HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3. Analisa Tabel Tunggal
4.3.2 Peran Orang Tua Dalam Jejaring Sosial Tabel 4.4
Arti Jejaring Sosial
Arti Jejaring Sosial Frekuensi Persen (%) Situs pertemanan yang
berhubungan dengan belahan dunia
29 63.0
Situs untuk mencari informasi atau berita
yang terkini
17 37.0
Situs untuk mencari jodoh 0 0 Situs untuk mempromosikan bisnis 0 0 Total 46 100.0 Sumber : P4/FC.6
Dari tabel 4.4 di atas, dapat dilihat dari 46 responden terdapat 29 responden (63%) menyatakan arti jejaring sosial sebagai situs pertemanan yang berhubungan dengan belahan dunia, 17 responden (37%) menyatakan jejaring sosial sebagai situs untuk mencari informasi atau berita yang terkini, 0 responden menyatakan jejaring sosial sebagai situs untuk mencari jodoh dan situs untuk mempromosikan bisnis.
Dari data di lapangan mayoritas orang tua dalam hal ini ibu memiliki pengetahuan tentang arti jejaring sosial sebagai situs pertemanan sesuai dengan fungsi jejaring sosial tersebut dimana dalam jejaring sosial kita dapat menambah teman baru dari belahan dunia. Hal ini sesuai dengan yang diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. Jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan seperti yang
dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada beberapa situs UK regional di antara 1999 dan 2001.
Tabel 4.5 Jenis Jejaring Sosial
Jejaring sosial Tahu Tidak Tahu
Frekuensi Persen Frekuensi Persen
Facebook 43 93.5 3 6.5
Twitter 27 58.7 19 41.3
Yahoo Messenger 28 60.9 18 39.1
Youtube 30 65.2 16 34.8
Sumber : P5/FC.7, FC.8, FC.9, FC.10
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat ditarik kesimpulan bahwa responden mayoritas mengetahui situs jejaring sosial Facebook sebanyak 43 (93,5%) responden, mengetahui Twitter sebanyak 27 (58,7%) responden, mengetahui Yahoo Messanger sebanyak 28 (60,9%) responden, mengetahui situs jejaring sosial Youtube sebanyak 30 (65,2%) responden. Responden yang tidak mengetahui jenis jejaring sosial Facebook sebanyak 3 (6,5) responden, Twitter sebanyak 19 (41,3%) responden, Yahoo Messenger sebanyak 18 (39,1%) responden, dan tidak mengetahui situs jejaring sosial Youtube sebanyak 16 (34,8%) responden.
Dari data di lapangan mayoritas ibu mengetahui jenis jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, dan Youtube karena perkembangan teknologi
yang semakin canggih seperti memakai smart-phone atau mobile phone yang
memiliki aplikasi jejaring sosial.serta mendengar dan melihat dari lingkungan sekitar mereka.
Peneliti membuat pertanyaan terbuka untuk menggali data lebih dalam. Pertanyaan terbuka tersebut berkaitan dengan apa yang diketahui orang tua (ibu) tentang konten atau isi dari jejaring sosial. Uraian berikut memaparkan jawaban
orang tua (ibu) tentang konten jejaring sosial, khususnya Facebook dan Twitter. Kedua konten ini sangat banyak digunakan oleh orang tua (ibu) maupun anak mereka.
1. Apa yang ibu ketahui tentang Facebook?
Dari pertanyaan di atas responden menjawab situs pertemanan yang menghubungkan belahan dunia, bertemu kembali dengan teman lama, dapat juga berkenalan dengan teman baru serta dapat mempromosikan bisnis online sebanyak 37 responden, 3 responden menjawab facebook sebagai situs untuk mencari informasi terkini, 3 responden menjawab fitur dari facebook seperti chatting, mengupload foto dan sisanya 3 responden menjawab tidak tahu tentang facebook.
2. Apa yang ibu ketahui tentang Twitter?
Dari pertanyaan di atas responden menjawab Twitter sebagai situs pertemanan atau situs untuk mencari informasi terkini, berteman dengan tokoh idola, serta menjawab fitur dari twitter itu tersebut sebanyak 33 responden dan sisanya 19 responden menjawab tidak tahu.
3. Apa saja isi yang ada di dalam Facebook yang ibu ketahui?
Dari pertanyaan di atas 30 responden menjawab isi dari facebook yaitu beranda, profil, chatting, update status, pesan, games, friend requests,
mengupload foto, 8 responden menjawab situs pertemanan dan sisanya 8
responden menjawab tidak tahu dari isi facebook.
4. Apa saja isi yang ada di dalam Twitter yang ibu ketahui?
Dari pertanyaan di atas 25 responden menjawab isi dari twitter yaitu mention,
follow, following, followers, trending topic, retweet, direct message, dan
Tabel 4.6
Pengaruh Jejaring Sosial
Frekuensi Persen (%) Berpengaruh 43 93.5 Tidak Berpengaruh 2 4.3 Tidak Tahu 1 2.2 Total 46 100.0 Sumber : P6/FC.11
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat dari 46 responden terdapat 43 responden (93.5%) menyatakan jejaring sosial berpengaruh bagi kehidupan bermasyarakat, 2 responden (4,3%) menyatakan jejaring sosial tidak berpengaruh bagi kehidupan bermasyarakat dan 1 responden (2,2%) menyatakan tidak tahu pengaruh jejaring sosial bagi kehidupan bermasyarakat.
Dari tabel diatas mayoritas ibu mengetahui pengaruh jejaring sosial bagi kehidupan bermasyarakat, hal ini dikarenakan semakin canggihnya perkembangan teknologi sehingga mempengaruhi kehidupan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari.
Peneliti membuat pertanyaan terbuka untuk menggali data lebih dalam. Pertanyaan terbuka tersebut berkaitan dengan apa yang diketahui orang tua (ibu) tentang pengaruh apa saja yang di dalam jejaring sosial. Berikut hasil kuesioner dari pertanyaan terbuka dengan jumlah responden sebanyak 46 orang:
1. Menurut ibu, pengaruh apa saja yang ada di dalam jejaring sosial ?
Dari pertanyaan di atas 27 responden menjawab jejaring sosial berpengaruh positif seperti menambah informasi yang terkini, mempromosikan bisnis, menjalankan silaturahmi dengan teman lama, memperluas pertemanan dan menambah pendidikan serta pengetahuan. Responden yang menjawab berpengaruh negatif sebanyak 9 responden seperti melupakan waktu belajar, mengetahui hal-hal yang belum sepantasnya mereka ketahui. Sisanya 10
responden menjawab jejaring sosial memiliki pengaruh yang positif dan negatif serta tidak mengetahui dari pengaruh jejaring sosial tersebut.
Tabel 4.7
Pengaruh Penggunaan Jejaring Sosial Paling Banyak Terjadi
Frekuensi Persen (%) Anak-anak 11 23.9 Remaja 32 69.6 Orang dewasa 3 6.5 Total 46 100.0 Sumber : P7/FC.12
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat dari 46 responden terdapat 11 responden (23,9%) menyatakan pengaruh penggunaan jejaring sosial banyak terjadi pada anak-anak, 32 responden (69,9%) menyatakan pengaruh penggunaan jejaring sosial paling banyak terjadi pada remaja dan 3 responden (6,5%) menyatakan bahwa pengaruh penggunaan jejaring sosial banyak terjadi pada orang dewasa. Dari data di lapangan bahwa mayoritas responden menjawab pengaruh jejaring sosial yang paling banyak terjadi yaitu pada remaja. Hal tersebut dikarenakan keingintahuan remaja lebih tinggi dibandingkan pada anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini dapat bisa dimengerti, karena masa-masa remaja adalah masa dimana seorang manusia ingin menunjukkan diri mereka dengan pembuktian dari lingkungan sekitarnya serta remaja lebih aktif mencari tahu informasi yang terkini.
Peneliti membuat pertanyaan terbuka untuk menggali data lebih dalam. Uraian berikut merupakan hal-hal yang diketahui ibu mengenai pengaruh jejaring
sosial terhadap anaknya. Berikut hasil kuesioner dari pertanyaan terbuka dengan
jumlah responden sebanyak 46 orang:
1. Bagaimana pengaruh jejaring sosial terhadap anak ibu?
Dari pertanyaan di atas 26 responden menjawab pengaruh jejaring sosial terhadap anaknya bersifat positif dan baik – baik saja, kemudian sisanya 20
responden menjawab jejaring sosial berpengaruh negatif, jejaring sosial tidak mempengaruhi anaknya dan menjawab tidak tahu.
Tabel 4.8
Kepemilikan Jejaring Sosial
Frekuensi Persen (%)
Mempunyai 31 67.4
Tidak Mempunyai 15 32.6
Total 46 100.0
Sumber : P8/FC.13
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat dari 46 responden terdapat 31 responden (67,4%) memiliki atau mempunyai akun jejaring sosial, 15 responden (32.6%) tidak mempunyai akun jejaring sosial. Dari data di lapangan mayoritas orang tua dalam hal ini ibu memiliki atau mempunyai akun jejaring sosial. Hal ini dikarenakan munculnya
smart-phone atau mobil phone yang mempunyai aplikasi internet untuk mengakses
jejaring sosial semakin banyak serta adanyafasilitas jaringan internet di rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarga maupun anaknya, sehingga para ibu juga berkeinginan mempunyai akun jejaring sosial.
Tabel 4.9
Aktivitas Dalam Jejaring Sosial
Frekuensi Persen (%) Update Status dan
memberikan comment
21 67.7
Mengupload foto dan video
3 9.7
Bermain games atau chatting
3 9.7
Tidak Ada 4 12.9
Total 31 100.0
Tabel 4.9 dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.8 yang hanya mempunyai akun jejaring sosial. Dari tabel 4.9 dapat dilihat dari 31 responden yang mempunyai akun jejaring sosial terdapat 21 responden (67,7%) menyatakan aktivitas dalam jejaring sosial melakukan update status dan memberikan comment, 3 responden (9,7%) melakukan aktivitas mengupload foto dan video, 3 responden (9,7%), dan 4 responden (12,9%) menyatakan tidak ada aktivitas di dalam jejaring sosial.
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas kegiatan orang tua (ibu) dalam mengakses jejaring sosial yaitu melakukan aktivitas update status dan memberikan comment. Hal ini dikarenakan para ibu ingin memberikan informasi atau kabar terkini kepada teman jejaring sosialnya. Responden yang mempunyai akun tetapi tidak melakukan atau tidak ada kegiatan di dalam jejaring sosial sebanyak 4 responden (67,7%). Hal ini terjadi karena mereka mempunyai akun untuk mengawasi kegiatan anak mereka di dalam jejaring sosial, sehingga mereka tidak melakukan kegiatan dalam jejaring sosial.
Tabel 4.10
Lama Mengakses Jejaring Sosial
Lama Waktu Frekuensi Persen (%)
Lebih dari 2 jam 4 12.9
Antara 1 sampai 2 jam 9 29.0
Kurang dari 1 jam 18 58.1
Total 31 100.0
Sumber : P10/FC.15
Tabel 4.10 dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.8 yang hanya mempunyai akun jejaring sosial. Dari tabel 4.10 dapat dilihat dari 31 responden yamg mempunyai akun jejaring sosial terdapat 4 responden (12,9%) mengakses jejaring sosial lebih dari 2 jam, 9 responden (29%) mengakses jejaring sosial antara 1 sampai 2 jam, 18 responden (58,1%) mengakses jejaring sosial kurang dari 1 jam.
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas orang tua (ibu) mengakses jejaring sosial dalam sehari yaitu kurang dari 1 jam sebanyak 18
responden (58,1%). Hal ini dikarenakan ibu mengakses jejaring sosial tidak terlalu lama sekitar kurang dari 1 jam, agar peran dan pekerjaan atau aktivitas sebagai ibu rumah tangga tidak terganggu, seperti mengurus suami, membersihkan rumah dan mengawasi dan mengontrol kegiatan anak mereka.
Tabel 4.11
Waktu Mengakses Jejaring Sosial
Frekuensi Persen (%)
Saat bekerja 4 12.9
Saat bepergian atau dalam perjalanan
2 6.5
Kapan saja dan dimana saja
25 80.6
Total 31 100.0
Sumber : P11/FC.16
Tabel 4.11 dapat dijelaskan berdasarkan tabel 4.8 yang hanya mempunyai akun jejaring sosial. Dari tabel 4.11 dapat dilihat dari 31 responden yang mempunyai akun jejaring sosial terdapat 4 responden (12,9%) yang menyatakan mengakses jejaring sosial pada saat bekerja, 2 responden (6,5%) menyatakan mengakses jejaring sosial pada saat bepergian, 25 responden (80,6%) mengakses jejaring sosial kapan saja dan dimana saja.
Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas orang tua (ibu) mengakses jejaring sosial pada saat kapan saja dan dimana saja sebanyak 25 responden (80,6%). Dari data di lapangan hal ini terjadi ibu mengakses jejaring sosial dari smart-phone dan handphone yang memiliki aplikasi untuk berinternet.
Tabel 4.12
Aktivitas Remaja / Anak Dalam Jejaring Sosial Frekuensi Persen (%) Update Status dan
memberikan comment
22 47.8
Mengupload foto dan video
3 6.5
Bermain games atau chatting 16 34.8 Hanya melihat-lihat saja 5 10.9 Total 46 100.0 Sumber : Sumber : P12/FC.17
Dari tabel 4.12 dapat dilihat dari 46 responden terdapat 22 responden (47,8%) menyatakan aktivitas anaknya dalam jejaring sosial melakukan update status dan memberikan comment, 3 responden (6,5%) melakukan aktivitas mengupload foto dan video, 16 responden (34,8%) bermain games atau chatting dan 5 responden (10,9%) anaknya hanya melihat-lihat saja.
Dari data di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas anak responden yang berusia remaja melakukan kegiatan jejaring sosial yang paling sering digunakan yaitu update status dan memberikan comment sebanyak 22 responden (47,8). Hal ini dikarenakan mereka ingin mengapresiasikan kata-kata mereka kepada teman jejaring sosialnya dan saling bertukar pikiran.
Tabel 4.13
Lama Remaja / Anak Mengakses Jejaring Sosial Frekuensi Persen (%)
Lebih dari 3 jam 6 13.0
Antara 2 sampai 3 jam 5 10.9
Antara 1 sampai 2 jam 20 43.5
Kurang dari 1 jam 15 32.6
Total 46 100.0
Sumber : P13/FC.18
Dari tabel 4.13 dapat dilihat dari 46 responden terdapat 6 responden (13%) menyatakan lama anaknya mengakses jejaring sosial lebih dari 3 jam, 5 responden (10,9%) menyatakan lama anaknya mengakses jejaring sosial antara 2 jam sampai 3 jam, 20 responden (43,5%) menyatakan lama anaknya mengakses jejaring sosial antara 1 jam sampai 2 jam, 15 responden (32,6%) menyatakan lama anaknya mengakses jejaring sosial kurang dari sejam.
Dari data di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas anak responden yang berusia remaja mengakses jejaring sosial dalam sehari yaitu antara 1 sampai 2 jam. Hal ini dikarenakan mereka masih sadar untuk membagi waktu antara belajar, bermain, beribadah, interaksi sosial lingkungan sekitar dengan mengakses jejaring sosial di dalam aktivitas sehari-hari. Dengan adanya jejaring sosial aktivitas sehari-hari mereka tidak akan terganggu.
Tabel 4.14
Waktu Remaja / Anak Mengakses
Frekuensi Persen (%)
Saat bersekolah 0 0
Saat bepergian atau dalam perjalanan
10 21.7
Saat setelah bangun pagi atau menjelang
tidur malam
13 28.3
Kapan saja dan dimana saja
23 50.0
Total 46 100.0
Sumber : P14/FC.19
Dari tabel 4.14 dapat dilihat dari 46 responden terdapat 10 responden (21,7%) menyatakan anaknya mengakses pada saat bepergian atau dalam perjalanan, 13 responden (28,3%) menyatakan anaknya mengakses jejaring sosial pada saat setelah bangun pagi atau menjelang tidur malam, 23 responden (50%) menyatakan anaknya mengakses jejaring sosial kapan saja dan dimana saja, 0 responden (0%) menyatakan anaknya mengakses pada saat bersekolah.
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas anak responden mengakses jerjaring sosial pada saat kapan saja dan dimana saja sebanyak 23 responden (50%). Dari data di lapangan hal ini dikarenakan mereka memiliki smart-phone atau handphone yang mempunyai aplikasi internet sehingga mereka bisa mengakses jejaring sosial tersebut kapan saja dan dimana saja.
Tabel 4.15 Kegunaan Konten Konten
Sangat Berguna Berguna Kurang Berguna Tidak Berguna Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Update Status 3 6.5 12 26.1 22 47.8 9 19.6 Games dan Kuis 4 8.7 18 39.1 16 34.8 8 17.4 Chatting 4 8.7 16 34.8 22 47.8 4 8.7 Upload Foto 2 4.3 19 41.3 16 34.8 9 19.6 Sumber : P15/FC.20, FC.21, FC.22, FC.23
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang kegunaan konten dalam jejaring sosial :
Untuk kegunaan konten update status, dari tabel di atas dapat dilihat dari 46 responden terdapat 3 responden (6,5%) menyatakan konten update status sangat berguna, 12 responden (26,1%) menyatakan konten update status berguna, 22 responden (47,8%) menyatakan konten update status kurang berguna dan 9 responden (19,6%) menyatakan konten update status tidak berguna. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan konten “update status” dalam jejaring sosial kurang berguna untuk remaja sebanyak 22 responden (47,8%).
Hal ini dikarenakan para ibu menganggap konten update status yang digunakan
remaja sering kali menggunakan kata – kata yang tidak sepantasnya.
Untuk kegunaan konten games dan kuis, dari tabel di atas dapat dilihat dari 46
responden terdapat 4 responden (8,7%) menyatakan konten games dan kuis sangat
berguna, 18 responden (39,1%) menyatakan konten games dan kuis berguna, 16
responden (34,8%) menyatakan konten games dan kuis kurang berguna dan 8
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa persentase yang menyatakan konten games dan kuis berguna dan tidak berguna memiliki persentase yang hampir sama. Namun, sebagian besar orang tua (ibu) menyatakan konten “games dan kuis” berguna untuk remaja sebanyak 18 (39,1%) responden. Dari data di lapangan hal ini dikarenakan
konten games dan kuis dapat membantu daya pikir anak, sedangkan responden yang
menyatakan kurang berguna sebanyak 16 responden (34,8%). Hal ini dikarenakan
para orang tua (ibu) masih menganggap games dan kuis hanya untuk
membuang-buang waktu mereka saja.
Untuk kegunaan konten chatting, dari tabel di atas dapat dilihat dari 46 responden terdapat 4 responden (8,7%) menyatakan konten chatting sangat berguna,
16 responden (34,8%) menyatakan konten chatting berguna, 22 responden (47,8%)
menyatakan konten chatting kurang berguna dan 4 responden (8,7%) menyatakan
konten chatting tidak berguna. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden
yang menyatakan konten “chatting” kurang berguna untuk anak mereka sebanyak 22
responden (47,8%). Dari data di lapangan hal ini dikarenakan para orang tua (ibu)
menggangap konten chatting membuang waktu anak mereka dan banyaknya orang
yang tidak dikenal mengganggu aktivitas mereka.
Untuk kegunaan konten upload foto, dari tabel di atas dapat dilihat dari 46
responden terdapat 2 responden (4,3%) menyatakan konten upload foto sangat
berguna, 19 responden (41.3%) menyatakan konten upload foto berguna, 16
responden (34.8%) menyatakan konten upload foto kurang berguna dan 9 responden
(19.6%) menyatakan konten chatting tidak berguna. Dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua (ibu) yang menyatakan konten upload foto berguna untuk anak mereka sebanyak 19 responden (41,3%). Dari data di lapangan hal ini dikarenakan konten
upload foto dapat mempromosikan bisnis online dan mendokumentasikan foto-foto
Tabel 4.16 Aktivitas Remaja Aktivitas
Selalu Sering Jarang Tidak Selalu
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Belajar 4 8.7 16 34.8 22 47.8 4 8.7 Bermain 1 2.2 7 15.2 7 15.2 31 67.4 Beribadah 5 10.9 8 17.4 10 21.7 23 50.0 Interaksi Sosial 1 2.2 6 13.0 11 23.9 28 60.9 Sumber : P16/FC.24, FC.25, FC.26, FC.27
Berdasarkan Tabel 4.16 berikut uraian dan kesimpulan tentang aktivitas
remaja dalam keseharian apakah terganggu atau tidak terganggu dengan adanya jejaring sosial :
Untuk aktivitas belajar remaja, dari tabel di atas dapat dilihat dari 46 responden terdapat 4 responden (8,7%) menyatakan aktivitas belajar anak mereka selalu terganggu, 16 responden (34,8%) menyatakan aktivitas belajar anak mereka sering terganggu, 22 responden (47,8%) menyatakan aktivitas belajar anak mereka jarang terganggu dan 4 responden (8,7%) menyatakan aktivitas belajar anak mereka tidak selalu terganggu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan aktivitas belajar anak mereka di rumah maupun di sekolah jarang terganggu sebanyak 22 responden (47,8%). Dari data di lapangan hal ini dikarenakan ibu masih mengawasi aktivitas belajar anak mereka.
Untuk aktivitas bermain remaja, dari tabel di atas dapat dilihat dari 46 responden terdapat 1 responden (2,2%) menyatakan aktivitas bermain anak mereka selalu terganggu, 7 responden (15,2%) menyatakan aktivitas bermain anak mereka sering terganggu, 7 responden (15,2%) menyatakan aktivitas bermain anak mereka jarang terganggu dan 31 responden (67.4%) menyatakan aktivitas bermain anak mereka tidak selalu terganggu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa rmayoritas responden
menyatakan aktivitas bermain anak mereka di rumah maupun di sekolah tidak selalu terganggu sebanyak 31 responden (67,4%). Hal ini dikarenakan jejaring sosial dapat di akses pada saat anak mereka bermain di rumah.
Untuk aktivitas beribadah remaja, dari tabel di atas dapat dilihat dari 46 responden terdapat 5 responden (10,9%) menyatakan aktivitas ibadah anak mereka selalu terganggu, 8 responden (17,4%) menyatakan aktivitas ibadah anak mereka sering terganggu, 10 responden (21,7%) menyatakan aktivitas ibadah anak mereka jarang terganggu dan 23 responden (50%) menyatakan aktivitas ibadah anak mereka tidak selalu terganggu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan aktivias beribadah anak mereka dalam keseharian tidak selalu terganggu sebanyak 23 responden (50%). Dari data di lapangan hal ini dikarenakan ibu masih mengingatkan anaknya beribadah sesuai waktunya.
Untuk aktivitas interaksi sosial remaja, dari tabel di atas dapat dilihat dari 46 responden terdapat 1 responden (2,2%) menyatakan aktivitas interaksi sosial anak mereka selalu terganggu, 6 responden (13%) menyatakan aktivitas interaksi sosial anak mereka sering terganggu, 11 responden (23.9%) menyatakan aktivitas interaksi sosial anak mereka jarang terganggu dan 28 responden (60.9%) menyatakan aktivitas interaksi sosial anak mereka tidak selalu terganggu. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden menyatakan aktivitas interaksi sosial bermasyarakat anak mereka dalam keseharian tidak selalu terganggu sebanyak 28 responden (60,9%). Dari data di lapangan hal ini dikarenakan anak tetap bersikap ramah dan sopan santun terhadap lingkungan sekitar mereka.
Peneliti membuat pertanyaan terbuka untuk menggali data lebih dalam. Pertanyaan terbuka tersebut berkaitan dengan yang ibu ketahui mengenai dampak positif dan negatif terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku anak mereka. Berikut hasil kuesioner dari pertanyaan terbuka dengan jumlah responden sebanyak 46 orang:
1. Coba ibu sebutkan dampak positif jejaring sosial terhadap pengetahuan anak ibu?
Dari pertanyaan di atas 41 responden menjawab jejaring sosial berdampak positif terhadap pengetahuan anaknya seperti tidak gagap teknologi, mendapatkan inforamasi yang terkini, wawasan menjadi lebih luas. Sisanya 5 responden menjawab jejaring sosial tidak memiliki dampak positif terhadap pengetahuan anaknya.
2. Coba ibu sebutkan dampak positif jejaring sosial terhadap sikap anak ibu? Dari pertanyaan di atas 23 responden menjawab jejaring sosial berdampak positif terhadap sikap anaknya seperti menjadi lebih terbuka kepada orang tua, mudah bergaul, lebih percaya diri, lebih kritis dan kreatif, peka terhadap lingkungan, membagi informasi terkini kepada orang tua. Responden yang menjawab tidak ada dampak positif terhadap sikap anak terdapat 16 responden. Jawaban tidak ada pengaruh positif terhadap sikap anak yang dimaksud dari orang tua (ibu) yaitu seperti anak menjadi pemarah dan egois bila dilarang ke warnet, anak menjadi lupa waktu dan anak menjadi lebih banyak diam. Sisanya 7 responden menjawab tidak tahu.
3. Coba ibu sebutkan dampak positif jejaring sosial terhadap perilaku anak ibu? Dari pertanyaan di atas 20 responden menjawab jejaring sosial berdampak positif terhadap perilaku anaknya seperti lebih berhati-hati terhadap orang yang baru dikenal, rasa ingin tahu anak semakin tinggi, lebih betah di rumah dan memiliki banyak teman. Responden yang menjawab tidak ada dampak positif terhadap perilaku anak terdapat 15 responden. Jawaban tidak ada dampak positif terhadap perilaku anak yang dimaksud dari orang tua (ibu) yaitu seperti anak menjadi malas berpikir dan belajar, lebih sering chatting, dan menjadi lebih banyak diam. Sisanya 11 responden menjawab tidak tahu.
4. Coba ibu sebutkan dampak negatif jejaring sosial terhadap pengetahuan anak ibu?
Dari pertanyaan di atas 28 responden menjawab jejaring sosial berdampak negatif terhadap pengetahuan anaknya seperti mengetahui hal-hal yang belum sepantasnya, mengganggu konsentrasi belajar, anak menjadi suka online shop, kurang berkomunikasi kepada orang tua dan menjadi suka meniru. Sisanya 11 responden menjawab jejaring sosial tidak ada dampak negatif terhadap pengetahuan anaknya dan 7 responden menjawab tidak tahu.
5. Coba ibu sebutkan dampak negatif jejaring sosial terhadap sikap anak ibu? Dari pertanyaan di atas 25 responden menjawab jejaring sosial berdampak negatif terhadap sikap anaknya seperti lebih patuh kepada jejaring sosial daripada orang tua, lebih sering memegang handphone, lebih sering sendiri, lebih sering ke warnet, bersikap sombong, menjadi pemalas, melawan orang tua, dan bersikap tidak peduli. Sisanya 14 responden menjawab tidak ada dampak negatif terhadap sikap anak mereka dan 7 responden menjawab tidak tahu.
6. Coba ibu sebutkan dampak negatif jejaring sosial terhadap perilaku anak ibu? Dari pertanyaan di atas 25 responden menjawab jejaring sosial berdampak negatif terhadap sikap anaknya seperti lebih suka bermain games, bersikap