• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan 3 R Berbasis Masyarakat di Kota Bukittingg

D. Peran serta Masyarakat dan swasta Belum ada swasta yang berminat dalam

pengelolaan

Drainase

Sosialisasi agar masyarakat sadar dan peduli akan pentingnya drainase

Aspek Teknis

No. Aspek Pengelolaan Sistem Drainase

Permasalahan Yang Dihadapi Tindakan Yang Sudah Dilakukan Yang Sedang Dilakukan Teknis Operasional PS:

1. Aspek Perencanaan (Master Plan, FS, DED) 2. A. Saluran • Primer Susahnya pembebasan lahan untuk peningkatan saluran drainase Pendekatan kepada masyarakat dalam rangka pembebasan lahan

• Sekunder Banyaknya saluran

drainase yang tersumbat akibat sampah dan tergerus air sehingga ada beberapa saluran yang rusak

• Tersier Saluran tersier

masih kurang tersebar di permukiman Pembuatan minat untuk pembangunan saluran tersier

B. Turap Kualitas Bahan

Turap sering kurang memenuhi standar Memberikan penringatan kepada pekerja agar pemasangan turap optimal C. Bangunan pelengkap (gorong-gorong,

pintu air, pompa, talang, dst)

D. Waduk,kolam retensi, sumur resapan Sulit untuk mencari lahan untuk pembuatan Kolam Retensi

ii. Tantangan Pengembangan Drainase

Tantangan yang dihadapi Kota Bukittinggi adalah mencegah penurunan kualitas lingkungan permukiman di perkotaan, optimalisasi fungsi pelayanan dan efisiensi prasarana dan sarana drainase yang sudah terbangun, peningkatan dan pengembangan sistem yang ada, pembangunan baru secara efektif dan efisien yang menjangkau masyarakat berpenghasilan

Tantangan lainnya adalah adanya Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah Kota Bukittinggi Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen RPIJM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Drainase.

ii. Analisis Kebutuhan Drainase

Dalam menentukan kebutuhan saluran/drainase untuk kota Bukittinggi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan , yaitu :

- Menentukan lokasi prioritas yang akan ditangani, berdasarkan arah perkembangan kota dan permasalahan yang ada.

- Membuat rencana perbaikan dan pemeliharaan yang disesuaikan dengan kondisi setempat

- Membuat rencana pembangunan baru sistim drainase yang dibutuhkan

- Menghitung debit rencana untuk masing-masing sistim saluran dan bangunan perlengkapannya

- Menghitung penampang besar saluran dan besaran fasilitas bangunan perlengkapannya

- Membuat kebutuhan penampang saluran dan besaran fasilitas bangunan perlengkapannya

- Melakukan kajian teknis terhadap rencana kegiatan dan menentukan kelayakannya berdasarkam criteria kelayakannya

- Menentukan rencana teknik untuk masing-masing saluran dan bangunan perlengkapannya, dengan prioritas produks dalam negeri

- Membuat rencana kerja pembangunan masing-masing usulan. Analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel 7.39 berikut ini.

Tabel 7.39

Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah

Aspek Non Teknis

No. Uraian Kondisi

Eksisting Kebutuhan Ket. Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 A Peraturan terkait sektor

drainase

- Ketersediaan Peraturan bidang Drainase (Perda, Pergub, Perwali,dst)

- - - - -

B Kelembagaan

- Bentuk Organisasi -   

- Ketersediaan tata laksana

(Tupoksi, SOP, dll) -     

- Kualitas dan kuantitas SDM   

C Pembiayaan

- Sumber pembiayaan

(APBDProv/Kab,kota/swasta/ masyarakat/dll)

     

D Peran swasta dan masyarakat (Sudah ada, blm ada, bentuk kontribusi, dll) - - - -   Aspek Teknis No. Uraian Kondisi Eksisting Kebutuhan Ket. Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Teknis Operasional PS 1.

Aspek Perencanaan (Master Plan, FS, DED)  -     2. A. Saluran • Primer       • Sekunder       • Tersier       B. Turap - - -   

C. Bangunan pelengkap (gorong-gorong,

pintu air, pompa, talang, dst)      

Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Drainase A. Pembangunan Prasarana Drainase

Kriteria kegiatan infrastruktur drainase perkotaan Kriteria Lokasi :

Kota-Bukittinggi sudah memiliki master plan drainase dan akan di revisi pada tahun 2016.

Kawasan-kawasan permukiman dan strategis di Kota Bukittinggi beberapa kawasan termasuk rawan genangan.

Lingkup Kegiatan :

Pembangunan saluran drainase primer (macro drain), pembangunan kolam retensi, dan bangunan pelengkap utama lainnya (pompa, saringan sampah, dsb);

Pembangunan saluran drainase sekunder dan tersier (micro drain) oleh pemerintah kab.kota;

Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM pengelolaan saluran drainase termasuk kegiatan pembersihan sampah di sekitar saluran drainase;

Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

Kriteria Kesiapan :

Kota Bukittinggi Sudah memiliki RPIJM dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

Dilaksanakan dalam rangka pengurangan lokasi genangan di perkotaan;

Terintegrasi antara makro drain dan mikro drain, serta dengan sistem pengendali banjir;

Dinas Pekerjaan Umum merupakan institusi yang menerima dan mengelola prasarana drainase yang akan dibangun;

Lahan untuk perbaikan drinase tidak ada masalah

Pemerintah kota Bukittinggi bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi dan pemeliharaan drainase

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan dipaparkan pada gambar 7.6 berikut.

Gambar 7.6 Sistem Drainase Perkotaan

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP

Dalam pembangunan sistem drainase perkotaan, pemerintah pusat mempunyai peran dengan mengembangkan sistem yang terintegrasi dengan sistem makro, serta memfasilitasi pilot drainase mandiri. Sedangkan, pemerintah kabupaten kota berperan dalam penyediaan lahan,penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan pemberdayaan masyarakat pasca konstruksi.

Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPI2JM. Penyusunan usulan program tersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yang diajukan sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga diperhatikan keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan

pendanaannya.

Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket proyek/program. Program yang dicakup dalam Pengelolaan Air Limbah meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Pembangunan pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT);

2. Pembangunan sistem perpipaan air limbah sederhana komunitas berbasis masyarakat (khusus bagi kawasan kumuh dan padat);

3. Pembangunan pengelolaan air limbah sistem terpusat (IPAL); 4. Operasi dan pemeliharaan;

5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan air limbah;

6. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan pemeliharaan sarana yang telah dibangun.

7. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Program yang dicakup dalam Pengelolaan Persampahan meliputi kegiatan berikut ini: 1. Pembangunan prasarana dan sarana TPA sampah;

2. Pembangunan prasarana dan sarana TPST 3R; 3. Operasi dan pemeliharaan;

4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan persampahan; 5. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan 3R; 6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Program yang dicakup dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Pelaksanaan rehabilitasi saluran yang ada; 2. Pembangunan saluran yang baru;

3. Operasi dan pemeliharaan;

4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan drainase;

5. Penyuluhan dan pengelolaan dan pemeliharaan bangunan drainase bagi Pemerintahan Kota Bukittinggi dan masyarakat;

Pembiayaan Proyek Pengembangan Sanitasi

Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung jawab Pemerintah Kota Bukittnggi, Pemerintah Pusat, Swasta dan masyarakat. Jika ada indikasi program pengelolaan sanitasi (air limbah, persampahan dan drainase) yang melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya. Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian pembiayaan dan keuangan.

Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan berasal dari dana Pemerintahan Kota Bukittinggi, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Macam bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya. Format pembiayaan kegiatan drainase disesuaikan dengan arahan bidang keuangan, secara garis besar terdiri dari tabel program belanja (expenditures programme), tabel financing plan, dan tabel memorandum program.

Dokumen terkait