• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengertian, Konsep dan Teori 1. Peran Pemerintah

Konsep peran pemerintah untuk beberapa tokoh memang berbeda-beda. Adapun konsep dan peran pemerintah berdasarkan berbagai literature yang diperoleh sebagai berikut :

Peran pemeritah adalah badan public atau lembaga Negara yang memegang fungsi birokrasi manjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama dalam suatu proses pelayanan kepada warga Negara atau masyarakat. Dalam rangka pembangunan nasional, peran pemerintah tidak hanya melaksanakan tugas-tugas umumpembangunan secara lancar, serta meningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan (Afifiddi, 2010 : 107).

Menurut Ryaas Rasyid dalam Saddam Rafsanjani (2011), tujuan utama dibentuknya pemerintahan adalah menjaga ketertiban dan kehidupan msyarakat sehingga setiap warga menjalani kehidupan secara tenang, tentran dan damai. Pemerintah modern pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarkat, pemeritahan tidak diadakan untuk melayani diriya sendiri. Pemerintah dituntut mampu memberikan pelayanan kepada masyrakat dan menciptakan kandisi yang memungkinkan setiap orang dapat mengembanggkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai kemajuan bersama. Secara umum fungsi pemerintahan

10

11

mencakup tiga fungsi pokok yang seharusnya dijalankan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerinah daerah (Saddam Rafsanjani dalam Muh. Rizal, 2011).

Secara umum tingkat penerapan desentralisasi suatu negara mendasari cara negara (pemerintah) dalam mendefinisikan perannya dalam rangka mencapai tujuan-tujuannya. Sejarah kuno tentang suatu bentuk pemerintahan adalah berawal dai bentuk pemerintahan di Negara Yunani Kuno. Pada waktu itu penduduk terpencar dalan ikatan kelompok-kelompok keluaga. Untuk melindungi keamanan dari warga penduduknya maka beberapa pemimpin kelompok bersepakan untuk membangun system pemerintahan yang berfungsi sebagai penjaga keamanan (Sunarno, 125:2012). Melihat pembagian tersebut tentu setiap pemimpin dalam pemerintahan ini mempunyai peran tersendiri bagaimana dalam menjaga keamanan, dan bukan hanya di bidang keamana akan tertapi masih banyak lagi fungsi-fungsi lainnya seperti, ekonomi dan social. Dalam pemerintah terdapat kata perintah yang paling sedikit ada empat , yaitu unsur yang terlibat di dalamnya, yaitu sebagai berikut :

a. Ada dua pihak yang terlibat b. Pihak yang memerintah c. Pihak yang di perntah

d. Kedua pihak tersebut terdapat hubungan

12

Hubungan ini dapat dilihat dari gejala pemerintahan yang terjadi dan atau peristiwa pemerintahan. Hubungan antara penguasa dan rakyatnya inilah yang menjadi pusat perhatian ilmu pemerintahan yang apabila di lihat dari perubahahan mutakhir ini, yang brnuansa liberal kapitalis yang melehirkan kebebasan mutlak di satu sisi, sedangkan pada sisi lain melahirkan sosialisme komunis dictator proletariat.

Perkembangan pertumbuhan manusia sejalan dengan sejarah berkembang manusia itu sendiri yang mengalami perubahan social, baik secara evolusi maupun secara revolusi. Perbedaan cara pandang pelaksanaan fungsi pemerintah itu digambarkan oleh Pratikno, dari perspektif liberal dan perpektif sosialis. Dari perspektif pertama bahwa negara tidak perlu melakukan campur tangan dalam penyediaan pelayanan masyarakat, sementara dari perspektif terakhir diyakini bahwa kehadiran itu mutlak diperlukan. Dalam perspektif liberal, kehadiran pemerintah hanya diperlukan untuk menjaga keamanan. Fungsi utama pemerintah hanyalah kepolisian sementara fungsi-fungsi lainnya menjadi wewenang masyarakat, baik sebagai individu, kelompok sosial maupun pengusaha swasta. Perspektif ini membatasi fungsi pemerintahan sebagai fungsi “sisa” yaitu fungsi-fungsi penyediaan barang dan jasa yang tidak bisa disediakan oleh unit tingkat bawahnya atau pihak-pihak di luar pemerintah. Artinya pemenuhan kebutuhan hidup diawali dari tanggungjawab individu, naik ke tingkat kelompok atau unit sosial yang kecil, pemerintah lokal yang paling rendah selanjutnya bergulir ke atas.

13

Besarnya keterlibatan pemerintah dalam pelayanan publik dianggap mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, kesempurnaan mekanisme pasar yang dipercaya akan mampu mencapai efisiensi, akan terganggu.

Kedua, dianggap memperkecil kebebasan individu dan kelompok-kelompok masyarakat untuk menentukan kepentingan dan pilihannya sendiri, pada akhirnya dianggap membahayakan demokrasi.

Perspektif sosialis menganggap bahwa penetrasi pemerintah dalam penyediaan barang dan jasa keperluan individu dan masyarakat mutlak dibutuhkan. Bagi mereka mekanisme pasar tidak bisa diandalkan menjamin tercapainya efisiensi. Mereka berasumsi bahwa persaingan bebas dalam mekanisme pasar meciptakan ketimpangan distribusi kesejahteraan, sebab kemampuan setiap orang untuk bersaing berbeda-beda. Akibatnya mereka yang kuat memenangkan persaingan dan akan memunculkan kemungkinan terjadinya praktek eksploitasi.

(dalam Haryanto, dkk, 1997 : 41-43).

Terlepas dari perdebatan tersebut, dalam pelaksanaan fungsi pencapaian tujuan negara yang pada dasarnya pelayanan (dalam arti luas) kepada masyarakat, peran pemerintah sangat diperlukan, apalagi di dalam masyarakat yang modern antara Pusat dan Daerah. Perbedaan cara pandang dari dua perspektif sebagaimana tersebut di atas mempunyai implikasi yang cukup luas terhadap keberadaan pemerintahan daerah. Hal itu menyangkut persoalan desain kebijakan pemerintahan daerah sehingga diharapkan mampu mentransformasikan fungsi-fungsi sesuai cara pandang suatu rezim. Logika itu dapat dipahami dengan dukungan

14

realitas yang ada bahwa pemerintah daerah merupakan sub-komponen geografis dari suatu negara berdaulat, sehingga ia berfungsi memberikan pelayanan umum pada suatu wilayah tertentu (Sarundajang, 2001 : 25) Secara operasional refleksi perbedaan itu teraplikasi dalam prinsip pengorganisasian pemerintahan daerah yang bernuansa administratif atau politis. Secara empiris model-model pemerintahan daerah ala Rusia dan pemeritahan daerah model Inggris dapat dipandang sebagai reprensentasi keadaan tersebut.

Sistem pemerintahan model Rusia, semua lembaga pemerintahan daerah merupakan bagian integral dari birokrasi pemerinahan nasional, peraturan di setiap tingkat didominasi oleh kebijakan partai tunggal. Sedangkan pemerintahan daerah model Inggris, mempunyai karakteristik otonomii yang besar, semua kekuatan bertumpu pada dewan, menggunakan komite secara luas (Sarundajang, 2001 : 39).

Pemerintahan daerah model Rusia sangat bernuansa administratif, berdasar prinsip-prinsip pencapaian fungsi secara efektif dan efisien dengan mengesampingkan nilai-nilai demokratis. Sementara pemerintahan daerah model Inggris sangat bernuansa politis, sangat memperhatikan nilai-nilai demokratis, sehingga pemerintahan daerah di desain untuk keseimbangan keinginan negara dan masyarakat lokal.

Pemerintahan di sini secara dogamatis dalam arti luas atau fungsi seperti pandangan Vollen Hoven. Membedakan desentralisasi menjadi desentralisasi politik yang merupakan pelimpahankan kepada kewenangan kepada pemerintah pusat yang menimbulkan hak untuk

15

mengurus rumah tangganya masing-masing bagi badabn-badan politik daerah (gadjong, 111 : 2007). Wilayah adminisrasi atau wilayah adalah lingkungan kerja perangkat pemerintah yang menyelenggarakan tugas pemerintahan umum di daerah. Wilayah ini di bentuk berdasarkan dekonsentrasi

a. Mampu membiayai kehidupannya b. Jumlah penduduk yang di tentukan c. Luas daerah

d. Emperhatikan pertahanan dan keamana nasional

Adapun peran pemerintah dalam hal ini adalah sebagai berikut (Arifgii. 2012) :

a. Pemerintah sebagai dinamisator

Peran pemerintah sebagai dinamisator adalah menggerakkan partisipasi masyarakat jika terjadi kendala-kendala dalam proses pembangunan untuk mendorong dan memelihara dinamika pembangunan daerah. Pemerintah berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan secara intensif dan efektif kepada masyarakat. Biasanya pemberian bimbingan diwujudkan melalui tim penyuluh maupun badan tertentu untuk memberikan pelatihan.

b. Pemerintah sebagai fasilitator

Peran pemerintah sebagai fasilitator adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan untuk menjembatani berbagai kepentingan masyarakat dalam mengoptimalkan pembangunan

16

daerah.Sebagai fasitator, pemerintah bergerak di bidang pendampingan melalui pelatihan, pendidikan, dan peningkatan keterampilan, serta di bidang pendanaan atau permodalan melalui pemberian bantuan modal kepada masyarakat yang diberdayakan.

c. Peran Pemerintah sebagai motivator

Peran pemerintah sebagai motivator yakni Pemberian motivasi melalui pelatihan (training) , namun bisa juga melalui mentoring, coaching atau counselling.

Dalam mencapai pemerintahan yang baik harus memiliki pemimpin yang berkwalitas baik dari segi skill dalam mengatur daerahnya maupun dari segi etika, yakni sebagai cerminan kepada masyarakat. Paul E. Torgenser dalam bukunya Management, an integrated approach menyatakan profesi sebagai salah satu lapangan kegiatan terdapat 5 kriteria (Katono, 96 : 2014) yaitu :

1. Pengetahuan 2. Aplikasi kompeten 3. Tanggung jawab social 4. pengontrolan diri 5. sanksi masyarakat

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah merupakan kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.Sedangkan Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan

17

pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Istilah pemerintah menunjukkan pada suatu proses pemerintahan, di mana kekuasaan dioperasionalisasikan oleh mereka yang memegang kekuasaan secara sah (Labobo, 2011 : 14). Untuk mencapai tata pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan salah satu konsep yang akhir-akhir ini di pergunakan secara regular dalam ilmu politik dan administrasi public yang merupakan suatu kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi dan keseimbangan peran serta adanya saling mengontrol yang di lakukan oleh komponen yakni, pemerintah, rakyat dan usahawan yang berada di sector swasta. Ke tiga komponen ini mempunyai tata hubungan yang sama dan sedeajat ( Miftah Thoha, 2012:61)

Salah satu model pemerintahan di era New Publik Management adalah model pemerintaha yang di kenal dengan reinventing government (Osborne dalam Delly Mustafa, 2011 : 202), yakni :

a. Pemerintahan katali : fokus pada pemberian pengarahan bukan produsi pelayanan public, enyediakan beragam pelayanan public, tetapi tidak harus melihat secara langsung dengan proses produksnya.

18

Seharusnya pemerintah daerah memfokuskan dirinya pada pada pemberian arahan.

b. Pemerintah milik masyarakat :Memberi wewenang (pada masyarakat) dari pada melayni sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (community self-help).

c. Pemerintah yang kompetitif :Menyuntikkan semangat kompetisi dalam pelayanan public. Kompetisi adalah salah satunya cara untuk menghemab biaya sekaligus eningkatkan kualitas pelayanan.

d. Pemerintah yang di gerakkan oleh misi : Mengubah organisasi yang di gerakkan oleh peraturan enjadi organisasi yang di gerakkan oleh misi.

e. Pemerintah yang berorientasi hasil : Membiayai hasil bukan masukan.

Besarnya alokasi angaran pada suatu unit kerja di tentukan kompleksitas masalah yang di hadapi.

f. Pemerintah berorientasi pada pelangan : Memenuhi kebutuhan pelanggan bukan birokrasi.

g. Pemerintahan wirausaha : Mampu memberikan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan

h. Pemmerintah antisipatif : Berupaya mencegah atau mengobati

i. Pemerintah Desenralisasi : dari hierarki menuju partisipatif dan tim kerja

j. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar : mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar (system insentif) dan bukan dengan mekanisme administrative (system prosedur dan pemaksaan).

19

Dalam mewujudkan pemeerintah yang efisien dan efektif para pejabat memainkan fungsi dan peran dengan menggunakan kekuasaan pejabat kewenangan dan legitimasi.

d. Pengertian Pengendalian dan Pengendalian Penduduk

Pengendalian menurut Ussy dan Hammer (1994:5), mengemukakan bahwa “control is management’s systematic effort to achieve objectives by comparing performance to plan and taking appropriate action to correct important differences”, maksud dari Ussy and Hammer yaitu pengendalian merupakan usaha sistematik perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengkoreksi perbedaan yang penting.

Glen A. Welsch, Hilton, dan Gordon yang diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan MaudyWarouw (2000:3) adalah “pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinerja yang efisien yang memungkinkan terciptanya tujuan perusahaan”. Berdasarkan dari pengertian - pengertian yang dikemukakan di atas dapat kita simpulkan bahwa pengendalian adalah usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan untuk mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

Dengan kata lain pengendalian merupakan tindakan mengatur laju atau mengontrol jalannya suatu tindakan agar dapat berjalan dengan sistematis dan efesien. Salah satu jenis pengendalian yang dapat digunakan sebagai

20

dasar untuk menanggulangi masalah pertumbuhan penduduk ini yaitu pengendalian sosial di mana yang artinya adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang serta dapat memahami perlunya untuk mematuhi program-program pemerintah yang sudah ada. Ada beberapa macam – macam/jenis-jenis cara untuk mengendalikan masyarakat (Purwatiningsih, dkk (2000:3) yaitu

a. Pengendalian lisan (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian lisan diberikan dengan menggunakan bahasa lisan guna mengajak anggota kelompok sosial untuk mengikuti peraturan yang berlaku.

b. Pengendalian Simbolik (Pengendalian Sosial Persuasif) Pengendalian simbolik merupakan pengendalian yang dilakukan dengan melalui gambar, tulisan, iklan, dan lain-lain.

c. Pengendalian Kekerasan (Pengendalian Koersif) Pengendalian melalui cara-cara kekerasan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membuat si pelanggar jera dan membuatnya tidak berani melakukan kesalahan yang sama.

e. Pengertian Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk juga dapat diartikan sebagai perubahan dalam bilangan penduduk sepanjang masa, yang boleh dikira sebagai

21

perubahan bilangan individu dalam sesebuah populasi melalui sukatan secara sepanjang suatu tempoh. Walaupun boleh digunakan untuk mana-mana spesis, namun istilah pertumbuhan penduduk sentiasa melibatkan kaum manusia.Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran.Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

Pertumbuhan penduduk adalah diakibatkan oleh empat komponen yaitu kelahiran, kemaian, migrasi masuk dan migrasi keluar (Mulyadi S, 2003:15). Selisih antara kelahiran dan kematian di sebut pertumbuhan alamiah, sedangkan selisih antara migrasi dan migrasi keluar di sebut neto. mengenai laju pertumbuhan manusia dapat di lihat pada table 1.1 diatas. Dari tabel tersebut dapat di kemuakan bahwa laju pertumbuhan penduduk tertinggi di Kabupaten Gowa adalah kecamatan Somba Opu sebesar 6,91 pertahun.

Kependudukan merupakan hal yang tidak bisa lepas dari negara kita, disamping karena negara kita termasuk negara terbesar di dunia negara kita yaitu juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Tingginya angka pertumbuhan penduduk yang terjadi dapat menghambat proses pembangunan. Dalam hal ini mengenai pertumbuhan

22

penduduk migrasi eupakan salah satu factor yang mempengaruhi petumbuhan penduduk . peninjauan migrasi secara regional sanat penting untuk di telaah secara khusus mengingat adanya kepadatan dan distribusi penduduk yang idak merata-orang untuk melakukan migra. Factor-faktor pendorong yang menarik bagi orang-orang untuk melkukan migrasi, adanya desentralisasi dalam pembangunan, serta di lain pihak semakin lancer komunikasi dan transportasi.

1. Kelahiran

Kelahiran di artikan sebagai istilah demografi sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita, dengan kata lain menyangkut banyak bayi yang lahir hidup. Tinggi rendahnya kelahiran dapat menggambarkan kecepatan petumbuhan penduduk suatu daerah atau Negara.

2. Kematian

Kematian merupakan saah satu di antara ke tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lannya yaitu kelahiran dan migrasi. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta terutama yang berkecimpung di bidang ekonomi dan kesehatan. Ukuran kematian kematia menunjukkan suatu angka atau indeks yang di pakai sebgai dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang cukup kompleks.

23

Biasanya berbagai macam ukuran kemaatian dipakai sekaligus guna mencerminkan keadaan kematian penduduk secara keseluruhan.

Krisis ekonomi sampai saat ini belum terlepas yang dimana mempunyai dampak terhadap aspek kehidupan, krisis ekonomi ini di pengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang sangasehingga masyarakat kekurangna penghasilan, meningkatkan penangguran dan jumlah rang miskin makin meningkat.

3. Migrasi

Migrasi aadalah perpinahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat lain melampaui batas politik/Negara ataupun bataan administrative dalam suatu Negara. Sering diartikan pula sbagai perpindahan yang relative permanen dari suatu daerah ke darah lain.

Dalam kaitannya dengan sumber daya manusia, migrasi merupakan perpindahan sumber daya manusia yang pada umumnya yang di sebabkan oleh masalah ekonomi

Berikut beberapa masalah kependudukan yang ada di Indonesia (Mulyadi S, 2003:16 :

a. Jumlah dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.

b. Penyebaran penduduk yang tidak merata.

c. Struktur umur penduduk yang berusia muda d. Urbanisasi yang relatif tinggi

e. Kualitas sumber daya manusia rendah

24

Terlepas dari permasalahan kependudukan yang ada di atas pemerintah tidak bolah tinggal diam dalam, khususnya instansi yang berkaitan langsung dengan masalah kependudukan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kependudukan di atas, diantaranya: Pengendalian pertumbuhannya dan pemerataan penduduk, untuk mengontrol jumlah penduduk di suatu wilayah. Kuantitas jumlah penduduk yang terkendali diharapkan akan mengurangi masalah kependudukan terutama mengenai pertumbuhan penduduk yang tinggi.

Tingginya laju pertumbuhan penduduk akan menghambat penduduk untuk dapat memperbaiki kualitas kehidupannya karena banyaknya penduduk akan menimbulkan banyak tekanan-tekanan dalam bidang pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Peningkatan kualitas penduduk, terutama dalam bidang pendidikan, dan kesehatan, sebagai hal dasar yang diperlukan untuk membangun penduduk ke arah yang lebih baik.

Kualitas SDM yang baik akan mengubah paradigma berpikir terhadap suatu masalah.

f. Kerangka Pikir

Fungsi utama dari pemerintah adalahmenjadi wewenang masyarakat, baik sebagai individu maupun kelompok social.peran pemerintah sangat diperlukan, apalagi di dalam masyarakat yang modern.

Antara Pusat dan Daerah. Perbedaan cara pandang dari dua perspektif mempunyai implikasi yang cukup luas terhadap keberadaan pemerintahan daerah. Hal itu menyangkut persoalan desain kebijakan

25

pemerintahan daerah sehingga diharapkan mampu mentransformasikan fungsi-fungsi sesuai cara pandang suatu rezim.

Untuk memperjelas gambaran peranan pemerintah dalam pengendalian kepadatan penduduk, berikut ini akan ditampilkan kerangka pikir seperti yang tampak di bawah ini.

Bagan Kerangka Pikir

g. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini berangkat dari latar belakang masalah, kemudian di rumuskan dalam rumusan masalah dan dikaji berdasarkaan teori dalam tinjauan pustaka. Maka yang menjadi fakus dalam penelitian ini adalah mengetahui peran pemerintah dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan somba Opu Kabupaten Gowa.

Peran Pemerintah

26

h. Deskripsi Fokus Penelitian

Pembatasan fokus penelitian sangat penting dan berkaitan erat dengan masalah ataupun data yang di kumpulkan, dimana fokus merupakan pemecahan dari masalah. Agar penelitian ini lebih terarah dan mudah dalam pencarian data, maka terlebih dahulu di tetapkan fokus penelitiannya. Yang menjadi fokus penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Peran pemerintah adalah perilaku pemerintah dalam melakukan

sebuah perubahan ataupun perbaikan taraf hidup masyaraka.

2. Pemerintah sebagai dinamisator adalah pemerintah yang berperan melalui pemberian bimbingan dan pengarahan yang intensif kepada masyarakat. Adanya bimbingan dan pengarahan tersebut dapat membantu pemerintah dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu kabupaten Gowa.

3. Pemerintah sebagai fasilitator adalah posisi dimana pemerintah bertanggung jawab menyediakan atau memberikan fasilitas kepada masyarakat. Fasilitas yang di berikan kepada masyarakat berupa penyediaan alat kontrasepsi yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan norma keluarga kecil dan sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera terkhusus di Kecamatan Somba Opu memiliki kepadatan penduduk tertinggi di kabupaten Gowa.

4. Peran Pemerintah sebagai motivator yakni Pemberian motivasi melalui pelatihan (training), namun bisa juga melalui mentoring, coaching atau counselling. Dengan adanya pelatihan yang diberikan

27

oleh pemerintah akan dapat membantu pemerintah dalam pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu.

5. Pengendalian kepadatan penduduk merupaka tujuan dan sasaran akhir dari upaya pengendalian kepadatan penduduk di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan melibatkan peran pemerintah Kecamatan Somba Opu dan BKKBN Kab. Gowa

28

BAB III

Dokumen terkait