• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK

B. Peran Penyidik Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan

Menangani masalah anak yang melakukan perkara pidana bukan perkara mudah bagi pihak penegak hukum, mengingat usia sang anak yang masih dibawah umur dan dianggap belum layak untuk mendapat perlakuan yang sama dengan orang dewasa. Undang-undang Republik Indonesia No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak telah mengatur bahwa pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkara Anak di pengadilan negeri wajib diupayakan Diversi255. Oleh karena itu pada tahap awal, Kepolisian memiliki peran penting dalam mengupayakan terjadinya proses Diversi. Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim dalam melakukan Diversi harus mempertimbangkan kategori tindak pidana, umur anak, hasil penelitian kemasyarakatan dari Bapas,dan dukungan lingkungan keluarga dan masyarakat256

255

Ibid., pasal 7 ayat 1.

256

Ibid.,pasal 9 ayat 1

. Diversi merupakan alternatif penyelesaian perkara dari yang formal menjadi informal, dalam pengeritiannya yang dimaksud formal adalah segala proses peradilan yang berlaku secara undang-undang, sedangkan informal berarti tanpa melalui proses peradilan yang sesungguhnhya.

Kepolisian pada tahap awal harus mengupayakan konsep diversi, disini dapat dilihat begitu aktifnya peran serta penydik POLRI dalam upaya menyelesaikan perkara anak tanpa mealalui proses peradilan.

Hasil wawancara terhadap para penyidik unit perlindungan perempuan dan anak di Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan sebagai berikut :

1. AIPTU Erna Br.Simangunsong

a. Bagaimana cara penyidik POLRI menangani perkara pidana yang dilakukan oleh anak?

Penyidik ketika menangani perkara pidana anak memiliki dasar hukum yaitu UU RI No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Pada pasal 7 ayat 1 dikatakan Pada tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan perkara Anak di pengadilan negeri wajib diupayakan Diversi. Penyidik mengupayakan diversi, dimana diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana. Jadi kami para penyidik terlebih dahulu mengupayakan agar prosesnya tanpa melalui proses peradilan. b. Bagaimana prosedur Diversi yang diterapkan terhadap anak yang terlibat

perkara pidana?

Pertama sekali dilihat jenis perbuatan pidananya, sesuai dengan UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak mengatur tentang batasan perbuatan pidana yang boleh dilakukan diversi atau tidak. Diversi itu hanya dilakukan,dilaksanakan dalam hal tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana sesuai dengan Pasal

7 ayat (2) UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem peradilan Pidana Anak. Jika telah sesuai dengan ketentuan bahwa ancaman hukumannya dibawah 7 tahun maka dilakukan proses diversi, pasal 8 UU No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak menyatakan Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang tua/Walinya, korban dan/atau orang tua/Walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif. Dalam hal diperlukan, musyawarah dapat melibatkan Tenaga Kesejahteraan Sosial, dan/atau masyarakat. Proses Diversi wajib memperhatikan:

a) kepentingan korban;

b) kesejahteraan dan tanggung jawab Anak;

c) penghindaran stigma negatif;

d) penghindaran pembalasan;

e) keharmonisan masyarakat; dan

f) kepatutan, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Hasil kesepakatan Diversi dapat berbentuk, antara lain:

a) perdamaian dengan atau tanpa ganti kerugian;

b) penyerahan kembali kepada orang tua/Wali;

c) keikutsertaan dalam pendidikan atau pelatihan di lembaga pendidikan atau LPKS paling lama 3 (tiga) bulan; atau

c. Di wilayah hukum Kepolisian Percut Sei Tuan ini bagaimana tingkat kejahatan yang dilakukan oleh anak?

Berdasarkan data yang ada di kepolisian sektor Percut Sei Tuan dalam kurun waktu 5 Tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Sejak 2011 sampai saat ini cenderung kejahatan oleh anak menurun di wilayah hukum kepolisian Sektor Percut Sei Tuan. Berdasarkan data tersebut pada umumnya 90% dilakukan diversi dalam menyelesaikan perkaranya.

d. Apa saja hambatan yang dialami kepolisian dalam menyelesaikan perkara pidana

oleh anak?

Hambatan-hambatan yang dialami lebih kepada kesadaran masyarakat dalam hal ini peran orangtua dalam mendidik anaknya, seperti adanya orangtua yang sudah tidak peduli dengan anaknya sendiri, sehingga ketika diupayakan diversi, proses

NO JENIS KASUS JUMLAH TERSANGKA

2011 2012 2013 2014 2015 1 NARKOBA 4 - 3 4 - 2 365 2 4 4 8 4 3 363 15 15 13 13 7 4 362 1 4 - 1 - 5 CURANMOR 1 1 6 1 1 6 82 UU RI No.23 3 - 4 - - 7 UU RI No.12 1 3 - - - 8 332 1 - - 1 1 9 372 2 3 2 3 1 10 351 3 5 - - - 11 293 3 5 - 4 1 12 335 - 1 - - - 13 480 - 1 - 1 1 14 285 - - - - 1 15 338 - - - - 2 JUMLAH 36 42 32 36 19

musyawarah menjadi berjalan alot karena kedua pihak sulit mencapai kata sepakat. Hambatan berikutnya seperti adanya upaya pembalasan yang dilakukan oleh pihak korban walaupun telah terjadi kesepakatan damai. Misalnya saat ini telah dilaksanakan diversi dan terjalin upaya damai, kedua pihak sepakat berdamai namun sesungguhnya mereka tidak damai seutuhnya, dikemudian kembali terjadi konflik lagi antara kedua pihak.

e. Apa saran dari kepolisian kepada masyarakat agar perbuatan pidana yang

dilakukan oleh anak dapat dicegah?

Kepolisian menghimbau kepada seluruh masyarakat terutama orangtua agar lebih memperhatikan perkembangan anak, pergaulan anak, agar anak tidak salah bergaul dan terjerumus ke dunia kejahatan.

2. AIPTU Henny Wijaya

a. Bagaimana cara penyidik POLRI menangani perkara pidana yang dilakukan oleh

anak?

Dalam menangani perkara pidana oleh anak, ada hal-hal penting yang harus diperhatikan adalah jenis perbuatannya. Jika perbuatannya diancam kurang dari 7 tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana, maka penyidik PORLI melakukan upaya Diversi atau mengalihkan prosesnya ke luar pengadilan. Dasar hukumnya adalah UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Misalnya seorang anak melanggar pasal 363 KUHP yang ancaman hukumannya 5 Tahun, maka dilakukan upaya diversi. Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang tua/Walinya, korban dan/atau orang tua/Walinya, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif. Dalam hal diperlukan, musyawarah dapat melibatkan Tenaga Kesejahteraan Sosial, dan/atau masyarakat.

b. Apa saja hambatan yang dialami kepolisian dalam menyelesaikan perkara pidana oleh anak?

selama menangani perkara pidana oleh anak, pihak kepolisian sering mengalami hambatan dari pihak-pihak yang bermasalah, seperti sulitnya mencapai

kesepakatan dalam musyawarah, walaupun demikian pada akhirnya kesepakatan tetap tercapai. Hambatan berikutnya kuranya kesadaran masyarakat seperti para orangtua, karena tidak dilanjutkan ke proses pengadilan justru membuat pelaku tidak merasa jerah, setelah dikembalikan kepada orangtua, orangtua tidak mengawasi perilaku anaknya sehingga kembali melakukan perbuatan yang melanggar hukum. Contoh si anak melakukan pencurian, kemudian dilakukan upaya diversi dan dikembalikan kepada orangtua. Kemudian anak tersebut kembali melanggar hukum seperti tertangkap masalah perjudian. Hal-hal seperti ini yang membuat pekerjaan rumah kepolisian semakin banyak. Dalam pasal 303, pihak korban tidak ada, pihak kepolisian tetap melakukan upaya diversi terhadap anak yang terlibat pasal 303 KUHP. Diversi tanpa korban dilakukan dan anak tersebut dikembalikan kepada orangtua. Begitulah selama ini yang kami alami dalam menangani perkara pidana oleh anak.

c. Apa saran kepolisian agar anak tidak terlibat kasus pidana lagi?

kepolisian mengharapkan kerjasama dari seluruh lapisan masyarakat agar sama- sama memperhatikan sekitar kita, mengawasi sekitar kita agar pergaulan anak- anak sekitar kita tidak mengarah kepada pelanggaran hukum. Kemudian khusunya kepada orangtua sendiri agar lebih peduli sama anak. jangan terlalu sibuk dengan urusan sendiri sehingga anak tidak mendapat perhatian, anak-anak melakukan perbuatan jahat pada umumnya karena mencari perhatian sekitarnya. Pada dasarnya anak-anak belum sepenuhnya paham apa yang dilakukannya

apakah melanggar hukum atau tidak. Disini peran orangtua yang sehari-hari bersama dengan anak agar dapat menjaga, memperhatikan serta mengawasi pola tingkah laku anak, pergaulan lingkunan anak, serta dapat memenuhi kebutuhan anak baik secara moril maupun materil.

3. AIPTU Lisnawaty Br.Sihombing

a. Bagaimana cara penyidik POLRI menangani perkara pidana yang dilakukan oleh

anak?

Kami dari kepolisian biasanya melakukan tugas berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam hal perkara pidana yang dilakukan oleh anak telah diatur dalam UU no 11 tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Anak. Undang-undang mengedepankan upaya diversi dalam menangani perkara pidana oleh anak. Penahanan merupakan upaya terakhir dalam menangani perkara pidana oleh anak. Pada umumnya semua perkara anak yang ada di kepolisian sektor Percut Sei Tuan 90% dilakukan Diversi.

b. Apa saja hambatan kepolisian dalam menangani perkara pidana oleh anak?

Sejauh ini hambatan-hambatan yang dialami pihak kepolisian dalam

menyelesaikan perkara yang melibatkan anak biasanya pemahaman masyarakat tentang hukum, tentang diversi itu sendiri. Mereka tidak mengetahui bahwa anak dibawah umur harus diupayakan diversi. Seperti pihak korban yang ngotot agar anak pelaku kejahatan tersebut tetap dihukum melalui proses peradilan. Sulitnya tercapai kesepakatan, walaupun pada akhirnya tetap diupayakan tercapai

kesepakatan.

Saran kami dari pihak kepolisian agar dapat berama-sama masyarakat menjaga ketertiban umum, masing-masing orangtua mengawai perilaku anaknya agar tidak salah pergaulan, agar tidak terjerumus ke dunia hitam narkoba maupun kejahatan lainnya. Karena anak pada dasarnya masih labil secara psikiloginya sehingga kejahatan-kejahatan yang diperbuat anak juga menjadi tanggungjawab kita bersama.

Hasil wawancara terhadap Penyidik di Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan, penyidik POLRI sangat berperan penting dalam menanganani tahap awal agar anak-anak yang memiliki mimpi dan cita-cita yang tinggi tidak harus merasakan masa muda yang kelam karena melakukan perbuatan pidana dan harus menjalani proses hukum. Demi masa depan anak-anak bangsa, upaya diversi sangat diutamakan dalam menangani perkara pidana yang dilakukan oleh anak. Penjara adalah pilihan terakhir diantara berbagai pilihan dalam menyelesaikan perkara pidana yang dilakukan oleh anak yang secara hukum masih dibawah umur.

BAB V

Dokumen terkait