• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial (Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN ORANG TUA DALAM PENGGUNAAN JEJARING

SOSIAL

(Studi Deskriptif Tentang Peran Orang Tua Dalam Penggunaan

Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan

Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan

IDEK HARTODINATA 080904118

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi media dan peran orang tua dalam penggunaan jejaring sosial oleh remaja di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah media literacy.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode untuk menggambarkan suatu situasi atau peristiwa selama penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis. Penarikan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling, dimana peneliti sesuai dengan

kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian yakni para orang tua yang mempunyai anak yang berusia 13-17 tahun dan mengakses jejaring sosial (Facebook atau Twitter). Berdasarkan data penduduk Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia terdapat 305 KK. Peneliti melakukan pra-penelitian di Lingkungan VII untuk mendapatkan data sesuai kriteria tujuan penelitian di dalam pembatasan masalah, maka terdapat orang tua sejumlah 46

orang. Berdasarkan data populasi yang ada, maka peneliti menggunakan total

sampling dimana jumlah populasi total digunakan menjadi sampel. Dengan demikian

sampel dalam penelitian ini berjumlah 46 orang.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan anugerah-Nya

yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah

satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU). Saya menyadari bahwa,

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada

penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, MA selaku Ketua Departemen Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Dra. Dayana, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mazdalifah, M.Si, P.hD selaku dosen pembimbing penulis selama

penyelesaian skripsi yang telah meluangkan waktu untuk membimbing,

memberikan pengarahan serta dukungan doa dan semangat kepada penulis.

5. Ibu Dra. Inon Beydha, M.Si, P.hD selaku dosen penasihat akademik penulis

yang telah memberi nasihat selama masa perkuliahan.

6. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberi ilmu kepada penulis dan

memberi perhatian selama penulis menjalani perkuliahan.

7. Staf Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara. Kak Icut, Kak Maya dan Kak Ros terima kasih

(4)

8. Orang tua dan keluarga besar khususnya mama tersayang yang telah

memberikan bantuan dukungan material dan moral yang sangat luar biasa.

9. Pak M. Ikshan Lubis selaku Kepala Lingkungan VII Kelurahan Tanjung

Gusta, Kecamatan Medan Helvetia yang telah memberikan izin penelitian

untuk penulis di lingkungannya.

10.Debby Oktaria, S.Psi, terima kasih atas segala perhatian, dukungan dan

bantuan yang luar biasa dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Agiha Sembiring sahabat seperjuangan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL),

seminar proposal sampai menyelesaikan skripsi ini selalu sama, terima kasih

atas bantuan, nasihat dan motivasinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabatku Jefry S. Bangun, S.Sos, dan sahabat tim futsal selama penulis

menjalani perkuliahan ini : Koncho, Aprianto, Yan Lazzuardy, Josua (Bagor),

Ibam, Hendra, Suranta, Novri, Arnold, Rafsan, Fadly, Oka dan semua teman –

teman Departemen Ilmu Komunikasi stambuk 2008 yang selalu mendukung

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Sahabat – sahabatku Hira, Atsuko, Nining Kesuma dan yansiq family yang

memberikan motivasi dan dukungan yang luar biasa dalam menyelesaikan

skripsi untuk dapat menyusul mereka yang telah wisuda duluan.

14.Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak disebutkan

satu – persatu terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Penulis menyadari dalam penulisan ini masih banyak terdapat

ketidaksempurnaan, karena sejatinya kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha

Esa. Penulis mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca. Akhir kata,

saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

(5)

Idek Hartodinata

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Judul

Lembar Pengesahan

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar ... vi

Daftar Tabel ... vii

BAB I PENDAHALUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Pembatasan Masalah ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teoritis ... 7

2.1.1 Perkembangan Teknologi Komunikasi ... 7

2.1.2 New Media ... 9

2.1.3 Internet Sebagai Media Komunikasi ... 12

2.1.4 Jejaring Sosial (Social Networking) ... 15

2.1.4.1 Facebook ... 16

2.1.4.2 Twitter ... 18

2.1.5 Literasi Media (Media Literacy) ... 20

2.1.6 Peran Orang Tua ... 24

2.1.6.1 Peran ibu ... 26

(6)

2.3 Model Teoritis ... 28

2.4 2.5 Definisi Operasional ... 29

Operasional Variabel ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian ... 31

3.1.1 Kelurahan Tanjung Gusta ... 31

3.1.2 Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta... 31

3.2 Lokasi Penelitian ... 33

3.3 Metode Penelitian ... 33

3.4 Populasi dan Sampel ... 33

3.4.1 Populasi ... 33

3.4.2 Sampel ... 34

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.6 Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengumpulan Data ... 36

4.2 Langkah-Langkah Mengolah Data ... 37

4.3 Analisis Tabel Tunggal ... 38

4.4 Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Saran Responden Penelitian ... 62

5.3 Saran Dalam Kaitan Akademis ... 62

5.4 Saran Dalam Kaitan Praktis ... 62

LAMPIRAN

(7)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1. Operasional Variabel ... 29

2. Mata Pencaharian Penduduk Lingkungan VII ... 32

3. Jumlah Penduduk Lingkungan VII berdasarkan usia ... 32

4. Jumlah Penduduk Lingkungan VII berdasarkan pendidikan ... 32

5. Usia ... 38

6. Pendidikan ... 39

7. Pekerjaan ... 40

8. Arti Jejaring Sosial ... 41

9. Jenis Jejaring Sosial ... 42

10.Pengaruh Jejaring Sosial ... 44

11.Pengaruh Penggunaan Jejaring Sosial Paling Banyak Terjadi ... 45

12.Kepemilikan Jejaring Sosial ... 46

13.Aktivitas Jejaring Sosial ... 46

14.Lama Mengakses Jejaring Sosial ... 47

15.Waktu Mengakses Jejaring Sosial ... 48

16.Aktivitas Remaja / Anak Dalam Jejaring Sosial ... 49

17.Lama Remaja / Anak Mengakses Jejaring Sosial ... 50

18.Waktu Remaja / Anak Mengakses ... 51

19.Kegunaan Konten ... 52

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peran Orang Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui literasi media dan peran orang tua dalam penggunaan jejaring sosial oleh remaja di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah media literacy.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode untuk menggambarkan suatu situasi atau peristiwa selama penelitian, tanpa mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis. Penarikan sampel dalam

penelitian ini menggunakan purposive sampling, dimana peneliti sesuai dengan

kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian yakni para orang tua yang mempunyai anak yang berusia 13-17 tahun dan mengakses jejaring sosial (Facebook atau Twitter). Berdasarkan data penduduk Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia terdapat 305 KK. Peneliti melakukan pra-penelitian di Lingkungan VII untuk mendapatkan data sesuai kriteria tujuan penelitian di dalam pembatasan masalah, maka terdapat orang tua sejumlah 46

orang. Berdasarkan data populasi yang ada, maka peneliti menggunakan total

sampling dimana jumlah populasi total digunakan menjadi sampel. Dengan demikian

sampel dalam penelitian ini berjumlah 46 orang.

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang

memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang

tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs

tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial menampilkan halaman profil pengguna,

yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna. Kemunculan situs

jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-orang

dari seluruh belahan dunia. Jejaring sosial maya merupakan salah satu cara

membangun struktur sosial yang tidak terikat oleh waktu dan tempat karena melalui

dunia maya atau biasa dikenal dengan internet, seseorang dapat berhubungan dengan

orang – orang yang berada di belahan dunia manapun.

Banyak situs jejaring sosial yang beredar di internet, misalnya Facebook,

Twitter, MySpace, Youtube dan sebagainya. Manfaat positif yang bisa diperoleh

melalui situs jejaring sosial ini, misalnya mulai dari menambah teman baru, bertemu

dengan teman lama, mempererat komunikasi dengan sanak saudara yang berjauhan,

saling bertukar foto, saling bertukar informasi, bahkan bisa juga untuk memulai

bisnis baru atau mempromosikan bisnis yang sedang dijalankan. Ditambah dengan

penyajian beberapa situs jejaring sosial yang terbilang unik, yaitu dengan

(11)

dengan situs jejaring – jejaring sosial tersebut, apalagi jika seseorang sudah merasa

senang ketika “bermain” di salah satu situs jejaring sosial yang disukainya.

Jejaring sosial bisa diakses di mana saja dan kapan saja hanya dengan

menggunakan sebuah mobile phone atau smartphone, tidak perlu lagi ke warung

internet atau menghidupkan komputer di rumah untuk mengakses internet. Sehingga

bukan merupakan hal yang asing lagi jika kita melihat anak-anak, remaja, orang

dewasa bahkan orang tua, asik berinternet ria melalui handphone. Apakah mereka

sekedar browsing, mengupload, atau mendownload, atau sekedar mengecek email. Kegiatan semacam ini sudah lazim kita lihat, semua orang asik dengan handphonenya saat menunggu antrian, di angkutan umum, di dapur, di ruang makan, bahkan saat

kuliah sekalipun (Mengoptimalkan Aplikasi Dunia Maya Bagi Pengembangan

Potensi Anak dan Orang Tua, Oleh Dra. Mazdalifah, M.Si).

Kemudahan orang dalam mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya

fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi

juga di Indonesia. Kecepatan dari media sosial juga mulai tampak menggantikan

peranan media massa konvensional dalam menyebarkan informasi.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari

didapatkan bahwa Indonesia memiliki jumlah pengguna atau pengakses facebook

sebanyak hampir 41 juta pengakses, atau lebih tepatnya 40.829.720. Jumlah ini dibagi

kedalam 2 gender pengakses yaitu pria sebanyak 24.283.600 (59.6%) dan wanita

sebanyak 16.461.740 (40.4%). Sesuai hasil penelusuran, ternyata lebih banyak

pengakses facebook dari kaum pria daripada wanita dengan selisih prosentase yang

cukup jauh yaitu sebesar 19.2%. Indonesia bahkan tidak kalah dengan negara-negara

maju lainnya seperti Amerika Serikat, Brazil, Perancis, Jerman, dan lain sebagainya.

Ada satu hal cukup mengejutkan bagi peneliti yaitu umur 13 – 17 tahun pun sudah

mengakses Facebook. Untuk situs jejaring sosial Twitter, Indonsia berada di

peringkat kelima dengan jumlah pengguna 19,5 juta

Itu berarti bahwa jumlah

(12)

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pengguna situs jejaring

sosial oleh remaja di Indonesia menunjukkan persentase yang cukup besar. Ini

disebabkan remaja saat ini bisa hampir setiap jam menyempatkan waktunya untuk

setidaknya mengecek akun jejaring sosial mereka.

Remaja adalah anak berusia 13-17 tahun yang sedang mengalami

perkembangan fisik, kognitif (pengetahuan), dan hubungan sosial. Secara fisik remaja

mengalami perubahan dan pertumbuhan secara cepat. Secara kognitif (pengetahuan)

mereka mulai memiliki kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Secara sosial,

mereka mulai mencari identitas diri, hubungan mereka dengan orang tua secara

umum dikatakan baik. Dalam kelompok, mereka dapat saling memberi pengaruh

yang positif maupun negatif (Papalia, 2007: 13).

Efek dari jejaring sosial juga dapat memberikan dampak yang cukup buruk

bagi remaja, seperti di dalam dunia pendidikan yaitu waktu belajar remaja menjadi

berkurang, menurunnya motivasi dan prestasi belajar. Tidak hanya itu saja, remaja

menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata, remaja lebih mementingkan diri

sendiri, kurang perhatian terhadap keluarga, data diri mereka tersebar, kurang

bersosialisasi dengan lingkungannya dan rawan akan terjadi perselisihan di antara

mereka (Memahami Interaksi Remaja dengan Internet, YPMA 2011: 15). Semua

kegiatan mereka di dalam dunia maya terkadang tidak diketahui oleh orang tua

mereka. Lemahnya pengawasan dan pemahaman orang tua tersebut disebabkan

kesibukan orang tua dalam bekerja, sehingga mereka seperti membiarkan anaknya

bebas mengkonsumsi sebuah media.

Disinilah pengawasan orang tua berperan. Orang tua memiliki tanggung

jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai

tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan

bermasyarakat. Dari penjabaran mengenai peranan orang tua tersebut, betapa

besarnya peranan orang tua dalam memenuhi kebutuhan, mendidik, mengendalikan,

serta menjadi teladan bagi anaknya. Orang tua memiliki tanggung jawab penuh

terhadap perkembangan dan segala aktivitas anak, serta harus bisa membimbing,

(13)

tua cenderung membiarkan anak-anaknya “diasuh” oleh situs-situs internet atau

jejaring sosial tersebut, tanpa memperdulikan seperti apa yang sedang dinikmati buah

hatinya. Orang tua yang merasa bahwa ketidaktahuannya tentang jejaring sosial

karena mereka merasa gagap teknologi juga merasa malu jika dipandang sebagai

orang tua yang terlalu “gaul” dan akrab dengan media baru.

Penanaman pemahaman atau pemilihan situs jejaring sosial menjadi hal yang

disepelekan oleh orang tua. Padahal, pemberian pemahaman tentang hal tersebut akan

menjadikan anak mereka menjadi lebih mengerti maksud dari penggunaan internet

atau jejaring sosial. Pengertian tersebut pada gilirannya akan menuju pada

pemahaman tentang situs seperti apa yang memang patut diakses, patut dipercaya,

atau lebih patut ditinggalkan. Di sinilah dibutuhkan suatu kemampuan yang disebut

dengan literasi media.

Literasi media secara umum dapat diterjemahkan menjadi “melek media”,

yang berarti kemampuan untuk memilah, mengakses, dan menganalisis isi media.

Literasi media dianggap sebagai kemampuan yang sudah semestinya dimiliki oleh

setiap individu konsumen media massa, sehubungan dengan banyaknya media massa

yang ada di tengah-tengah kita. Individu perlu memiliki pengetahuan efek media, isi

media, industri media. Dengan kemampuan literasi media individu akan memiliki

perspektif yang jauh lebih jelas untuk melihat dan membedakan dunia nyata dan

dunia yang diproduksi oleh media. Ketika seseorang dibekali kemampuan literasi

media, ia tidak dapat “disetir” oleh keinginan media.

Peran orang tua yang lebih sangat dibutuhkan untuk mendidik dan

membimbing remaja dalam menggunakan media internet pada masa-masa usia

mereka saat ini. Pemahaman yang baik oleh orang tua dalam penggunaan jejaring

sosial akan dapat melindungi pemikiran anak mereka dari dampak negatif yang

ditimbulkan oleh media yang mereka gunakan. Orang tua dapat memberikan

pengertian kepada para remaja bahwa semua informasi yang mereka butuhkan

terdapat di internet, tinggal bagaimana mereka menyaring mana yang bersifat positif

(14)

Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia

merupakan salah satu lingkungan yang memiliki jumlah warung internet terbanyak

dari tujuh lingkungan di wilayah tersebut. Dari pengamatan peneliti, remaja dapat

bermain di warung internet hingga larut malam sampai melupakan kewajiban mereka

sebagai pelajar dan sebagai anak di dalam keluarga. Selain itu, peneliti menyadari

sepenuhnya bahwa kemampuan literasi media menjadi sesuatu hal yang bersifat

mendesak untuk dimiliki bagi siapapun, terlebih bagi para orang tua yang memiliki

anak yang masih bersekolah.

Sebelumnya telah ada penelitian sejenis dengan judul “Media Literacy

Tayangan Televisi di Kalangan Remaja” yang diajukan oleh Eli Sukmawati, dan

judul penelitian,” Peran Orang Tua Dalam Peningkatan Pemahaman Terhadap

Tayangan Televisi” yang diajukan oleh Budi Harianti serta Media Literacy dan

Tayangan Reality Show yang diajukan oleh Jeng Karona Sitepu. Berdasarkan

beberapa penelitian diatas ditemukan perbedaan. Perbedaan tersebut terdapat pada

variabel, peneliti meneliti tentang media literacy dalam jejaring sosial sedangkan penelitian mereka sama-sama meneliti tentang media literacy pada tayangan televisi.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti merasa tertarik untuk

meneliti tentang peran orang tua dalam penggunaan jejaring sosial oleh remaja di

Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut, “Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Penggunaan

Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta,

Kecamatan Medan Helvetia?”

I.3 Pembatasan Masalah

Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, selanjutnya

peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian. Adapun maksud dari

(15)

dan tidak terlalu melebar sehingga terhindar dari salah pengertian tentang masalah

penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan diteliti adalah :

1. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena – fenomena yang ada, baik

fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia.

2. Objek penelitian ini adalah para orang tua dalam hal penelitian ini yang

sebagai responden yaitu ibu yang bertempat tinggal di Lingkungan VII

Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia yang anaknya berusia

13-17 tahun dan menggunakan situs jejaring sosial (Facebook atau Twitter).

3. Penelitian akan dilakukan pada bulan April 2012.

I.4. Tujuan Dan Manfat Penelitian I.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui literasi media khususnya dalam hal jejaring sosial di

Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia.

b. Untuk mengetahui peran orang tua dalam penggunaan jejaring sosial oleh

remaja di Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan

Helvetia.

I.4.2. Manfaat Penelitian

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU.

b. Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam melakukan penelitian.

c. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan dan menambah cakrawala pengetahuan bagi peneliti, serta para

orang tua, tentang pentingnya pemahaman tentang literasi media bagi mereka

(16)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Kerangka Teori

2.1.1 Perkembangan Teknologi Komunikasi

Teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers, 1986

dalam Lubis (2005: 42), mendefenisikan teknologi komunikasi sebagai “alat

perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk

mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain”.

Perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini berlangsung demikian

pesatnya sehingga para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi. Sekalipun

kemajuan tersebut masih dalam perjalanannya, tapi sejak sekarang sudah dapat

diperkirakan terjadinya berbagai perubahan di bidang komunikasi maupun di

bidang-bidang kehidupan lain yang berhubungan, sebagai implikasi dari perkembangan

keadaan yang dimaksud. Perubahan-perubahan yang kelak terjadi, terutama

disebabkan berbagai kemampuan dan potensi teknologi komunikasi tersebut, yang

memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan

komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1989: 6).

Salah satu pengertian umum teknologi ialah penggunaan ilmu pengetahuan

secara sistematik atau pengetahuan-pengetahuan yang terorganisir atau untuk

keperluan-keperluan yang praktis. Sedangkan pengertian secara khusus ialah

memandang teknologi dari aspek ekonomi yaitu minimal teknologi digunakan untuk

menentukan division and subdivision of labor dari suatu proses kerja yang

terintegrasi secara sistematik dalam komponen-komponen yang berkaitan dan

(17)

berhubungan erat bahkan bersatu dengan sistem kosmologi (sistem nilai kepercayaan)

dan world view suatu masyarakat.

Teknologi merupakan sebuah seperangkat untuk membantu aktivitas kita dan

dapat mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh hubungan sebab akibat yang

melingkupi dalam mencapai suatu tujuan. Teknologi selalu memiliki dua aspek, yakni

hardware (yang terdiri dari obyek material atau fisik) dan software (terdiri dari

informasi untuk mengoperasikan hardware). Rogers, 1986 dalam buku Agoeng

Nugroho (2010: 3) menjelaskan teknologi komunikasi diartikan sebagai perlengkapan

hardware, struktur organisasi, dan nilai-nilai sosial dimana individu-individu

mengumpulkan, memproses dan tukar-menukar informasi dengan individu-individu.

Seluruh teknologi komunikasi sudah menjangkau pancaindera manusia seperti

sentuhan, penciuman, rasa, pendengaran dan penglihatan. Bahkan teknologi

komunikasi dapat membawa seseorang individu melintasi batas ruang dan waktu

serta mendapatkan informasi yang tidak didapat sebelumnya (McLuhan, 1965).

Manusia telah menjadikan teknologi media sebagai jendela dunia atau “a window to

the world” dan dapat mengetahui kejadian-kejadian yang jauh jaraknya tanpa kita

hadir langsung di lokasi kejadian (Agoeng Nugroho, 2010: 4).

Istilah teknologi komunikasi seringkali diucapkan dalam nafas yang sama

dengan istilah teknologi informasi, karena pengertian yang terkandung pada

masing-masing istilah tersebut memang saling berkaitan satu sama lain. Namun, istilah

teknologi komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas, termasuk sistem, saluran,

perangkat keras, dan perangkat lunak dari komunikasi modern, di mana teknologi

informasi merupakan bagian dari padanya.

Lubis (2005), menjelaskan bahwa teknologi komunikasi adalah suatu

penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan

dengan komunikasi. Komunikasi adalah upaya untuk menciptakan “Kebersamaan

dalam Makna” (Commonness in Meaning). Dengan demikian, teknologi komunikasi

merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai

kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat. Rogers (1986)

(18)

organisasi, dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses,

dan mempertukarkan informasi dengan orang lain (Lubis, 2005:42).

Severin dan Tankard (2007: 305), mengatakan bahwa teknologi komunikasi

berubah dengan begitu cepat sehingga banyak orang berbicara tentang “revolusi

teknologi” atau “ledakan informasi”. Beberapa teknologi baru yang sedang dalam

proses pengembangan atau yang ada sekarang adalah video tape recorder, video

casette, televisi kabel, surat kabar online, akses pelayanan informasi komputer

dengan komputer pribadi di rumah, internet, World Wide Web, serta CD-ROM.

Banyak teknologi yang mempunyai dampak dramatis yaitu memberikan pengguna

kontrol yang jauh lebih banyak pada proses telekomunikasi dan informasi yang

diterima.

Nasution (1989: 6), menjelaskan bahwa berbagai kemampuan dan potensi

yang dimiliki teknologi komunikasi memungkinkan manusia untuk saling

berhubungan satu sama lainnya, seperti faktor jarak, waktu, jumlah, kapasitas,

kecepatan, dan lain-lainnya, kini dapat diatasi dengan dikembangkannya berbagai

sarana komunikasi mutakhir. Dengan penggunaan satelit misalnya, hampir tidak ada

lagi batas jarak dan waktu untuk menjangkau khalayak yang dituju di manapun dan

kapan saja diperlukan.

Everett M. Rogers, 1986 dalam Bungin (2006: 111), mengatakan bahwa

dalam hubungan komunikasi di masyarakat, dikenal empat era komunikasi, yaitu: era

tulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan era media komunikasi interaktif.

Dalam era terakhir, yakni era media komunikasi interaktif dikenal media komputer,

videotext dan teletext, teleconferencing, TV kabel, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan Rogers itulah, maka masyarakat percaya bahwa perkembangan teknologi

media dimulai dari era media tulis dan cetak.

2.1.2. New Media

New Media merupakan perkembangan baru dari media-media yang telah

digunakan manusia. Karakternya yang merupakan bentuk digital tentu memudahkan

(19)

perkembangannya, new media bisa memberikan nilai negatif juga, yaitu dapat mengakses situs yang berbau porno dan kekerasan dengan mudah dan memberikan

efek ketagihan bagi penggunanya. Jadi sudah seharusnya perkembangan new media

diikuti juga dengan kebijakan orang yang memanfaatkannya.

Kajian-kajian berbagai aspek tentang perkembangan teknologi telematika

menjadi sangat penting terutama yang berhubungan dengan perkembangan

media baru (new media), karena tidak saja menyangkut basis-basis ekonomi yang perlu disiapkan, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana

konstruksi sosial media massa memberi konstribusi terhadap kehidupan

manusia secara keseluruhan. Hal ini nantinya berhubungan dengan dengan

persoalan-persoalan difusi inovasi dan adopsi yang dilakukan masyarakat, dan

bagaimana pula media baru mendukung pergerakan pembangunan masyarakat

sebagai subjek perubahan di masyarakat itu sendiri. (Bungin, 2009: 374).

Kemunculan media baru memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan

manusia. Media baru secara langsung telah merubah pola kehidupan masyarakat,

budaya, cara berfikir, dan hampir segala aspek dalam kehidupan manusia.

Perkembangan media ini mendapatkan tanggapan yang beragam, ada yang pro dan

ada yang kontra. Tanggapan tersebut sah-sah saja dikeluarkan sepanjang pengguna

media memahami betul apa dan bagaimana media baru itu sendiri. Menurut Jan Van

Dijk dalam bukunya The Network Society, new media are media which are both

integrated and interactive and also use digital code at the turn of the 20th and 21st centuries

Pertama, media baru mudah dimanipulasi. Hal ini sering kali mendapat

tanggapan negatif dan menjadi perdebatan, karena media baru memungkinkan setiap

orang untuk memanipulasi dan merubah berbagai data dan informasi dengan bebas.

Kedua, media baru bersifat

. Dengan kata lain, media baru adalah media yang memiliki 3 karakteristik

utama, yaitu integrasi, interaktif, dan digital. Menurut Fedlman bahwa media baru

memiliki setidaknya lima karakteristik yang dapat dilihat.

networkable. Artinya, konten-konten yang terdapat dalam

(20)

lewat jaringan internet yang tersedia. Karakteristik ini dapat kita sebut sebagai

kelebihan, karena media baru membuat setiap orang dapat terkoneksi dengan cepat

dan memberi solusi terhadap kendala jarak dan waktu antar pengguna.

Ketiga, media baru bersifat compressible. Konten-konten yang ada dalam

media baru dapat diperkecil ukurannya sehingga kapasitasnya dapat dikurangi. Hal

ini memberi kemudahan untuk menyimpan konten-konten tersebut dan

mempublikasikannya kepada orang lain. Keempat, media baru sifatnya padat.

Dimana pengguna hanya membutuhkan space

Kelima, media baru bersifat imparsial. Konten-konten yang ada dalam media

baru tidak berpihak pada siapapun dan tidak dikuasai oleh segelintir orang saja. Hal

tersebut media baru seringkali disebut sebagai media yang sangat demokratis, karena

kapitalisasi media tidak berlaku lagi. Setiap orang dapat menjadi produsen dan

konsumen secara bersamaan dan setiap pengguna dapat berlaku aktif disana (Lutviah, 2011 February 07).

yang kecil untuk menyimpan berbagai

konten yang ada dalam media baru. Sebagai contoh, pengguna hanya memerlukan

satu komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet untuk dapat menyimpan

berbagai informasi dari berbagai penjuru dunia dalam komputer tersebut.

Secara karakteristik, media baru sangat berbeda karakteristiknya dengan

media lama. Pada media lama, interaktivitas tidak terjalin dan jarak diantara

komunikator dengan komunikan sangat terlihat sekali. Sebaliknya, media baru

membawa potensi hubungan yang interaktif diantara pengguna serta membangun

hubungan yang setara antara pengirim dan penerima pesan. Kemudahan-kemudahan

yang ditawarkan oleh media baru dapat dilihat sebagai kelebihan atau sisi positif dari

media baru. Tapi kita juga tidak boleh menutup mata bahwa media baru juga

memberikan beberapa dampak negatif yang harus diwaspadai.

Pertama, media baru dikhawatirkan akan mengambil alih peran

institusi-institusi sosial sebelumnya dalam membentuk dan mengarahkan nilai-nilai

masyarakat. Orang-orang yang tadinya menggunakan nilai-nilai yang berasal dari

institusi sosial seperti keluarga sekarang berpindah menggunakan nilai-nilai yang

(21)

khawatirkan adalah adanya pihak-pihak tertentu yang menggunakan media baru

sebagai alat propaganda dan doktrinisasi. Bagaimanapun, media baru memiliki

kemampuan dan daya jangkau yang sangat luas, sehingga besar kemungkinan media

ini dimanfaatkan.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa sama seperti media-media

lainnya, media baru juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu sebagai

pengguna harus selektif dan dengan cermat menggunakan media ini dengan

sebaik-baiknya.

2.1.3. Internet Sebagai Media Komunikasi

Salah satu media dalam komunikasi adalah internet. Perubahan terbesar di

bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak munculnya TV) adalah penemuan dan

pertumbuhan internet (Severin dan Tankard, 2007:443). Secara harfiah, internet

(kependekan daripada perkataan ‘inter-network’) ialah rangkaian komputer yang

terhubung menelusuri beberapa rangkaian (http://id.wikipedia.org/wiki/Internet).

Istilah internet Indonesia adalah istilah-istilah yang diserap dari bahasa asing karena

kemajuan teknologi internet. Mayoritas istilah-istilah tersebut adalah berasal dari

bahasa Inggris, karena dipandang memiliki kekayaan kosakata internet yang paling

luas.

Internet dilahirkan pada puncak Perang Dingin, pada tahun 1969, sebagai

jaringan eksperimental yang disebut ARPANET. Pada tahun pertamanya, ARPANET

menghubungkan empat pusat komputer universitas, masing-masing di UCLA, di

Standford Research Institute (SRI), di Universitas California Santa Barbara (UCSB),

dan di Universitas Utah Charley Kline, yang terlibat dalam riset militer untuk U.S.

Defense Department’s Advanced Research Project Agency (Badan Proyek Riset

Lanjut Departemen Pertahanan Amerika Serikat) (Fidler, 2003: 150).

Internet menjadi sedemikian populer menjelang 1995 sebagai akibat dari

teknologi-teknologi Mosaic dan Web sehingga jaringan-jaringan konsumer online,

seperti America Online, Prodigy dan CompuServe, mulai memberikan akses net

(22)

1995 semakin meningkat sekitar 10 sampai 15 persen per bulan, akhirnya dipandang

oleh para pakar sebagai tuntutan massa untuk memperoleh bentuk baru pertukaran

informasi (Fidler, 2003: 154).

Penemuan internet dianggap sebagai penemuan yang cukup besar, yang

mengubah dunia dari bersifat lokal atau regional menjadi global, karena di dalam

internet terdapat sumber-sumber informasi dunia yang dapat diakses oleh siapapun

dan di manapun melalui jaringan internet. Melalui internet faktor jarak dan waktu

sudah tidak menjadi masalah. Dunia seolah-olah menjadi kecil, dan komunikasi

menjadi mudah. Onno W. Purbo (2001) melukiskan bahwa internet juga telah

mengubah metode komunikasi massa dan penyebaran data atau informasi secara

fleksibel dan mengintegrasikan seluruh bentuk media massa konvensional seperti

media cetak dan audio visual (http://mhs.blog.ui.edu/diat.nurhidayat71).

Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan (Ardianto dan Lukiati, 2004: 141).

Membedakan internet dengan teknologi komunikasi yang lainnya yaitu

tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan

pesannya. Internet merupakan media yang memberi setiap penggunanya kemampuan

untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. Internet juga dapat diakses

dimana saja dan kapan saja.

Internet telah membentuk ruang dan waktu, yang bersifat nirjarak dan

nirwaktu, yang disebut cyberspace. Kata cyberspace pertama kali digunakan dan

dipopulerkan oleh William Gibson dalam novel fantasi ilmiahnya, Neuromancer,

(23)

(internet fax), e-mail (electronic mail), e-magazine (electronic magazine), dan seterusnya. Dengan internet pengguna memasuki ruang dan waktu baru yang bersifat

nirjarak dan nirwaktu, kita menjumpai hampir seluruh bentuk media komunikasi yang

dikenal berkonvergensi menyatu di sana, membuatnya disebut multimedia.

Sebagian buku mengelompokkan internet yang multimedia sebagai media

massa, sebagian lagi mengkategorisasikannya sebagai media antar pribadi. Kedua

pendapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya, karena kedua pendapat yang

bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakekat internet yang multimedia.

Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya ketika seseorang

berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektronik ke seorang teman, misalnya.

Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa tapi juga antar pribadi,

tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau mengkajinya (Vardiansyah,

2004: 106).

Menurut Severin dan Tankard (2007: 7), ada tiga fitur utama internet, yaitu e-mail (surat elektronik), Newsgroups and Mailing list, serta World Wide Web:

1. E-mail Jutaan orang kini berkomunikasi dengan menggunakan pesan

elektronik, atau e-mail. Tidak perlu menjadi pengguna internet yang

canggih untuk bisa mengirimkan pesan e-mail. Banyak orang awam

melakukannya melalui layanan online, seperti halnya American Online dan Prodigy.

2. Newsgroups and Mailing Lists Newsgroups and Mailing Lists merupakan

sistem berbagi pesan secara elektronik yang memungkinkan orang-orang

yang tertarik pada masalah yang sama untuk saling bertukar informasi dan

opini. Beberapa orang merasa bahwa mereka mendapat berita secara lebih

cepat dan lebih baik dari newsgroups daripada koran atau majalah.

Mungkin yang lebih penting lagi, newsgroups memungkinkan terjadinya

respon langsung terhadap suatu berita oleh konsumen berita yang tidak bisa

(24)

3. World Wide Web World Wide Web yang juga dikenal sebagai WWW atau

Web merupakan sebuah sistem informasi yang dapat diakses melalui

komputer lain secara cepat dan tepat.

2.1.4. Jejaring Sosial (Social Networking)

Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen

individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka

berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari

sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun

1954. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul

(yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih

tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

Situs jejaring sosial diawali oleh Classmates.com pada tahun 1995 yang

berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah dan SixDegrees.com pada tahun

1997 yang membuat ikatan tidak langsung. Dua model berbeda dari jejaring sosial

yang lahir sekitar pada tahun 1999 adalah berbasiskan kepercayaan yang

dikembangkan oleh Epinions.com, dan jejaring sosial yang berbasiskan pertemanan

seperti yang dikembangkan oleh Uskup Jonathan yang kemudian dipakai pada

beberapa situs UK regional di antara 1999 dan 2001. Inovasi meliputi tidak hanya

memperlihatkan siapa berteman dengan siapa, tetapi memberikan pengguna kontrol

yang lebih akan isi dan hubungan. Pada tahun 2005, suatu layanan jejaring sosial

MySpace, dilaporkan lebih banyak diakses dibandingkan Google dengan Facebook,

pesaing yang tumbuh dengan cepat ( http://www.ridwanforge.net/blog/jejaring-sosial-social-networking).

Jejaring sosial mulai menjadi bagian dari strategi internet bisnis sekitar tahun

2005 ketika Yahoo meluncurkan Yahoo! 360°. Pada bulan juli 2005 News

Corporation membeli MySpace, diikuti oleh ITV (UK) membeli Friends Reunited

pada Desember 2005. Diperkirakan ada lebih dari 200 situs jejaring sosial

(25)

Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti chat, messaging, email, video, audio chat, share file, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna dapat

meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Situs-

situs dari jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube atau Yahoo Messenger.

Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat

saling berbagi informasi didalamnya. Situs jejaring sosial yang paling terkenal dan

sering digunakan oleh masyarakat Indonesia yaitu Facebook dan Twitter. Berikut

penjelasan tentang Facebook dan Twitter.

2.1.4.1 Facebook

Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari

2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard dan mantan

murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari

Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah

lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester,

Standford, NYU, Nortwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League

Selanjutnya dikembangkan pula jaringan untuk sekolah-sekolah tingkat atas

dan beberapa perusahaan besar. Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat

elektronik (e-mail) apa pun dapat mendaftar di Facebook.

.

Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam

kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya. Akhirnya, orang-orang yang memiliki

alamat surat (e-mail) suatu universitas (seperti: .edu, .ac, .uk, dll) dari seluruh dunia dapat juga bergabung dengan situs jejaring sosial ini.

Di

Pengguna dapat memilih

untuk bergabung dengan satu atau lebih jaringan yang tersedia, seperti berdasarkan

sekolah, tempat kerja, atau wilayah geografis.

Indonesia dulunya situs layanan jejaring sosial dirajai oleh friendster, tapi

(26)

facebook. Facebook mampu mengalahkan friendster karena memiliki banyak

kelebihan. Facebook menyediakan fitur gabungan antara aplikasi social networking, chatting, blogging, multimedia, photo sharing dan bahkan email.

Berikut adalah beberapa penjelasan dari fitur-fitur utama yang ada pada

facebook:

1. Profil

Profil adalah halaman web yang dapat dilihat oleh anggota lain jika mereka

melihat profil anda. Profil akan memberi orang lain gambaran tentang diri

anda, termasuk hal-hal yang anda sukai.

2. News Feed

Fitur ini diperkenalkan pertama kali sejak 6 September 2006. Dengan adanya

news feed, pengguna akan melihat bentuk homepage yang berbeda. Mereka

dapat melihat kegiatan teman mereka yang akan terus menerus diperbaharui.

News feed ini berisi informasi ringkas termasuk profil, acara mendatang, dan

peringatan ulang tahun. News feed juga menunjukkan dialog yang terjadi

antar wall.

3. Wall

Menu wall ada disetiap halaman profil pengguna. Menu ini memungkinkan

teman kita mengirim pesan singkat di halaman profil kita dan juga

menampilkan waktu pesan itu ditulis. Kebanyakan pengguna wall memakai

wall temannya untuk meninggalkan catatan singkat yang sifatnya sementara

saja. Untuk pesan yang lebih pribadi. Biasanya akan ditulis dalam bentuk

pesan (message) yang dikirim ke inbox orang tersebut.

4. Photo

Aplikasi ini adalah yang paling populer. Pengguna dimungkinkan untuk

mengunggah foto sebanyak mungkin. Jika memiliki foto anggota facebook

lain, pengguna dapat menandai foto itu dengan memberi tag berupa nama

anggota tersebut. Setelah memberikan tag, foto itu akan muncul baik dalam

(27)

5. Video

Aplikasi video pada facebook kurang lebih mirip dengan yang ada di

Youtube. Anggota dapat mengunggah video dalam hamper semua format,

tetapi facebook mensyaratkan ukuran file video tersebut dibawah 100

megabyte atau tidak lebih dari dua puluh menit.

6. Notes

Aplikasi ini tidak berbeda jauh dengan buku harian. Pengguna bisa membuat

tulisan, gambar, foto atau file lain di halaman ini. Hal yang pasti, catatan dari

pengguna di sini bisa dibaca teman-teman dalam jaringan anda.

2.1.4.2 Twitter

Twitter adalah sebua

Inc., yang menawarka

penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets).

Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman

profil pengguna. Kicauan bisa dilihat secara luar, namun pengirim dapat membatasi

pengiriman pesan ke daftar teman-teman mereka saja. Pengguna dapat melihat

kicauan penulis lain yang dikenal dengan sebutan pengikut ("follower").

Twitter berawal dari sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh anggota dewan

dari Podcasting perusahaan Odeo. Dalam pertemuan tersebut, Jack Dorsey

memperkenalkan ide twitter dimana individu bisa menggunakan SMS layanan untuk

berkomunikasi dengan sebuah kelompok kecil. Proyek ini dimulai pada tanggal 21

secara terbuka pada tanggal 15 Juli 2006. Twitter menjadi perusahaan sendiri pada

bulan April 2007. Popularitas Twitter mulai meningkat pada tahun 2007 ketika

terdapat festival South by Southwest (SXSW). Selama acara tersebut berlangsung,

penggunaan Twitter meningkat dari 20.000 kicauan per hari menjadi 60.000. Reaksi

di festival itu sangat positif. Pada tanggal 14 September 2010, Twitter mengganti

logo dan meluncurkan desain baru dan logo berubah lagi pada tanggal 6 Juni 2012.

Twitter merupakan salah satu layanan sosial media yang berkembang pada

(28)

sekolah hingga Presiden Amerika menggunakan situs jejaring sosial tersebut. Salah

satu situs jejaring sosial yang berkembang di masyarakat adalah Twitter. Dengan

segala keterbatasan yang diberikan oleh Twitter, justru membuat jejaring sosial ini

menjadi hits.

menawarkan cara yang sederhana, seketika dan fleksibel. Dikatakan sederhana karena

menggunakan layana

informasi yang Anda sampaikan langsung disebarluaskan. Selain itu penggunaan

tablet pc, hingga handphone monokrom dapat digunakan untuk berbagi tweet. Ada

pun beberapa istilah di dalam twitter :

1. Tweet : tweet merupakan pembaharuan atau sering disebut sebagai update

yang dilakukan setiap pemilik account twitter yang memungkinkan semua

orang bisa melihat apa yang dituliskan. Baik itu berupa ungkapan, kekesalan,

kesenangan, kebingungan dan sebagainya dengan maksimal karakter 140 kata.

2. Followers : adalah orang yang mengikuti kita dan akan menerima setiap

pembaharuan yang dilakukan.

3. Following : adalah orang yang kita ikuti dalam twitter. Ini merupakan

kebalikan dari follower, kita akan menerima setiap update orang yang kita follow.

4. Re Tweet : sering disebut dengan RT adalah menulis ulang tweet orang lain dalam profile kita sendiri dan biasanya diikuti dengan nama orang yang

membuat tweet pertama kali.

5. Trending Topics : adalah topik yang sedang hangat di antara pengguna

Twitter sedunia. Biasanya trendingtopics ini akan muncul dan selalu di update pada halaman twitter kita.

6. Direct Message : direct message atau disingkat dengan DM adalah pesan

(29)

7. Tanda @ : tanda @ adalah mem - tag atau mengkhususkan tweet kepada salah satu teman yang kita beri tanda.

8. Hash Tags : hash tags dalam twitter di definisikan dengan tanda #. Tanda pagar ini biasanya digunakan untuk mempermudah pencarian topik yang

sedang hangat di twitter. Misalnya topik yang sedang hangat adalah

Indonesiaunite, maka untuk mempermudah pencarian tentang topik tersebut

kita menulis #Indonesiaunite sebagai keyword.

9. Tweeps : Teman-teman anda selain di Twitter juga di Jejaring sosial lainnya, misal Facebook.

2.1.5. Literasi Media (Media Literacy)

Media literacy pertama kali dikembangkan sebagai alat dalam melindungi

orang-orang dari paparan media. Negara yang pertama kali mendengungkan konsep

ini adalah Inggris pada tahun 1930-an. Pada tahun 1980 di Inggris dan Australia

media literacy sudah menjadi mata pelajaran tersendiri. Sementara itu di Eropa

pendidikan media literacy diperkenalkan pada kurikulum dasar di negara Finlandia

pada tahun 1970 dan pendidikan menengah atas tahun 1977. Di negara Swedia media

literacy berkembang sejak tahun 1980, dan di Denmark sejak tahun 1970.

Media literacy diartikan sebagai the ability to access, analyze, evaluate and create messages across a variety of contexts. Media literasi adalah kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan melalui konteks

yangberagam. Konsep ini diterapkan pada beragam gagasan yang berupaya untuk

menjelaskan bagaimana media menyampaikan pesan-pesan mereka, dan mengapa

demikian.

Media Literacy di Indonesia lebih dikenal dengan istilah “melek media”.

James Potter dalam bukunya yang berjudul Media Literacy (Potter, dalam Kidia)

mengatakan bahwa media literacy adalah sebuah perspekif yang digunakan secara

aktif ketika individu mengakses media dengan tujuan untuk memaknai pesan yang

(30)

kemampuan untuk menganalisis pesan media yang menerpanya, baik yang bersifat

informatif maupun yang menghibur.

Allan Rubin menawarkan tiga definisi mengenai media literacy. Defenisi

pertama dari National Leadership Conference on Media Literacy (Baran and Davis, 2003) yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan

mengkomunikasikan pesan. Defenisi kedua dari ahli media, Paul Messaris, yaitu

pengetahuan tentang bagaimana fungsi media dalam masyarakat. Defenisi ketiga dari

peneliti komunikasi massa, Justin Lewisdan Shut Jally, yaitu pemahaman akan

batasan-batasan budaya, ekonomi, politik dan teknologi terhadap kreasi, produksi dan

transmisi pesan. Rubin juga menambahkan bahwa definisi-definisi tersebut

menekankan pada pengetahuan spesifik, kesadaran dan rasionalitas, yaitu proses

kognitif terhadap informasi.

1.

Fokus utamanya adalah evaluasi kritis terhadap pesan. Media literacy

merupakan sebuah pemahaman akan sumber-sumber dan teknologi komunikasi,

kode-kode yang digunakan, pesan-pesan yang dihasilkan serta seleksi, interpretasi

dan dampak dari pesan-pesan tersebut. Di era informasi ini, media literasi menjadi

begitu penting, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:

2.

Pengaruh media menjadi pusat dari proses demokratisasi. Dalam budaya

media secara global, masyarakat membutuhkan tiga kemampuan penting

untuk menjadi bagian dari masyarakat yang demokratis: berpikir kritis,

mengekspresikan diri dan berpartisipasi. Media literasi membangun tiga hal

penting tadi.

Konsumsi media yang belebihan dan kejenuhan terhadap media. Ketika

seseorang menggunakan telepon selular, jejaring sosial, video games, televisi,

musik pop, radio, surat kabar, majalah, internet dan bahkan t-shirt sekalipun, sesungguhnya kita sedang di serang oleh pesan-pesan yang disampaikan oleh

media-media tersebut. Pesan-pesan yang kita terima setiap harinya, melebihi

apa yang diterima generasi kakek kita dalam setahun. Melek media

(31)

lautan informasi, gambar, pesan-pesan yang kita terima setiap hari dalam

hidup kita.

3.

4.

Pengaruh media membentuk cara kita mempersepsi sesuatu, membentuk

kepercayaan kita juga perilaku dan yang terpenting media memberi pengaruh

yang sangat penting dengan cara kita memahami, menterjemahkan dan

bereaksi terhadap apa yang terjadi di dunia sekeliling kita. Dengan

mengetahui bagaimana media mempengaruhi kita, kita dapat mengurangi

ketergantungan kita kepada media tersebut.

Meningkatnya serbuan komunikasi visual dan informasi. Hidup kita

sehari-hari sangat dipengaruhi dengan serbuan visual informasi melalui iklan-iklan

produk audio visual maupun visual yang tercetak melalui banyak media.

Belajar mengetahui bagaimana membaca dan memahami apa yang ada dibalik

gambaran visual itu. Sehingga kita tidak mudah termakan bujuk rayu iklan

suatu produk yang digambarkan lewat visualiasi yang dapat mempengaruhi

pik

5.

iran kita.

Literasi media dapat juga diterjemahkan sebagai kecakapan bermedia, yaitu

sebuah kesadaran dan kecakapan komprehensif untuk menempatkan diri individu dan

masyarakat di depan media sebagai pelaku aktif. Dengan adanya kecakapan

bermedia, seseorang diharapkan mampu untuk menyeleksi media dan isinya untuk

dikonsumsi. Art Silverblatt menyebutkan tujuh elemen dasar yang menjadi Kebebasan menyampaikan informasi melalui bermacam media, di satu sisi

memberi dampak pertumbuhan industri informasi yang cukup besar. Namun

di sisi lain, kekuatan modal dan kepentingan di balik pertumbuhan industri

media dapat mengancam keberagaman pendapat, karena media memiliki

kekuatan untuk membentuk opini publik. Mengetahui bagaimana pengaruh

media dalam hidup kita, akan membantu kita dalam menemukan, menentukan

sikap dan memperjuangkan keberagaman sudut pandang mengenai suatu

masalah. Pendapat kita menjadi tidak mudah dikendalikan oleh pendapat

(32)

karakteristik dari literasi media, kemudian Stanley J. Baran (2009: 27-30)

menambahinya menjadi delapan. Karakteristik tersebut adalah :

1. Kemampuan dalam berpikir kritis yang memungkinkan para konsumen media

massa mengembangkan penilaian independen tentang konten media

2. Pemahaman tentang proses komunikasi massa.

3. Tanggap akan dampak media bagi individu maupun masyarakat.

4. Strategi dalam analisis dan diskusi pesan-pesan media.

5. Pemahaman isi media sebagai naskah yang menyediakan wawasan ke dalam

budaya dan kehidupan kita.

6. Kemampuan untuk menikmati, memahami, dan mengapresiasi isi media.

7. Pengembangan tentang keterampilan produksi yang efektif dan sesuai.

8. Pemahaman etis dan kewajiban moral bagi para praktisi media.

Bagi Potter (2008: 9-12) perspektif dibangun oleh struktur pengetahuan

(knowledge structure) yang kita miliki. Untuk membangun struktur pengetahuan

diperlukan “alat” dan “bahan baku”. Alat adalah keterampilan (skills) kita, sedangkan bahan baku adalah informasi dari media dan dari dunia nyata. Menggunakan secara

aktif berarti sadar terhadap pesan, dan secara sadar berinteraksi dengan pesan-pesan

tersebut. Kunci media literacy adalah membangun struktur pengetahuan yang baik. Individu perlu memiliki pengetahuan tentang efek media, isi media, industri media,

dunia nyata dan diri.

Potter mengajukan ada tiga pilar yang membentuk literasi media, yaitu :

1. Personal Locus, terdiri dari tujuan dan dorongan. Locus merupakan kombinasi

antara kesadaran terhadap tujuan, dorongan, dan energy yang mengarahkan

kepada pencarian informasi. Locus beroperasi dalam dua bentuk : sadar dan

tidak sadar.

2. Struktur pengetahuan, yaitu seperangkat informasi yang terorganisasi dalam

memori seseorang dan terbentuk secara sistematis dalam waktu yang lama.

Dengan struktur pengetahuan yang berkembang, kita bisa memahami seluruh

rentang isu media, dan bisa memahami mengapa media selalu bersikap seperti

(33)

3. Keterampilan (skill), ada tujuh keterampilan dalam konteks literasi media, yaitu : keahlian untuk menganalisis, mengevaluasi, memilah, menginduksi,

mendeduksi, mensintesis dan mengabstraksis pesan- pesan media.

Dalam penelitian Ofcom, Buckingham (2005: 3-4) menjelaskan tiga

komponen penting. Pertama, akses yang memiliki dua dimensi: akses fisik ke

peralatan dan kemampuan untuk memanipulasi teknologi serta perangkat lunak

terkait untuk menemukan konten atau informasi yang dibutuhkan. Kedua,

pemahaman (understanding) di dalamnya termasuk analisis dan evaluasi. Ketiga,

kreativitas (creativity). Ini menunjukkan bahwa ada potensi besar dari media yang digunakan sebagai sarana komunikasi dan ekspresi diri. Dalam komponen kreativitas

memuat unsur-unsur memproduksi (produce), menyebarkan (distribute), dan

memublikasikan (publish).

Sementara itu, dari beberapa defenisi yang diadopsi di Kanada, Inggris,

Australia, dan Amerika Serikat pada dasarnya menunjukkan kesamaan fokus terhadap

empat komponen utama : akses, analisis, evaluasi dan penciptaan / produksi konten.

Menurut Sonia Livingstone (2004: 3), keempat komponen ini secara bersamaan

membentuk keterampilan dasar dalam media literacy. Belajar membuat konten

membantu seseorang untuk menganalisis pesan media. Keterampilan dalam analisis

dan evaluasi membuka pintu untuk pengguanaan media lainnya, memperluas akses,

dan sebagainya.

2.1.6. Peran Orang Tua

Peran adalah sesuatu yang menunjukkan kepada beberapa set prilaku yang

kurang lebih bersifat homogen, yang didefenisikan dan diharapkan secara normatif

dari seorang yang memegang suatu posisi dalam situasi sosial tertentu (Friedman,

1998).

Peran orang tua sebagai pendidik bagi anak-anaknya adalah suatu keharusan

dan mesti dilakukan orang tua kepada anak-anaknya, sebab menurut Drost (1999)

(34)

1. Mencintai dan Dicintai

Mencintai dan dicintai adalah kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Itu

berarti secara konkrit orang tua harus terbuka kepada anaknya agar dapat

mengenalinya.

2. Perlindungan hingga merasa aman dan kerasan

Percaya mempercayai adalah syarat mutlak menciptakan suasana aman,

yaitu suasana keterbukaan yang memberikan kesempatan kepada anak

untuk ikut berbagi kebahagiaan, keberhasilan, juga kegagalan dan

keprihatinan dari keluarga.

3. Bimbingan

Bimbingan berarti orang tua harus menerima kemampuan anak apa adanya.

Supaya kemampuan anak berkembang, orang tua harus menciptakan ruang

lingkup yang menggairahkan dan merangsang. Kemudian yang perlu

dihindari adalah segala hal yang menekan.

4. Diakui

Artinya orang tua harus menghargai pribadi anak. Meskipun anak masih

tergantung pada orang tua, ia harus diperlakukan sebagai pribadi yang

dihargai hak-haknya.

5. Disiplin

Anak adalah manusia yang didewasakan. Sesuai dengan umumnya sedikit

demi sedikit ia harus diajarkan dan dibiasakan hidup sebagai makhluk

sosial. Ia harus bergaul dengan orang lain/sesamanya.

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan

merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk

sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan

membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan

anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di

atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian

keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri

(35)

Sebagaian besar interaksi orang tua dan anak memiliki implikasi masa depan

karena keluarga adalah tempat masing-masing kita belajar bagaimana berhubungan

dengan orang lain. Para ibu dan ayah ataupun orang lain dalam keluarga berinteraksi

dengan berbagai macam cara. Hingga derajat tertentu sifat dari interaksi tergantung

pada kerakteristik kepribadian dari orang-orang yang berinteraksi.

Semua interaksi dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya memiliki efek

terhadap apa yang anak pelajari terhadap hubungannya dengan orang lain.

Contohnya, ketika orang tua bermain dengan anaknya, mereka memberikan informasi

mengenai bagaimana orang-orang berinteraksi satu sama lain pada situasi sosial,

mengikuti suatu prosedur tertentu dan terlibat dalam perilaku kerja sama yang

semuanya relevan terhadap kemampuan anaknya untuk menghadapi orang dewasa

lain dan teman sebayanya. Hubungan yang menyenangkan dan memuaskan di dalam

keluarga diasosiasikan dengan kemampuan untuk mengalami empati, rasa percaya

diri, dan kepercayaan interpersonal.

Umumnya peran orang tua dan komunikasi yang dilakukan terhadap anaknya

tidak hanya menyalurkan perilaku anak tetapi juga sikapnya. Peran juga dapat

mempengaruhi nilai-nilai yang dipegang orang tua dan mempengaruhi arah dari

pembentukan dan perilaku anak.

2.1.6.1 Peran Ibu

Peran ibu yang diterapkan oleh ibu yang bekerja di luar rumah bisa berbeda

dengan peran ibu yang diterapkan oleh ibu yang hanya bekerja di dalam rumah atau

sebagai ibu rumah tangga yang dengan waktu penuh dapat mendidik anaknya.

Menurut Gunarsa (2000) masing-masing pribadi dapat mengetahui perannya di dalam

keluarga anatara lain peran ibu keluarga, yaitu:

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikis, artinya kedudukan seorang ibu

sebagai tokoh sentral untuk melaksanakan kehidupan. Ibu memenuhi

kebutuhan sosial, psikis yang bila tidak terpenuhi akan mengakibatkan

(36)

2. Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar dan konsisten, artinya ibu

mempertahankan hubungan-hubungan dalam keluarga.

3. Ibu sebagai pendidik yang mampu mengatur dan mengendalikan anak, artinya

ibu berperan dalam mendidik dan mengembangkan kepribadian anak.

4. Ibu sebagai contoh dan teladan, artinya dalam mengembangkan kepribadian

anak dan membentuk sikap-sikap anak seorang ibu perlu memberikan contoh

dan teladan yang dapat diterima, karena anak belajar melalui peniruan

terhadap orang lain.

5. Ibu memberi rangsangan dan pelajaran, artinya seorang ibu memberi

rangsangan sosial bagi perkembangan anak.

Di dalam keluarga, penggunaan internet oleh anak-anak semakin banyak,

bahkan seringkali kita tidak bisa memisahkan dunia anak dengan internet. Mereka

adalah generasi digital native, generasi yang lahir dan berkembang di dunia digital. Karena internet juga mempunyai dampak negatif, maka orang tua terutama ibu yang

menjadi pendidik utama, harus memahami bagaimana cara untuk mencegah akibat

negatif dari penggunaan internet. Jika anak dididik untuk menggunakan internet

dengan baik, aman dan sehat, maka hal itu akan menjadi benteng bagi anak untuk

menghindari akibta buruk dari internet.

Ibu dapat membimbing anak ketika berselancar di dunia maya. Untuk

anak-anak di bawah umur, pendampingan orang tua sangat diperlukan dalam penggunaan

internet. Orang tua dapat memberikan penjelasan mengenai aktivitas apa saja yang

dapat dilakukan di internet, situs (tempat sumber informasi) yang bermanfaat, serta

hal-hal buruk dan ancaman yang dapat terjadi. Mendampingi anak dapat juga

memperkuat ikatan emosional antara anak dan orang tua. serta akan bisa

mendapatkan pengalaman yang positif jika berhasil mendapatkan hal-hal baru yang

menarik di internet. Anak memang harus didorong untuk mencari bermacam-macam

informasi, tentunya dengan bimbingan orang tuanya, dan yang paling penting adalah

membangun komunikasi yang baik dan seimbang dengan anak, apalagi jika usia anak

sudah menginjak remaja. Benteng terkuat untuk menangkal materi negatif di internet

(37)

2.2. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang

bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan

dapat mengantarkan pada perumusan hipotesa (Nawawi, 1995: 40).

Konsep adalah penggambaran secara tepat tentang fenomena yang hendak

diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian

ilmu sosial (Singarimbun, 1995: 57).

Konsep atau variabel yang terdapat di dalam penelitian ini adalah Peran Orang

Tua Dalam Penggunaan Jejaring Sosial Oleh Remaja Di Lingkungan VII Kelurahan

Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia. Peran orang tua dalam penggunaan

jejaring sosial meliputi, yaitu pengetahuan, keterampilan dan dampak media dalam

jejaring sosial.

2.3 Model Teoritis

Internet

Jejaring Sosial :

- Facebook - Twitter

Anak

Peran Orang Tua Dalam Literasi Media

(38)

2.4 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas, maka

untuk mempermudah penelitian diperlukan suatu operasional variabel terikat, yaitu

sebagai berikut :

Tabel 2.1

Variabel Teoritis Variabel Operasional Peran Orang Tua Dalam

Jejaring Sosial

1. Pengetahuan

• Pengetahuan isi media

• Pengetahuan efek media

2. Keterampilan

• Mengakses

• Menganalisis

• Mengevaluasi

3. Dampak media

• Dampak positif

• Dampak negatif

Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin

2. Usia

3. Pendidikan

4. Pekerjaan

2.5 Definisi operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain, defenisi

operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti yang ingin

menggunakan variabel yang sama.

Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

(39)

a. Pengetahuan : segala sesuatu yang diketahui oleh orang tua tentang

jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.

• Pengetahuan isi media : segala sesuatu yang diketahui oleh

orang tua tentang isi jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.

• Pengetahuan efek media : segala sesuatu yang diketahui oleh

orang tua tentang efek atau pengaruh dari jejaring sosial, yaitu

facebook dan twitter.

b. Keterampilan : kecakapan orang tua dalam mengakses, menganalisis

dan mengevaluasi jejaring sosial yang digunakan oleh remaja.

• Mengakses : mengakses atau menggunakan media jejaring

sosial, yaitu facebook dan twitter.

• Menganalisis : melakukan analisis terhadap isi jejaring sosial

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua tentang

jejaring sosial, yaitu facebook dan twitter.

• Mengevaluasi : memberikan penilaian terhadap jejaring sosial

yang digunakan oleh anak.

c. Dampak media : cepat dal

dampak ya

maupun dampak negatif.

• Tanggap akan dampak positif : mengetahui dan menyadari

dengan cepat dampak positif yang timbul dari jejaring sosial,

yaitu facebook dan twitter.

• Tanggap akan dampak negatif : mengetahui dan menyadari

dengan cepat dampak negatif yang timbul dari jejaring sosial,

yaitu facebook dan twitter.

B. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin dari responden laki-laki atau perempuan.

2. Usia, yaitu umur atau usia dari responden.

3. Pendidikan, yaitu tingkat pendidikan terakhir responden.

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

3.1.1 Kelurahan Tanjung Gusta

Kelurahan Tanjung Gusta Medan merupakan salah satu Kelurahan yang

berada di Kecamatan Helvetia Medan. Kelurahan Tanjung Gusta memiliki daerah

yang tersebar dalam 7 (tujuh) lingkungan yang berjumlah 5337 KK.

Batas-batas dari Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia dapat dilihat

sebagai berikut :

• Utara : Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Medan Sunggal

• Selatan : Kecamatan Medan Barat

• Timur : Kecamatan Medan Sunggal

• Barat : Desa Tani Asli

3.1.2 Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta

Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta tersebar di Jalan Gaperta Ujung

dengan total 305 KK. Daerah lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta memiliki

sarana warung internet sebanyak 6 warung internet. Daerah ini merupakan daerah

yang memiliki jumlah warung internet yang lebih banyak dibandingkan dengan

lingkungan – lingkungan lainnya. Kemudian daerah ini sebagian besar merupakan

komplek perumahan yang sederhana.

Batas-batas dari Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, yaitu :

• Utara : Kecamatan Deli Serdang

• Selatan : Lingkungan IV Kelurahan Tanjung Gusta

• Barat : Lingkungan III Kelurahan Tanjung Gusta

(41)

Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia

memiliki mata pencaharian yang beragam. Hal ini dapat terlihat pada tabel di bawah

ini :

Tabel 3.1

Mata Pencaharian penduduk Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta

No. Mata Pencaharian Jiwa

1 Pegawai Negeri 98 jiwa

Sumber : Data Profil Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta tahun 2012

Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia

memiliki rata-rata berusia 22-35 tahun. Berikut keseluruhan usia penduduk

Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia :

Tabel 3.2

Jumlah penduduk berdasarkan usia :

No. Usia Jiwa

Sumber : Data Profil Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta tahun 2012

Lingkungan VII Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia

memiliki berbagai macam latar belakang pendidikan. Hal ini dapat terlihat pada tabel

Gambar

Tabel  2.1 Variabel Teoritis
Tabel 3.1
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.1 Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tentukan bentuk umum jumlah n suku pertama dari setiap deret..

[r]

Universitas Negeri Semarang sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan kegiatan PPL sudah sewajarnya turut andil dalam terwujudnya cita-cita mulia

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa semester VII program kependidikan Universitas Negeri Semarang. PPL

Hal ini sesuai dengan pendapat Taib (1988) yang mengatakan bahwa semakin lamanya waktu pengeringan akan menyebabkan penurunan kadar air karena energi panas yang diberikan

menjadi pendapatan yang diperoleh dari kegiatannya di dalam kawasan hutan dan pendapatan lainnya dari kegiatan di luar kawasan hutan. Pendapatan dari

bermain peran dengan berbantuan media topeng bergambar oleh guru. sudah baik dan perlu ditingkatkan kembali penggunaan metode

Sampai dengan kuartal I-2018 Perseroan mencatatkan volume penjualan logam timah sebesar 5,801 Mton atau mengalami penurunan sebesar 17.2% dari periode yang sama pada tahun