• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMP-SMA ISLAM PLUS BINA INSANI SUSUKAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

B. Peran Pondok Pesantren Bina Insani Dalam Kesejahteraan Masyarakat Dusun Baran

Pesantren membutuhkan gerakan pembaharuan yang progresif terhadap segala bidang, terutama dalam menghadapi permasalahan ekonomi. Lingkungan sekitar pondok pesantren yang sejahtera merupakan sebuah kehidupan yang makmur dan kondusif. Kehidupan tersebut dikarenakan adanya ikatan antara pesantren dan masyarakat dan pesantren memberikan diversifikasi (penganekaragaman) keilmuan unggulan khusus atau keahlian praktis tertentu agar masyarakat mampu menjadi masyarakat yang berkemampuan dalam

93

berbagai hal. Peran pesantren sangat penting terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya,.oleh karenanya peran pondok pesantren modern bina Insani dengan warga mayarakat dusun baran kecamatn Susukan sangat berperan penting dalam kesejahteraan masyarakat tersebut.

Di samping kesejahteraan dalam hal ekonomi,kesejahteraan lain juga perlu diperhatikan sumber daya manusia (SDM) dan keilmuan (pendidikan).

Ibu Warti memberikan pendapat dalam peran pondok pesantren :

“Kehidupan di sekitar pondok pesantren merupakan suatu kebanggaan. Masyarakat dituntut untuk respect dalam menangani kebutuhan keseharianya. Memanfaatkan peluang yang ada bukan malah hanya diam. Namun juga pesantren memberikan pelatihan ataupun kerjasama lainya sebagai penunjang kehidupan masyarakat yang gemah ripah loh jinawi

Menurut keterangan warga dusun Baran Ibu Mutmainnah :

“Kesejahteraan masyarakat disini Alhamdulillah sudah bagus. Kesejahteraan ekonomi misalnya, setelah adanya pondok pesantren modern Bina Insani banyak dari warga sekitar yang mendirikan warung. Ada warung makan, pakaian, ataupun warung-warung lainya. Di samping itu kesejahteraan pendidikan juga sangat signifikan maksudnya masyarakat menyekolahkan anak-anaknya ke pondok pesantren. Disamping dekat tapi juga tidak memberatkan dalam hal administrasi” (wawancara pada tanggal 8 juni 2014)

Bapak Narto menjelaskan :

“Kebutuhan pokok adalah yang utama, maka kesejahteraan yang diperlukan adalah dalam hal ekonomi. Banyak yang berjualan, ada yang mendirikan toko, warung permanen dan semi permanen ataupun yang menggunakan gerobak. Dengan adanya pondok ini mas, alhamdlillah warga sangat terbantu” (wawancara pada tanggal 8 juni 2014)

94

Meskipun mayoritas masyarakat yang ada di sekitar Pondok Pesantren Modern Bina Insani adalah petani, tetapi masyarakat sangat bersyukur dengan keberadaan pondok pesantren tersebut.

Penulis berpendapat masalah perekonomian menjadi langkah penting bagi Pondok Pesantren Bina Insani dalam mengorganisir masyarakat Baran. Mengingat dalam arus ekonomi, masyarakat dituntut untuk berkompetisi hidup dalam melanjutkan kehidupannya. Era globalisasi telah meruntuhkan kekuatan ekonomi masyarakat kecil. Maka pemberdayaan masyarakat melalui kesejahteraan dan kemandirian ekonomi perlu digerakkan. Pondok Pesantren Bina Insan diharapkan mampu menjadi ”pioner perubahan” itu, yang kemudian membentuk sebuah gerakan yang praksis di masyarakat Dusn Baran. Dalam pengembangan ekonomi juga diperlukan keahlian-keahlian khusus untuk diterapkan meliputi : manusia yang berjiwa sosial, intrepreneurship, bangunan jaringan (baik untuk perdagangan/wirausaha, permodalan dan pemasaran).

Masyarakat Baran, khususnya bagi pesantren harus bisa melepaskan diri dari belenggu ”pasar modernisasi” dan lingkaran ekonomi sudah tidak merakyat lagi bagi rakyat kecil. Dan ada beberapa langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan yakni : keilmuan, jiwa kewirausahaan dan etos kerja/kemandirian.

Keilmuan, dalam hal ini keilmuan agama dan pengetahuan umum seperti yang telah disampaikan di atas. Ajaran agama merupakan pemupukan nilai-nilai spiritual untuk tetap teguh dalam menjalankan ajaran agama di kala moderinisasi

95

sudah merasuk pada wilayah jati diri manusia. Serta pengetahuan-pengetahuan keilmuan umum dalam perkembangan zaman terus meningkat dan setiap manusia harus bisa mengikutinya. Dan SDM inilah yang menjadi kunci dari peradaban manusia itu sendiri. Maka diharuskan masyarakat Dusun Baran hidup secara serasi dalam kemodernan dengan tetap setia kepada ajaran agama.

Jiwa Kewirausahaan, etos kewirausahaan dijadikan dasar bagi penumbuhan dan motivasi dalam melakukan kegiatan ekonomi. Gerakan-gerakannya adalah membangun wirausaha bangsa kita sendiri, terutama dari kalangan Pondok Pesantren Bina Insane dan masyarakat Dusun Baran. Serta dapat menumbuhkan pengusaha-pengusaha yang tangguh yang mampu bersaing baik di pasar internasional apalagi di pasar lokal itu sendiri.

Pondok Pesantren Bina Insani diharapkan dapat melahirkan wirausahawan yang dapat mengisi lapisan-lapisan usaha kecil dan menengah yang handal dan mandiri. Sebenarnya yang diperlukan hanyalah menghidupkan kembali tradisi yang kuat di masa lampau dengan penyesuaian pada kondisi masa kini dan pada tantangan masa depan.

Etos Kerja dan kemandirian, dalam kenyataan, dalam masyarakat kita etos kerja ini belum sepenuhnya membudaya. Artinya, budaya kerja sebagian masyarakat kita tidak sesuai untuk kehidupan modern. Pondok Pesantren bina insani, dimulai dengan lingkungannya sendiri, harus menggugah masyarakat dusun baran untuk membangun budaya kerja yang sesuai dan menjadi tuntutan

96

kehidupan modern. Sedangkan waktu adalah faktor yang paling menentukan dan merupakan sumber daya yang paling berharga. Budaya modern menuntut seseorang untuk hidup mandiri, apalagi suasana persaingan yang sangat keras dalam zaman modern ini memaksa setiap orang untuk memiliki kompetensi tertentu agar bisa bersaing dan dan bermartabat di tengah-tengah masyarakat. Hanya pribadi-pribadi yang punya watak kemandirian saja bisa hidup dalam masyarakat yang makin sarat dengan persaingan.

Dengan demikian, bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghadapi segala tantangan, mampu mengambil keputusan sendiri, mempunyai kemandirian, memiliki budaya kerja keras dan daya tahan yang kuat, serta mampu menentukan apa yang terbaik bagi dirinya.

Masyarakat Dusun Baran saat ini tidak hanya saja membutuhkan sebuah fatwa atau dalil-dalil yang menyegarkan, tapi juga membutuhkan solusi konkrit dan praksis atas segala permasalahan yang ada. Era keterbukaan dan persaingan sudah dengan cepatnya masuk ke dalam lapisan masyarakat. Kalau tidak menyiapkan diri untuk ”memberdayakan” masyarakat maka akan ikut tergerus dan lenyap oleh zaman itu sendiri. Hanya dengan komitmen dan pengorganisasian masyarakatlah yang sanggup membentengi diri dari itu semua, dan Pondok Pesantren Bina Insani juga sebagai salah satu harapan masyarakat untuk ikut andil di dalamnya.

97

Jadi perlunya ”Tri Dharma Pesantren” yakni: pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini sebagai langkah integrasi-nya pondok pesantren bina insani dalam memerankan fungsinya di masyarakat luas khususnya di Dusun Baran. Sehingga pesantren tidak hanya melahirkan agamawan saja, tetapi juga agamawan yang ”luwes” inklusif, mempunyai jiwa sosial-kemasyarakatan serta kepribadian mandiri dan intrepreneurship.

Bapak Ikhwani mengungkapkan :

“Peran pondok pesantren bina insani sangat terasa dalam kesejahteraan dusun baran. Namun perlunya visi misi yang sesuai agar kesejahteraan itu meningkat. Pelatihan wirausaha, interprenuer, maupun kegiatan lainya sangat diperlukan masyarakat karena masyarakat juga masih bayak yang kurang mampu dalam hal kewirausahaan”

Dari berbagai keterangan tersebut di atas, peran Pondok Pesantren Bina Insani belum maksimal dalam mensejahterakan masyarakat dalam hal ekonomi. Namun dalam hal pendidikan dan SDM-nya sudah memberikan yang terbaik hanya saja masyarakat kurang dalam menanggapinya. Sarana dan prasana pondok pesantren juga sudah mumpuni untuk kemajuan pendidikan tapi ada juga dari masyarakat Baran yang beranggapan pendidikan pesantren masih kurang dan menyekolahkan anaknya di sekolahan lainya. Perlunya visi misi yang mampu merubah keadaan di sekitar pondok agar kesejahteraan masyarakat terjamin dengan hal itu. Kegiatan dan pelatihan sangat dibutuhkan agar masyarakat juga memahami dengan keadaan yang semakin maju (modern). Kerjasama pondok pesantren Bina Insani dengan masyarakat dusun baran sangat diperlukan sebagai

98

penunjang aktivitas kegiatan maupun sebagai penunjang kebutuhan ekonomi yang ada di masyarakat Dusun Baran Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

99 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan data yang telah dikumpulkan di lapangan kemudian di analisis pada Bab IV, selanjutnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Keberagamaan masyarakat Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang menganut paham ajaran Ahlu Sunnah Wal Jama’ah. Ajaran yang moderat dan plural tersebut menjadikan masyarakat menjalankan keagamaan keseharianya saling menghormati, menolong dan gotong royong dengan sesama sehingga menjadikan masyarakat yang tentram dan makmur. 2. Kesejahteraan masyarakat Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan

Kabupaten Semarang terbilang bagus. Adanya Pondok Pesantren Modern Bina Insani menumbuh kembangkan kesejahteraan masyarakat Baran. Kondisi kesejahteraan diciptakan atas kompromi tiga elemen. Pertama, sejauh mana masalah-masalah sosial ini diatur. Kedua, sejauh mana kebutuhan-kebutuhan dipenuhi. Ketiga, sejauh mana kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup dapat disediakan. Setelah adanya Pondok Pesantren Modern Bina Insani banyak dari warga sekitar yang mendirikan warung. Ada warung makan, pakaian, ataupun warung-warung lainya. Di samping itu kesejahteraan pendidikan juga sangat signifikan maksudnya masyarakat menyekolahkan

100

anak-anaknya ke pondok pesantren. Di samping dekat tapi juga tidak memberatkan dalam hal administrasi. Oleh karenanya dengan berdirinya toko, warung dan lainya.

3. Peran Pondok Pesantren Modern Bina Insani terhadap keberagamaan masyarakat Dusun Baran Desa Ketapang Kecamatan Susukan Kabupten Semarang adalah Mendirikan TPQ yang mana TPQ tersebut dikhususkan kepada masyarakat, dan pihak pondok pesantren sendiri selalu mengundang masyarakat dalam berbagai kegiatan keagamaan yang diadakan oleh pondok pesantren. Selain itu pihak pondok pesantrenpun selalu ikut serta ke dalam acara-acara ataupun kegiatan masyarakat, terutama kegiatan masyarakat yang berbasis dengan progam-program masjid. Seperti khotmil quran, pengajian ramadhan / khotmil kutub dan kegiatan lainya. Bentuk partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini adalah mengikuti aktivitas pendidikan pesantren berupa kegiatan pengajian-pegajian tahunan, bulanan ataupun peringatan hari-hari besar Islam yang dilaksanakan oleh pondok pesantren.

4. Pondok Pesantren Modern Bina Insani membawa perubahan yang sangat signifikan dari mulai terbentuk dan didirikanya pondok pesantren ini. Di antaranya adalah banyaknya masyarakat yang mendirikan warung, toko, tempat pencucian ataupun yang lainya. Diperbolehkanya santri jajan di warung sekitar dan Koperasi pesantren yang juga mmperbolehkan masyarkat baran khususnya menitipkan barang daganganya menjadikan adanya

101

keterikatan antara Pondok Pesantren Bina Insani dengan masyarakat Dusun Baran. Di samping itu, adanya pengajian akbar yang menjadikan lahan masyarakat sebagai lahan parkir mampu menambah uang tambahan bagi khas masyarakat Dusun Baran. Tidak hanya kesejahteraan di bidang ekonomi saja akan tetapi di bidang lain sebagai penunjang kesejahteraan di bidang SDM, pertanian, intrepreneurship, usaha ataupun lainya. Seperti adanya pelatihan-pelatihan, seminar ataupun kegiatan lainya. Perlunya ”Tri Dharma Pesantren”

yakni: pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini sebagai langkah integrasi-nya pesantren dalam memerankan fungsinya di masyarakat luas. Sehingga pesantren tidak hanya melahirkan agamawan saja, tetapi juga

agamawan yang ”luwes” inklusif, mempunyai jiwa sosial-kemasyarakatan serta kepribadian mandiri dan intrepreneurship.

B. SARAN

1. Untuk Pesantren

Senantiasa menjaga kedekatan dengan masyarakat guna menambah terjalinnya hubungan yang harmonis dan terciptnya suasana yang kondusif. 2. Untuk Masyarakat

Meningkatkan musyawaroh dan jalinan kerukunan baik dengan para guru maupun santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren modern Bina Insani. 3. Untuk Pembaca

102

Penelitian ini jauh dari sempurna, dengan kerendahan hati penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya dan penulis mohon kritik serta sarannya demi kemajuan penelitian kami dimasa mendatang. Atas perhatian dan kerja sama pembaca, penulis menghaturkan terima kasih.

103