• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : PENUTUP

B. SARAN

1. Mengenai berbagai faktor-faktor yang menyebabkan anak melakukan kejahatan, seharusnya seluruh lapisan masyarakat, baik keluarga maupun aparat penegak hukum memahami apa yang menjadi faktor penyebabnya, selanjutnya dapat langsung dengan cepat melakukan berbagai upaya pencegahan. Keluarga sebagai lingkungan pertama sekali yang membentuk karakter anak harus memahami bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hal ini seluruh elemen masyarakat harus sama-sama saling bekerja sama mulai dari keluarga, guru-guru di sekolah, aparat penegak hukum serta pemerintah juga harus berjuang untuk membebaskan bangsa Indonesia dari jerat kemiskinan agar anak dapat terpenuhi segala kebutuhannya, sehingga tidak melakukan kejahatan.

2. Mengenai tentang penyelesaian perkara pidana yang dilakukan oleh anak tanpa melalui proses peradilan sudah diatur di dalam UU no.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak melalui konsep Diversi. Para penegak hukum harus benar-benar menerapkannya dalam menangani perkara anak. Pemerintah harus lebih mengupayakan pencegahan daripada penindakan perbuatan pidana. Pemerintah harus lebih serius lagi dalam upaya preventif agar anak dapat terhindar dari melakukan perbuatan pidana.

3. Mengenai peranan penyidik POLRI dalam menyelesaikan perkara pidana yang dilakukan anak sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan lebih mengutakan upaya diversi, seperti yang telah dilakukan di Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan oleh Penyidik Pembantu Aiptu Erna Br. Simangunsong yang telah menjelaskan bahwa dari sekian banyak kasus anak yang ditangani, 90% dikembalikan kepada orangtua melalui upaya diversi. Semoga para penegak hukum dapat lebih sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Agar anak-anak bangsa Indonesia dapat terus bermimpi dan melanjutkan hidupnya demi masa depan yang cerah demi kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia.

BAB II

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK MELAKUKAN TINDAK PIDANA.

Berbicara mengenai anak adalah sangat penting karena anak merupakan potensi nasib manusia hari mendatang, dialah yang ikut berperan menentukan sejarah bangsa sekaligus cermin sikap hidup bangsa pada masa mendatang32

Bapak Bangsa Ir.Soekarno pernah berkata "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia"

. Seorang anak yang merupakan bibit unggul serta memiliki harapan yang seluas- luasnya guna mempersiapkan masa depannya sebagai tonggak keberhasilan suatu Bangsa dan Negara di masa yang akan datang tidak seharusnya terjerembab dalam dunia kejahatan. Tidak sewajarnya seorang anak yang sedang merajut mimpi indahnya justru harus berjuang dan melewati sebagian masa mudanya dibalik jeruji besi yang secara otomatis akan melenyapkan mimpi-mimpi indahnya akan hari esok.

33

. Begitu luar biasanya potensi yang dimiliki para pemuda sehingga Ir.Soekarno menyatakan demikian, namun didalam kehidupan sehari- hari tak jarang kita menyaksikan berbagi tindakan pidana justru dilakukan oleh pemuda ataupun anak yang secara hukum belum dianggap dewasa. Kita tidak dapat menutup mata terhadap berbagai kejahatan yang dilakukan oleh para generasi penerus bangsa tersebut seperti anak yang terlibat narkoba, tawuran antar pelajar, bahkan tindak pidana berat seperti pembunuhan.

32

Wagiati sutedjo (2005).Hukum Pidana Anak. Reflika Aditama. hlm.5.

33

https://penasoekarno.wordpress.com/2009/11/07/kata-mutiara-bung-karno/ diakses pada hari Rabu 23 Maret 2016 Pukul 20.04 WIB

Negara Indonesia merupakan sala-satu negara berkembang yang memiliki kepadatan penduduk yang besar. Banyaknya penduduk membuat tingkat kriminalitas semakin tinggi, hal itu dapa dilihat dari berbagai pemberitaan dimediayang memberitakan berbagai perbuatan pidana yang dilakukan oleh anak seperti tawuran antar pelajar34, anak mencuri35, bahkan pelajar membunuh.36

Menurut Lunden Di Negara berkembang kejahatan timbul disebabkan oleh37

1. Besarnya jumlah dan sukarnya melakukan pencegahan terhadap gelombang urbanisasi remaja dari desa ke kota;

:

2. Terjadinya konflik antarnorma adat pedesaan (tradisional) dengan norma baru yang tumbuh dalam proses dan perkembangan kehidupan sosial yang cepat di kota besar;

3. Memudarnya pola-pola kepribadian individu yang terkait kuat pada pola kontrol sosial tradisionalnya, sehingga anggota masyarakat terutama remajanya mulai kehilangan pola kepribadian atau “samar pola” menentukan perilakunya.

Anak didalam melakuan perbuatannya sering sekali belum memahami tentang keburukan yang terjadi akibat dari perbuatannya.Masa kanak-kanak adalah suatu masa yang sangat penting yakni sebagai suatu dasar/basis untuk perkembangan individu anak dalam perkembangan selanjutnya. Bila pada masa ini, salah mengarahkan pendidikan dan pengajaran, anak itu kelak akan mengalami kehidupan yang suram.38

1. Sifat-sifat kriminlitas di dalam masa ini ialah:39

a. Delik-delik yang dibuat umumnya berbentuk sangat sederhana. Misalnya : pencurian kecil-kecilan dan perbuatan-perbuatan merusak. Dan kriminalitet yang dilakukan anak normal psychologisnya pada masa ini lebih banyak karena kejiwaan anak itu belum cukup matang/ lebih banyak ketidaktahuannya bahwa perbuatannya terlarang.

34 Lihat 35 Lihat 36 Lihat 37

Marlina I, Op.Cit.,, hlm.2; dikutip dari soedjono Dirjosiworo (1984). Sosio

Kriminologi, Amalan Ilmu-Ilmru sosial dalam Studi Kejahatan. Bandung: Sinar Baru, hlm. 70.

38

H.M Ridwan, Ediwarman,( 1994 ), Azas-azas Kriminologi, Medan: USU PRESS, hlm.7.

39

b. Delik-delik yang diperbuat itu dapat terjadi karena perasaan-perasaan yang lemah (spiritual neglect) ataupun karena diasingkan, sehingga delik itu adalah sebagai protes.

c. Delik-delik itu juga dapat disebabkan masa kanak-kanak yang mempunyai oto-aktifiset yang berlebih, maka sebagai peyalurannya bisa jadi membuat delik-delik yang sebenarnya, karena jiwanya belum matang untuk mengetahui bahwa perbuatannya terlarang.

d. Delik-delik itu bisa juga terjadi karena suruhan/pengaruh kawannya (yang dewasa), yang sebenarnya anak itu belum matang untuk membedakan mana yang terlarang dan mana yang tidak.

e. Di samping sifat tersebut di atas, faktor-faktor ekonomis juga tidak dapat dilupakan.

2. Frekuensi kriminalitas pada masa ini ialah:40

a. Yang diperbuat hanyalah kelakuan-kelakuan buruk yang tidak dapat dikenai pidana/hukuman.

b. Seandainya unsur-unsur kriminalitas itu sesuai dengan delik yang tertera di dalam Undang-undang, maka perbuatan ini tidak selamanya dapat dipidana kalau dilakukan oleh anak-anak.

c. Orang umumnya tidak mau melaporkan perbuatan-perbuatan delik yang dilakukan oleh anak-anak kepada pihak yang berwenang.

A. Teori-Teori Kriminologi Dalam Anak Melakukan Tindak Pidana.

Beberapa ahli kriminologi memberikan berbagai pandangannya tentang mengapa dan bagaimana kejahatan itu bisa terjadi di dalam masyarakat, tidak hanya kejahatan yang dilakukan orang dewasa, kejahatan yang dilakukan oleh anak juga memiliki latar belakang yang tidak jauh berbeda, semua meliputi bidang sosial maupun ekonomi. Berikut beberapa pandangan para ahli tentang kejahatan : 1. Zaman Kuno (zaman Yunani dengan beberapa sarjananya)41

a. Plato

1) Republiek : Emas, manusia adalah merupakan sumber dari banyak kejahatan. Makin tinggi kekayaan dalam pandangan manusia, merosot penghargaan terhadap kesusilaan. Demikian juga dalam setiap negara dimana terdapat banyak orang miskin, dengan diam-diam terdapat bajingan-bajingan, tukang copet, pemerkosa agama, penjahat dari bermacam-macam corak. 40 Ibid., hlm.8. 41 Ibid., hlm.50.

2) De wetten : Jika dalam suatu masyarakat tidak ada yang miskin dan tidak ada yang kaya, tentunya akan terdapat kesusilaan yang tinggi disana. Karena di situ tidak akan ada ketakaburan, tidak pula kelalaian, juga tidak ada rasa iri hati dan benci.

b. Aristoteles 42

Berkata kemiskinan menimbulkan kejahatan dan pemberontakan (Politik). Kejahatan yang besar tidak diperbuat untuk memperoleh apa yang perlu untuk hidup, tapi untuk kemewahan.

2. Zaman abad pertengahan43

Golongan scholastik, Thomas Van Aquino.

Hubungan/pengaruh kemiskinan atau kejahatan : Orang kaya yang hanya hidup untuk kesenangan dan memboros-boroskan kekayaannya, jika pada suatu kali jatuh miskin mudah menjadi pencuri (De regimine principum). Kemiskinan biasanya memberi dorongan untuk mencuri (summa contra gentiles).Dalam keadaan yang sangat memaksa orang-orang boleh mencuri (Summa theologica). 3. Zaman Permulaan Sejarah Baru abad ke-16 44

Th. More, ikhtiarkan supaya orang memperoleh nafkah yang cukup dan kejahatan akan berhenti. Pengarang Utopia (1616), sangat dipengaruhi Plato. Isinya: suatu negara yang alat-alat produksinya dikuasai oleh umum, penduduk Utopia ini melebihi semua bangsa di dunia dalam hal perikemanusiaan, kesusilaan dan kebaikan.

More menentang kekejaman/kekerasan hukuman pada waktu itu yang dalam 24 tahun ada 72.000 pencuri digantung, yang berpenduduk 3 sampai 4 juta. Biarpun diberantas dengan kekerasan, arus kejahatan tidak berhenti tapi harus dicari sebab musabab kejahatan dan menghapuskannya.

Kekayaan dengan mudah punah dan orang-orang yang sudah biasa hidup mewah bila miskin mudah jahat, banyak anak-anak dari si miskin hidup dalam lingkungan yang tidak baik dan dengan jalan ini menjadi penjahat.

4. Zaman Revolusi Perancis abad ke-18

a. Penentangan terhadap hukum pidana dan acara pidana yang berlaku.

Hukum pidana pada waktu itu semata-mata menakut-nakuti dengan jalan hukuman yang berat. Hukuman mati yang berbagai cara yang didahului dengan penganiayaan yang ngeri ( ditarik dengan roda ) hukuman badan yang sehari-hari dilakukan : hanya pencegahan untuk umum dengan menakut-nakuti (sebagai 42 Ibid., 43 Ibid., 44 Ibid.,hlm.50.

contoh untuk orang lain) yang dipandang penting hanya perbuatannya, kepribadian si penjahat tidak dipentingkan.45

Peraturan hukum pidana tidak tegas perumusannya dan memberikan kemungkinan berbagai tafsiran. Acara pidana juga demikian. Terdakwa hanya dipandang sebagai benda pemeriksaan yang dilakukan dengan rahasia dan hanya berdasarkan laporan tertulis saja, cara pembuktiannya tergantung kepada kemauan pemeriksa dan pengakuan dipandang sebagai cara pembuktian yang utama (bangku pemeriksaan). Penetapan golongan tengah terhadap enciem-regime mempengaruhi juga hukum acara pidana dan aufklarung = hak-hak manusia akan berlaku juga untuk penjahat.46

Montesquieu bukunya “Esprit deslois” = menentang tindakan sewenang- wenang hukuman kejam dan banyak hukuman yang dijatuhkan.47

Rousseau, bukunya menentang perlakuan kejam terhadap penjahat.48

Voltaire, membela Jean Calas yang tidak berdosa yang telah dijatuhi dan menjalani hukuman mati. Dia menentang peradilan yang sewenang-wenang.49

b. Sebab –sebab sosial (kemasyarakatan) dari kejahatan.

Ketidaktegasan hukum serta kesewenang-wenangan penguasa juga turut andil menjadi penyebab terjadinya kejahatan. Karena rakyat yang merasa ketidakadilan akan timbul pemberontakan terhadap keputusan penguasa.

Montesquieu berkata: pembentuk perundang-undangan yang baik harus lebih mengikhtiarkan pencegahan kejahatan daripada hukuman, bukunya “Esprit des lois”.50

Voltaire dalam bukunya “prisexde la justice et de I’humanite”: Pencurian dan lain-lain kejahatan adalah kejahatan orang miskin.51

45 Ibid.,hlm.52. 46 Ibid., 47 Ibid., 48 Ibid., 49 Ibid., 50 Ibid.,hlm.54. 51 Ibid.,

Rosseau dalam Encyclopedia: kesengsaraan merupakan ibu dari kejahatan dan dalam Le contract Social = dalam Negara yang diperintah dengan baik terdapat sedikit penjahat dan dalam Discours sur I’origine et Les Foundaments de I’inegali te parmi les homes adanya milik perseorangan atas tanah menyebabkan banyak kejahatan.52

Baccaria dalam delitti e dellepene = pencurian biasanya adalah kejahatan yang timbul karena kesengsaran dan putus asa. D.Hollbach dalam sistem sosial = didalam masyarakat dimana orang miskin terdesak hingga putus asa, kejahatan merupakan jalan untuk mendapat nafkah.53

Diantara golongan sosialis-utopis.Jean Meslier dalam testamennya menghubungkan hak milik dengan kejahatan.54

Pengarang sosialis Inggris, menunjuk hubungan antara kejahatan dengan masyarakat antara lain :55

J.Bentham : Sebab kejahatan yang terdapat dalam masyarakat lebih utama mencegah kejahatan daripada menghukumnya. Minuman keras dianggapnya sala- satu sebab yang utama dari kejahatan agresif harus diberantas dengan macam- R.Wallace pendaulu dari Malthus. Dalam bukunya Disertation On The Member of Mankind in Ancient and Modern Times, dan dalam bukunya Various Prospects of Mankind Naturo, and Prodonde, suatu masyarakat dimana alat-alat produksi dikuasai oleh masyarakat tidak terdapat pencurian dan perampokan. Ahli Moral di Inggris :

52 Ibid., 53 Ibid., 54 Ibid., 55 Ibid.,hlm.55.

macam jalan, seperti menyadarkan rakyat agar gemar berolahraga, musik, sandiwara dan lain-lain.56

Memberantas kejahatan ekonomi perlu memelihara mereka yang tidak mempunyai mata pencaharian, jika tidak mereka akan berbuat jahat dan tidak ada ancaman hukuman yang dapat menahannya.57

c. Sebab-sebab Antropologi daripada kejahatan.

1) J.C De La Mettrie, dokter Perancis = Murid Boerhave. Ia megupas kejahatan dari sudut determinise yang murni, tapi bukanlah berpendapat seorang penjahat tidak perlu dihukum dalam bukunya Traite di L’ame dan L’homme machine. Juga dia dianggap pelopor dari Gall yang berpendapat : Fungsi psycho bertempat dalam otak. Zat- zat racun yang berpengaruh terhadap otak dus berpengaruh pada psycho. Maka beberapa penyakit dan keadaan abnormal dapat diketahui dari musabab kejahatan (contoh seorang yang hamil dibakar karena mencuri).

Sehubungan dengan itu dia berkata : Anjing gila memang harus dibunuh, ular-ular dibinasakan. Lebih lanjut dia berkata : saya mempunyai pengertian tentang segala sesuatu yang dituntut oleh kepentingan masyarakat. Akan tetapi pastilah lebih baik kita mempunyai sarana-sarana kedokteran yang ulung sebagai hakim.Hanya merekalah yang dapat menetukan apakah si petindak pidana itu bersalah atau tidak.58

2) J.K. Lavater ahli agama Swiss. Bukunya Physiogonomiche Fragmente Zur Beforderung der Menschenkenntnis und Menchenliebe. Dia seorang pelopor yang menyelidiki ciri-ciri lahiriah daripada watak (roman muka,tulisan,jalannya).59 56 Ibid., 57 Ibid., 58 Ibid.,hlm.56. 59 Ibid.,

B. Mazhab – Mazhab Tentang Sebab-Sebab Kriminal Secara Umum Dalam Perspektif Kriminologi.

1. Mazhab Italia atau Mazhab Antropologi

Antara lain tokohnya yang terkenal kita sebut : C.Lombroso, dengan buah pekerjaannya yang paling penting ialah “L’uomo deliquente”. Menurut Lombroso manusia yang pertama adalah penjahat dari semenjak lahirnya.60

Antropologi Penjahat : Penjahat umumnya dipandang dari segi antropologi merupakan suatu jenis manusia tersendiri (genus home delinguenes), seperti halnya dengan Negro. Mereka dilahirkan demikian (il delinguente nato) mereka tidak mempunyai predis posisi untuk kejahatan, tetapi suatu prodistinasi, dan tidak ada pengaruh lingkungan yang dapat merubahnya. Sifat batin sejak lahir dapat dikenal dari adanya stigmate-stigmate lahir, suatu tipe penjahat yang dapat dikenal.61

Hypothese atavisme : soalnya ialah bagaimana caranya menerangkan terjadinya makhluk yang abnormal itu (penjahat sejak lahir). Lombroso dalam memecahkan soal tersebut, memajukan hypothase yang sangat cerdik, diterima bahwa orang masih sederhana peradabannya sifatnya adalah amoral, kemudian dengan berjalannya waktu dapat memperoleh sifat-sifat susila (moral), maka orang penjahat merupakan suatu gejala atavis, artinya ia dengan sekonyong- konyong dapat kembali menerima sifat-sifat yang sudah tidak dimiliki nenek moyangnya yang lebih jauh ( dinamakan pewarisan sifat secara jauh kembali ).62

Hypothese pathologi : selama beberapa waktu Lombroso dengan penganut- penganutnya menyatakan bahwa penjahat adalah seorang penderita penyakit epilepsi.63

Type penjahat : ciri-ciri yang dikemukakan oleh Lombroso terlihat pada penjahat, sedemikian sifatnya, sehingga dapat dikatakan tipe penjahat. Para penjahat dipandang dari sudut antropologi mempunyai tanda-tanda tertentu, umpamanya isi tengkoraknya (pencuri) kurang bila dibandingkan dengan orang lain, dan terdapat kelainan-kelainan pada tengkoraknya.Dalam otaknya terdapat keganjilan yang seakan-akan mengingatkan kepada otak-otak hewan, biarpun tidak dapat ditunjukkan adanya kelinan-kelainan penjahat yang khusus. Roman mukanya juga lain daripada orang biasa, tulang rahang lebar, muka menceng, 60 Ibid .,hlm.65. 61 Ibid., 62 Ibid., 63 Ibid.,

tulang dahi melengkung kebelakang (disebut front fuyant) dll. Juga kurang perasaannya dan suka akan tatouage- seperti halnya pada orang yang masih sederhana peradabannya.64

2. Mazhab Perancis atau Mazhab Lingkungan.

Mazhab ini menentang mazhab Italia. “Die Well ist mehr Schuld an mir, als ish,” yakni dunia adalah lebih bertanggungjawab terhadap bagaimana jadinya saya, daripada diri saya sendiri.65

Tokoh-tokohnya antara lain :66 a. A. Lacassagne

Ia merumuskan mazhab lingkungan sebagai berikut : “L’important eas le melieu social. Permettez-,oi une comparaison empruntee a’la theorie modern. Ie milieu social est lebouillon de culture de la criminalite : le microbe, c’est le criminel, un element qui n’a d’importance que le jour on iltrouve le bouillon le fait fermenter” artinya : yang terpenting adalah keadaan sosial disekeliling kita. Izinkanlah saya mengemukakan suatu perbandingan yang diambil dari teori modern. Keadaan sosial disekeliling kita adalah suatu pembenihan untuk kejahatan, kuman adalah si penjahat, suatu unsur baru mempunyai arti apabila menemukan pembenihan yang membuatnya berkembang.”

b. G. Tardo

Menurut pendapatnya kejahatan bukan suatu gejala yang antropologis tapi sosiologis, yang seperti kejahatan-kejahatan masyarakat lainnya dikuasai oleh peniruan.“Tous les actes importans de la vie Sociale sent executes sous L’empire de L’exemple,” yakni semua perbuatan penting dalam kehidupan sosial dilakukan dibawah kekuasaan contoh.

3. Mazhab Bio-Sociologi

Ferri memberikan suatu rumus tentang timbulnya tiap-tiap kejahatan adalah resultante dari keadaan individu, fisik dan sosial.Pada suatu waktu unsur individu yang paling penting.Keadaan sosial memberi bentuk kejahatan, tapi ini berasal dari bakatnya yang biologis yang anti sosial (organis dan psychis). Diantara semua penganut dari Lombroso, Ferri yang paling berjasa dalam menyebarkan ajarannya. Sebagai seorang ahli ilmu pengetahuan, ia sudah mengetahui bahwa ajaran Lombroso dalam bentuk aslinya tidak dapat dipertahankan. Dengan tidak mengubah intinya, Ferri mengolah bentuknya, sehingga tidak lagi begitu berat sebelah, dengan mengakui pengaruh lingkungan.

64 Ibid.,hlm.66. 65 Ibid., 66 Ibid.,

Dari uraian diatas aliran bio-sosiologis ini bersynthese kepada aliran antropologi yaitu keadaan lingkungan yang menjadi sebab kejahatan, dan ini berasal dari Ferri.Rumusnya berbunyi “tiap kejahatan adalah hasil dari unsur- unsur yang terdapat dalam individu yaitu seperti unsur-unsur yang diterangkan oleh Lombroso. Lama- kelamaan banyak ahli kriminologi menganut aliran tersebut antara lain Prins di Brussel mendirikan union Internasionale dr Droit Penal.67

4. Mazhab Spiritualis

Diantara aliran-aliran kriminologi yang mempunyai kedudukan sendiri, ialah aliran yang dulu mencari sebab terpenting dari kejahatan dalam tindak beragamanya seseorang. Menurut kampe kemudian aliran ini mengalami bermacam-macam perobahan dan kehalusan, oleh karena itu mungkin pada waktu sekarang lebih tepat jika dinamakan aliran neo-spiritualis, mempunyai kecenderungan mementingkan unsur kerohanian dalam mencegah terjadinya kejahatan-kejahatan.

Yang termasuk aliran spiriualis lama, a.l. :

a. M.De. Baets seorang padri di Belgia. Menyatakan dalam berkurangnya daya itu (agama), saya melihat salah satu sebab yang terpenting daripada penambahan jumlah kejahatan yang menakutkan ini.

b. F.A.K. Krauss beranggapan semakin meluasnya pandangan lapisan bawah masyarakat, pengasingan diri terhadap Tuhan serta pandangan hidup dan pandangan terhadap dunia yang menjadi dasar sama sekali kosong dalam hal dorongan-dorongan moral, adalah merupakan dasar yang hitam dimana kebusukan dan kejahatan berkembang dengan subur.68

5. Mazhab Mr.Paul Moedikno Moeliono

Selain penggolongan yang dikemukakan terdahulu, masih ada penggolongan yang dikemukakan oleh Mr.Paul Moedikno Moeliono, seperti :69

a. Golongan salahmu sendiri (s.s).

Aliran ini berpendapat bahwa kejahatan timbul disebabkan kemauan bebas individu (free of the will). Kejahatan timbul sebagai ekspressi tanpa pessi sesuatu. 67 Ibid.,hlm.67. 68 Ibid.,hlm.68. 69 Ibid.,

Karena kejahatan disebabkan oleh kemauan, maka perlu hukuman untuk jangan lagi berbuat jahat.

b. Golongan tiada yang salah (t.o.s)

Aliran ini mengemukakan bahwa sebab-sebabnya kejahatan ialah faktor herediter biologis (Bonger: convergensi bio-sosiologi), perasaan keagamaan (Bonger: aliran spiritualis ). Jadi kejahatan dari ekspressi dari pressi faktor biologis, kultural bio-sosiologis, spiritualis.

c. Golongan salah lingkungan

Aliran ini mengatakan timbulnya kejahatan disebabkan faktor lingkungan. Sebenarnya aliran ini dapat dimasukkan ke golongan tiada yang salah (Bonger : aliran Lingkungan).

d. Golongan kombinasi

Membicarakan golongan kombinasi, sebaiknya lebih dahulu memahami psikho-analisa Adler dan Freud. Mereka membagi struktur personal individu atas 3 bagian, yaitu :

1) Das ES = ID.

Das ES berisi nafsu hewani yang jika meminta harus direalisir, dan sepenuhnya berada dalam alam tak sadar. Dalam lapisan ini nafsu itu bersifat koonstruktip (libido) dan ada bersifat destruktip (benci,ingin mati). Kedua kekuatan ini saling berlomba sehingga menimbulkan ketegangan.

2) Das ICH = EGO.

Das ich terletak dalam kesadaran dan merupakan inti, berfungsi menyelaraskan tuntutan Das Es sesuai dengan norma kehidupan. Lapisan ini menyeleksi keinginan Das Es

3) Uber ICH = Super ego.

Uber ich merupakan instansi tertinggi dalam mengatur tindakan manusia serta bernilai moral, norma yang mempengaruhi Ego membekas dalam super ego. Super ego mengontrol ego dan memberi celaan dan pujian terhadap tindakan ego.Orang beriman bila super ego membatasi nafsu dan mengarahkan ke hal yang normatif tinggi.Sebelum terbentuknya “iman” ini terlebih dahulu ada pertentangan antar das ich dan das es.

e. Golongan dialog.

Golongan ini mendasarkan diri pada filsafat existensialisme, Filsafat existensialisme menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. Cara wujud manusia secara konkrit senantiasa berhubungan dengan sesama manusia, dengan dunia, diri sendiri, Tuhan. Dia merealisir dirinya secara terus menerus dalam suatu alam, mengadakan kontak dan dialog dengan alamnya. Manusia adalah dialogi, maka dia adalah pusat hubungan. Karena masnusia berdialog dengan lingkungan maka dia dipengaruhi lingkungan dan mempengaruhi lingkungan.

C. Faktor-Faktor Penyebabkan Anak Melakukan Tindak Pidana.

Kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh anak pada umumnya dilakukan karena kurang pemahaman terhadap hal yang baik dan buruk. Masa anak-anak adalah masa yang sangat rawan melakukan tindakan, karena masa anak-anak suatu masa yang rentan dengan berbagai keinginan dan harapan untuk mencapai sesuatu ataupun melakukan sesuatu.70

1. Faktor Internal

Suatu kejahatan, kenakalan atau perbuatan pidana yang dilakukan oleh seseorang pasti memiliki penyebab yang menjadi latar belakang mengapa perbuatan itu dilakukan. Faktor-faktor yang mendorong perbuatan itu dilakukan sering juga disebut sebagai motivasi dimana didalamnya mengandung unsur niat, hasrat, kehendak, dorongan kebutuhan, cita-cita yang kemudian diwujudkan

Dokumen terkait