• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA RESKI EKAWATI. Nomor Stambuk :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA RESKI EKAWATI. Nomor Stambuk :"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

RESKI EKAWATI

Nomor Stambuk : 105610404811

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)

ii

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN KEPADATAN PENDUDUK DI KECAMATAN SOMBA OPU KABUPATEN GOWA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan diajukan Oleh RESKI EKAWATI

Nomor Stambuk : 105610404811

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(3)

iii

PERSETUJUAN

Judul Proposal Penelitian : Peran Pemerintah dalam Pengendalian Kepadatan Penduduk di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Nama Mahasiswa : Reski Ekawati

Nomor Stambuk : 105610404811

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Parakkasi Tjaija, M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si

Mengetahui :

Dekan Ketua Jurusan

Fisipol Unismuh Makassar Ilmu Administrasi Negara

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si

(4)

iv

PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh TIM Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan Surat Keputusan/Undangan menguji ujian skripsi Dekan Fisipol Universitas Muhammadiyah Makassar, Nomor : 1611/FSP/A.I-VIII/X/37/2015 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) dalam program Studi Administrasi Negara di Makassar pada hari Kamis tanggal 12 bulan November tahun 2015.

TIM PENILAI

Ketua Sekertaris

Dr. H. Muhlis Madani, M. Si. Drs. H. Muhammad Idris, M. Si.

Penguji :

1. Drs, H. Parakkasi Tjaija, M.Si (Ketua) ( ...)

2. Drs. Hj. Djuliati Saleh, M.Si (...) 3. Dr. Hj. Fatmawati, M.Si (………)

4. Dr. Abdul Mahsyar, M.Si (...)

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Reski Ekawati

Nomor Stambuk : 105610404811

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersdia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademi.

Makassar, 15 Mei 2015 Yang menyatakan,

Reski Ekawati

(6)

vi ABSTRAK

RESKI EKAWATI. Peran Pemerintah dalam Pengendalian Kepadatan Penduduk di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa (Dibimbing oleh Parakassi Tjaija dan Burhanuddin).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peran Pemerintah Dalam Pengendalian Kepadatan Penduduk yang di ukur oleh tiga indikator, yakni Peran Pemerintah sebagai Dinamisator, Peran Pemerintah sebagai Fasilitator, Dan Peran Pemerintah sebagai Motivator.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif, denga mengkaji objek dan mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada secara konsektual melalui pengumpulan data yang diperoleh. Data tersebut kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu menganalisis semua data yang berhasil dikumpulkan penulis dan selanjutnya ditampilkan dalam bentuk kalimat sesuai dengan hasil wawancara dari beberapa informan yang telah ditentukan sebelumnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Peran Pemerintah dalam Pengendalian Kepadatan Penduduk yang dimaksud yakni berperan sebagai Dinamisator yaitu merumuskan, memetapkan, dan melaksanakan peraturan yang ada, Pemerintah sebagai Dinamisator yaitu mengarahkan dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat, dan Peran pemerintah sebagai Motivator yaitu pemberian motivasi melalui pelatihan ataupun counseling kepada masyarakat.

Keyword : Peran Pemerintah, dan Pengendalian Kepadatan Penduduk

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Peran Pemerintah dalam Pengendalian Kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kabupaten gowa’’.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang dajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Parakasi Tjaija, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr.

Burhanuddin, S.So, M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa meuangkan waktunya membimbing dan mengarakan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Burhaniddin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

(8)

viii

4. Kedua orang tua ( M. Jafar dan Rosmawati) atas segala cinta dan kasih sayang telah diberikan serta do’a yang dipanjatkan dalam mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh keikhlasan. Dan buat saudara dan saudariku ( Nining Nursyahbani, Ridwan, Fitri Dewi, Ayu Nurdani, kartini, Fitri, Rezky Prabowo, dan Nuraisyah)

5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selam menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Seluruh Staf dan pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Terima kasih atas bantuannya selama ini.

7. Kepada sahabat-sahabarku Rangers dan Lkim Pena. Teman teman seperjuanganku di jurusan Ilmu Administrasi Negara kelas C AND “ Angkatan 011” terima kasih atas bantuan dan motivasinya selama ini. Serta teman-teman KKP IX, di Ombusdman RI Wilayah Sul-Sel. Selain itu, kepada rekan, sahabat, saudara dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terima kasih atas setiap bantuan dan do’a.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penuls harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaaat dan memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak lain yang membutuhka

Makassar, 2015

Reski Ekawati

(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi..………. ii

Halaman persetujuan……….. iii

Penerima Tim………..…. iv

Halaman pernyataan keaslian karya ilmiah………..…... v

Abstrak……….. vi

Kata pengantar………. vi

Dafrat isi……… ix

BAB I. PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 7

C. Tujuan Penelitian………... 8

D. Kegunaan Penelitian………. 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……… 10

A. Pengertian, Konsep dan Teori……….. 10

B. Kerangka Pikir………. 25

C. Fokus Penelitian………... 25

D. Deskripsi Fokus penelitian……… 26

BAB III. METODE PENELITIAN……….. 28

A. Waktu dan Lokasi Penelitian……… 28

B. Jenis dan Tipe Penelitian……….. 28

C. Sumber Data………. 29

(10)

x

D. Informan Penelitian……….. 29

E. Teknik Pengumpulan Data………... 30

F. Teknik Analisis Data……… 30

G. Pengabsahan Data……… 32

BAB IV. HASIL PENELITTIAN DAN PEMBAHASAN……… 33

A. Deskripsi atau Karakteristik Obyek penelitiian……….... 33

1. Keadaan Penduduk Kecamatan Somba Opu……… 33

2. Tingkat Pendidikan Kecamatan Somba Opu……….. … 38

3. Penyelenggara Pemerintah……….. 43

B. Peran Pemerintah dalam Pengendalian kepadatan Penduduk 1. Peran Pemerintah sebagai Dinamisator……….. 58

a. Koordinasi……… 59

b. Bimbingan dan pengarahan……….. 63

2. Peran Pemerintah sebagai Fasilitator………. 66

a. Pendampingan………. 66

b. Penyediaan fasilitas………. 69

3. Peran Pemerintah sebagai Motivator……….. 71

a. Sosialisasi……….……. 71

b. Penyuluhan……….. 72

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan……….. 74

B. Saran………. 75 DAFTAR PUSTAKA

ix

(11)
(12)
(13)
(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, strukthur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, social budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat. Di samping itu di sebutkan pula perkembangan kependudukan dan pembanguna keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.

Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang mempunyai populasi pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012, penduduk Indonesia mencapai sekitar 257.516.167 jiwa. Indonesia berada pada posisi ke empat dari jumlah penduduk terbanyak di dunia. Dan menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, jumlah penduduk Indonesia menjadi 250 juta jiwa pada tahun 2014 dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun.

Salah satu penyebab bertambahnya jumlah penduduk adalah tingginya tingkat kelahiran. Dengan jumlah penduduk yang semakin besar ini tentu membawa tantangan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakan kesempatan kerja, menghilangkan kemiskinan,

1

(15)

2

meningkatkan mutu pendidikan dan kesehatan, meningkatkan infrastruktur, dan pelayanan publik. Dari hasil data di atas pemerintah Indonesia harus melakukan tindakan agar dapat meminimalisisr jumlah perumbuhan penduduk yang sangat tinggi, dan salah satu upaya yang dapat di lakukan yaitu memaksimalkan peranan Badan atau instansi yang kompeten dalam menangani masalah pertumbuhan penduduk.

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah atau daerah tertentu dengan satuan per kilometer persegi.

Ciri-ciri kepadatan penduduk yang makin lama makin tinggi adalah tingginya pertumbuhan penduduk yang terus berjalan dan meningkatnya jumlah pemukiman di daerah tersebut. Permasalahan kependudukan di indonesia salah satu yang harus dihadapi di setiap negara,bukan tidak mungkin angka kelahiran di setiap tahunnya akan terus meningkat,dan pemerintah pun akan kesulitan untuk mensejahterakan rakyat karena dari tahun ke tahun jumlah penduduk indonesia terus meningkat dan anggaran untuk membantu masyarakat menengah kebawah juga ikut meningkat.kebutuhan pokok semakin lama semakin menipis dan lowongan pekerjaan yang terbatas. Besarnya Jumlah Penduduk (Over Population) Telah disebutkan sebelumnya di awal bahwa jumlah penduduk Indonesia berada di urutan ke empat terbesar di dunia setelah berturut-turut China, India, Amerika Serikat dan keempat adalah Indonesia, akan tetapi permasalahan kependudukan terkait dengan jumlah penduduk yang besar menjadi sebuah masalah yang tidak dapat

(16)

3

dihindarkan. Indonesia memiliki berbagai potensi terjadinya konfik.

Benturan antara berbagai kepentingan dengan berbagai organisasi masa lainnya membuat masalah besarnya populasi menjadi hambatan. Selain itu yang terpenting terkait dengan permasalahan penyediaan sumber daya alam dan berbagai kebutuhan penting lainnya. Adanya tekanan penduduk terhadap daya dukung lingkungan menjadi masalah yang sangat rumit.

Kepentingan untuk membangun tempat tinggal dan ruang gerak sangatlah penting namun di sisi lain terdapat kepentingan yang terkait dengan permasalah lingkungan seperti halnya sebagai daerah aliran sungai, daerah resapan air, pertanian, penyediaan sumber daya alam, dll.

Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan dan keduanya perlu mendapatkan perhatian yang sama demi keseimbangan alam.

Selain itu, masalah yang muncul terkait dengan jumlah penduduk yang besar adalah dalam penyedian lapangan pekerjaan.

Kebutuhan akan bahan pokok menuntut orang untuk berkerja dan encari nafkah. Namun, penyedia lapangan kerja sangatlah minim. Yang menjadi masalah adalah penduduk lebih senang untuk menggantungkan diri terhadap pekerjaan dan cenderung mencari pekerjaan daripada membuka lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan masalah baru yaitu pengangguran. Apabila jumlah pengangguran ini tinggi, maka rasio ketergantungan tinggi sehingga negara memiliki tanggungan yang besar untuk penduduknya yang dapat menghambat pembangunan dan menyebabkan tingkat kemiskinan menjadi tinggi.

(17)

4

Jumlah penduduk yang besar memiliki andil dalam berbagai permasalahan lingkungan dan aspek lainnya. Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak namun lahan dan juga wilayah Indonesia tidaklah bertambah. Oleh karena itu, perencaan yang matang sangatlah diperlukan guna penentuan kebijakan terkait dengan besarnya jumlah penduduk Indonesia.Tingginya Tingkat Pertumbuhan Penduduk Terkait dengan jumlah penduduk yang tinggi tentunya terdapat faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah tingkat atau laju pertumbuhan penduduk. Besarnya laju pertumbuhan penduduk membuat pertambahan jumlah penduduk semakin meningkat.

Semakin besar persentase kenaikannya maka semakin besar jumlah penduduknya. Kenaikan ini tentunya membawa dampak bagi kependudukan Indonesia. Dalam penentuan kebijakan semakin banyak yang perlu dipertimbangkan baik dalam hal penyediaan berbagai sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas umum dan yang terpenting adalah kebijakan dalam rangka mengurangi laju pertumbuhan yang ada di Indonesia.

Proses meminimalisir pertumbuhan penduduk harus dilakukan dengan beberapa tahap-tahap yang sudah di desain sedemikian baiknya agar pada saat melaksanakan proses tersebut dapat berjalan dengan baik, karena setiap saat pertumbuhan penduduk dapat berubah-ubah, maka dari

(18)

5

itu pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya atau perbandinagan populasi yang dapat dihitung sebagai perubahan jumlah individu dalam suatu populasi.

Salah satu hal yang dapat dilakukan pemerintah ialah memberikan sosialisasi langsung kepada masyarakat atau ajakan-ajakan yang dapat merubah pola pikir masyarakat tentang perlunya meminimalisir jumlah pertumbuhan penduduk, dan untuk menunjang keberhasilan proses ini peran aktif masyarakat juga sangat diperlukan, karena apabila masyarakat hanya menjadi pendengar saja tanpa ada respon yang dilakukan, semuanya hanya akan menjadi suatu yang tidak berarti dan boleh dikatakan tidak ada manfaat yang dapat mereka peroleh. Namun dalam pelaksanaannya masih sering terjadi hambatan- hambatan dalam menjalankan program ini.Hal ini disebabkan oleh hal- hal teknis dan non teknis yang dapat mempengaruhi misalnya, kurangnya kemampuan dalam mengemban dan menjalankan tugasnya serta penyediaan fasilitas yang terbatas. Hal ini sangat berkaitan erat dengan proses untuk meminimalisir pertumbuhan penduduk yang ada di Negara kita baik dalam skala nasional maupun di tingkat daerah, bertolak dari hal itu dapat dijadikan suatu tantangan tersendiri bagi penyelenggaran pemerintahan yang berkaitan dengan proses pertumbuhan penduduk.

(19)

6

Berbicara me ngenai pertumbuhan penduduk terkhusus di Kabupaten Gowa merupakan hal yang patut untuk di teliti, di mana dari 18 kecamatan ada satu kecamatan yang memiliki kepaatan penduduk tertinggi di kabupaten Gowa yakni Kecamatan Somba Opu. Kecamatan Somba Opu merupakan daerah dataran yang berbatasan Sebelah Utara Kota Makassar. Sebelah Selatan Kecamatan Pallangga. Sebelah Barat Kecamatan Pallangga dan Kota Makassar sedangkan di Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bontomarannu. Dengan jumlah Kelurahan sebanyak 14 (empat belas) kelurahan dan dibentuk berdasarkan PERDA No. 7 Tahun 2005. Ibukota Kecamatan Somba Opu adalah Kelurahan Sungguminasa, dan Jumlah penduduk Kecamatan Somba Opu sebesar 137.942 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebesar 68.398 jiwa dan perempuan sebesar 69.544 jiwa (Data BPS 2013).

Ditinjau dari realita yang terlihat yakni Kecamatan Somba Opu yang berbaratasan langsung dari pusat kota Makassar, salah satu penyebab adalah adanya masyarakat urban dan pindahnya masyarakat dikarenakan untuk melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas.

Masyarakat urban arban adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Penyebab urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan dan daya dorong (push factors) dari perdesaan. Adapun faktor pendorong terjadinya urbanisasi adalah Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa, Kehidupan

(20)

7

pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan, Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai, dll.

Melihat faktor pendorong dari ubanisasi tersebut, memang sangat jelas bahwa Kecamatan Somba Opu memiliki potensi yang sangat besar dalam mata pencaharian, masyarakat dari pedesaan mencari nafkah dan melakukan perdagangan di pusat kota Keacamatan Somba Opu, selain itu tersedianya sandang dan pangan yang sangat mudah di dapatkan.

Di tinjau dari segi ekonomi Kecamatan Somba Opu, juga dapat di lihat dari segi pendidikan, Sejak menduduki Jabatan sebagai Bupati Kabupaten Gowa Ikhsan Yasin Limpo mengeluarkan kebijakan tentang Pendidikan Gratis. Hal ini yang menjadi dasar banyaknya masyarakat pendatang di berbagai daerah, di karenakan sekolah yang di nilai bagus dan memiliki prestasi ini berpusat di Kecamatan Somba Opu. Dari kedua permasalah tersebut yakni masyarakat urban dan pendidikan akan berpangaruh pada tingkat kepadatan penduduk.

Menyimak realita yang ada dan melihat dampak dari kepadatan penduduk itu sendiri maka peneliti berinisiatif untuk menjadikan sebuah penelitian yang berjudul “Peran pemerintah dalam Pengendalian Kepadatan Penduduk di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran Pemerintah sebagai Dinamisator dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kab.

Gowa?

(21)

8

2. Bagaimana peran Pemerintah sebagai Fasilitator dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kab. Gowa?

3. Bagaimana peran Pemerintah sebagai motivator dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kab. Gowa?

C. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui peran pemerinah sebagai Dinamisator dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kab.

Gowa.

2. Ingin mengetahui peran Pemerintah sebagai Fasilitator dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kab.

Gowa.

3. Ingin mengetahui peran Pemerintah sebagai Motivator fasilitator dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kab. Gowa.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan penelitian tersebut di atas, maka kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan akademis. Secara akdemis kegunaan penelitian ini adalah memberikan pengembangan keilmuan khususnya tentang peran BKKBN dalam pengendalian kepadatan penduduk.

2. Kegunaan praktis. Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi masyarakat, bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian dalam rangka pengendalian kepadatan penduduk.

(22)

9

b. Bagi pemerintah, bahwa hasil penelitian ini sebagai bahan informasi dalam upaya meningkatkan kinerja para aparatur terkhusus Di Kecamatan Somba Opu.

(23)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori 1. Peran Pemerintah

Konsep peran pemerintah untuk beberapa tokoh memang berbeda-beda. Adapun konsep dan peran pemerintah berdasarkan berbagai literature yang diperoleh sebagai berikut :

Peran pemeritah adalah badan public atau lembaga Negara yang memegang fungsi birokrasi manjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama dalam suatu proses pelayanan kepada warga Negara atau masyarakat. Dalam rangka pembangunan nasional, peran pemerintah tidak hanya melaksanakan tugas-tugas umumpembangunan secara lancar, serta meningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan (Afifiddi, 2010 : 107).

Menurut Ryaas Rasyid dalam Saddam Rafsanjani (2011), tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah menjaga ketertiban dan kehidupan msyarakat sehingga setiap warga menjalani kehidupan secara tenang, tentran dan damai. Pemerintah modern pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarkat, pemeritahan tidak diadakan untuk melayani diriya sendiri. Pemerintah dituntut mampu memberikan pelayanan kepada masyrakat dan menciptakan kandisi yang memungkinkan setiap orang dapat mengembanggkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama. Secara umum fungsi pemerintahan

10

(24)

11

mencakup tiga fungsi pokok yang seharusnya dijalankan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerinah daerah (Saddam Rafsanjani dalam Muh. Rizal, 2011).

Secara umum tingkat penerapan desentralisasi suatu negara mendasari cara negara (pemerintah) dalam mendefinisikan perannya dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya. Sejarah kuno tentang suatu bentuk pemerintahan adalah berawal dai bentuk pemerintahan di Negara Yunani Kuno. Pada waktu itu penduduk terpencar dalan ikatan kelompok-kelompok keluaga. Untuk melindungi keamanan dari warga penduduknya maka beberapa pemimpin kelompok bersepakan untuk membangun system pemerintahan yang berfungsi sebagai penjaga keamanan (Sunarno, 125:2012). Melihat pembagian tersebut tentu setiap pemimpin dalam pemerintahan ini mempunyai peran tersendiri bagaimana dalam menjaga keamanan, dan bukan hanya di bidang keamana akan tertapi masih banyak lagi fungsi-fungsi lainnya seperti, ekonomi dan social. Dalam pemerintah terdapat kata perintah yang paling sedikit ada empat , yaitu unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu sebagai berikut :

a. Ada dua pihak yang terlibat b. Pihak yang memerintah c. Pihak yang di perntah

d. Kedua pihak tersebut terdapat hubungan

(25)

12

Hubungan ini dapat dilihat dari gejala pemerintahan yang terjadi dan atau peristiwa pemerintahan. Hubungan antara penguasa dan rakyatnya inilah yang menjadi pusat perhatian ilmu pemerintahan yang apabila di lihat dari perubahahan mutakhir ini, yang brnuansa liberal kapitalis yang melehirkan kebebasan mutlak di satu sisi, sedangkan pada sisi lain melahirkan sosialisme komunis dictator proletariat.

Perkembangan pertumbuhan manusia sejalan dengan sejarah berkembang manusia itu sendiri yang mengalami perubahan social, baik secara evolusi maupun secara revolusi. Perbedaan cara pandang pelaksanaan fungsi pemerintah itu digambarkan oleh Pratikno, dari perspektif liberal dan perpektif sosialis. Dari perspektif pertama bahwa negara tidak perlu melakukan campur tangan dalam penyediaan pelayanan masyarakat, sementara dari perspektif terakhir diyakini bahwa kehadiran itu mutlak diperlukan. Dalam perspektif liberal, kehadiran pemerintah hanya diperlukan untuk menjaga keamanan. Fungsi utama pemerintah hanyalah kepolisian sementara fungsi-fungsi lainnya menjadi wewenang masyarakat, baik sebagai individu, kelompok sosial maupun pengusaha swasta. Perspektif ini membatasi fungsi pemerintahan sebagai fungsi “sisa” yaitu fungsi-fungsi penyediaan barang dan jasa yang tidak bisa disediakan oleh unit tingkat bawahnya atau pihak-pihak di luar pemerintah. Artinya pemenuhan kebutuhan hidup diawali dari tanggungjawab individu, naik ke tingkat kelompok atau unit sosial yang kecil, pemerintah lokal yang paling rendah selanjutnya bergulir ke atas.

(26)

13

Besarnya keterlibatan pemerintah dalam pelayanan publik dianggap mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, kesempurnaan mekanisme pasar yang dipercaya akan mampu mencapai efisiensi, akan terganggu.

Kedua, dianggap memperkecil kebebasan individu dan kelompok- kelompok masyarakat untuk menentukan kepentingan dan pilihannya sendiri, pada akhirnya dianggap membahayakan demokrasi.

Perspektif sosialis menganggap bahwa penetrasi pemerintah dalam penyediaan barang dan jasa keperluan individu dan masyarakat mutlak dibutuhkan. Bagi mereka mekanisme pasar tidak bisa diandalkan menjamin tercapainya efisiensi. Mereka berasumsi bahwa persaingan bebas dalam mekanisme pasar meciptakan ketimpangan distribusi kesejahteraan, sebab kemampuan setiap orang untuk bersaing berbeda-beda. Akibatnya mereka yang kuat memenangkan persaingan dan akan memunculkan kemungkinan terjadinya praktek eksploitasi.

(dalam Haryanto, dkk, 1997 : 41-43).

Terlepas dari perdebatan tersebut, dalam pelaksanaan fungsi pencapaian tujuan negara yang pada dasarnya pelayanan (dalam arti luas) kepada masyarakat, peran pemerintah sangat diperlukan, apalagi di dalam masyarakat yang modern antara Pusat dan Daerah. Perbedaan cara pandang dari dua perspektif sebagaimana tersebut di atas mempunyai implikasi yang cukup luas terhadap keberadaan pemerintahan daerah. Hal itu menyangkut persoalan desain kebijakan pemerintahan daerah sehingga diharapkan mampu mentransformasikan fungsi-fungsi sesuai cara pandang suatu rezim. Logika itu dapat dipahami dengan dukungan

(27)

14

realitas yang ada bahwa pemerintah daerah merupakan sub-komponen geografis dari suatu negara berdaulat, sehingga ia berfungsi memberikan pelayanan umum pada suatu wilayah tertentu (Sarundajang, 2001 : 25) Secara operasional refleksi perbedaan itu teraplikasi dalam prinsip pengorganisasian pemerintahan daerah yang bernuansa administratif atau politis. Secara empiris model-model pemerintahan daerah ala Rusia dan pemeritahan daerah model Inggris dapat dipandang sebagai reprensentasi keadaan tersebut.

Sistem pemerintahan model Rusia, semua lembaga pemerintahan daerah merupakan bagian integral dari birokrasi pemerinahan nasional, peraturan di setiap tingkat didominasi oleh kebijakan partai tunggal. Sedangkan pemerintahan daerah model Inggris, mempunyai karakteristik otonomii yang besar, semua kekuatan bertumpu pada dewan, menggunakan komite secara luas (Sarundajang, 2001 : 39).

Pemerintahan daerah model Rusia sangat bernuansa administratif, berdasar prinsip-prinsip pencapaian fungsi secara efektif dan efisien dengan mengesampingkan nilai-nilai demokratis. Sementara pemerintahan daerah model Inggris sangat bernuansa politis, sangat memperhatikan nilai-nilai demokratis, sehingga pemerintahan daerah di desain untuk keseimbangan keinginan negara dan masyarakat lokal.

Pemerintahan di sini secara dogamatis dalam arti luas atau fungsi seperti pandangan Vollen Hoven. Membedakan desentralisasi menjadi desentralisasi politik yang merupakan pelimpahankan kepada kewenangan kepada pemerintah pusat yang menimbulkan hak untuk

(28)

15

mengurus rumah tangganya masing-masing bagi badabn-badan politik daerah (gadjong, 111 : 2007). Wilayah adminisrasi atau wilayah adalah lingkungan kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan tugas pemerintahan umum di daerah. Wilayah ini di bentuk berdasarkan dekonsentrasi

a. Mampu membiayai kehidupannya b. Jumlah penduduk yang di tentukan c. Luas daerah

d. Emperhatikan pertahanan dan keamana nasional

Adapun peran pemerintah dalam hal ini adalah sebagai berikut (Arifgii. 2012) :

a. Pemerintah sebagai dinamisator

Peran pemerintah sebagai dinamisator adalah menggerakkan partisipasi masyarakat jika terjadi kendala-kendala dalam proses pembangunan untuk mendorong dan memelihara dinamika pembangunan daerah. Pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan secara intensif dan efektif kepada masyarakat. Biasanya pemberian bimbingan diwujudkan melalui tim penyuluh maupun badan tertentu untuk memberikan pelatihan.

b. Pemerintah sebagai fasilitator

Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan untuk menjembatani berbagai kepentingan masyarakat dalam mengoptimalkan pembangunan

(29)

16

daerah.Sebagai fasitator, pemerintah bergerak di bidang pendampingan melalui pelatihan, pendidikan, dan peningkatan keterampilan, serta di bidang pendanaan atau permodalan melalui pemberian bantuan modal kepada masyarakat yang diberdayakan.

c. Peran Pemerintah sebagai motivator

Peran pemerintah sebagai motivator yakni Pemberian motivasi melalui pelatihan (training) , namun bisa juga melalui mentoring, coaching atau counselling.

Dalam mencapai pemerintahan yang baik harus memiliki pemimpin yang berkwalitas baik dari segi skill dalam mengatur daerahnya maupun dari segi etika, yakni sebagai cerminan kepada masyarakat. Paul E. Torgenser dalam bukunya Management, an integrated approach menyatakan profesi sebagai salah satu lapangan kegiatan terdapat 5 kriteria (Katono, 96 : 2014) yaitu :

1. Pengetahuan 2. Aplikasi kompeten 3. Tanggung jawab social 4. pengontrolan diri 5. sanksi masyarakat

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah merupakan kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.Sedangkan Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

(30)

17

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Istilah pemerintah menunjukkan pada suatu proses pemerintahan, di mana kekuasaan dioperasionalisasikan oleh mereka yang memegang kekuasaan secara sah (Labobo, 2011 : 14). Untuk mencapai tata pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan salah satu konsep yang akhir-akhir ini di pergunakan secara regular dalam ilmu politik dan administrasi public yang merupakan suatu kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi dan keseimbangan peran serta adanya saling mengontrol yang di lakukan oleh komponen yakni, pemerintah, rakyat dan usahawan yang berada di sector swasta. Ke tiga komponen ini mempunyai tata hubungan yang sama dan sedeajat ( Miftah Thoha, 2012:61)

Salah satu model pemerintahan di era New Publik Management adalah model pemerintaha yang di kenal dengan reinventing government (Osborne dalam Delly Mustafa, 2011 : 202), yakni :

a. Pemerintahan katali : fokus pada pemberian pengarahan bukan produsi pelayanan public, enyediakan beragam pelayanan public, tetapi tidak harus melihat secara langsung dengan proses produksnya.

(31)

18

Seharusnya pemerintah daerah memfokuskan dirinya pada pada pemberian arahan.

b. Pemerintah milik masyarakat :Memberi wewenang (pada masyarakat) dari pada melayni sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (community self-help).

c. Pemerintah yang kompetitif :Menyuntikkan semangat kompetisi dalam pelayanan public. Kompetisi adalah salah satunya cara untuk menghemab biaya sekaligus eningkatkan kualitas pelayanan.

d. Pemerintah yang di gerakkan oleh misi : Mengubah organisasi yang di gerakkan oleh peraturan enjadi organisasi yang di gerakkan oleh misi.

e. Pemerintah yang berorientasi hasil : Membiayai hasil bukan masukan.

Besarnya alokasi angaran pada suatu unit kerja di tentukan kompleksitas masalah yang di hadapi.

f. Pemerintah berorientasi pada pelangan : Memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi.

g. Pemerintahan wirausaha : Mampu memberikan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan

h. Pemmerintah antisipatif : Berupaya mencegah atau mengobati

i. Pemerintah Desenralisasi : dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja

j. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar : mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (system insentif) dan bukan dengan mekanisme administrative (system prosedur dan pemaksaan).

(32)

19

Dalam mewujudkan pemeerintah yang efisien dan efektif para pejabat memainkan fungsi dan peran dengan menggunakan kekuasaan pejabat kewenangan dan legitimasi.

d. Pengertian Pengendalian dan Pengendalian Penduduk

Pengendalian menurut Ussy dan Hammer (1994:5), mengemukakan bahwa “control is management’s systematic effort to achieve objectives by comparing performance to plan and taking appropriate action to correct important differences”, maksud dari Ussy and Hammer yaitu pengendalian merupakan usaha sistematik perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting.

Glen A. Welsch, Hilton, dan Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan MaudyWarouw (2000:3) adalah “pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan terciptanya tujuan perusahaan”. Berdasarkan dari pengertian - pengertian yang dikemukakan di atas dapat kita simpulkan bahwa pengendalian adalah usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan untuk mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan- penyimpangan yang terjadi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dengan kata lain pengendalian merupakan tindakan mengatur laju atau mengontrol jalannya suatu tindakan agar dapat berjalan dengan sistematis dan efesien. Salah satu jenis pengendalian yang dapat digunakan sebagai

(33)

20

dasar untuk menanggulangi masalah pertumbuhan penduduk ini yaitu pengendalian sosial di mana yang artinya adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang serta dapat memahami perlunya untuk mematuhi program-program pemerintah yang sudah ada. Ada beberapa macam – macam/jenis-jenis cara untuk mengendalikan masyarakat (Purwatiningsih, dkk (2000:3) yaitu

a. Pengendalian lisan (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.

b. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain.

c. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif) Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama.

e. Pengertian Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk juga dapat diartikan sebagai perubahan dalam bilangan penduduk sepanjang masa, yang boleh dikira sebagai

(34)

21

perubahan bilangan individu dalam sesebuah populasi melalui sukatan secara sepanjang suatu tempoh. Walaupun boleh digunakan untuk mana- mana spesis, namun istilah pertumbuhan penduduk sentiasa melibatkan kaum manusia.Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

Pertumbuhan penduduk adalah diakibatkan oleh empat komponen yaitu kelahiran, kemaian, migrasi masuk dan migrasi keluar (Mulyadi S, 2003:15). Selisih antara kelahiran dan kematian di sebut pertumbuhan alamiah, sedangkan selisih antara migrasi dan migrasi keluar di sebut neto. mengenai laju pertumbuhan manusia dapat di lihat pada table 1.1 diatas. Dari tabel tersebut dapat di kemuakan bahwa laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kabupaten Gowa adalah kecamatan Somba Opu sebesar 6,91 pertahun.

Kependudukan merupakan hal yang tidak bisa lepas dari negara kita, disamping karena negara kita termasuk negara terbesar di dunia negara kita yaitu juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Tingginya angka pertumbuhan penduduk yang terjadi dapat menghambat proses pembangunan. Dalam hal ini mengenai pertumbuhan

(35)

22

penduduk migrasi eupakan salah satu factor yang mempengaruhi petumbuhan penduduk . peninjauan migrasi secara regional sanat penting untuk di telaah secara khusus mengingat adanya kepadatan dan distribusi penduduk yang idak merata-orang untuk melakukan migra. Factor-faktor pendorong yang menarik bagi orang-orang untuk melkukan migrasi, adanya desentralisasi dalam pembangunan, serta di lain pihak semakin lancer komunikasi dan transportasi.

1. Kelahiran

Kelahiran di artikan sebagai istilah demografi sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita, dengan kata lain menyangkut banyak bayi yang lahir hidup. Tinggi rendahnya kelahiran dapat menggambarkan kecepatan petumbuhan penduduk suatu daerah atau Negara.

2. Kematian

Kematian merupakan saah satu di antara ke tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lannya yaitu kelahiran dan migrasi. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta terutama yang berkecimpung di bidang ekonomi dan kesehatan. Ukuran kematian kematia menunjukkan suatu angka atau indeks yang di pakai sebgai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang cukup kompleks.

(36)

23

Biasanya berbagai macam ukuran kemaatian dipakai sekaligus guna mencerminkan keadaan kematian penduduk secara keseluruhan.

Krisis ekonomi sampai saat ini belum terlepas yang dimana mempunyai dampak terhadap aspek kehidupan, krisis ekonomi ini di pengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang sangasehingga masyarakat kekurangna penghasilan, meningkatkan penangguran dan jumlah rang miskin makin meningkat.

3. Migrasi

Migrasi aadalah perpinahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat lain melampaui batas politik/Negara ataupun bataan administrative dalam suatu Negara. Sering diartikan pula sbagai perpindahan yang relative permanen dari suatu daerah ke darah lain.

Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia, migrasi merupakan perpindahan sumber daya manusia yang pada umumnya yang di sebabkan oleh masalah ekonomi

Berikut beberapa masalah kependudukan yang ada di Indonesia (Mulyadi S, 2003:16 :

a. Jumlah dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.

b. Penyebaran penduduk yang tidak merata.

c. Struktur umur penduduk yang berusia muda d. Urbanisasi yang relatif tinggi

e. Kualitas sumber daya manusia rendah

(37)

24

Terlepas dari permasalahan kependudukan yang ada di atas pemerintah tidak bolah tinggal diam dalam, khususnya instansi yang berkaitan langsung dengan masalah kependudukan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan di atas, diantaranya: Pengendalian pertumbuhannya dan pemerataan penduduk, untuk mengontrol jumlah penduduk di suatu wilayah. Kuantitas jumlah penduduk yang terkendali diharapkan akan mengurangi masalah kependudukan terutama mengenai pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Tingginya laju pertumbuhan penduduk akan menghambat penduduk untuk dapat memperbaiki kualitas kehidupannya karena banyaknya penduduk akan menimbulkan banyak tekanan-tekanan dalam bidang pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Peningkatan kualitas penduduk, terutama dalam bidang pendidikan, dan kesehatan, sebagai hal dasar yang diperlukan untuk membangun penduduk ke arah yang lebih baik.

Kualitas SDM yang baik akan mengubah paradigma berpikir terhadap suatu masalah.

f. Kerangka Pikir

Fungsi utama dari pemerintah adalahmenjadi wewenang masyarakat, baik sebagai individu maupun kelompok social.peran pemerintah sangat diperlukan, apalagi di dalam masyarakat yang modern.

Antara Pusat dan Daerah. Perbedaan cara pandang dari dua perspektif mempunyai implikasi yang cukup luas terhadap keberadaan pemerintahan daerah. Hal itu menyangkut persoalan desain kebijakan

(38)

25

pemerintahan daerah sehingga diharapkan mampu mentransformasikan fungsi-fungsi sesuai cara pandang suatu rezim.

Untuk memperjelas gambaran peranan pemerintah dalam pengendalian kepadatan penduduk, berikut ini akan ditampilkan kerangka pikir seperti yang tampak di bawah ini.

Bagan Kerangka Pikir

g. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah, kemudian di rumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkaan teori dalam tinjauan pustaka. Maka yang menjadi fakus dalam penelitian ini adalah mengetahui peran pemerintah dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan somba Opu Kabupaten Gowa.

Peran Pemerintah

Dinamisator 1. Koordinasi 2. Bimbingan dan

pengarahan

Fasilitator 1. Pendampingan 2. Penyediaan

Fasilitas

Motivator 1. Sosialisasi 2. Penyuluhan

Pengendalin Kepadatan Penduduk

(39)

26

h. Deskripsi Fokus Penelitian

Pembatasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah ataupun data yang di kumpulkan, dimana fokus merupakan pemecahan dari masalah. Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencarian data, maka terlebih dahulu di tetapkan fokus penelitiannya. Yang menjadi fokus penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Peran pemerintah adalah perilaku pemerintah dalam melakukan

sebuah perubahan ataupun perbaikan taraf hidup masyaraka.

2. Pemerintah sebagai dinamisator adalah pemerintah yang berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan yang intensif kepada masyarakat. Adanya bimbingan dan pengarahan tersebut dapat membantu pemerintah dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu kabupaten Gowa.

3. Pemerintah sebagai fasilitator adalah posisi dimana pemerintah bertanggung jawab menyediakan atau memberikan fasilitas kepada masyarakat. Fasilitas yang di berikan kepada masyarakat berupa penyediaan alat kontrasepsi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil dan sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera terkhusus di Kecamatan Somba Opu memiliki kepadatan penduduk tertinggi di kabupaten Gowa.

4. Peran Pemerintah sebagai motivator yakni Pemberian motivasi melalui pelatihan (training), namun bisa juga melalui mentoring, coaching atau counselling. Dengan adanya pelatihan yang diberikan

(40)

27

oleh pemerintah akan dapat membantu pemerintah dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu.

5. Pengendalian kepadatan penduduk merupaka tujuan dan sasaran akhir dari upaya pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan melibatkan peran pemerintah Kecamatan Somba Opu dan BKKBN Kab. Gowa

(41)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu

Pelaksanaan penelitian di lakukan minimal dua bulan setelah surat izin penelitian di keluarkan yaitu mulai bulan Juli sampai Agustus 2015.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kec. Somba Opu Kabupaten Gowa. Tempat ini di pilih sebagai lokasi penelitian karena melihat masyarakat Somba Opu memiliki kepadatan penduduk terbanyak di Kabupaten Gowa dan melihat kepadatan penduduk tersebut Kecamatan Somba Opu masih memerluka peran pemerintah yang lebih efektif.

B. Jenis dan tipe penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif, denga mengkaji objek dan mengungkapkan fenomena- fenomena yang ada secara konsektual melalui pengumpulan data yang diperoleh. Kualitatitf menyediakan kedalam dan rincian melalui pengutipan secara langsung dan deskripsi yang diteliti tentang situasi kepadatan penduduk. Alasan menggunakan metode kualitatif karena permasalahan masih sangat beragam sehingga untuk mengidentifikasi masalah yang urgen diperlukan pendalaman lebih lanjut. Metode ini digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data dan informasi tentang Peran Pemerintah dalam Pengendalian Kepadatan Penduduk di

28

(42)

29

Kecamatan somba Opu Kabupaten Gowa.

Tipe penelitian yang menggunakan penelitian fenomenologi yaitu penelitian yang di lakukan dengan cara mengkaji fenomena- fenomena sesuai dengan realita yng terjadi d lapangan dan memperoleh informasi dari informan yang telah di pilih langsung yakni pemerintah yang ikut serta dalam proses Pengendalian kepadatan Penduduk di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

C. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu : 1. Data Primer

Data primer data yang digunakan dengan melakukan observasi dengan cara pengamatan langsung di lokasi yang menjadi objek penelitian dan wawancara langsung secara terbuka sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penulis melakukan wawancara dengan informasi menggunakan pedoman wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data pendukung dalam penelitian yang dapat diperoleh melalui laporan-laporan, jurnal, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Peran Pemerintah maupun perpustakaan yang berhubungan dengan masalah penelitian yang dibahas.

D. Informan penelitian

Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu peneliti memilih informan yang

(43)

30

dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi sumber data yang bagus yang mempunyai keterkaitan dengan hal yang diteliti, mengetahui dan terlibat langsung maupun mempunyai pengaruh dalam penelitian. Adapun Informan dalam penelitian ini :

1. Camat Somba Opu = 1orang

2. Kepala Badan BKKBN = 3 orang

3. Aparatur Lurah = 3 orang

4. Masyarakat = 3 0rang +

Jumlah 10 orang

a. Teknik pengumpulan data

Untuk keperluan penelitian ini, cara pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut :

1. Observasi yakni suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung dengan lokasi yang menjadi objek

2. Wawancara yakni digunakan untuk mendapatkan data dengan cara Tanya jawab langsung dengan responden yang di pilih.

3. Dokumentasi yakni di gunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, hal ini dimaksudkan untuk melengkapi data dari hasil observasi dan wawancara.

b. Teknik Analisis Data

Keseluruhan data dan bahan yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data, selanjutnya dilakukan proses reduksi data, penyajian

(44)

31

data, dan verifikasi data:

a. Reduksi data, data yang dapat di lapangan diketik ditulis dengan baik, terinci serta sistematis setiap selesai pengumpulan data. Data- data yang terkumpul semakin bertambah biasanya mencapai sekian banyak lembar. Oleh karena itu laporan harus dianalisis sejak dimulai penelitian. Laporan-laporan itu perlu di reduksi, yakni dengan hal-hal pokok uang sesuai dengan fokus penelitian. Data-data yang telah direduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari jika sewaktu-waktu diperlukan.

b. Penyajian data, data yang semakin bertumpuk kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh. Display data memberikan penyajian data dalam bentuk matriks, network, chart atau grafik, dengan demikian penelitian dapat menguasai data.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, dari peneliti berusaha mencari makna dari data yang diperoleh, dengan maksud untuk mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan, hal-hal yang sering muncul, hipotesis dan data baru. Laporan penelitian kualitatif dikatakan ilmiah jika persyaratan validasi, rehabilitas, realibilitas dan objektivitasnya sudah terpenuhi. Oleh sebab itu semala proses hal- hal tersebut selalu mendapat perhatian.

(45)

32

c. Pengansahan data 1. Kepercayaan

Kepercayaan data di maksudkan untuk embuktikan data yang berhasil di kumpulkan sesuai dengan sebenarnya.

2. Kebergantungan

Ktiteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan data sehingga data dapat di pertanggungjawabkan secara ilmiah.

3. Kepastian

Kriteria ini diginakan untuk menilai hasil penelitian yang di lakukan dengan cara mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pela

(46)

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi atau Karakterisik Obyek Penelitian

Sebelum memulai pembahasan hasil penelitian mengenai Peran Pemerintah dalam Pengendalian Kepadatan Penduduk di kecamatan Somba Opu Kebupaten Gowa, penulis akan memaparkan profil lokasi penlitian, yakni :

1. Keadaan penduduk Kecamatan Somba Opu

Penyebaran penduduk Kabupaten Gowa masih bertumpu di Kecamatan Somba Opu yakni sebesar 19,95 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Gowa sebesar 652.329 orang. Kecamatan Somba Opu juga merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya untuk wilayah perkotaan, 137.942 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebesar 68.398 jiwa dan perempuan sebesar 69.544 jiwa. Kecamatan Somba Opu tercatat sebagai kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya yakni sebanyak 4.632 orang/km2. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Somba Opu adalah yang tertinggi dibandingkan Kecamatan lain di Kabupaten Gowa yakni sebesar 4,07 persen Kecamatan Somba Opu memiliki rata-rata anggota rumah tangga terbesar sebanyak 4,65 orang dari total jumlah rumah tangga yakni 28.002 KK.

33

(47)

34

Tabel. 1.1. Jumlah Penduduk dan Jumlah Keluarga di Kecamtan Somba Opu Tahun 2013

*Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa Tahun 2014 Berdasarkan hasil data dari Badan pusat Statistik dapat di simpulkan bahwa terjadi kepadatan penduduk dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah penduduk mencapai 131.589, sedangkan pada tahun 2012 mengalami peningkatan mencapai 133.784. hal ini menandakan bahwa terjadi peningkatan angka kependuduk mencapai 20 persen.

Terlihat pada tabel di atas yakni pada tahun 2013 meningkat hingga mencapai 50% yakni 137.942.

No Desa/Kelurahan Jumlah

penduduk

Jumlah kelurga

Rata-rata Jumlah anggota

rumah tangga

1 Pandang-pandang 7.654 1.581 5

2 Sungguminasa 7.674 1.623 5

3. Tompobalang 10.992 2.528 4

4. Batangkaluku 13.845 2.987 5

5. Tamarunang 13.785 3.193 4

6. Bontoramba 3.660 813 5

7. Mawang 4.302 972 4

8 Romang polong 6.930 1.518 5

9. Bonto-bontoa 12.810 2.720 5

10. Kalegowa 2.534 480 5

11. Katangka 9.971 2.174 5

12. Tombolo 15.313 3.296 5

13. Paccinongang 21.069 4.568 5

14. Samata 7.405 1.706 4

Jumlah

2013 137.942 30.159 5

2012 133.784 29.675 5

2011 131.598 28.612 5

(48)

35

Melihat jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan menjadi ancaman yang besar bagi kelangsungan hidup penduduk itu sendiri dalam mencapai kehidupan yang layak dan sejahtera. Hal ini perlu perhatian besar pemerintah dalam mengatasinya.

Kepadatan penduduk dapat di sebabkan beberapa hal, di antaranya faktor ekonomi dan pendidikan, hal ini menyita perhatian masyarakat untuk masuk dan bertempat tinggal di Kecamatan Somba Opu.

Masuknya masyarakat dan memilih untuk bertempat tinggal di Kecamatan Somba opu tak lain karena sumber pendapatan yang memadai, apalagi di dukung dengan pasar tradisional sungguminasa yang di bangun oleh pemerintah setempat sebagai fasilitas umum untuk masyarakat. Masyarakat petani yang berasal dari dataran tinggi memilih menjual hasil perkebunannya di pasar tradisional tersebut, dan masih banyak lagi sumber pendapatan yang bisa di peroleh. Berbicara masalah pendidikan, di Kecamatan Somba Opu memiliki sekolah yang menjadi unggulan tersendiri, maka dari itu banyak masyarakat yang memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Kecamatan Somba Opu, di dukung pula dengan pendidikan gratis yang sudah di terapkan sejak sepuluh tahun terakhi.

(49)

36

Tabel. 1.2. Kepadatan Penduduk di Kecamatan Somba Opu Tahun 2011-2013

No Desa/Kelurahan Jumlah

penduduk Luas wilayah Kepadatan penduduk

1 Pandang-pandang 7.654 2.16 3.544

2 Sungguminasa 7.674 1,46 5.256

3. Tompobalang 10.992 1,80 6.107

4. Batangkaluku 13.845 1,3o 10.648

5. Tamarunang 13.785 2,16 6.382

6. Bontoramba 3.660 2,12 1.726

7. Mawang 4.302 2,99 1.439

8 Romang polong 6.930 2,71 2.257

9. Bonto-bontoa 12.810 1,61 7.957

10. Kalegowaa 2.534 1,21 2.094

11. Katangka 9.971 1,36 7.332

12. Tombolo 15.313 2,06 7.433

13. Paccinongang 21.069 3,71 5.679

14. Samata 7.405 1,44 5.142

Jumlah

2013 137.942 28.09 4.911

2012 133.784 28.09 4.763

2011 131.598 28.09 4.685

*Sumber : Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Gowa Tahun 2014 Berdasarkan hasil data yang diperoleh diatas dengan melihat luas wilayah dengan jumlah kepadatan penduduk, dapat dijelaskan bahwa terjadi tingkat kepadatan penduduk tiap tahunnya. Hal ini dilihat dari jumlah penduduk pada tahun 2011 sekitar 4.485 jiwa , pada tahun 2012 jumlah penduduk naik mencapai 4.763 jiwa, dan pada tahun 4.911 jiwa.

(50)

37

Dengan luas wilayah 28,09 Km2 atau 2.809 Ha (1,49 % dari luas wilayah Kabupaten Gowa), dengan batas-batasnya :

 Sebelah Utara : Kota Makassar

 Sebelah Barat : Kota Makassar

 Sebelah Selatan : Kecamatan Pallangga (sungai) Jeneberang)

 Sebelah Timur : Kecamatan Pattallassang dan Kecamatan Bontomarannu

Adapun beberapa Lingkungan di Kecamatan Somba Opu, yakni : - Lambaselo - Jeneberang -Hasanuddin - Pao-pao - Sunguminasa - Lakiyung -Tamalate - P.gentungang - Bonto-bontoa - Katangka - Samata -Boroanging - Bontokamase - Pandang2 - Borongraukan - Galonggoro - B.kaluku - Mangasa - Romang polong - Bontobaddo - Karetappa - Tombolo - Garaganti - Biring baling - Cmbaya -Pa’bangngian - Paccinongan - buttadidi

(51)

38

- 134 RW - 421 RW

2. Tingkat Pendidikan Kecamatan Somba Opu

Pendidikan adalah suatu ilmu yang kita pelajari. Dengan adanya pendidikan kita dapat mempelajari dan mengetahui tentang ilmu-ilmu yang penting. Pendidikan sangat penting kita dapatkan, karena jika kita tidak mengetahui dan mendapatkan ilmu kita akan mudah di tipu dan di permainkan oleh orang. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, berarti bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam pendidikan. secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap

(52)

39

individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting.

Pendidikan memang adalah hal yang terpenting, maka dari itu di Kecamatan Somba Opu menerapkan pendidikan gratis mulai dari tingkat Sekolahn Dasar hingga ekolah Menengah Atas, program ini merupakan Program dari pemerintah yang sudah di terapkan sejak sepulu tahun terakhir, berikut beberapa daftar sekolah yang ada di Kecamatan Somba Opu.

o Sekolah Taman Kanak-Kanak pada tahun 2004-2006 sebanyak 58 sekolah dan pada tahun 2007-2009 sebanyak 41 sekolah, jumlah guru sebanyak 163 orang (perempuan), dengan jumlah murid laki-laki sebanyak 1.124 orang dan murid perempuan sebanyak 1.203 orang.

o Jumlah Sekolah Dasar sebanyak 44 sekolah dengan perincian berdasarkan status yaitu sekolah negeri sebanyak 14 buah, sekolah Inpres 29 buah, dan sekolah swasta 1 buah. Jumlah guru SD sebanyak 241 orang (laki-laki) dan 335 orang (perempuan) dengan perincian berdasarkan status yaitu guru sekolah negeri sebanyak 103 orang (laki-laki) dan 123 orang (perempuan), guru sekolah Inpres sebanyak 135 orang (laki-laki) dan 207 (perempuan), sedangkan guru sekolah swasta sebanyak 3 orang (laki-laki) dan 5 orang (perempuan).

o Jumlah murid Sekolah Dasar (SD) yang laki-laki sebanyak 6.835 orang dan murid perempuan sebanyak 7.935 orang dengan perincian

(53)

40

berdasarkan status yaitu murid sekolah negeri sebanyak 2.630 orang (laki-laki) dan 3.320 orang (perempuan), murid sekolah Inpres sebanyak 4.126 orang (laki-laki) dan 4.520 orang (perempuan), sedangkan murid sekolah swasta sebanyak 79 orang (laki-laki) dan 95 orang (perempuan).

o Jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) sebanyak 1 sekolah, jumlah guru sebanyak 8 orang (laki-laki) dan 10 orang (perempuan), dengan jumlah murid laki-laki sebanyak 51 orang dan murid perempuan sebanyak 52 orang.

o Jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 2 sekolah, jumlah guru sebanyak 8 orang (laki-laki) dan 4 orang (perempuan), dengan jumlah murid laki-laki sebanyak 92 orang dan murid perempuan sebanyak 82 orang.

o Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 17 sekolah dengan perincian berdasarkan status yaitu sekolah negeri sebanyak 6 buah, dan sekolah swasta 11 buah.

o Jumlah guru SLTP sebanyak 145 orang (laki-laki) dan 215 orang (perempuan) dengan perincian berdasarkan status yaitu guru sekolah negeri sebanyak 82 orang (laki-laki) dan 144 orang (perempuan), guru sekolah swasta sebanyak 63 orang (laki-laki) dan 71 (perempuan).

o Jumlah murid SLTP yang laki-laki sebanyak 2.321 orang dan murid perempuan sebanyak 2.567 orang dengan perincian berdasarkan status yaitu murid sekolah negeri sebanyak 1.832 orang (laki-laki) dan 2.814

(54)

41

orang (perempuan), murid sekolah swasta sebanyak 484 orang (laki- laki) dan 548 orang (perempuan).

o Jumlah Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 5 sekolah, jumlah guru sebanyak 36 orang (laki-laki) dan 60 orang (perempuan), dengan jumlah murid laki-laki sebanyak 437 orang dan murid perempuan sebanyak 400 orang.

o Jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 10 sekolah dengan perincian berdasarkan status yaitu sekolah negeri sebanyak 2 buah, dan sekolah swasta 8 buah.

o Jumlah guru SMU sebanyak 120 orang (laki-laki) dan 130 orang (perempuan) dengan perincian berdasarkan status yaitu guru sekolah negeri sebanyak 35 orang (laki-laki) dan 32 orang (perempuan), guru sekolah swasta sebanyak 85 orang (laki-laki) dan 98 (perempuan).

o Jumlah murid SMU yang laki-laki sebanyak 1.213 orang dan murid perempuan sebanyak 1.547 orang dengan perincian berdasarkan status yaitu murid sekolah negeri sebanyak 622 orang (laki-laki) dan 892 orang (perempuan), murid sekolah swasta sebanyak 591 orang (laki- laki) dan 655 orang (perempuan).

o Jumlah Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 5 sekolah, jumlah guru sebanyak 45 orang (laki-laki) dan 55 orang (perempuan), dengan jumlah murid laki-laki sebanyak 286 orang dan murid perempuan sebanyak 389 orang.

(55)

42

o Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 8 sekolah dengan perincian berdasarkan status yaitu sekolah negeri sebanyak 2 buah, dan sekolah swasta 6 buah.

o Jumlah guru SMK sebanyak 125 orang (laki-laki) dan 155 orang (perempuan) dengan perincian berdasarkan status yaitu guru sekolah negeri sebanyak 20 orang (laki-laki) dan 63 orang (perempuan), guru sekolah swasta sebanyak 105 orang (laki-laki) dan 92 (perempuan).

o Jumlah murid SMK yang laki-laki sebanyak 900 orang dan murid perempuan sebanyak 1.030 orang dengan perincian berdasarkan status yaitu murid sekolah negeri sebanyak 433 orang (laki-laki) dan 342 orang (perempuan), murid sekolah swasta sebanyak 467 orang (laki- laki) dan 688 orang (perempuan).

Melihat tingkat pendidikan di atas memicu banyaknya masyarakat yang memilih untuk melanjutka pendidikannya di Kecamatan Somba Opu, selain karena pendidikan gratis, juga memiliki sekolah menengah atas kejuruan, sesuai dengan minat para siswa. Akan tetapi siswa yang ingin melaanjutkan pendidikannya di Kecamatan Somba Opu harus menyelesaikan Administrasi kependudukan, artinya etiap siswa yang melanjutkan pendidikannya harus memiliki KK (Kartu Keluarga) atas Kecamatan yang bersanggutan yakni Kecamatan Somba Opu.

Dengan adanya peraturan yang seperti ini dan di tinjau dari segi pendidikan yang memadai akan memudahkan pemerintah dalam melakukan pendataan, akan tetapi kepadatan penduduk makin meningkat.

(56)

43

Hal ini perlu perhatian lebih dari pemerintah setempat dalam mengatasi hal tersebut.

3. Penyelenggara Pemerintah

Berdasarkan Peraturan Bupati Gowa Nomor 53 tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Struktural pada Kantor Kecamatan Kabupaten Gowa.

Adapun tugas dan Fungsi serta rincian tugas Jabatan Struktural pada Kantor Kecamatan adalah :

1. CAMAT

Adapun tugas pokok Camat memimpin Kecamatan dalam membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat Kelurahan perekonomian, Kesejahteraan rakyat, pemberdayaan masyarakat, pelayanan masyarakat serta pembinaan sekretariat Kecamatan sesuai dengan kewenangannya berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Tugas pokok Camat berdasarkan Peraturan Daerah tersebut diatas adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

Adapun tugas Camat sebagai berikut :

(57)

44

a. Membina, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan program dan kegiatan dibidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, pembangunan masyarakat Desa/Kelurahan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

b. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

c. Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

d. Membina penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan.

e. Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya.

f. Membina dan mengarahkan Sekretaris Kecamatan, para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi dalam melaksanakan tugasnya.

g. Melakukan pembinaan dan pengendalian atas pengelolaan rumah tangga, administrasi kepegawaian, perlengkapan dan peralatan (asset) serta keuangan Kecamatan.

h. Melakukan pembinaan terhadap kedisiplinan dan peningkatan kualitas pegawai dalam lingkup Kecamatan.

i. Menyelenggarakan koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait.

j. Menilai prestasi kerja Sekretaris Kecamatan, para Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.

Dalam menjalankan tugas tersebut, Camat mempunyai fungsi sebagai berikut:

(58)

45

1. Pelaksanaan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah;

2. Pelaksanaan koordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat;

3. Pelaksanaan koordinasi upaya penyelenggaraa ketentraman dan ketertiban umum;

4. Pelaksanaan koordinasi penerapan dan penegakan Peraturan Perundang-undangan;

5. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;

6. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan;

7. Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan;

8. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan Pemerintahan desa atau kelurahan;

9. Pembinaan dan pelaksanaan kesekretariatan Kecamatan;

10. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya;

2. SEKRETARIS KECAMATAN

Sekretaris mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas kesekretariatan yang meliputi

(59)

46

urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta pengelolaan keuangan dalam lingkup Kecamatan.

Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan perencanaan, keuangan dan umum serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh camat sesuai dengan bidang tugasnya :

a. Menyusun rencana program dann kegiatan Sekretariat Kecamatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

b. Melaksanakan surat menyurat untuk kepentingan dinas;

c. Menerima, meneliti, mengagenda dan mendistribusikan surat-surat masuk dan surat keluar;

d. Mengelola urusan rumah tangga;

e. Mengelola urusan administrasi keuangan;

f. Mengelola urusan administrasi kepegawaian;

g. Mengelola urusan administrasi perlengkapan dan peralatan;

h. Mengkoordinasikan penyusunan laporan pelaksanaan program/kegiatan;

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan;

Sekretaris Kecamatan membawahi 3 sub bagian yaitu : 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan 3. Sub Bagian Keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini bermaksud tahap kesediaan guru pelatih Fakulti Pendidikan Teknikal UTHM untuk ditempatkan mengajar di kawasan bukan pilihan dari aspek pengetahuan adalah

pada perusahaan dapat diatasi dengan jalan mengajukan pembiayaan ke bank syariah. Seperti yang kita ketahui, setiap nasabah yang hendak mengajukan pembiayaan akan dikenai

Bukit Bukit Batu terdiri dari 39 spesies, merupakan anggota dari 26 famili, hasil pengamatan ini lebih sedikit dibandingkan penelitian sebelumnya yang dilakukan

Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti yang empiris mengenai informasi tentang indeks harga konsumen pada sub kelompok pengeluaran yang mempengaruhi

Tujuan operasional dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi dalam mengetahui apakah produk Kolekbindo atau Komik Leksikon Bahasa Indonesia efektif

Pada penelitian ini motivasi berperan sebagai variabel intervening dalam mempengaruhi hubungan antara partisipasi anggaran dengan kinerja manajerial, hal ini dibuktikan

Fungsi pengajian sebagai institusi tranformatif dapat dilihat melalui proses reproduksi nilai-nilai, baik yang bersumber dari ajaran Islam maupun budaya setempat