BAB II KAJIAN PUSTAKA
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi Penelitian
B. Deskripsi Data Penelitian
1. Peran Kepemimpinan Ketua PKBM
Peran kepemimpinan adalah sesuatu yang sangat vital bagi eksistensi
sebuah lembaga atau organisasi dalam memainkan perannya,
Demikian juga kepemimpinan ketua PKBM sangat penting dan vital untuk
keberlangsungan program- program yang dijalankan lembaga PKBM.
Dengan penelitian ini menunjukkan peran kepemimpinan PKBM
selama ini menekankan pada pemberian motivasi pada semua komponen
penyelenggara atau pengelola PKBM baik sekretaris, bendahara maupun seksi-
seksi yang ada dan peran serta tutor dalam menjalankan ketugasannya dalam
menjalankan program- program PKBM seperti yang diungkapkan oleh Tgn
selaku Ketua PKBM Ngudi Kapinteran Semanu bahwa :
“ ... peran saya selaku ketua PKBM selalu memberikan arahan motivasi setiap kali pertemuan serta mengkoordinasikan setiap kali ada program kegiatan agar selalu bekerja dengan sebaik- baiknya agar program lembaga berjalan sesuai dengan yang diharapkan bersama. (cl. 2)
Hal senada juga diungkapkan oleh Hs, salah seorang Ka. Program pada
PKBM Ngudi Kapinteraan Semanu, bahwa:
“ ... pak ketua PKBM itu selalu memotivasi dan memberikan kesempatan agar semua komponen pengelola dan tutor bekerja dengan sebaik- baiknya, setiap kali pertemuan di lembaga. (cl. 2)
Berdasarkan penjelasan tersebut diatas bahwa peran kepemimpinan
PKBM Ngudi Kapinteran Semanu selalu mengadakan rapat tiap bulan
sekali dan setiap ada even- even tertentu terkait pelaksanaan program dan
selalu setiap rapat- rapat ketua PKBM memberikan arahan kerja kepada semua
penyelenggara PKBM maupun tutor atau nara sumber teknis (NST), dan selalu
mendelegasikan tugas- tugas ketua kepada pengelola lain manakala ketua ada
tugas keluar, ini merupakan peran pemimpin yang memberikan pelimpahan
wewenang sementara selama ketua PKBM melaksanakan kegiatan keluar.
Peran kepemimpinan dilihat dari fasilitas dan peluang yang diberikan
ketua PKBM kepada pengelola lain dan tutor/NST untuk selalu meningkatkan
kompetensi dan kemampuan ketrampilannya dalam rangka untuk menunjang
kerja masing – masing. Sedangkan fasilitas yang diberikan adalah memberikan
kebebasan untuk mengadakan identifikasi dan merencanakan serta
melaksanakan program dan juga memberikan peluang untuk selalu mengikuti
pelatihan- pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensinya.
Peran pemimpin tidak terlepas dari fungsi – fungsi manajemen, fungsi
manajemen sangat vital bagi seoran ketua PKBM untuk pengerahan segala
sumber daya yang ada, adapun peran- peran kepemimpinan ketua PKBM
adalah sebagai berikut:
a. Koordinator ( coordinator)
Untuk koordinator Tgn selaku ketua PKBM Ngudi Kapinteran Semanu
Gunungkidul:
“... kalau masalah koordintor saya selalu mengumpulkan semua pengelola atau penyelenggara serta tutor untuk selalu mengkoordinir semua program – program yang dilaksanakan
lewat rapat dan saya berikan pengarahan sesui dengan prosedur serta juknis juklak dan saya sampaikan program yang harus dilaksanakan .( cl. 2)
Hal senada juga diungkapkan oleh Rnt salah seorang staf keuangan
PKBM Ngudi Kapinteran Semanu bahwa:
“ ... pak ketua PKBM setiap ada program selalu mengkoordinasikan kepada semua staf pengelola dan selalu mengundangnya untuk menghadiri setiap rapat terkait dengan pelaksanaan program ...”(cl. 2)
Hal senada diungkapkan oleh Mj salah seorang pengelola PKBM Ngudi
Kapinteran Semanu bahwa :
“ ...rapat koordinasi biasanya dilaksanakan pada tiga bulan bahkan setiap ada program yang harus dilaksnakan dan tiap akhir semester pengelola dan dibantu tutor untuk mengadakan identifikasi program dan identifikasi kebutuhan masyarakat di sekitar wilayah kerja PKBM Ngudi Kapinteran Semanu Gunungkidul, setelah teridentifikasi baru dilakukan perencanaan program untuk satu tahun ke depan melalui rapat- rapat koordinasi di kantor PKBM...”(cl. 2)
Berdasarkan data tersebut, peran kepemimpinan Ketua PKBM sebagai
koordinator selalu memimpinnya rapat- rapat baik rapat pengelola PKBM
berdasarkan identifikasi kebutuhan yang dibutuhkan. Identifikasi kebutuhan
dilakasnakan untuk mempersipakan dan mengkoordinir.
b. Planner ( perencana)
Dalam hal perencanaan Tgn selaku Ketua PKBM Ngudi Kapinteran
Semanu
“ ... dalam merencanakan Tgn , selalu melibatkan para pengelola dan tutor semua dan diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan program yang telah disepakati bersama, selama masih dalam koridor yang sudah menjadi program lembaga, baik mulai identifikasi
evaluasi program kegiatan ini semua di laksanakan untuk melatih para stafnya unutk belajar bertanggungjawab. (cl.5)
Hal senada juga diungkapkan oleh Tw salah satu pengelola yang lain
bahwa :
“...Pak Tgn itu melakukan merencanakan program lembaga semua diberi kebebasan untuk melaksanakan program yang telah digariskan lembaga PKBM. Hal ini bahwa peran kepemimpinan ketua PKBM selalu menerapkan gaya kepemimpinan yang demokratis yang memberikan peluang para pengelola yang lain atau bawahan untuk melakukan kebebasan pelaksanaan kegiatan asal dalam pelaksanaannya sesuai dengan prosedur yang ada.(cl.5)
Hal lain diungkapkan oleh Rnt bendaharawan lembaga PKBM Ngudi
Kapinteran semanu Gunungkidul bahwa :
“... tentang merencanakan program biasanya pak Tgn selaku ketua selalu memberikan kebebasan tapi ada jadwal pelaksanaan program, ketika peserta didik dan jadwal telah adamakabaru diadakan rapat koordinasi dengan pengelola lain bahkan melibatkan semua tutor atau Nara Sumber teknis (NST) untuk mengkoordinasikan sumber- sumber yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya kegiatan...” (cl. 3)
Berdasarkan data tersebut diatas maka peran kepemimpinan ketua
PKBM Ngudi Kapinteran dalam merencanakan program adalah dengan selalu
merencanakan secara detail dan sistematis terkait dengan program- program
PKBM yang dilakukan baik mulai identifikasi di awal program sampai
dengan evaluasi . Dalam hal ini ketua PKBM Ngudi Kapinteran memberikan
kepada semua seksi- seksi yang ada untuk ikut terlibat dalam merencanakan
program tersebut untuk keberlangsungan program- program lembaga PKBM
c. Pengambil keputusan (polcy maker)
Dalam hal mengambil keputusan Tgn selaku ketua PKBM Ngudi
Kapinteran Semanu Gunungkidul mengungkapkan:
“... kalau dalam pengambilan keputusan selalu mempertimbangkannya masak- masak baik karena atas pertimbangan sendiri, maupun setelah mempertimbangkan dari pendapat- pendapat dari stafnya.(cl. 5)
Hal senada juga dijelaskan oleh Hs bahwa :
“tutor atau Nara Sumber Teknis (NST) dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan juklak- juknis dan hasil keputusan yang telah diputuskan bersama serta sudah dibuat oleh lembaga mitra yang dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga baik Kabupaten maupun Dinas Propinsi. (cl. 5)
Berdasarkan data diatas peran kepemimpinan dalam hal mengambil
keputusan , ketua PKBM selalu mempertimbangkan masak- masak atas
pertimbangan sendiri maupun setelah mempertimbangkan pendapat para
stafnya.
d. Tenaga ahli atau sumber informasi (expert)
Dalam hal tenaga ahli atau sumber informasi Tgn selaku Ketua PKBM
Ngudi Kapinteran Semanu Gunungkidul mengungkapkan bahwa :
“.... kalau dalam hal tenaga ahli atau sumber informasi , saya selalu menyampaikan hasil- hasil dari mengikuti rapat- rapat tersebut kepad semua anggotab pengelola PKBM untuk dipedomani dlam melaksanakan tugas sebagai pengelola maupun ketugasannya sebagai tutor. (cl. 5)
Hal senada juga diungkapkan salah satu pengelola lain TW
“ pak ketua selalu menyampaikan hasil rapat– rapat kepada para stafnya serta menyampaikannya berbagai informasi kepada pengelola dan tutor terkait dengan aturan- aturan pelaksanaan program sampai dengan
evalusai program dan tentang pelaksanakan program secara keseluruhan yang telah diagendakan lembaga PKBM” (cl. 5)
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka untuk tenaga ahli dan sumber
ilmu dan pemberi informasi , dilakukan oleh ketua dengan sebaik baiknya.
e. Berperan sebagai wakil kelompok (external group representative)
Dalam hal Pak, Tgn selaku ketua PKBM Ngudi Kapinteran Semanu
Gunungkidul mengungkapkan:
“...karena menduduki jabatan ketua maka setiap kali ada undangan untuk mengikuti dan menghadiri rapat- rapat baik yang dilaksanakan lembaga mitra maupun dinas terkait dan berkewajiban menyampaikannya kepada staf pengelaola yang ada. (cl. 6)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bk tutor kesetaraan PKBM Ngudi
Kapinteran Semanu bahwa:
“...mengenai mewakili kelompok dalam urusan luar dalam hubungannya dengan kelompok lembaga lain maupun lembaga mitra biasanya pak ketua selalu aktif dan selalu menyampaikannya hasil – hasilnya tersebut kepada bawahannya. (cl.6)
f. Pemberi imbalan dan sanksi (as purpeyor of rewads and punisment)
Dalam hal pemberian imbalan dan sanksi Tgn ketua PKBM Ngudi
Kapinteran Semanu Gunungkidul mengungkapkan bahwa:
“...dalam pemberian imbalan selaku ketua karena ini proses sangat pelik dan riskan selalu memperhatikan ketugasannya dan juga selalu proporsional karena hal ini sudah ada petunjuk pelaksanaaan dan petunjuk teknisnya, dan tidak kalah pentinya adalah mempertimbangkan tugas pokok dan fungsinya. (cl. 6)
Hal senada juga diungkapkan Rt staf keuangan PKBM Ngudi
kapinteran Semanu bahwa dalam memberikan imbalan selalu memperhatikan
g. Sebagai arbritasi dan mediator (arbritator and mediator)
Dalam hal menyelesaikan konflik internal atau perbedaan diantara para
stafnya, ketua PKBM Ngudi Kapinteran mengungkapkan bahwa :
“... dalam menyelesaikan konflik internal selaku ketua PKBM selalu mengedapankan keadilan dan selalu menyelesaikannya secara bijak dan penuh pertimbangan dan kekeluargaan. (cl. 6)
Hal senada juga di benarkan oleh Hs bahwa :
“...dalam menyelesaikan konflik internal pak ketua selalu melibatkan banyak pengelola dan menyelesaikannya secara bijaksana dan penuh keadilan. (cl.6)
h. Berperan sebagai teladan (example)
Sebagai teladan Tgn selaku ketua PKBM Ngudi Kapinteran
mengungkapkan bahwa:
“...selaku ketua PKBM saya harus berhati- hati setiap berbicara dan berprilaku karena setiap gerak langkahnya akan ditiru oleh stafnya atau bawahannya. (cl.7)
Hal senada diungkapkan Tw staf administarsi PKBM Ngudi Kapinteran
bahwa :
“... Pak Tgn selalu berhati- hati ketika berbicara dan bertingkah laku karena selalu diperhatikan para bawahannya. (cl. 7)
Berdasarkan data tersebut maka peran kepemimpinan ketua pusat
kegiatan belajar masyarakat PKBM di PKBM Ngudi Kapinteran Semanu
selalumengedepankan keteladanan yang baik seorang ketua, sehingga antara
i. Simbol dan identitas kelompok (as a symbol of the group)
Dalam hal sebagai simbol dan identitas kelompok Tgn selaku ketua
PKBM mengungkapkan bahwa :
“...saya selaku ketua PKBM harus benar- benar berhati- hati dalam setiap gerak langkah karena baik buruknya lembaga akan tergantung figur ketuanya”. (cl.7)
j. Sebagai pembenar (scapegoat)
Dalam hal sebagai pembenar Tgn selaku ketua PKBM Ngudi
Kapinteran Semanu mengungkapkan bahwa:
“ kalau dalam pembenar saya selaku ketua selalu mengkritisi terhadap sesuatu yang dianggap tidak benar dan tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan kepada semua staf pengelola di lembaga saya. (cl. 7)
Hal lain diungkapkan Bkr tutor kesetaraan bahwa pak Tgn selalu
mengkritisi semua pengelola dan tutor manakala tutor dan pengelola
tersebut dalam melaksanakan ketugasannya tidak sesuai dengan juknis dan
juklak yang ada.
2. Faktor pendukung dan penghambat peran ketua PKBM dalam mendorong
kinerja tutor.
Hasil penelitian yang dilakukan di Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Ngudi Kapinteran Semanu, ada beberapa faktor yang
diketahui pengelola untuk mendukung kinerja tutor dalam menjalankan
tugas di lembaga PKBM, seperti yang diungkapkan Tgn adalah :
“... banyaknya pengelola yang mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena prsetasinya dalam pelatihan- pelatihan maupun jambore nasional PTK- PNF, serta banyak staf pengelola dan tutor yang melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. (cl. 7)
Hal senada juga dibenarkan oleh Tw bahwa :
“... pendukung peran kepemimpinan ketua PKBM dalam mendorong kinerja tutor yaitu banyak personalia yang masih berusia muda dan enerjik sehingga dalam menjalankan tugasnya begitu cepat dan tepat sesuai dengan juknis dan juklak yang ada. Sementara yang belum berpendidikan S.1 melanjutkan kuliah untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya. (cl.7)
Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa faktor
pendukung peran ketua PKBM dalam mendorong kinerja tutor tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Faktor Pendukung dalam peran koordinator (coordinator)
1). Semua staf menghendaki ketua untuk selalu mengadakan koordinasi
dalam setiap menjalankan program- program yang ada
2) Semua pengelola mempunyai semangat sama untuk mendukung
langkah ketua dalam hal mengkoordinir dalam lembaga.
3) Etos kerja tingi.
b. Faktor pendukung dalam merencanakan program (planner) ketua
dalam merencanakan program dapat dukungan penuh dari staf
pengelola.
c. Faktor pendukung dalam hal mengambil keputusan (polcy maker)
masing- masing staf pengelola telah mampu melaksanakan tugas sesuai
dengan tupoksinya dan mampu menjalankannya sesuai petunjuk teknis
dan petunjuk pelaksanaan yang ada sehingga keputusan yang telah
d. Faktor pendukung peran sebagi tenaga ahli atau sumber informasi
(expert), semua penanggungjawab program telah mampu melaksanakan
tugas sekaligus kontrol bagi program yang dijalankannya sehingga
seorang ketua hanya mengamati pelaksanaan program tersebut
terlaksana sesuai ketentuan atau tidak, sehingga jika terdapat
penyimpangan maka seorang ketua tinggal mengingatkan saja, sudah
sesuaikah tugas yang dijalankan atau belum, dan jika ditemukan ada
penyimpangan maka sesegera mungkin untuk meluruskannya.
e. Sebagai wakil kelompok dalam urusan luar (external group
representative), semua penanggungjawab program mampu mengadakan
pengelolaan sesuai bidang masing- masing sehingga selaku ketua
PKBM tinggal memantau pelaksanaan tersebut kepada seksi
penanggungjawab program tersebut.
f. Faktor pendukung peran pemimpin sebagai pemberi imbalan dan sanksi
(as prupeyor of reward and punisment), dalam menjalankan peran
tersebut ketua tinggal melaksanakannya sesuai dengan rencana
anggaran yang ada karena telah ada petunjuk penggunaan dana yang
dari pihak mitra dalam hal ini dinas pendidikan dan lembaga mitra
yang lain.
g. Faktor pendukung peran pemimpin sebagai arbitrasi dan mediator
( arbitrasi and mediator)
Karena tidak ada kendala yang berarti dan didukung oleh pengelola-
h. Faktor pendukung sebagai teladan (example) ketua didukung oleh staf
pengelola yang cepat menyesuaikan diri sehingga dalam menjalankan
perannya manakala ketua melakukan kesalahan- kesalahan segera
menegur atau mengingatkannya dengan penuh kekeluragaan dan
kesantunan.
i. Faktor pendukung peran pemimpin sebagai simbol dan identitas
kelompok (as a symbol of the group) yaitu semakin tingginya para staf
untuk selalu menjaga kewibawaan dan keutuhan serta nama baik
lembaga.
j. Faktor pendukung peran pemimpin sebagai pembenar (scapegoat),
adanya keberanian para stafnya manakala seorang ketua tau berbuat
salah dalam menjalankan perannya sehingga terjadi penyimpangan
segera cepat diluruskan.
Selain faktor pendukung tersebut maka faktor lain yang sedikit
banyak mewarnai peran kepemimpinan ketua dalam menjalankan
perannya yaitu:
1. Penghargaan dari atasan dan pihak- pihak terkait yang
berkepentingan terhadap kemajuan dan keberhasilan pendidikan
luar sekolah di wilayah Gunungkidul, karena wilayah Gunungkidul
umumnya dan Semanu pada khusunya termasuk wilayah tertinggal,
dan untuk mengejarnya membutuhkan sinergi antara ketiga
2. Perhatian pemerintah terhadap keberadaan lembaga PKBM
khusunya dan pendidikan non formal semakin baik dan optimal.
Faktor Penghambat
Dalam menjalankan peran ketua PKBM mengalami kendala
dalam hal identifikasi baik tutor dan peserta didik karena rendahnya
motivasi untuk mengikuti dan melaksanakan pembelajaran diakibatkan
bermacamnya latar belakang pekerjaan dan ekonomi pesrta didik maupun
tutor.
Dalam hal merencanakan, mengkoordinir dan mengambil
keputusan tidak ditemukan hambatan yang berarti, banyaknya kesibukan
masing- masing staf pengelola dan tutor maka untuk mengadakan
koordinasi harus ada kesepakatan satu sama lain terutama waktu.
Kurangnya sarana prasarana yang memadahi sehingga proses kegiatan
kurang lancar dan mengalami kendala, proses kegiatan belajar berpindah-
pindah karena lokasi pembelajaran ada di sekolah formal terutama untuk
pendidikan kesetaraan paket B. Jumlah tutor / pendidik tidak sebanding
jumlah peserta didik. Kompetensi pendidik atau tutor belum semua sesuai
dengan kualifikasinya. Motivasi berpretasi masih relatif rendah terutama
yang berpendidikan belum S.1 sementara kesadaran masyarakat akan
pentinya pendidikan masih relatif rendah terutama di daerah yang terisolir
dan jauh dari perkotaan. Letak geografis berbukit- bukit sehinga akses
tehadap sumber daya pendidikan sangat terbatas. Sulitnya mencari mitra
Karena selama ini lembaga sangat tergantung pada pemerintah dan hanya
mendapatkan jatah dari pemerintah terutama dari pemerintah pusat daerah
tingkat I dan daerah tingkat II dalam hal ini Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan.
C.PEMBAHASAN
1. Peran Kepemimpinan Ketua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Hasil penelitian yang dilakukan di Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Ngudi Kapinteran Semanu Gunungkidul diartikan
bahwa kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mendorong sejumlah
orang (dua orang atu lebih) untuk bekerja sama dalam melaksanakan
kegiatan- kegiatan yang terarah pada tujuan bersama.
Pemimpin yang demokratis menekankan sebagai pemimpin yang
mendelegasikan wewenang pada bawahan, mendorong partisipasi bawahan,
menekankan kemampuan bahwa dalam menyelesaikan ketugasannya dan
memperoleh penghargaan melalui kekuasaan pengaruh bukan jabatan.
Pemimpin yang outokratis menekankan sebagai pemimpin yang
memegang kekuasaan secara penuh, dan kekuasaannya bersifat sentralistik,
menekankan kekuasaan jabatan, dilaksanakan dengan paksaan serta
memegang sistem pemberian hadiah dan hukuman.
Pemimpin yang laissez faire lebih menekankan kepada kebebasan
penuh kepada bawahan untuk melakukan apa saja, pemimpin jenis ini
Dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut, disini Ketua Pusat
Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Ngudi Kapinteran Semanu
Gunungkidul, mengkolaborasikan ketiga gaya tersebut, akan tetapi yang
paling dominan dan menonjol adalah gaya kepemimpinan demokratis.
Peran kepemimpinan ketua PKBM tidak terlepas akan fungsi-
fungsi dalam manajemen. Ketua PKBM Ngudi Kapinteran Semanu
Gunungkidul sebagai sumber daya manajemen sangat besar perannya dalam
upaya untuk memajukan kualitas pelayanan program yang dijalankan
lembaga PKBM Ngudi Kapinteran Semanu.
Adapun peran kepemimpinan ketua PKBM adalah sebagai berikut :
a. Koordinator (coordinator) dimana selaku ketua PKBM selalu
mengkoordinir setiap pelaksanaan program lembaga dan memberikan
arahan- arahan dan bimbingan- bimbingan dalam rapat- rapat
koordinasi antara semua komponen pengelola PKBM dan segenap tutor
pelaksana pembelajaran di lapangan, baik itu tutor Paket A, paket B,
Paket C dan NST/Tutor Keakasraaan dimana arahan dan bimbingan
tersebut sesuai dengan prosedur yang ada, selain itu didalam
identifikasi dan perencanaan program dilakukan dengan memberikan
kebebasan kepada semua tutor dalam hal identifikasi kebutuhan belajar
bagi peserta didik di PKBM Ngudi Kapinteran.
b. Perencana (Planner) dimana ketua PKBM selalu merencanakan
bahkan pengelola lain mulai dari identifikasi warga belajar sampai
dengan kebutuhan peserta didik.
c. Pengambil keputusan (polcy maker) dimana selaku ketua PKBM dalam
mengambil keputusan atas pertimbangannya sendiri dan tidak
meninggalkan pertimbangan pendapat kelompoknya.
d. Berperan sebagai tenaga ahli atau sumber informasi (expert ) yaitu
ketua PKBM selalu menyampaikan informasi dari hasil mengikuti rapat
– rapat yang pernah diikuti dan menyampaikannya kepada para
pengelola lain dan bahkan tutor yang ada.
e. Berperan sebagai wakil kelompok dalam urusan luar (externalgroup
representative) dimana ketua PKBM dalam menjalankan perannya
dalam setiap mendapatkan undangan rapat terkait kelembagaan PKBM
selalu menghadirinya dan hasilnya selalu disampaikannya kepada
bawahannya dan selalu proaktif dengan program- program pemerintah
yang sedang dijalankannya, selalu mengadakan koordinasi dengan
seksi atau bidang masing- masing baik bidang kesetaraan, keaksaraan,
PKM dan juga TBM dan juga tidak kalah pentingnya adalah staf
keuangan dan staf administarsi sacara umum.
f. Peran sebagai pemberi imbalan dan sanksi (as prupeyor of reward and
punisment) seorang ketua dalam memberikan transpot penyelenggara
dan transpot tutor sebagai imbalan dalam menjalankan tugasnya selalu
meberikan sanksi kepada staf pengelola dan tutor selalu mengingatkan
bilamana terdapat penyimpangan – penyimpanga.
g. Peran ketua sebagai arbitrasi dan mediator (arbitrasi and mediator)
dimana seorang ketua PKBM selalu sebagai penyambung antara mitra
dengan lembaga PKBM dan sekaligus sebagai penyelesai jika terjadi
konflik internal lembaga dan perbedaan diantara para anggotanya.
h. Peran sebagai teladan (example) dimana ketua PKBM selalu penuh
kehati- hatian dalam setiap gerak langkah karena menjadi pusat
perhatian bagi semua komponen lembaga yang anda.
i. Sebagai simbol dan identitas kelompok (as a syimbol of the group)
Sebagai ketua PKBM selalu menjaga nama baik diri maupun
lembaga karena peran ketua sangat dominan dan sangat strategis
sehingga secara otomatis nama baik diri juga nama baik lembaga karena
jabatan ketua melekat pada lembaga.
j. Berperan sebagai pembenar (scapegoat) dimana ketua PKBM selalu
mengkritisi terhadap kegiatan yang dianggap tidak benar baik staf
pengelola maupun tutor dalam menjalankan program yang ada.
Peran kepemimpinan ketua PKBM dalam memberikan motivasi
kepada semua komponen pengelola dan tutor untuk selalu meningkatkan
kompetensi dan kualifikasi untuk lebih maju berkembang. Selain itu juga
yang ada baik dalam pelatihan dan peningkatan kapasitasnya sebagai
pengelola dan tutor.
Hasil penelitian di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
Ngudi Kapinteran Semanu Gunungkidul, ada beberapa faktor yang
menjadi pendukung dan penghambat ketua PKBM dalam mendorong
kinerja tutor, adapun faktor – faktor tersebut tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Faktor Pendukung
1) Faktor Pendukung dalam peran koordinator (coordinator)
a) Semua staf menghendaki ketua untuk selalu mengadakan
koordinasi dalam setiap menjalankan program- program yang
ada.
b) Semua pengelola mempunyai semangat sama untuk mendukung
langkah ketua dalam hal mengkoordinir dalam lembaga.
c) Etos kerja tingi.
2) Faktor pendukung dalam merencanakan program (planner) ketua
dalam merencanakan program dapat dukungan penuh dari staf
pengelolaPengelola.
3) Faktor pendukung dalam hal mengambil keputusan (polcy maker)
masing- masing staf pengelola telah mampu melaksanakan tugas
sesuai dengan job discriptionnya dan mampu menjalankannya
keputusan yang telah ada dapat berjalan dan dukung dengan penuh
oleh para satf pengelola yang ada.
4) Faktor pendukung peran sebagi tenaga ahli atau sumber informasi
(expert), semua penanggungjawab program telah mampu
melaksanakan tugas sekaligus kontrol bagi program yang
dijalankannya sehingga seorang ketua hanya mengamati