• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORIKAJIAN TEORI

A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan 1.Kajian Teori1.Kajian Teori

1) Tujuan, manfaat, dan kelemahan program akselerasi

Suatu program apapun yang dibuat dan dilaksanakan, sudah dipastikan memiliki tujuan, manfaat, serta kelemahan. Begitu pula dengan penyelenggaran program akselerasi pendidikan yang ditujukan bagi siswa yang memiliki bakat dan kecerdasan istimewa baik dibidang akademik maupun non akademik. Dalam pelaksanaan program percepatan belajar sebelumnya telah dirumuskan beberapa tujuan dari diadakannya program tersebut, serta dipikirkan secara matang-matang apa menfaatnya bagi pemerintah, sekolah dan masyarakat, kemudian sampai pada

commit to user

akhirnya akan diketahui kelemahan-kelemahan dari program ini. Berikut dibawah ini diuraikan beberapa tujuan, manfaat, serta kelemahan dari penyelenggaraan program akselerasi.

Dalam penyelenggaraan program percepatan (akselerasi) memiliki tujuan yang menjadi harapan dari pemerintah, yaitu Menurut Hawadi penyelenggaraan program akselerasi bertujuan: memberikan pelayanan pendidikan kepada anak berbakat akademik untuk mewujudkan bakat dan kemampuannya secara optimal; memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan program pendidikan di tingkat SLTP lebih cepat, yaitu dalam waktu 2 tahun; mengembangkan kemampuan berfikir dan bernalar siswa secara lebih komprehensif dan optimal; serta mengembangkan kreativitas siswa secara optimal (2002).

Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa tujuan dari adanya program akselerasi itu sendiri yaitu memberikan pelayan bagi siswa berbakat untuk dapat menyelesaikan program pendidikannya lebih cepat dan mampu berfikir komprehensif serta optimal dan kreatif. Penyelenggaraan program percepatan ini semata-mata untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, sehingga dengan meningkatnya kualitas SDM di Indonesia negara kita mampu bersaing dengan negara lain dalam menghadapi tantangan global. Apabila suatu negara tidak mampu bersaing serta tidak mampu menghadapi tantangan global, maka negara tersebut akan menduduki prestasi dibawah serta akan tertinggal dari negara lain. Oleh sebab itu sebelum menyelenggarakan suatu program maka perlu dipertimbangkan pula manfaat-manfaat dari penyelenggaraan program tersebut.

Southern dan Jones (1991) dikutip oleh Hawadi menyebutkan beberapa keuntungan atau manfaat dari dijalankanya program akselerasi bagi anak berbakat, antara lain sebagai berikut: meningkatkan efisiensi, maksudnya siswa yang telah siap dengan bahan-bahan pengajaran dan menguasai kurikulum pada tingkat sebelumnya akan belajar lebih baik dan lebih efisien; meningkatkan efektifitas, yakni siswa yang terikat belajar pada tingkat kelas yang dipersiapkan dan menguasai ketrampilan-ketrampilan sebelumya merupakan siswa yang paling efektif; penghargaan, maksudnya siswa yang telah mampu mencapai tingkat tertentu sepantasnya memperoleh penghargaan atas perestasi yang dicapainya;

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

meningkatkan waktu untuk karier, dengan adanya pengurangan waktu belajar akan meningkatkan produktivitas siswa, penghasilan, dan kehidupan pribadinya pada waktu yang lain; membuka siswa pada kelompok barunya, karena dengan program akselerasi siswa dimungkinkan untuk bergabung dengan siswa lain yang memiliki kemampuan intelektual dan akademis yang sama; ekonomis, maksudnya keuntungan bagi sekolah ialah tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk mendidik guru khusus anak berbakat (2004).

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa manfaat dari program akselerasi ditinjau dari berbagai hal, terutama yang paling dapat dirasakan ialah meningkatkan waktu untuk berkarir, dikarenakan waktu penyelesaian belajar yang lebih cepat dari waktu belajar pada proses pembelajaran reguler lainnya. Dengan waktu penyelesaian belajar yang lebih cepat dapat menciptakan generasi muda yang cerdas, sehingga bagi mereka yang memiliki bakat serta kecerdasan yang istimewa tidak perlu mengikuti pembelajaran seperti pada umumnya yaitu menempuh pendidikan selama tiga tahun, karena dirasa hanya akan membuang-buang waktu.

Seiring berjalannya waktu, suatu penyelenggaran program pendidikan dalam hal ini program percepatan belajar (akselerasi) akan diketahui kelemahan-kelemahannya. Diharapkan dengan mengetahui kelemahan-kelemahan tersebut dapat menjadi suatu refleksi untuk memperbaiki suatu program. Southern dan Jones (1991) dikutip oleh Hawadi, menyebutkan empat hal yang berpotensi negatif dalam (kelemahan) proses akselerasi bagi anak berbakat, yaitu ditinjau dari segi akademik, penyesuaian sosial, kesempatan kegiatan ekstrakurikuler, serta dari segi penyesuaian emosional (2004).

Sisi negatif dilihat dari segi akademik yaitu terletak pada bahan ajar yang terlalu tinggi bagi siswa akseleren. Hal ini akan membuat mereka menjadi siswa yang tertinggal di belakang kelompok teman barunya, dan akan menjadi siswa yang berprestasi sedang-sedang saja, bahkan siswa akseleren yang gagal. Selain itu tuntutan sebagai siswa sebagian besar pada produk akademik konvergen sehingga siswa akseleren akan kehilangan kesempatan mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dan divergen, dll.

commit to user

Dilihat dari segi penyesuaian sosial, siswa akan didorong untuk berprestasi dalam bidang akademiknya sehingga mereka kekurangan waktu beraktivitas dengan teman sebayanya. Siswa juga akan kehilangan aktivitas sosial yang penting dalam usia sebenarnya. Hal ini menyebabkan mereka menyesal

kehilangan kesempatan tersebut dan akan mengarahkannya dalam social mal

adjustmentselaku orang dewasa kelak.

Dilihat dari kesempatan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, siswa akselerasi umumnya dituntut menggunakan waktunya untuk belajar, sehingga waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berkurang. Sedangkan dari segi

penyesuaian emosional, siswa akseleren pada akhirnya akan mengalami burn out

dibawah tekanan yang ada dan mungkin menjadiunderachiever. Siswa akseleren

akan mudah frustasi dengan adanya tekanan dan tuntutan berprestasi. Siswa yang mengalami sedikit kesempatan untuk membentuk persahabatan pada masanya akan menjadi terasing atau agresif terhadap orang lain. Adanya tekanan untuk

berprestasi membuat siswa akseleren kehilangan kesempatan untuk

mengembangkan hobi.

Dari uraian mengenai kelemahan akselerasi di atas, kelemahan dari program akselerasi juga dapat kita lihat dari berbagai hal. Kita tahu bahwa setiap program yang sedang, akan, atau telah dilaksanakan pasti memiliki kelebihan dan juga kelemahan. Sama halnya dengan penyelenggaraan akselerasi ini walaupun hanya sedikit, namun program ini juga memberi pengaruh negatif baik dari segi akademik, sosial, maupun emosional. Oleh sebab itu seorang guru atau pihak-pihak yang bersangkutan langsung dengan siswa yaitu orangtua harus mampu menghadapi dan membimbing siswa akselerasi dengan benar. Harus mampu menyesuaikan diri dengan siswa serta guru juga harus mampu menjadi orangtua pengganti di sekolah. Di sini peran seorang guru konseling sangat penting dan harus mampu mencarikan solusi terhadap apa yang dikeluhkan siswa. Guru konseling harus berperan lebih aktif dalam melakukan pendekatan terhadap siswa akselerasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dokumen terkait