci sistematika penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut:

(38)

Penelitian meliputi Metode Pemilihan subjek, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data Sistematika Penulisan.

BAB I I Kajian Pustaka ini memuat tentang peran kegiatai dzikir dan tahlil, berisi tentang, Pengertian kegiatan dzikir Tahlil, keutamaan, dasar-dasar dzikir dan tahlil, dan manfaat mengikuti kegiatan Dzikir Tahlil, dan mengetahui tentang nilai-nilai Pendidikan sosial dan sepritual.

BAB III Hasil Penelitian ini memuat tentang letak geografis, demografi, dan unsur-unsur yang ada di Desa Sruwen dan membahas tentang kegiatan yang dzilkir Tahlil yang ada di Desa Sruwen.

BAB IV Analisis Data pada Bab ini memuat tentang analisis data kegiatan Dzikir dan Tahlil di Desa Sruwen.

(39)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Peran kegiatan Dzikir Tahlil

Nabi Muhammad SAW mengajarkan manusia agar percaya akan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa dan Rahmat-Nya kepada mereka. Beliau ajarkan kepada mereka bahwa Allah lebih sayang dan baik hati dari seorang ibu yang menyusui anaknya . Kenapa mereka menjauh dan lari dari-Nya ? Hanya dengan berdzikirlah kepada Allah akan menjadikan kita benci kepada dosa dan terjaga dari kesesatan.(Muhammmad Al Ghozali,2000:205).

1. Pengertian Peran Kegiatan Dzikir dan Tahlil

Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat (Djamarah, (1997 :31 ) atau juga sering diartikan sebagai aspek dinamis dari kedudukan atau status, seseorang melaksanakan hak dan kewajiban, yang berarti melaksanakan suatu peranan .dalam hal ini peranan yang dimaksut adalah sebuah kegiatan yang sudah menjadi kebiasaan dilakukan masyarakat yaitu kegiatan Dzikir dan tahlil yang mengandung peran, fungsi, dan manfaat untuk menumbuhkan sebuah nilai-nilai, norma-norma, kebiasaan yang baik dan sosial kemasyarakatan .

(40)

kegiatam yang dimaksud adalah kegiatan dzikir dan tahlil yang mana masyarakat atau individu melakukan aktifitas berkumpul dan berdzikir,

membaca al Qur’an dan berdo’a dengan maksud dan tujuan tertentu.

Sedangkan Dzikir secara Etimologi, berasal dari kata ا ًﺮ ْﻛ ِذ ،ُﺮُﻛْﺬَﯾ ، َﺮ َﻛ َذ

yang artinya mengingat, memperhatikan, mengenang, mengambil pelajaran, mengenal atau mengerti dan ingatan. Di dalam Ensiklopedi Islam menjelaskan bahwa istilah dzikir memiliki multi interpretasi, di antara pengertian-pengertian dzikir adalah menyebut, menuturkan, mengingat, menjaga, atau mengerti perbuatan baik. Sedangkan Secara Istilah definisi dzikir adalah ingat kepada Allah dengan menghayati kehadiran-Nya, ke-Maha Sucian-Nya, ke-ke-Maha ke-Terpujian-Nya dan ke-ke-Maha Besaran-Nya. Dzikir merupakan sikap batin yang bisa diungkapkan melalui ucapan Tahlil (La Ilaha illa Allah, Artinya, Tiada Tuhan Selain Allah), Tasbih (Subhana Allah, Artinya Maha Suci Allah), Tahmid (Alhamdulillah, Artinya Segala Puji Bagi Allah), dan Takbir (Allahu Akbar, Artinya Allah Maha Besar).(Masyhudi, 2006:7)

(41)

akan hubungan yang menyatukan seluruh kehidupannya dengan sang pencipta (Subandi, 2009:33).

Sedangkan Tahlil artinya secara bahasa berasal dari bahasa Arab, Tahlil dari akar kata yang berarti pengucapan kalimat (laillahaillAllah). Dzikir dan Tahlil juga sering di sebut dengan Tahlilan yang artinya

bersama-sama melakukan do’a bagi orang (Keluarga, teman, dsb) yang sudah

meninggal dunia, dengan tujuan semoga diterima amal dan diampuni dosanya oleh Allah SWT, yang sebelum do’a diucapkan beberapa kalimat thoyibah (kalimat-kalimat yang bagus dan yang agung). Yang berwujud hamdalah, sholawat, tasbih, beberapa ayat suci Al-Qur’an dan tidak

ketinggalan lagi kalimat “laaillaahaillAllah” (tahlil), yang kemudian

dominan menjadi nama dari kegiatan itu seluruhnya, menjadi tahlil atau tahlilan. (abdusshomad, 2005:xxi)

(42)

dahulu dan sampai sekarang masih banyak dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia. Seperti yang kita lihat sampai sekarang ini kegiatan dzikir dan Tahlil masih dilaksanakan sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia ini. Mereka berkumpul bersama untuk melaksanakan menyebut nama Allah

dan berdo’a, membaca sholawat dan kalimat tahlil. Hal ini maasih sering kali kita jumpai di acara warga masyarakat yang sedang dalam musibah atau ada anggotanya yang meninggal, selamatan, majelis ta’lim, di masjid, di rumah warga yang menjadi anggota, di majelis do’a dan lain sebagainya. Kegiatan dzikir dan tahlil seperti ini dilakukan untuk berniat mendekatkan diri kepada kepada Allah SWT. Selain untuk mendekatkan diri kepada Allah kegiaatan dzikir dan tahlil juga bisa sebagai sarana mendo’akan orang yang sudah meninggal, menentramkan hati, memelihara agar hati kita tidak keruh dan juga sebagai tambahan amalan ibadah untuk kita.

Dzikir dan tahlil juga merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh Rosulullah SAW, bahkan salah satu amalan hidup beliau yang tidak pernah ditinggalkan. Bagi beliau, tiada hari tanpa dzikir, dan tiada jalan hidup yang dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta dapat menentramkan hati selain dengan berdzikir. (M. Samusi, 2014:11). Jadi sudah sewajarnya umat Islam melaksanakan kegiatan dzikir dan tahlil di setiap saat, dan setiap waktu untuk megingat Allah dan mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan juga bisa sebagai sarana untuk mendo’akan keluarga

(43)

berkumpul di rumah duka untuk mendo’akan orang yang sudah meninggal

dunia, selain itu Dzikir juga bisa menjadi penentram jiwa dan raga.

Dengan demikian dzikir dan Tahlil adalah satu ijtihat dari berbagai macam ijtihad yang diambil oleh atau sebagian kaum Muslim. Dzikir dan tahlil bukanlah persoalan pokok (ushul) dalam Islam. Ia tak pantas dijadikan bahan perselisihan dan pertengkaran panjang kaum muslimin karena kegiatan dzikir tahlil selain amalan baik juga banyak sekali manfaatnya dan kebaikan yang terdapat di dalam kegiatan dzikir dan tahlil. Bagi manusia jadi masih banyak hal yang jauh lebih penting untuk dibahas, diselesaikan dan dikerjakan oleh kaum muslimin, contohnya adalah pendidikan, pengentasan kemiskinan, perbaikan ekonomi dan juga perkembangan kehidupan sosial yang aman dan teratur secara Islam. Perdebatan masalah tahlilan adalah pekerjaan yang tak kan pernah ada habisnya karena hanya akan sibuk dengan menghujat satu sama lain. Untuk itu masalah kegiatan Dzikir dan tahlil seperti ini tidak lah pantas untuk diperdebatkan lebih baik karena sesungguhnya amalan dan ibadah kita itu diterima atau tidak hanyalah Allah yang tau. Manusia hanya bisa berusaha, dan apabila itu baik dan bermanfaat dan tidak menyimpang dari ajaran agama semua itu sah saja kita lakukan atau laksanakan.

2. Macam dan bentuk Dzikir

(44)

akan keagungan dan kemulyaanNya, mengingaat atas cinta dan kasih yang telah Dia curahkan kepada kita, naik dengan lisan ataupun perbuatan

Mengingat Allah adalah ibadah yang paling ringan dan mudah untuk diikerjakan, sebab selain dalam pelaksanaannya dituntut dengan syarat atau rukun tertentu seperti dalam ibadah lain, dzikrullah juga dapat dilakukan kapan pun dan dimanapun kita berada, dan dalam situasi dan kondisi apapun, Kegiatan Dzikir dan tahlil juga dapat dilakukan dengan berbagai macam dan bentuk yaitu dengan cara tafakur (berfikir), dzikir lisan atau (ucapan), Dzikir qolbu atau berdzikir dengan hati , dan Dzikir amal atau dzikir dengan amal perbuatan. (Syamsul Munir, 2008:20)

Dengan demikian, maka Dzikir dan Tahlil secara umum dapat diklasifikasikan menjadi empat bentuk atau jenis berdasarkan pada aktifitas apa yang digunakan untuk mengingat Allah. :

1. Dzikir fikir (tafakkur)

Dzikir fikir (Tafakkur) Yaitu mengingat Allah dengan cara memikirkan, menelaah dan merenungkan ayat-ayat Allah baik ayat qauliyqh (Al

(45)

berfikir tentang segala hal dari tentang penciptaan alam semesta sampai apa yang ada di bumi ini .

Dengan demikian kita sebagai manusia yang diciptakan sempurna dan mempunyai akal untuk berfikir dianjurkan untuk berfikir tentang penciptaan langit dan bumi, bahtera yang luas dan membawa berbagai hal yang bermanfaat bagi diri kita sendiri. Sebagai makhluk dan hamba Allah. Mengingat Allah dengan cara memikirkan alam semesta adalah ibadah yang sangat utama dan memiliki manfaat yang sangat besar bagi hidup manusia. Selain akan memberikan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam terkait dengan tugas dan tanggung jawab kita terhadap alam sekitar dan tugas serta tangung jawab manusia terhadap sesuatu mahluk Allah. Dalam hal ini kita diperintahkan untuk senantiasan berfikir atas penciptaan alam semesta yang Allah ciptakan untuk kita tempati supaya kita bisa mengambil pelajaran dari penciptaan alam semesta dan tidak merusak dan menghargai mahluk Allah dan alam semesta ini.

Selain itu kita diperintahkan berdzikir dengan mengingat ayat-ayat qauliyahnya yaitu berupa Al-Qur’an sebagaimana yang kita ketahui

(46)

2. Dzikir Lisan

Dzikir Lisan (ucapan) yaitu Dzikir kepada Allah yang dilakukan dengan cara menyebut dan mengingat Allah dengan perkataan lisan atau membaca bacaan dzikir tertentu dan dapat didengar ditelinga orang yang bersangkutan atau orang lain (Syamsul Munir, 2008:21). Dzikir lisan dapat dimaknai dengan dzikir yang diucapkann dengan lisan dan dapat didengar oleh telinga, baik oleh orang yang bersangkutan maupun orang lain.

Menyebut dan mengingat Allah dengan lisan dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni Dzikir yang dilakukan dengan suara pelan (sir) atau berbisik (harrs) dan Dzikir yang dilaksanakan dengan suara yang keras dan bersama-sama (jahr), seperti halnya istighosah atau do’a

(47)

Selain dari pada itu Dzikir secara lisan secara bersama-sama,

do’a bersama, dzikir dan tahlil juga dapat dijadikan metode dakwah atau

sarana mendekatkan diri kepada Allah yang sangat baik bagi perkembangan dan kemajuan Islam di masa depan. Namun dari sisi lain dzikir dengan lisaan yang diucapkan secara keras juga harus dilakukan dengan niat yang baik jagan sampai ada unsur riya’ atau pamer dan dilakukan dengan khusu’.

3. Dzikir Qalbu atau hati

Dzikir dengan Hati (qalbu) adalah aktifitas mengingat Allah yang dilakukan dengan hati atau qalbu. Artinya sebutan itu dilakukan dengan ingatan hati. Dzikir qalbu juga dapat dimaknai dengan melaksanakan dzikir dengan lidah dan hati, maksudnya lidah menyebut lafat tertentu lafadzh dzukur, dengan suara yang pelan dan hati mengingat dengan meresapi maknanya. Dzikir dengan hati adalah dzikir yang sangat baik dan utama, karena dzikir dengan car ini dapat mengantarkan kita untuk

lebih khusu’, terhindar dari riya’atau pamer dan akan memberikan kesan yang mendalam (Syamsul, 2008:28)

(48)

mudah terserang penyakit dan mati. Hati atau qolbu akan rusak mana kala hati tidak diisi dengan energi dan makanan, dan sumber energi yang dibutuhkan hati tidak lain adalah Dzikrullah. Maka dari itu kita sebagai hamba Allah dianjurkan untuk berdzikir dengan hati atau qolbu, maksudnya berdzikir dengan menyebut nama Allah dengan lisan dan diresapi dalam hati kita agar kita terhindar dari yang namanya penyakit hati atau lebih parah lagi hati yang mati.

4. Dzikir Amal

Dzikir amal adalah (perbuatan) adalah segala amal dan perbuatan yang dapat mengantarkan kita untuk dapat mengingat Allah SWT (Syamsul Munir, 2008:22). Dengan dzikir amal disini adalah setiap perbuatan atau aktifitas seseorang yang baik dan dapat mengantarkannya untuk teringat kepada Allah. Dzikir amal juga dapat diartikan sebagai tindakan yang didasarkan pada aturan dan ketentuan Allah SWT.

(49)

Mengutamakan perintah Allah dan Rosul-Nya atas segala sesuatu adalah perbuatan yang sangat baik dan terpuji, yang sekaligus sebagai bukti nyata cinta kita kepada Allah dan rosul-Nya melebihi cinta kita kepada sesuatu jadi maksud dari dzikir amal ini adalah setiap perbuatan atau perkerjaan atau amaliyah yang dimaksudkan mencari ridha Allah itu termasuk dalam dzikir amal. Contoh yang termasuk dalam dzikir amal adalah ketika kita membicarakan tentang masalah agama, membaca buku-buku yang baik dan bermutu, belajar dan mengajarkan Al-Qur’an

dan hadits, berbuat kebaikan terhadap sesama, beramal sholeh, menyambung silaturahmi dan lain sebagainya. Dengan demikian dzikir amaliyah adalah segala perbuatan yang sesuai dengan aturan atau hukum yang telah ditetapkan Allahdalam al Qur’an dan Rosulnya dalam Hadits.

3. Fadhilah atau keutamaan Dzikir

Berdzikir kepada Allah adalah ibadah sunnah yang teramat mulia lagi utama. Dzikir adalah peringkat do’a yang paling tinggi, yang di

(50)

Maka dari itu tidak diragukan lagi bahwa dzikir dan tahlil itu sebagai amal ibadah yang sangat utama untuk kita amalkan dan diamalkan dimasyarakat pada umumnya. Karena selain mendapatkan kemulyaan disisi Allah. Kegiatan Dzikir dan tahlil juga mengandung pahala yang lebih tinggi sepertihalnya yang disebutkan dalam kitab ihya’ Ulumuddin : “ Maka tidak

ada ibadah yang lebih tinggi pahalanya setelah membaca Al Qur’anselain

berdzikir dan berdo’a dengan ikhlas kepada Allah “(ihya’ Ulumuddin

1/295). (sirajudin,2005:28)

Selain ibadah yang sangat mulia dan utama, mengingat Allah juga ibadah yang memiliki kualitas nilai yang sangat besar dan berlipat ganda. Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah menyatakan bahwa berdzikir kepada Allah itu lebih baik dan lebih utama nilai kebajikanya, dibandingkan dengan para mujahid (orang-orang yang berjihaad di jalan Allah dengan harta dan jiwa). Dengan demikian mengingat Allah adalah ibadah sunnah yang paling bailk, paling disukai, dan paling dicintai oleh Allah, sesuatu perbuatan yang dapat meluhurkan drajat dan martabat orang yang melakukanya. Inilah yang dikemukakan dalam sebuah Hadits ini adalah.

(51)

ﱠﻦَﻣَو ِم َﻼْﺳَ ْﻼِﻟ ﺎَﻧاَﺪَھ ﺎَﻤِﻟ ُهُﺪَﻤ ْﺤَﻧَو َﷲ ُﺮُﻛْﺬَﻧ ﺎَﻨْﺴَﻠَﺟا ﻮُﻟﺎَﻗ ؟ ْﻢُﻜُﺴِﻠ ْﺠُﯾﺎَﻣ َلﺎَﻘَﻓ ِﮫﺑﺎَﺤ ْﺻَا ْﻦِﻣ

3439 - Muhammad bin Basysyar menceritakan kepada kami,

Murhum bin Abdul Aziz Al’Athhar menceritakan kepada kami, Abu Nu’amah memberitahukan kepada kami dari Abu Utsman An Nahdi dari Abi

Said Al-Khudri berkata: “Muawiyah keluar menuju ke masjid lalu berkata:

“Kami duduk untuk dzikir kepada Allah. “Mereka berkata: “Demi Allah

tidaklah mendorong kami duduk selain itu. “Ia berkata: “Ingatlah

sesungguhnya aku meminta sumpah kepadamu bukan karena curiga kepadamu dan tidak ada seseorang mengenai kedudukanku dari Rasulullah SAW yang lebih sedikit hadistnya dari beliau dari padaku. Sesungguhnya Rasulullah pernah keluar menuju lingkaran terdiri dari sahabat-sahabatnya

lalu beliau bersabda: “Apa yang mendorong kamu duduk?” Mereka

menjawab: “Kami duduk untuk berdzikir kepada Allah dan memuji-Nya

karena Dia telah memberi petunjuk kami kepada Islam dan telah memberi karunia kepada kami kepada kami dengan Islam”. Lalu beliau menjawab:

“Demi Allah tidaklah mendorong kamu duduk selain itu”. Mereka

menjawab: “DemiAllah tidaklah mendorong kami duduk selain itu”. Beliau

bersabda: “Ingatlah sesungguhnya aku me-minta kamu bersumpah bukan karena curiga kepdamu, sesungguhnya Malaikat Jibril telah mendatangiku dan memberitahukan kepadaku bahwa Allah membanggakan kamu kepada para Malaikat”.(Sunan At-Tirmidzi,1992:288)

Hadist ini adalah hadist Hasan gharib yang kami tidak mengetahuinya se-lain dari sanad ini. Dan Abu Nu’amah Assa’ di namanya

adalah Amr bin Isa, dan Abu Utsman An Nahdi namanya adalah Abdur Rahman bin Mullin.

(52)

dan kasih dari Allah SWT. Dan semua itu akan Allah berikan kepada hambaNya yang bersedia melakukan perbuatan yang paling Allah sukai dan cintai yakni banyak mengingat Allah SWT. Selain itu Menurut Syeh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani menyatakan bahwa ada beberapa fadhilah yang akan

kita peroleh dengan banyak-banyak mengingat Allah atau berdzikir dan tahlil kepada Allah antara lain sebagai berikut:

a. Mengingat Allah merupakan ketetapan dan syarat kewalian, artinya dengan banyak berdzikir atau mengingat Allah. Maka kita akan mencapai derajat wali Allah (kekasih Allah).

b. Mengingat Allah adalah kunci dari ibadah-ibadah lain, bahwa berdzikir merupakan tujuan (muara) dari segala ibadah dalam Islam. Dengan kata lain bahwa tidak ada ibadah/tidak termasuk ibadah tanpa ada ingat kepada Allah.

c. Mengingat Allah merupakan syarat atau perantara untuk bisa masuk ke Hadirat-Nya. Karena hanya dengan banyak berdzikir kepada Allah, maka kita akan dapat menghadirkan-Nya (merasakan Kedekatan) terhadap Allah dalam hati dan jiwa.

d. Mengingat Allah membuka hijab dan keikhlasan hati yang sempurna. e. Mengingat Allah akan menurunkan rahmat Allah

f. Mengingat Allah akan menghilangkan kesusahan dan kesulitan hati. g. Mengingat Allah akan meluruskan hati yang keras.

(53)

Demikian beberapa fadhilah atau keutamaan berdzikir kepada Allah dan sesunguhnya masih banyak lagi fadhilah dan manfaat yang dapat kita peroleh dari berdzikir kepada Allah dengan tulus ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rosul-Nya. Melihat betapa besarnya dan banyaknya manfaaat, fadhilah dan pengaruh atau peran dzlkrullah bagi hidup kita.

4. Dasar-Dasar Dzikir dan Tahlil

Berikut ini tentang landasan untuk (tahlil) berzikir kepada Allah SWT. Sesungguhnya Rosulullah shalla Allahu alahi wasallam pernah keluar

menuju halaqah (perkumpulan) para sahabatnya, beliau bertanya: “Kenapa

kalian duduk disini?” .Mereka menjawab: “Kami duduk untuk berdzikir kepada Allah dan memujiNya sebagaimana Islam mengajarkan kami, dan

atas anugrah Allah dengan Islam untuk kami”. Nabi bertanya kemudia:

“Demi Allah, kalian tidak duduk kecualihanya untuk ini?” .Jawab mereka:

“Demi Allah, kami tidak duduk kecuali hanya untuk ini” .Nabi bersabda:

“Sesungguhnya aku tidak mempunyai prasangka buruk terhadap kalian, tetapi Malaikat Jibril datang padaku dan memberi kabar bahwasanya Allah

‘Azza wa Jalla membanggakan tindakan kalian kepada para Malaikat”

(54)

Jika kita perhatikan hadits ini, dzikir bersama yang dilakukan para shahabat tidak hanya sekedar direstuinya, tetapi dipuji Nabi, karena pada saat yang sama Malaikat Jibril memberi kabar bahwa Allah ‘Azza wa

Jalla membanggakan kreatifitas dzikir bersama yang dilakukan para sahabat ini kepada para Malaikat. Seperti hadist berikut ini:

ﻲ ِﺑ َا ﱢﺮ َﻏ َﻻ ْا ِﻦ َﻋ

“Dari Al-Agharr Abu Muslim, Sesungguhnya ia berkata: Aku bersaksi bahwasanya Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudzriy bersaksi, bahwa sesungguhnya Nabi shalla Allahu alaihi wa sallam bersabda : “tidak duduk

suatu kaum dengan berdzikir bersama-sama kepada Allah Azza wa Jalla, kecuali para Malaikat mengerumuni mereka, rahmat Allah mengalir memenuhi mereka, kententraman diturunkan kepada mereka, dan Allah menyebut mereka dalam golongan orang yang ada di sisi-Nya”. (Hadist

riwayat Muslim) (Shohih Muslim, Hadist No. 4868)

Paling tidak, dua hadist itulah yang dijadikan dasar oleh kaum muslimin yang melakukan acara Dzikir dan Tahlil, dalam melakukan dzikir

bersama untuk mendo’akan mayit berupa pembacaan Tahlil dan surah Yaasin.

Do’a dan amal yang dilakukan oleh orang yang masih hidup, apabila

dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal. Maka pahalanya akan sampai kepada yang sudah meninggal. Banyak dalil-dalil yang berkaitan

(55)

-Adzkar” menyebutkan sebagian dalil-dalil tersebut di antaranya adalah firmanAllah Ta’ala dalam surah Al-Hasyr: 10

ﱠﻟا َو

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor),

mereka berdo’a: ‘Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara

kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan jaganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati terhadap orang-orang yang beriman: Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hasyr: 10). (Al Quran dan terjemah Kementrian

“Orang-orang berjalan melewati jenazah kemudian mereka memujinya

dengan berlebihan maka Rasulullah SAW berkata “wajib” kemudian

mereka melewati jenazah yang lain kemudian mereka memuji kejelakan

untuknya maka Rasulullah juga berkata “wajib” maka bertanyalah Umar

Bin Khothob radhiyAllahu’anhu apa (maksud) wajib itu, Rosulullah

menjawab, hal itu karena kamu sekalian memujinya dengan kebaikan maka wajiblah ia masuk jannah. Dan karena kamu sekalian memuji yang lain dengan keburukan, maka wajib baginyalah neraka. Kamu sekalian adalah saksi-saksi Allah di dunia. (H.R. Bukori, Muslim dan Anas).

(56)

dihadiahkan kepada si mayit. Mereka menyampaikan dalil dari Imam Ahmad, dari riwayat Muhammad bin Yahya Al-Kahhal, berkata: katakan kepada Abu Abdillah bahwa seorang laki-laki mengerjakan sesuatu kebaikan berupa sholat atau sodaqoh atau lainya maka sepenuhnya diperuntukan ayah dan ibunya. Imam Ahmad berkata: Begitulah harapan saya, mayit menerima setiap kebaikan yang ditunjukan kepadanya. Bacalah ayat kursi tiga kali, Al-Ikhlas dan bacalah: Ya Allah sesungguhnya keutamaanya untuk ahli kubur. Dalam shahih Muslim disebutkan bahwa:

ﱠن َأ

ْﻢَﻟَو ﺎُﮭَﺴْﻔَﻧ ْﺖُﺘِﻠُﺘْﻓا َﻲﱢﻣُأ ﱠنِإ ِﷲ َل ْﻮُﺳَر ﺎَﯾ َلﺎَﻘَﻓ َﻢَﻠَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲ ﻰَﻠَﺻ ﱠﻲِﺒﱠﻨﻟا ﻰَﺗَأ ًﻼُﺟَر

ْﻢَﻌَﻧ َلﺎَﻗ ُﮫْﻨَﻋ ُﺖْﻗﱠﺪَﺼَﺗ ْنِإ ٌﺮ ْﺟَأ ﺎَﮭَﻠَﻓَأ ْﺖَﻗﱠﺪَﺼَﺗ ْﺖَﻤﱠﻠَﻜَﺗ ْﻮَﻟ ﺎَﮭﱡﻨُظَأَو ِصﻮُﺗ

“Sesungguhnya seorang laki-laki datang kepada Rasullulah SAW dan ia berkata Ya Rasulullah sesungguhnya ibuku telah meninggal dan tidak ada wasiat apapun untuk aku. Mungkin jika dia bisa bicara Ia akan bershodaqoh. Apakah pahala dapat sampai kepadanya jika aku bershodaqoh atas namanya? Belia menjawab: ya” (Shohih Muslim, Hadist

No. 1672)

Dan dari Ibnu Abbas radhiyAllahu’anhu, dalam Shahih Bukhori:

ﻰَﺗَﺎَﻓ ﺎَﮭْﻨَﻋ ٌﺐِﺋﺎَﻏ َﻮُھَو ُﮫﱡﻣُا ْﺖَﯿﱢﻓُﻮُﺗ َةَﺪِﻋﺎَﺳ ﻲِﻨَﺑ ﺎَﺧَا ْﻢُﮭْﻨَﻋ ُﷲ َﻲِﺿَر َةَدﺎَﺒُﻋ َﻦْﺑ َﺪْﻌَﺳ ْنَأ

ﱠﻲ ِﺒ ﱠﻨ ﻟ ا

َﮭُﻌَﻔْﻨَﯾ ْﻞَﮭَﻓ ﺎَﮭْﻨَﻋ ٌﺐِﺋﺎَﻏ ﺎَﻧَاَو ْﺖَﯿﱢﻓ ُﻮُﺗ ﻲﱢﻣُا ﱠنِا ِﷲ َل ْﻮُﺳَرﺎَﯾ َلﺎَﻘَﻓ َمﱠﺎَﺳَو ِﮫْﯿَﻠَﻋ ُﷲ ﻰﱠﻠَﺻ

ﺎَﮭْﯿَﻠَﻋ ٌﺔَﻗَﺪَﺻ َفا َﺮ ْﺨَﻤْﻟا َﻲِﻄِﺋ ﺎَﺣ ﱠنَا َكُﺪِﮭْﺷُا ﻲﱠﻧِﺈَﻓ َلﺎَﻗ ْﻢَﻌَﻧ َلﺎَﻗ ﺎَﮭْﻨَﻋ ِﮫِﺑ ُﺖْﻗﱠﺪَﺼَﺗ ْنِا ٌء ْﻲَﺷ

“Bahwasanya Abu Sa’ad bin Ubadah meninggal dunia sedangkan ia tidak

(57)

Dalam Sunan dan Musnad Ahmad, dari Saad bin Ubadah berkata: Ya

Rasulullah bahwa ibu Sa’ad telah mati, maka shodaqoh yang manakah yang

paling utama? Beliau menjawab: air kemudian Ia menggali sumur dan

berkata, ini untuk ibu Sa’ad

Hadits ini yang senada dengan ini banyak sekali jumlahnya dan banyak diriwayatkan dalam Shahih Bukhori dan Shahih Muslim. Ini menunjukan bahwa pahala orang yang masih hidup bisa dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal. Berdasarkan dari keterangan hadits-hadits tersebut yang berkaitan dengan amal shodaqoh maka bisa dikatakan bahwa sudah menjadi sunah dan adat para sahabat bahwa senantiasa bershodaqoh untuk keluarga mereka yang sudah meninggal

Lebih lanjut Ibnu Taimiyah menafsirkan firman Allah SWT.

ٰﻰَﻌَﺳ ﺎَﻣ ﱠﻻِإ ِﻦ َٰﺴﻧِ ۡﻺِﻟ َﺲۡﯿﱠﻟ نَأَو

٣ ٩

“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakan.” (QS an-Najm: 39) (Al Quran dan terjemah Kementrian Agama Republi Indonesia)

Ibnu Taimiyah menjelaskan, Allah tidak menyatakan bahwa seseorang tidak bisa mendapatkan manfaat dari orang lain. Namun Allah berfirman, seseorang hanya berhak atas hasil usaha sendiri. Sedangkan hasil usaha orang lain adalah hak orang lain. Namun demikain Ia bisa memiliki harta orang lain apabila dihadiahkan kepadanya. Begitu pula pahala, apabila dihadiahkan kepada si mayit maka Ia berhak menerimanya seperti dalam

(58)

pahala yang dihadiahkan oleh kaum muslim, baik kerabat maupun orang

lain”. (Qayyim: 153–186)

Mengenal hal ini Iman Muhammad bin Ali bin Muhammad

Al-Syaukani berkata: “Kebiasaan disebagian negara mengenai pertemuan di masjid, rumah atau pemakaman untuk membaca Al-Qur’an yang pahalanya

dihadiahkan kepada orang yang meninggal dunia, tidak diragukan lagi hukumnya boleh (jaiz) jika di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan dan kemungkaran, meskipun tidak ada penjelasan (secara zhahir) dari syariat kegiatan melaksakan majlis dzikir itu pada alasanya bukanlah sesuatu yang haram (muharram fi nafsih), apabila di dalamnya diisi kegiatan yang dapat menghasilkan ibadah seperti membaca Al-Qur’an atau yang telah sering

dilakukan dengan bacaan surat Yasin, dan tidaklah tercela menghadiahkan pahala membaca Al-Qur’an atau lainya kepada orang yang telah meninggal dunia (Chafidh dan Ansori, 2006 : 238)

B. Nilai Nilai Pendidikan Sosial dan Spiritual

1. Pengertian Nilai

(59)

seseorang bertindak atau menghadiri suatu tindakan, atau mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan (Thoha, 1996:60). Menurut W.J.S. poerwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia, disebutkan bahwa nilai diartikan sebagai berikut:

a. Harga (dalam arti taksiran harga).

b. Harga sesuatu (uang misalnya), jika diukur atau ditukarkan dengan yang lain

c. Angka kepandaian, potensi. d. Kadar, mutu, banyak sedikitnya isi.

e. Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Abdulsyani, 2007:49).

Jadi nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, berkualitas dan berguna dan mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dilakukan bagi manusia. Sesuatu itu menjadi bernilai apabila sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia. Sifat-sifat Nilai menurut Jarkawi (2009:31) adalah sebagai berikut:

(60)

sollen). Nilai diwujurtkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya nilai keadilan semua orang berharap dan mendapatkan dan berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakinnya. Misalnya nilai ketaqwaan. Adanya Nilai ini menjadikan semua orang mendorong untuk bisa mencapai derajat ketaqwaan.

Selain sifat-sifat nilai. nilai juga dapat dilihat:

2. Pengertian Nilai Nilai Pendidikan Sosial dan Spiritual

a. Nilai nilai Pendidikan sosial

1) Pengertian Nilai pendidikan Sosial

Sebelum kita mengetahui apa itu nilai nilai Pendidikan sosial terlebih dahulu kita mengetahui apa itu nilai, seperti penjelasan di atas nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, berkualitas dan berguna dan mengenai sesuatu yang pantas atau tidak pantas dilakukan bagi manusia. Sesuatu itu menjadi bernilai apabila sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasa dari kata

(61)

proses penyampaiaan informasi yang kemudian diserap oleh masing-masing pribadi, sehingga menjiwai cara berfikir, bersikap, dan bertindak baik untuk dirinya sendiri maupun hubungannya dengan Allah dan hubungannya dengan manusia lain atau masyarakat serta makhluk lain dalam alam ssemesta maupun lingkungan dalam kedudukannya sebagai: a) hamba Allah, b) khalifah Allah di bumi. (Kaelany, 2000: 240).

Pendidikan adalah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya. Pengembangan pribadi yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain, dan seluruh aspek yang meliputi jasmani, akal dan hati.(Tafsir,1994:26)

Sedangkan menurut Murshafi(2009:86) pendidikan adalah cerminan, di dalamnya masyarakat dapat melihat diri dan memantapkan jati dirinya. Selain itu, ia juga merefleksikan seluruh trend kehidupan sehari-hari. Selamanya, masyarakat merupakan titik tolak dimana pendidikan memulai unsur-unsur utamanya, sebagainya seseorang senantiaasa tumbuh dan berkembang dalam komunitas yang rukun, sehingga itu merasa cocok dengan komunitasnya itu.

(62)

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Marimba, 1989:19)

Sosial berasal dari kata societies yang mengandung arti masyarakat, kata sosial juga berasal dari kata sosius artinya teman, dan selanjutnya kata sosial artinya hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainya dalam bentuk yang lain-lain.(Sujanto, 1983:248).

Pengertian sosial secara istilah menurut para ahli dalam bidang sosial sebagai berikut :

- Menurut Peter Herman sosial adalah sesuatu yang dipahami sebagai suatu perbedaan namun tetap merupakan satu kesatuan - Menurut Paul ernest sosial lebih dari sekedar jumlah manusia secara individu karena mereka terlibat dalam berbagai kegiatan bersama.

- Menurut Enda M. C Sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan.

(63)

implusi-implusi yang berhubungan dengan yang lain. (Drever,1986:447)

Pendidikan Sosial adalah sebuah proses yang menjadikan seseorang dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.(Murshafi, 2009:31). Dari devinisi tersebut dapat kita tarik kesimpulan tentang devinisi pendidikan sosial adalah usaha yang dilakukan secara sengaja oleh orang yang bertanggung jawab serta tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi atau sumberdaya insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya baik jasmani maupun rohani dalaam hubungannya dengan sesama manusia dengan adab sosial yang baik.

Pendidikan sosial dalam Islam hal ini manusia sebagai pelaku dan sasaran pendidikan memiliki alat yang dapat digunakan untuk mencapai kebaikan dan keburukan. Alat yang dapat digunakan untuk mencapai kebaikan adalah hati nurani, akal, ruh dan sir. Sedangkan alat yang dapat digunakan untuk mencapai keburukan adalah hawa nafsu syahwat yang berpusat di perut dan hawa nafsu amarah yang berpusat di dada (DR.H.Abudiin Nata, 2009:129)

(64)

manusia. Moral sering diartikan sebagai tolak ukur untuk menilai perbuatan yang dilakukan manusia menyangkut baik dan buruknya manusia sebagai makhluk yang berbudi. Pendidikan sosial merupakan pendidikan dasar yang harus ditanamkan sejak dini kepada subjek didik sehingga tertanam dalaam sanubari tentang norma-norma sosial, agama. Sehingga mereka dapat mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan sosial dan dapat memposisikan dirinya dijalan yang benar serta mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat dengan tetap berpegang teguh terhadap agamanya. Hal demikian akan dapat terwujut melalu pendidikan. Untuk pendidikan sosial akan dapat terelisasi dan tertanam secara mendalam melalui pendidikan, kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam keluarga karena keluarga merupakan kelompok masyarakat terkecil dalam tatanan sosial.

(65)

Tujuan dari pada pendidikan sosial. Tujuan tersendiri mempunyai arti sesuatu yang diharapkan tercapai setelah usaha atau kegiatan selesai. (Darojat, 3011:29). Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakekatnya adalah suatu perwujutan dari nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnai pola kepribadian manusia, sehingga menggejala dalam prilaku lahiriyahnya. Dalam melaksanakan pendidikan sosial diharapkan akan tercapai sebuah tujuan yang dicita-citakan yaitu adanya manusia yang tangap serta peduli terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan dengan adanya tujuan tersebut dapat membangkitkan semangat untuk berbuat sosial.

Menurut Ngalim Purwanto (2007:171) tujuan pendidikan sosial adalah membentuk manusia yang mengetahui dan menginsyafi tugas dan kewajibannya terhadap bermacam-macam golongan dalam masyarakat, dan membiasakan anak-anak berbuatmemenuhi tugas dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga Negara.

Gambar

Table IPembagian wilayah Administrasi…………………………………......... 67
Tabel IIJumlah Penduduk Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Tabel IIIJumlah Penduduk Menurut Pendidikan
Tabel IVSarana Pendidikan Di Desa Sruwen
+4

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi yang tak kalah pentingnya adalah lantai juga harus mampu mencegah kebisingan atau rambatan gema suara, sehingga didalam pemilihan bahan lantai sebaiknya

Perpindahan siswa dari Sekolah Menengah Pertama atau sederajat ke Sekolah Menengah Kejuruan lebih banyak menuntut siswa agar mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan fakta yang sahih dan valid serta dapat dipercaya tentang hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru pada SMP N

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam Laporan Akhir ini adalah bagaimana cara merancang sistem informasi tarif

Aplikasi Pengolahan data program dan kegiatan belanja langsung pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Sumatera Selatan merupakan aplikasi pengolahan

Judul Laporan Akhir : Rancang Bangun Simulasi Sistem Dumping pada Motor Roda Tiga Secara Mekanis.. Telah selesai diuji, direvisi dan

Secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam upanya meningkatkan pembelajaran dan memperkaya kajian tentang peranan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan hasil regresi, variabel tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan pada tingkat signifikan dibawah 0.05 dan variabel pengeluaran pemerintah sektor