• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Peran pemerintah dalam Pengendalian Kepadatan Penduduk di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

2. Peran Pemerintah Sebagai Fasilitator

Sebagai fasitator, pemerintah bergerak di bidang pendampingan dan pemyediaan fasilitas. Dalam pendampingan pemerintah melakukan pendampingan melalui pembinaan, sedangkan dalam penyediaan fasilitas pemerinah menyediakan alat kontraepsi bagi masyrakat dengan tujuan untuk mengurangi angka kelahiran sehingga tidak mengakibatkan terjadinya kepadatan penduduk.

a. Pendampingan

Pendampingan dapat diartikan sebagai suatu interaksi yang terus-menerus antara pendamping dengan anggota kelompok/masyarakat hingga terjadi proses perubahan yang diprakarsai oleh anggota kelompok/masyarakat yang sadar diri dan terdidik. Pemberian Pendampingan di fasilitasi oleh pemerintah Kecamatan Somba Opu selanjutnya pemberian bimbingan dilakkan oleh aparatur Bkkbn Kab.

Gowa. Hal tersebut dapat pula dijelaskan dengan Hasil wawancara dengan Kasubbid pendampingan dan pemberdayaan masyrakat.

“…biasanya dek pendampingan yang kami lakukan itu berupa pembinaan seperti bina keluarga balita, remaja dan lanjut usia, jadi pembinaannya itu di bentuk berdasarka kelompok. Setelah itu pencetakan laporan dengan jumlah anggota beserta masing-masing kelompok”. (wawancara penulis dengan P.N pada tanggal 29 Juli 2015).

67

Hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa dalam bidang pendampingan dapat di lakukan pembinaan kepada masyarakat seperti bina kelarga balita, remaja dan lanjut usia. Dalam pembinaan tersebut di bagi dalam beberapa kelompok dengan tujuan untuk menghasilkan hasil laporan yang lebih baik .Senada dengan hasil wawancara Bidang Data dan Informasi

“… kami melakukan pendampingan kepada masyarakat, jadi kami bentuk kelompok melalui pembinaan. Setelah itu kami data siapa tang ikut program yang kami jalankan misalnya pemakaian pil KB, tapi yang memberikan data itu adalah kader yang ada di lingkungan maupun kelurahan, jadi bukan kami yang di Bkkbn yang turun langsung, kami hanya mengimput data yang ada ( Wawancara penulis dengan I.C pada tanggal 29 juli 2015).

Melihat wacana di atas dapat di jelaskan bahwa pendampingan yang di berikan oleh pemerintah melalui bina kelompok seperi bina keluarga balita, remaja, dan lanjut usia dalam memperoleh data potensi kelompok dengan melakukan pendataan dengan kader yang ada pada masing-masing kelurahan maupun di setiap lingkungan. Hal tersebut juga di perkuat adanya informasi yang di sampaikan ke kecamataan somba opu, dan peneliti memperoleh hasil wawancara sebagai berikut :

“… saya kira kalau pendampingan ada seperti pembagian kelompok, tujuan pembagian kelompok ini untuk memperoleh data dari masyrakat, misalnya siapa yang ikut program KB. Ini biasa di lakukan oleh Bkkbn”. ( wawancara penulis dengan A.S pada tanggal 29 Juli 2015)

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pemerintah melakukan pendampingan melalui pembagian kelompok kepada masyarakat. Dengan adanya pembagian kelompok dapat dengan mudah

68

memperoleh data yang lebih mudah. Di atas juga di sebutkan bahwa pembagan keompok ini khusus di kerjakan oleh Bkkbn ataupun kader Bkkbn yang telah di bentuk sebelumnya. Senada dengan hasil wawancara dengan masyarakat,

“… iya, kami di berikan pendampingan, di bagi kelompok berdasarka usia”. (wawancara penulis dengan W.N pada tanggal 14 Agustus 2015).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di jelaskan bahwa masyarakat mendapatkan pendampingan oleh pemerintah melalui pembinaan dengan pembagian kelompok.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan peneliti menemukan hal yang sama bahwa dalam pendampinga melalui pembinaan, seperti bina keluarga balita, remaja dan lanjut usia sudah terlaksana dengan baik dari pemerintah. Hal tersebut juda dapat di perkuat dengan hasil wawancara dengan masyarakat,

“…iye, kami di beri pembinaan sama pemerintah, jadi kami di data dulu, setelah itu di masukkan dalam kelompok bina-bina seperti bina remaja dan lanjut usia.” (wawancara penulis dengan N.A pada tanggal 14 Agustus 2015).

Hasil wawancara di atas dapat di jelaskan bahwa pemerintah memberikan pendampingan melalui pembinaan kepada masyarakat yang dimana pendamingan ini bertujuan untuk memperoleh data potensi kelompok.

Berdasarkan hasil uraian dari beberapa informan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pemerintah telah menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam bidang pendampingan yakni dengan melakukan

69

pembinaan seperti bina keluarga balita, remaja dan lanjut usia. Dengan adanya pembinaan tersebut dapat membantu pemerintah dalam menekan angka kelahiran dan pengendalian kepadatan penduduk dapat teratasi.

b. Penyediaan fasilitas

Penyediaan fasilitas adalah penyediaan yang dilakukan oleh pemerintah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat misalnya alat kontrasepsi yang diberikan kepada masyarakat denggan tujuan untuk menekan angka kelahiran pada anak hal tersebut juga dapat diperjelas dengan hasil wawancara kepala badan BKKBN Kab. Gowa :

“…fasilitas yang kami berikan kepada masyarakat seperti menyediakan alat kontrasepsi sesuai yang ingnkan, alat kontrsepsi ini bertujuan untuk menekan angka kelahiran. ( wawancara penulis dengan S.R pada tanggal 29 Juli tahun 2015).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di jelaskan bahwa selaku Kepala badan Bkkbn memberikan pelayanan kepada masyarakat yakni memberika fasilitas kepada masyarakaat seperti alat kontrasepsi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan peneliti menemukan kesamaan yakni pemerintah memberikan fasilitas kepada masyrakat yakni menyediakan alat kontrasepsi, hal ini dapat di lihat dengan adanya penyuluhan yang di berikan oleh masyarakat. Pelayanan alat kontasepsi juga berkaitan dengan Undaang-Undang No. 52 Tahun 2009 pasal 24 ayat (1) yakni pelayanan kontrasepsi di selenggarakan dengan tata cara yang berdaya guna dan berhasil guna serta diterima dan dilaksanakan

70

secara bertanggungjawab oleh pasangan suami istri. Penyediaan fasilitas ini seperti alat kontasepsi dapat di perkuat dengan hasil wawancara masyarakat sebagai berikut :

“…iya, kami di sediakan alat kontrasepsi. Saya memakai pil KB sekarang. ( wawancara penulis penulis dengan N.A pada tanggal 14 Agustus tahun 2015)

Hasil wawancara di atas dapat dijelaskan bahwa masyarakat di Kecamatan Somba Opu memang diberikan fasilitas yang menunjang untuk menekan angka kelahiran. Salah satu fasilitasnya yaitu pil KB yang diberikan khususnya untuk masyarakat kurang mampu. Adanya pil KB ini dapat membantu masyarakat yang ingin mengurangi angka kelahiran dalam keluarganya dan pemerintah setempat dalam menangani masalah kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu. Senada denga hasil wawancara dengan masyarakat sebagai berikut :

“…kalau saya pribadi biasa menggunakan kontrasepsi suntikan.

Biasanya saya lakukan hingga 2-3 kali sebulan..(wawancara dengan H.B pada tanggan 15 agustus 2015)

Hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa selain pil KB masyaraakat Kecamatan Soma Opu juga dilengkapi fasilias kontrasepsi suntikan. Kontrasepsi suntikan ini biasa digunakan masyarakat karena keuntungannya yakni tidak mempengaruhi ASI. Selain itu pula dapat mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Suntikan ini memang memiliki banyak keuntungan meskipun dapat membuat wanita menjadi lebih gemuk karena juga dapat menambah nafsu makan.

71

Berdasarkan hasil uraian dari beberapa informan di atas dapat di simpulkan bahwa pemerintah memberikan fasilitas kepada masyarakat dengan tujuan untuk menekan angka kelahiran penduduk sehingg pada nantinya akan berguna dalam membantu pemerintah setempat dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu.

Dokumen terkait