• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Serta BI dalam Kancah Internasional

Dalam dokumen profil lembaga negara rumpun keuangan (Halaman 133-152)

C. Gambaran Umum Organisasi Bank Indonesia Sebagai Bank

6. Peran Serta BI dalam Kancah Internasional

Bank Indonesia selaku Bank Sentral Negara Republik Indonesia seperti halnya lembaga negara lainnya juga memiliki hubungan internasional baik yang dilakukan atas nama sendiri maupun atas nama Pemerintah. Berikut ini adalah hubungan internasional yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

A. Peran Serta BI Atas Nama Sendiri Sebagai Anggota

1. South East Asian Central Banks (SEACEN), pada tahun 1982,

terdiri atas 12 bank sentral

SEACEN Centre merupakan pusat penelitian dan pelatihan di bidang keuangan, moneter, perbankan, kebanksentralan, dan ekonomi pembangunan bagi pegawai bank sentral yang menjadi anggotanya dari kawasan Asia Tenggara. Termasuk juga memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama dalam bidang penelitian dan pelatihan yang berhubungan dengan aspek kebijakan dan operasional bank sentral, survei

127

ekonomi dan prakiraan (outlook) tahunan, dan publikasi hasil survey, analisis dan telaah ulang.

2. South East Asean, New Zealand and Australia Forum Of

Banking Supervisor)/SEANZA, pada tahun 1957, terdiri atas 20 bank sentral

SEANZA dibentuk terutama untuk membantu mengatasi masalah keterbatasan sumber daya manusia yang ahli dan

berpengalaman, khususnya pada tingkat manajerial

menengah ke atas, yang dihadapi bank sentral negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

3. The Executives' Meeting of East Asia-Pacific Central Banks

(EMEAP), pada tahun 1991, terdiri atas 11 bank sentral EMEAP merupakan organisasi kerja sama bank sentral dan otoritas moneter di kawasan Asia dan Pasifik yang bertujuan

untuk mempererat hubungan kerja sama sesama

anggotanya. Kerja sama ini dilakukan dalam bentuk Governors’ Meeting, Deputies’ Meeting dan Working Group. Bentuk lainnya antara lain pembentukan jejaring regional untuk pertukaran informasi.

128

4. ASEAN Central Bank Forum (ACBF), pada tahun 2002, terdiri

atas 10 bank sentral

ACBF dibentuk dengan tujuan untuk mengevaluasi perekonomian dan risiko keuangan yang mungkin timbul

dengan menekankan pada policy option dan implikasinya,

serta mendorong dilakukannya langkah awal untuk meminimalisasi risiko tersebut dengan bantuan dari beberapa lembaga multilateral baik di tingkat regional maupun internasional.

5. Bank for International Settlement (BIS), pada bulan Mei

tahun 1930, terdiri atas 49 bank sentral

BIS merupakan forum kerja sama keuangan dan moneter internasional, sebagai lembaga yang memainkan peran

penting dalam menyediakan jasa keuangan dalam

pengelolaan devisa, menjadi pusat riset ekonomi dan moneter, memberikan kontribusi dalam memahami pasar keuangan internasional, dan menjadi forum pembahasan hasil riset moneter dan perbankan

B. Peran Serta BI Atas Nama Pemerintah, Sebagai Anggota

1. Association of South East Asian Nations (ASEAN), pada bulan

129

ASEAN merupakan asosiasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, perkembangan sosial, dan pembangunan kultural di kawasan ini. Selain itu, juga untuk mendorong stabilitas ekonomi dan politik dikawasan ini dan memecahkan berbagai isu yang ada dalam kawasan ini. Kesemuanya itu untuk mencapai masyarakat yang damai dan sejahtera di kawasan Asia tenggara.

2. ASEAN+3, pada tahun 1997, terdiri atas 13 negara

ASEAN+3 merupakan forum kerja sama di bidang ekonomi dari negara-negara ASEAN ditambah Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Kerja sama ini di masa yang akan datang terus ditingkatkan sehingga meliputi juga bidang politik dan keamanan untuk mendorong perdamaian, kestabilan, dan kesejahteraan di kawasan ini. Forum yang digelar antara lain berbentuk Pertemuan Puncak dan Pertemuan tingkat Menteri.

3. Asian Development Bank (ADB), pada tahun 1966, terdiri

atas 61 negara

ADB adalah lembaga pembangunan keuangan yang ditujukan untuk memberantas kemiskinan melalui strategi

130

pengurangan kemiskinan di kawasan Asia dan Pasifik. Untuk

itu, ADB terus mendorong pertumbuhan ekonomi,

pembangunan sumber daya manusia, peningkatan status wanita, dan pelestarian lingkungan. Selain itu, kerja sama regional, pembangunan sektor swasta, dan pembangunan sosial juga menjadi perhatian dalam rangka mencapai tujuan utama.

4. Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), pada tahun 1989,

terdiri 21 negara

APEC adalah forum utama untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi, dan kerja sama perdagangan dan investasi di kawasan sekitar Asia dan Pasifik. Anggotanya meliputi 47% perdagangan dunia. Tiga aspek prioritasnya adalah liberalisasi perdagangan dan investasi, fasilitas kegiatan usaha, dan kerja sama ekonomi dan teknis.

5. Manila Framework, Nopember 1997, 14 negara (bank

sentral & DepKeu)

Manila Framework dibentuk setelah terjadinya krisis di beberapa negara Asia pertengahan 1997 lalu. Tujuannya adalah menyediakan forum untuk mendiskusikan isu-isu yang mempengaruhi stabilitas keuangan di kawasan ini.

131

Grup ini bertemu dua kali setahun, yang dihadiri oleh pejabat departemen keuangan dan bank sentral negara anggotanya, ditambah wakil dari IMF, WB, BIS, dan ADB. 6. Asia-Europe Meeting (ASEM), pada tahun 1996, terdiri atas

25 negara

ASEM merupakan forum kerja sama negara Asia dan Eropa untuk memelihara perdamaian secara global, stabilitas, dan kemakmuran yang bertujuan untuk memajukan kegiatan perdagangan dan investasi yang lebih besar antara dua kawasan melalui liberalisasi perdagangan, dan investasi serta fasilitasi di antara negara anggota.

7. Islamic Development Bank (IDB), pada bulan Juli tahun

1975, terdiri atas 54 negara anggota Organization of Islamic Conference (OIC/OKI)

IDB merupakan agen pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan perkembangan sosial negara anggotanya dan komunitas muslim, baik secara individu maupun kelompok, sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam. Dalam rangka mencapai tujuan, IDB

berpartisipasi dalam equity capital modal ekuitas’ dan

132

perusahaan-perusahaan, selain juga menyediakan bantuan keuangan kepada negara-negara anggotanya dalam bentuk lain untuk pembangunan ekonomi dan sosial.

8. Consultative Group on Indonesia (CGI), pada tahun 1991,

terdiri atas 30 negara & organisasi multilateral

CGI merupakan kelompok donor yang memberi bantuan dana kepada Indonesia untuk kepentingan dana taktis

pembangunan. Sektor utama pendanaan adalah

penanggulangan masalah kemiskinan, pembangunan

infrastruktur, penanganan masalah-masalah pemerintahan yang bersih (good governance), restrukturisasi perbankan,

dan penanganan masalah-masalah kesejahteraan

masyarakat. CGI terbentuk menggantikan IGGI (Inter Governmental Group on Indonesia). CGI melakukan pertemuan dialog setiap tahun antara negara/organisasi multilateral donor dan pemerintah Indonesia untuk mengevaluasi kegiatan sebelumnya, rencana selanjutnya, dan biasanya diakhiri dengan komitmen/persetujuan untuk memberikan bantuan.

133

9. International Monetary Fund (IMF), pada bulan Desember

1945, terdiri atas 184 negara

IMF merupakan organisasi internasional yang dibentuk sesuai dengan kesepakatan konferensi Bretton Woods tahun 1944 yang ditujukan untuk mendorong kerja sama moneter

internasional untuk menghindari terjadinya kembali

economic disaster seperti great depression tahun 1930-an. Indonesia bergabung Februari 1967 (setelah pernah bergabung sebelumnya dan keluar). Dalam rangka mencapai tujuan, IMF memfasilitasi perluasan dan pertumbuhan yang seimbang dari perdagangan internasional; mendorong stabilitas nilai tukar; membantu pembentukan sistem pembayaran multilateral; dan membantu pendanaan bagi

negara-negara yang mengalami kesulitas neraca

pembayaran. Secara lebih umum IMF bertanggung jawab untuk memastikan stabilitas sistem keuangan internasional.

10. World Bank/IBRD (International Bank for Reconstruction

and Development) pada bulan Juli tahun 1944, terdiri atas 184 negara

World Bank atau Bank Dunia merupakan organisasi internasional yang juga dibentuk sesuai kesepakatan Bretton Woods tahun 1944 yang merupakan sumber terbesar di

134

dunia untuk bantuan pembangunan. Indonesia bergabung pada April 1967. Bank Dunia bukanlah sebuah bank seperti pada umumnya, melainkan sebuah agen pembangunan khusus dari PBB yang terdiri dari lima organisasi yaitu IBRD (International Bank for Reconstruction and Development),

IDA (International Development Association), IFC

(International Finance Corporation), MIGA (Multilateral Investment Guarantee Agency) dan ICSID (International Centre for Settlement of Investment Disputes). Pada perkembangannya, Bank Dunia menjadi nama yang digunakan untuk IBRD dan IDA.

11. International Development Association (IDA), pada tahun

1960, terdiri atas 164 negara anggota IBRD

IDA merupakan bagian dari World Bank yang membantu negara-negara termiskin di dunia untuk mengurangi kemiskinan dengan memberikan kredit dengan bunga nol persen, dengan grace period 10 tahun dan jangka waktu 35 sampai 40 tahun. IDA membantu membangun human capital, kebijakan-kebijakan, institusi-institusi, dan infrastruktur fisik yang dibutuhkan negara-negara ini untuk mempercepat

pertumbuhan yang environmentally sustainable. Tujuan IDA

135

negara. Terutama dalam hal akses terhadap pendidikan dasar, kesehatan pokok dan air bersih, dan sanitasi, dan untuk mendorong meningkatkan produktivitas masyarakat. Indonesia bergabung pada tahun 1968.

12. International Finance Corporation (IFC), pada tahun 1956, terdiri atas 175 negara anggota IBRD

IFC merupakan bagian dari World Bank yang bertujuan untuk mendorong investasi/petumbuhan sektor swasta yang sustainable di negara-negara berkembang sebagai salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari the World Bank Group, IFC juga mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di negara-negara berkembang anggotanya. Indonesia bergabung pada tahun 1968. Aktivitas IFC termasuk pembiayaan proyek-proyek sektor swasta di negara-negara berkembang, membantu perusahaan swasta untuk mencari dana di pasar keuangan internasional, dan memberikan saran dan bantuan teknis untuk dunia usaha dan pemerintah.

136

13. Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), pada

tahun 1988, terdiri atas 157 negara anggota IBRD

MIGA merupakan bagian dari World Bank yang bertujuan untuk mendorong investasi asing langsung (foreign direct

investment) di negara-negara berkembang untuk

meningkatkan tingkat kehidupan masyarakat dan

mengurangkan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut, MIGA menawarkan political risk insurance/guarantees kepada para investor dan pemberi pinjaman, dan juga membantu negara-negara berkembang untuk menarik dan menjaga investasi swasta.

14. World Trade Organization (WTO), pada tahun 1995, terdiri atas 146 negara

WTO merupakan forum negosiasi kebijakan/peraturan- peraturan perdagangan internasional yang antara lain bertujuan untuk menangani perselisihan perdagangan, memonitor kebijakan perdagangan nasional negara anggota, memberikan bantuan berupa pelatihan dan bantuan teknis bagi negara-negara yang sedang berkembang, dan menjalin kerja sama dengan organisasi internasional lainnya.

137

15. Intergovernmental Group of 20 (G20), pada bulan September

1999, terdiri atas 19 negara, EU (uni eropa), IMF dan IBRD G20 merupakan forum internasional menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara industri dan berkembang untuk mendorong stabilitas keuangan dan ekonomi setelah terjadinya krisis keuangan dan perbankan di Asia pada pertengahan 1997. G20 dibentuk atas prakarsa G7. Agenda group kemudian meluas sampai kepada masalah- masalah dan tantangan-tantangan globalisasi dan cara-cara untuk memerangi kejahatan terorisme keuangan. G20 tidak memiliki sekretariat permanen, tetapi dirancang untuk mendorong pertukaran pandangan secara informal dan pembentukan konsensus mengenai isu-isu internasional. C. Peran Serta BI Atas nama Pemerintah, Sebagai Pengamat

1. Intergovernmental Group of 15 (G15), pada bulan Februari

1999, terdiri atas 17 negara berkembang dari Asia, Afrika, dan Amerika Selatan

G15 merupakan kelompok dari 17 negara berkembang dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama dan memberikan input untuk kelompok internasional lain seperti WTO (the World Trade Organization) dan G7 (kelompok tujuh negara industri kaya).

138

2. Intergovernmental Group of 24 (G24), pada tahun 1971,

terdiri atas 24 negara

G24 merupakan kelompok dari 24 negara berkembang dari Afrika, Amerika Selatan, Karibia, Asia, dan Eropa, yang tujuan utamanya adalah menggalang persatuan posisi dari negara-negara berkembang dalam isu-isu moneter dan pembangunan keuangan. Negara anggota G77 boleh hadir sebagai pengamat. G24 beroperasi melalui dua level yaitu level, politis di tingkat menteri keuangan/gubernur bank sentral dan official level di tingkat deputi.

139 BAB V PENUTUP

Indonesia merupakan negara penganut trias politika yang membagi habis kekuasaan negara dalam rangka menjalankan fungsi kenegaraan dan pemerintahan. Namun trias politika tersebut dalam kenyataannya tidak secara murni diterapkan karena selain lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif, juga terdapat lembaga inspektif yang bertugas memeriksa pemakaian anggaran keuangan negara, selain itu juga terdapat lembaga yang bertugas sebagai bank sentral dalam menjalankan fungsi moneter di Indonesia sebagaimana ditunjukkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah diamandemen sebanyak 4 kali.

Buku ini disusun dengan memuat penjelasan mengenai fungsi dan kewenangan lembaga negara rumpun keuangan, dan juga menjelaskan fungsi khusus mengenai tata cara pemeriksaan keuangan oleh BPK, fungsi-fungsi bank sentral dan lain sebagainya. Dengan demikian, substansi buku ini diharapkan dapat menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi dalam membangun hubungan yang harmonis dan sinergis antara

140

Presiden dan/atau Menteri Sekretaris Negara dengan lembaga- lembaga dimaksud.

Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan hubungan

kelembagaan, maka buku ini akan ditinjau dan dibahas kembali secara berkala setiap tahunnya dan kemudian akan digabungkan dengan buku profil lembaga negara rumpun legislatif dan rumpun yudikatif yang telah tersusun pada tahun 2011 dan tahun 2012. Pada tahap selanjutnya, Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Lembaga Non Struktural akan menyusun, memutakhirkan, dan mengkompilasi buku tentang Lembaga Negara baik dari rumpun legislatif (MPR, DPR, dan DPD), rumpun yudikatif (MA, MK, dan KY) serta rumpun keuangan (BPK dan BI).

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Chandavarkar, A. (1996), Central Banking in Developing Countries, MacMillan Press Ltd., London.

Chung, B. Y. (1992), Central Bank Organization, makalah yang

disampaikan pada 19th SEANZA Central Banking Course, November.

Easterly, W. Dan Fischer, S. . )nflation and the poor’, Journal of Money, credit and Banking.

Friedman, M. 96 . The Lag in The Effect of Monetary Policy’, Journal

of Political Economy.

Fry, M. 99 . Central Banking in Developing Countries’, dalam P. Newman, M. Milgate dan J. Eatwell, The New Palgrave Dictionary of Money and Finance. London: Macmillan Press.

Hossain, A. A. (2010). Bank Sentral dan Kebijakan Moneter di Asia- Pasifik.Jakarta:Rajawali Pers.

Kreitner, R. dan Kinicki A. (2001). Organizational Behavior, McGraw- Hill, Fifth Edition.

Lewis, M. K. dan Mizen, P. D. (2000). Monetary Economics, Oxford: Oxford University Press.

Mill, J. S. (1848). Principles of Political Economy, London.

Montesqiueu. (1748). Del L’esprit des lois. Jenewa. Diambil dari

http://fr.wikipedia.org/wiki/De_)’esprit_des_lois

Suryana, D. (2008). Indonesia Dalam Transisi Politik (Pencalonan Presiden, Demokratisasi, dan Independensi Bank Sentral). Bandung: Pustaka Sutra.

Yuan, C. (1990), Structure of the Central Banking, makalah yang disampaikan pada Konferensi Internasional Bank Central, Beijing, 5-7 Januari 1990.

http://daulahalfarisi.blogspot.com/2009/06/kedudukan-bank- indonesia-dalam-susunan.html

PERATURAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 tentang Bank Indonesia.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 Tahun

2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang RI Nomor 23

Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2003 tentang Keuangan Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 tentang Perbendaharaan Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 15 TAHUN 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 tentang Kode Etik Badan Pemeriksa Keuangan

SURAT KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan

SURAT KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 21/K/X-

Penjatuhan Hukuman Disiplin Pada Pelaksana Badan Pemeriksa Keuangan

SUMBER LAIN

The Morgan Stanley Central Bank Directory, 2003.

Bank Indonesia. Bank Sentral Republik Indonesia (Sebuah Pengantar). Penerbit: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan Bank Indonesia, 2004.

Dalam dokumen profil lembaga negara rumpun keuangan (Halaman 133-152)

Dokumen terkait