• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK

A. Tugas-tugas Penyidik POLRI dalam perkara Pidana

Kepolisian merupakan garda terdepan yang bersentuhan langsung terhadap berbagai kejadian yang terjadi di tengah-tengah masyarkat. Setiap terjadi pelanggaran hukum, kepolisian yang berperan lansung untuk menangani perkara tersebut sebelum dilanjutkan ke proses peradilan berikutnya. Secara umum, Polisi memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

1. Tugas Kepolisian

Tugas kepolisian dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu tugas represif dan tugas preventif. Tugas represif ini adalah mirip dengan tugas kekuasaan executive, yaitu menjalankan peraturan atau perintah dari yang berkuasa apabila telah terjadi peristiwa pelanggaran hukum. Sedangkan tugas preventif dari kepolisian ialah menjaga dan mengawasi agar peraturan hukum tidak dilanggar oleh siapapun.

Tugas utama dari kepolisian adalah memelihara keamanan di dalam negeri. Dengan ini nampak perbedaan dari tugas tentara yang terutama menjaga pertahanan Negara yang pada hakikatnya menunjuk pada kemungkinan ada serangan dari luar Negeri. Sementara itu, dalam Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 pasal 13 dijelaskan bahwasannya tugas pokok kepolisian adalah:205

a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

205

b. menegakkan hukum; dan

c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat

Selanjutnya pada pasal 14 dijelaskan bahwasannya dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :206

a. melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan;

b. menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan;

c. membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

d. turut serta dalam pembinaan hukum nasional;

e. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;

f. melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;

g. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. Mengenai ketentuan-ketentuan penyelidikan dan penyidikan ini, lebih jelasnya telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHP) yang diantaranya menguraikan pengertian penyidikan, penyelidikan, penyidik dan penyelidik serta tugas dan wewenangnya.

h. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;

i. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

j. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;

k. memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

l. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

206

2. Wewenang Kepolisian

Pasal 15 Undang-Undang Kepolisian Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 menyatakan bahwasannya Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang:207

a. menerima laporan dan/atau pengaduan;

b. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum;

c. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

d. mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;

e. mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian;

f. melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan;

g. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

h. mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang; i. mencari keterangan dan barang bukti;

j. menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;

k. mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;

l. memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

m. menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang- undangan lainnya berwenang :

a. memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya;

b. menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor; c. memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;

d. menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik;

207

e. memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam;

f. memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan;

g. memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;

h. melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan internasional;

i. melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait;

j. mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional;

k. melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian.

Kepolisian dalam menangani perkara pidana, melakukan penyelidikan dan penyidikan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Dalam malakukan proses penyelidikan, yang melakukan penyelidikan dan penyidikan adalah anggota kepolisian itu sendiri. Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. 208

208

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana. Pasal 1 Angka 1.

Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan

tersangkanya.209 Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penyelidikan210. Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini.211

Penyelidikan merupakan tindakan tahap pertama permulaan penyidikan. Akan tetapi harus diingat, penyelidikan bukan tindakan yang berdiri sendiri terpisah dari fungsi penyidikan. Penyelidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari fungsi penyidikan. Penyelidikan merupakan salah satu cara atau metode atau sub daripada fungsi penyidikan yang mendahului tindakan lain, yaitu penindakan berupa penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan surat, pemanggilan, tindakan pemeriksaan, dan penyerahan berkas kepada penuntut umum. Jadi, sebelum dilakukan tindakan penyidikan, dilakukan dulu penyelidikan oleh pejabat penyelidik, dengan maksud dan tujuan mengumpulkan bukti permulaan atau bukti yang cukup agar dapat dilakukan tindak lanjut penyidikan.212

a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1) KUHAP, penyidik berwenang untuk:

Penyidik POLRI dalam menjalankan fungsinya memiliki tugas sebagai berikut antara lain :

213

1) Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana

2) Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian

3) Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka

4) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan 5) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat

6) Mengambil sidik jari dan memotret seseorang

7) Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi

209

Ibid., Pasal 1 Angka 2. 210

Ibid., Pasal 1 Angka 4. 211

Ibid., Pasal 1 Angka 5. 212

M. Yahya Harahap, 2006. Pembahasan Permsalahan Dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan Penuntutan. Sinar Grafika. Hlm 101.

213

8) Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara

9) Mengadakan penghentian penyidikan

10)Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab 11)Tersebut butir s/d butir j diatas adalah kewenangan Penyidik Polri

sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) KUHAP

b. Kewajiban penyidik sehubungan dengan kewenangan yang dimiliki secara rinci berdasarkan pada masing-masing kewenangan seperti tercantum diatas adalah sebagai berikut:

1) Dalam hal menerima laporan atau pengaduan, penyidik berkewajiban untuk:

a) Mencatat laporan atau pengaduan yang diajukan oleh pelapor atau pengadu secara lisan, serta wajib menandatanganiny disamping pelapor atau pengadu.214

b) Memberikan Surat Tanda Penerimaan Laporan atau Pengaduan kepada yang bersangkutan, setelah laporan atau pengaduan kepada yang bersangkutan setelah laporan atau pengaduan diterima.215 2) Dalam hal melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian

dalam KUHAP masalah penanganan TKP penyidik hanya mempunyai wewenang melakukan tindakan pertama pada saat di Tempat Kejadian Perkara (TPTKP), sedangkan kegiatan pengolahan TKP, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan terhadap masing-masing kegiatan yang dilakukan, yang berupa penggeledahan/ memasuki rumah penyitaan, penangkapan dan lain-lain untuk itu berkewajiban untuk:

214

Ibid., Pasal 109 Ayat 5. 215

a) Membuat Berita Acara Pemeriksaan di TKP yang dibuat atas kekuatan Sumpah Jabatan, ditanda tangai oleh semua pihak yang terlibat didalamnya.216

b) Menghadirkan 2 (Dua) orang saksi setiap memasuki TKP yang berupa rumah atau tempat tertutup lainnya apabila pemilik atau penghuni rumah menyetujuinya. Apabila pemilik/ penghuni rumah keberatan atau tidak hadir maka harus dihadirkan pula Kepala Desa atau Ketua Lingkungan 217

c) Memperlihatkan benda yang diketemukan di TKP, kepada orang dari mana benda itu akan disita atau kepada keluarganya, yang ditanda tangani oleh penyidik, pemilik barang/ darimana barang disita atau keluarganya yang disaksikan oleh Kepala Desa atau Ketua Lingkungan dan 2 (Dua) orang saksi

.

218

d) Membuat Berita Acara Penyitaan yang dibacakan terlebih dahulu kepada orang darimana benda itu disita atau keluarganya, yang ditanda tangani oleh penyidik, pemilik barang/ darimana barang disita atau keluarganya yang disaksikan oleh Kepala Desa atau Ketua Lingkungan dan 2 (Dua) orang saksi

.

219 .

3) Dalam hal menyuruh orang berhenti seorang Tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka, Penyidik berkewajiban menjunjung tinggi hukum yang berlaku.220

4) Dalam hal melakukan penangkapan penyidik berkewajiban:

216

Ibid., Pasal 75 ayat (1) huruf I ayat (2). 217

Ibid., Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) 218

Ibid., Pasal 129 ayat (1) 219

Ibid., Ayat (2) 220

a) Memperlihatkan Surat Tugas dan memberikan Surat Perintah penangkapan kepda tersangka, yang mencantumkan identitas tersangka dan menyebutkan alasan penangkapan serta uraian singkat perkara kejadian yang dipersangkakan serta tempat ia diperiksa.221

b) Memberikan tembusan Surat Perintah Penangkapan kepada keluarganya segera setelah penangkapan dilakukan.222

c) Apabila dalam melakukan penangkapan diperlukan tindakan hukum berupa penggeledahan badan atau pakaian, harus dibuatkan Berita Acara Penggeledahan Pakaian atau Badab. Dalam hal diketemukan barang bukti maka supaya dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.223

5) Dalam hal melakukan penahanan penyidik berkewajiban:

a) Memberikan kepada tersangka Surat Perintah Penahanan yang mencantumkan identitas tersangka dan menyebutkan penahanan serta uraian singkat perkara kejahatan yang dipersangkakan.224

b) Memberikan tembusan Surat Perintah Penahanan kepada keluarga Tersangka.225

c) Memberitahukan terhadap tersangka tentang penahanan atas dirinya, keluarganya atau orang lain yang bantuannya

221

Ibid., Pasal 37 ayat (1) 222

Ibid., Pasal 18 ayat (2) 223

Ibid., Pasal 37 ayat (2) 224

Ibid., Pasal 21 ayat (2) 225

dibutuhkan oleh tersangka untuk mendapatkan penasehat hukum atau jaminan bagi penangguhan penahanannya.226

d) Mengeluarkan tersangka dari tahanan demi hukum setelah tersangka ditahan 60 (Enam Puluh) hari.227

e) Mulai melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dalam waktu 1 (Satu) hari setelah perintah penahanan itu dijalankan.228 6) Dalam hal melakukan penggeledahan penyidik berkewajiban:

a) Menunjukkan tanda pengenal penyidik kepada tersangka atau keluarga apabila akan melakukan penggeledahan rumah.229 b) Meminta ijin Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk

mengadakan penggeledahan rumah.230

c) Membuat Surat Perintah bagi Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk memasuki rumah.231

d) Menghadirkan 2 (Dua) orang saksi dalam hal tersangka atau penghuni rumah menyetujui pelaksanaan penggeledahan rumah, dan menghadirkan pula Kepala Desa atau Ketua Lingkungan dalam hal tersangka atau penghuni rumah menolak atau tidak hadir.232

e) Membuat Berita Acara jalannya dan hasil penggeledahan rumah, setelah 2 (Dua) hari memasuki atau menggeledah rumah dan turunannya disampaikan kepada pemilik atau penghuni rumah yang bersangkutan yang sebelumnya dibacakan lebih dahulu, kemudian diberi tanggal dan ditanda

226

Ibid., Pasal 59. 227

Ibid., Pasal 24 ayat (4) 228

Ibid., Pasal 50 ayat (1) dan Pasal 122 229

Ibid., Pasal 125 230

Ibid., Pasal 33 ayat (1) 231

Ibid., Pasal 33 ayat (2) 232

tangani oleh penyidik maupun tersangkanya atau keluarganya dan atau Kepala Desa atau Ketua Lingkungan dengan 2 (Dua) orang saksi.233

f) Segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri Setempat guna memperoleh persetujuannya, terhadap pelaksanaan penggeledahan yang dilakukan oleh penyidik dalam keadaan sangat perlu dan tidak mungkin untuk mendapatkan surat ijin terlebih dahulu.234

g) Memberitahu Ketua Pengadilan Negeri dan didampingi penyidik dari daerah hukum dimana penggelegahan itu dilakukan, apabila penyidik harus melakukan penggeledahan rumah diluar daerah hukumannya.235

7) Dalam hal melakukan penyitaan penyidik berkewajiban untuk: a) Menunjukkan tanda pengenal penyidik kepada orang dari mana

benda itu disita.236

b) Minta surat ijin kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat sebelum penyitaan dilakukan.237

c) Segera melaporkan kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat guna memperoleh persetujuan penyitaan yang dilakukan, apabila dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak penyidik harus segera bertindak dan tidak mungkin mendapatkan surat ijin terlebih dahulu

233

Ibid., Pasal 33 ayat (5) dan 126 ayat (1), (2) 234 Ibid., Pasal 34 235 Ibid., Pasal 36 236 Ibid., Pasal 128 237

d) Memberikan surat tanda penerimaan kepada tersangka dan atau pejabat kantor pos dan telekomunikasi apabila penyidik dalam keadaan tertangkap tangan menyita paket atau surat atau benda yang pengangkutannya atau pengirimannya dilakukan oleh Kantor Pos dan telekomunikasi dan atau kepada orang yang menguasai benda yang dapat disita yang menyerahkan benda tersebut kepada penyidik.238

e) Memperlihatkan benda yang akan disita kepada orang darimana benda itu akan disita kepada keluarganya, yang disaksikan oleh Kapala Desa atau Ketua Lingkungan dengan 2 (Dua) orang saksi.239

f) Membuat Berita Acara Penyitaan yang dibacakan terlebih dahulu kepada orang darimana benda itu disita, atau keluarganya dan Kepala Desa.240

g) Mencatat berat dan atau jumlah menurut jenis masing-masing, ciri maupun sifat khas, tempat, hari, dan tanggal penyitaan, identitas orang dari mana benda itu disita.241

8) Dalam hal melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat penyidik berkewajiban untuk:

a) Meminta persetujuan dari mereka yang berkewajiban merahasiakan surat-surat tersebut menurut undang-undang (sepanjang tidak menyangkut rahasia negara) atau atas ijin khusus Ketua Pengadilan Negeri setempat, kecuali Undang- undang menentukan lain.242

238

Ibid., Pasal 41 dan 42 ayat (1) 239

Ibid., Pasal 129 ayat (1) 240

Ibid., Ayat (2) Dan (4) 241

Ibid., Pasal 130 ayat (1) 242

b) Meminta ijin khusus Ketua Pengadilan Negeri apabila akan membuka, memeriksa, dan menyita surat yang dikirim melalui pos yang dicurigai mempunyai hubungan dengan perkara pidana yang sedang diperiksa.243

c) Merahasikan dengan sungguh-sungguh mengenai isi surat tersebut atas kekuatan Sumpah dan jabatan.244

d) Membuat Berita Acara Pemeriksaan atau penyitaan surat, dan mengirimkan turunannya kepada Kepala Kantor Pos yang bersangkutan245

9) Dalam hal mengambil sidik jari dan memotret seseorang penyidik berkewajiban:

.

a) Menjunjung tinggi hukum yang berlaku.246

b) Membuat berita acara pengambilan sidik jari dan berita acara pemotretan yang selain ditanda tangani oleh petugas yang melaksanakan dilakukan oleh semua pihak yang terlibat dalam tindakan tersebut, dan dibuat atas kekuatan sumpah jabatan.247 10)Dalam hal melakukan pemanggilan seseorang penyidik

berkewajiban:

a) Memanggil dengan surat panggilan yang sah dan menyebutkan alasan pemanggilan secara jelas dengan memperhatikan

243

Ibid., Pasal 47 ayat (1) 244

Ibid., Pasal 48 ayat (3) 245

Ibid., Pasal 49 246

Ibid., Pasal 7 ayat (3) 247

tenggang waktu antara diterimanya panggilan dengan hari seseorang harus memenuhi panggilan tersebut.248

b) Segera melakukan pemeriksaan terhadap tersangka maupun saksi.249

11)Dalam hal melakukan pemeriksaan terhadap tersangka atau saksi penyidik berkewajiban:

a) Memperhatikan hak-hak tersangka sebagaimana diatur dalam Undang-undang yaitu:250

(1) Segera diperiksa

(2) Diberitahukan yang dipersangkakan (3) Memberi keterangan secara bebas (4) Mendapat bantuan juru bahasa (5) Mendapat bantuan hukum

(6) Memilih sendiri penasehat hukum

(7) Menghubungi Penasehat hukum/ perwakilan negaranya, dokter pribadi, keluarganya, rohaniawan (bagi tersangka yang ditahan)

(8) Mengirim/ menerima surat

(9) Mengajukan saksi atau ahli yang menguntungkan (10) Menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi

b) Mendatangi ke tempat kediaman tersangka atau saksi yang dipanggil tetapi tidak bisa datang, karena alasan patut dan wajar.251

c) Memberitahukan kepada seorang yang disangka melakukan suatu tindak pidana sebelum pemeriksaan dimulai, tentang haknya untuk mendapatkan bantuan hukum atau bahwa ia dalam perkaranya wajib didampingi penasehat hukum.252

248

Ibid., Pasal 112 ayat (1) 249

Ibid., Pasal 50 250

Ibid., Pasal 50 sampai Pasal 60 251

Ibid., Pasal 113 252

d) Menunjuk penasehat hukum bagi tersangka yang melakukan tindak pidana yang diancam dengan hukuman mati atau ancaman Lima Belas Tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana Lima Belas Tahun lebih yang tidak mempunyai penasehat hukum sendiri.253

e) Menanyakan kepada tersangka apakah menghendaki didengarnya saksi yang dapat menguntungkan baginya, hal tersebut harus dicatat dalam berita acara.254

f) Memanggil dan memeriksa saksi sebagaimana butir (5) diatas (Pasal 116 ayat (4) KUHAP)

g) Mencatat keterangan tersangka dan atau saksi dalam berita acara yang ditayangkan oleh penyidik dan oleh yang memberi keterangan, setelah mereka menyetujui isinya (Pasal 118 ayat (1) KUHAP)

h) Mencatat dalam berita acara dalam hal tersangka dan atau saksi tidak mau membubuhkan tanda tangannya dengan menyebutkan alasannya (Pasal 118 ayat (2) KUHAP)

i) Segera membuat berita acara yang diberi tanggal dan mencatat tindak pidana yang dipersangkakan dengan menyebutkan waktu, tempat dan keadaan waktu tindak pidana dilakukan, nama dan tempat tinggal dari tersangka dan atau saksi, keterangan mereka, catatan mengenai akta dan atau benda serta

253

Ibid., Pasal 56

254

segala sesuatu yang dianggap perlu untuk kepentingan penyelesaian perkara (Pasal 121 KUHAP)

j) Mulai melakukan pemeriksaan, dalam hal tersangka ditahan waktu paling lama satu hari setelah perintah penahanan itu dijalankan (Pasal 122 KUHAP)

k) Memberikan turunan Berita Acara Pemeriksaan Tersangka, atas permintaan tersangka yang bersangkutan atau penasehat hukumnya untuk kepentingan pembelaan (Pasal 72 KUHAP) 12)Dalam hal mendatangkan/ minta bantuan orang ahli, penyidik

berkewajiban:

a) Mengajukan permintaan keterangan ahli secara tertulis kepada ahli kedokteran, kehakiman/ dokter dan atau ahli lainnya, untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana (Pasal 133 ayat (1) dan (2) KUHAP) b) Memberikan terlebih dahulu kepada keluarga korban, dalam

hal sangat diperlukan untuk pembuktian harus atau tidak mungkin lagi dihindari dilakukan bedah mayat/ penggalian mayat (Pasal 134 ayat (1) dan 135 KUHAP)

13)Dalam hal menghentikan penyidikan, penyidik berkewajiban segera memberitahukan kepada Penuntut Umum, tersangka dan keluarganya (Pasal 109 ayat (2) KUHAP)

14)Dalam hal mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, dalam pelaksanaan hal ini (yang disebut

sebagai diskresi) penyidik berkewajiban memperhatikan batasan- batasan mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab (Pasal 5 ayat (1) huruf a angka 4 dan pasal 7 ayat (1) huruf j KUHAP)

15)Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 KUHAP, penyidik berwenang untuk melakukan tugas penyidikan diseluruh wilayah Indonesia untuk itu penyidik berkewajiban: a) Menjunjung tinggi hukum yang berlaku

b) Segera melakukan kegiatan yang diperlukan (Pasal 106 KUHAP)

c) Memberitahukan kepada Penuntut Umum dalam hal penyidik telah memulai melakukan penyidikan (Pasal 109 ayat (1) KUHAP)

d) Mengkoordinasikan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada penyelidik dalam melaksanakan tugas penyelidikannya (Pasal 105 KUHAP)

e) Memberikan petunjuk dan memberikan bantuan penyidikan yang diperlukan terhadap penyidikan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil/ PPNS (Pasal 107 ayat (1) KUHAP)

f) Segera menyerahkan berkas perkara kepada Penuntut Umum setelah selesai melakukan penyidikan (Pasal 8 ayat (2) dan 110 ayat (1) KUHAP)

g) Segera melakukan penyidikan tambahan sesuai dengan petunjuk dari Penuntut Umum, dalam hal penuntut umum mengembalikan hasil penyidikan umum untuk dilengkapi. h) Menyampaikan kembali berkas perkara yang diperbaiki

tersebut, dalam waktu empat belas hari sejak tanggal penerimaan kembali berkas perkara (Pasal 138 ayat (2) KUHAP)

i) Menyerahkan tanggung jawab atas tersangka dan barang bukti kepada Penuntut Umum (Pasal 8 ayat (3) KUHAP)

j) Memberitahukan kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya dalam hal penyidik menghentikan penyidikan karena tidak cukup bukti atau peristiwa tersebut ternyata bukan merupakan tindak pidana atau penyidikan dihentikan demi hukum (Pasal 109 ayat (2) KUHAP)

16)Penyidik atas kuasa Penuntut Umum berwenang menghadapkan terdakwa beserta barang bukti, saksi ahli dan atau juru bahasa kesidang Pengadilan, dalam hal tindak pidana ringan (TIPIRING) dan atau dalam acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas jalan (Pasal 205 ayat (2) dan 212 KUHAP) berkewajiban untuk: a) Memberitahukan secara tertulis kepada terdakwa tentang hari,

tanggal, jam dan tempat ia harus menghadap sidang pengadilan dalam hal tersebut dicatat dengan baik oleh penyidik, selanjutnya catatan bersama berkas dikirim ke Pengadilan (Pasal 207 ayat (1) huruf a KUHAP)

b) Mengembalikan benda sitaan tanpa syarat kepada yang paling berhak, segera setelah putusan dijatuhkan jika terpidana telah memenuhi isi amar putusan (Pasal 46 dan Pasal 215 KUHAP)

B. Peran Penyidik Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan dalam menyelesaikan

Dokumen terkait