• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORIKAJIAN TEORI

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1.Kajian Teori1.Kajian Teori

3) Peranan Guru

Peranan guru memiliki arti yang berbeda dengan tugas serta tanggung jawab guru. Peranan guru lebih condong pada fungsi seorang guru di dalam suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kegiatan pembelajaran, sedangkan tugas dan tanggung jawab guru memiliki arti lebih pada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam hubungannya dengan peningkatan mutu atau kualitas sumber daya manusia. Bahkan dalam arti lebih luas, dimana sekolah merupakan/berfungsi juga sebagai penghubung antara ilmu dan teknologi dengan masyarakat, dimana sekolah merupakan lembaga yang turut mengemban tugas memodernisasi masyarakat dan dimana sekolah turut serta aktif dalam pembangunan. Pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh Adams & Dickey dalam Hamalik bahwa, peran guru sesungguhnya sangat luas (2003), meliputi :

1) Guru sebagai pengajar(teacher as instructor)

2) Guru sebagai pembimbing(teacher as counselor)

3) Guru sebagai ilmuwan(teacher as scientist)

4) Guru sebagai pribadi(teacher as persons)

5) Guru sebagai penghubung(teacher as communicator)

6) Guru sebagai modernisator

7) Guru sebagai pembangun(teacher as contructor)

Guru sebagai seorang pengajar lebih memfokuskan pada kegiatan mencerdaskan siswa secara akademik, yaitu menjadikan siswa lebih cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas, sedangkan membimbing memiliki arti lebih pada kegiatan menuntun siswa yang mengalami kesulitan sehingga dalam kegiatan membimbing inilah seorang guru harus memiliki kesabaran yang ekstra. Guru berperan sebagai ilmuwan artinya seorang guru harus memiliki pengetahuan yang lebih luas dan banyak, karena dalam peran ini seorang guru dipercaya sebagai seorang yang memiliki pengetahuan yang tinggi. Guru sebagai pribadi artinya seorang guru ialah sama dengan insan yang lainnya, memiliki kepribadian, dan kehidupan sama seperti manusia lainnya. Dalam hal ini guru dituntut harus mempunyai kepribadian baik, sehingga dapat menjadi contoh bagi anak didiknya.

Menurut Hidayatulloh (2009) menyatakan bahwa, “Dalam proses pembelajaran seorang guru/pendidik sebagai cermin” (hlm.107). Makna cermin

secara filosofi disini antara lain pendidik dijadikan tempat yang tepat untuk instropeksi, menerima dan menempatkan apa adanya, menerima kapan pun dan

commit to user

dalam keadaan apa pun, tidak pilih kasih atau tidak diskriminatif, dan pandai menyimpan rahasia. Hal senada juga diungkapkan oleh Suwarna bahwa, guru tidak hanya bertugas menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi juga

harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar(facilitate

of learning) kepada seluruh peserta didik agar dapat belajar dalam suasana

menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak cemas, dan berani

mengemukakan pendapat secara terbuka (2005).

Selain itu guru juga harus dapat berperan sebagai motivator, yakni seperti

yang dijelaskan oleh Suwarna (2005) bahwa, “Guru diharapkan dapat membangkitkan gairah belajar siswa sehingga situasi tersebut tidak berlarut-larut

dan pada akhirnya akan merugikan siswa sendiri” (hlm.13). “Guru juga berperan

sebagai pelopor, artinya seorang guru hendaknya memiliki daya AKREP (Aktif dalam kegiatan, Kreatif dalam menciptakan ide-ide baru, dan Produktif dalam

berkarya)” (Suwarna, 2005:15). Dengan demikian peran guru sebagai“ing ngarso sung tuladha” dapat terwujud. Sebagai pelopor guru senantiasa di depan, dapat

digugu dan ditiru. Sehingga seorang guru tidak hanya sebagai pengajar saja, namun peranan guru lebih dari itu, antara lain seorang guru harus dapat menjadi fasilitator bagi para anak didiknya, seorang guru juga harus dapat menjadi motivator ketika siswa sedang enggan belajar, guru juga harus dapat menjadi pelopor dimana guru harus dapat dicontoh bagi para murid-muridnya.

c. Tinjauan Tentang Akselerasi

Dewasa ini sering kita jumpai para anak-anak yang cerdas. Hal ini dikarenakan kesejahteraan jaman sekarang dibandingkan jaman dahulu sangat berbeda jauh. Anak-anak jaman sekarang saat masih dalam kandungan sudah mendapatkan asupan gizi yang cukup. Sedangkan orang-orang jaman dahulu untuk makan sehari-hari masih sangat terbatas. Peningkatan kesejahteraan dari jaman dahulu hingga sekarang juga akan berpengaruh pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Melihat peningkatan kualitas hidup inilah maka pemerintah juga memperhatikan pula kualitas pendidikannya, yaitu dengan memberikan pelayanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki bakat dan kecerdasan luar biasa. Adanya hak bagi peserta didik untuk mendapatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

pelayanan pendidikan khusus bagi yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa, maka untuk mewujudkan sistem pendidikan tersebut dibuatlah program yang sering kita sebut dengan program akselerasi (percepatan).

Dalam bukunya Hawadi mengutip pada Celangelo (1991) menyebutkan

bahwa, istilah akselerasi menunjuk pada pelayanan yang diberikan (service

delivery), dan kurikulum yang disampaikan(curriculum delivery). Sebagai model pelayanan, pengertian akselerasi termasuk juga taman kanak-kanak atau perguruan tinggi pada usia muda, meloncat kelas, dan mengikuti pelajaran tertentu

pada kelas di atasnya (2004). Djarwono (2008) menjelaskan bahwa, “Program

akselerasi adalah program pelayanan yang diberikan kepada siswa dengan tingkat keberbakatan tinggi, agar dapat menyelesaikan masa belajarnya lebih cepat dari

siswa yang lain (program regular)” (hlm.33). Sedangkan Menurut Tirtonegoro

(2001), “Percepatan (acceleration) yaitu cara penanganan anak supernormal

dengan memperbolehkan naik kelas secara meloncat atau menyelesaikan program

reguler didalam jangka waktu yang lebih singkat”(hlm.104).

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa akselerasi adalah suatu program pembelajaran yang dilakukan dalam jangka waktu yang dipersingkat dan diperuntukkan bagi siswa atau peserta didik yang memiliki kecerdasan dan bakat istimewa dengan manajemen pengelolaan khusus, mulai dari kurikulum, strategi pembelajaran, dan strandar minimal kelulusan hasil belajar. Dan umumnya pendidikan di SMP ditempuh selama tiga tahun dapat ditempuh selama dua tahun. Dari setiap program yang sedang maupun akan dijalankan sudah pasti ada kelemahan, kelebihan atau manfaat, dan tujuannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa tujuan, manfaat, dan kelemahan dari program akselerasi itu sendiri.

Dokumen terkait