• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pendidikan Islam dalam Proses Islamisasi

Dalam dokumen Pendidikan Islam Dalam Catatan Sejarah (Halaman 74-78)

BAB V PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

B. Peranan Pendidikan Islam dalam Proses Islamisasi

Hakikat pendidikan adalah proses pembentukan manusia kearah yang dicita-citakan dengan demikian pendidikan Islam, proses pembentukan manusia sesuai dengan tuntunan Islam jika berbicara tentang peran pendidikan Islam dalam proses Islamisasi di Indonesia maka ada beberapa saluran proses yang terjadi di Indonesia, perdagangan, perkawinan, kesenian, sufisme dan pendidikan. Dalam teori pendidikan terdapat tiga hal penting yang harus dilakukan tenaga pengajar terhadap anak didik, transfer ilmu, transfer nilai, transfer

71Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, (Yogyakarta: Global Putaka Utama, 2004), hlm.111.

perbuatan72, didalam proses ini sesungghunya realisasi dari pendidikan sehingga tidak asing lagi bagi kita apa yang disebut pendidikan formal, non formal dan informal, apabila peraturan yang ketat seperti belajar, materi pelajaran, waktu, tingkatan maka inidisebut pendidikan formal, ada juga pendidikan yang tidak diatur sedemikian rigitnya seperti disebutkan terhadulu yaitu pendidikan non formal, ada juga proses pendidikan yang berbasis values, pendidikan ini lebih memberikan kepada proses pergaulan yang mendalam yang bersifat mempribadi antara si pendidikan dan si terdidik misalnya huubungan antara orang tua dan anak dalam rumah tangga seperti ini digolongkan lebih kepada pendidikan formal.

Dapat dinyatakan dari beberapa uraian teori diatas bahwa ruang lingkup pendidikan sangat luas intinya setiap perbuatan adalah pentransferan ilmu, nilai, aktivitas, keterampilan karena itu dapat dipastikan pendidikan Islam itu telah berlangsung di Indonesia sejak mubaligh pertama melakukan kegiatannya dalam rangka menyampaikan keIslaman yang baik dalam bentuk pentrsnferan pengetahuan, nilai, aktivitas maupun pembentukan sikapnya maka dapat dimaklumi bahwa pendidikan adalah kunci utama dalam proses Islamisasi yang efektif di Indoensia. Untuk mencari makna dan hakikat pendidikan maka perlu dicari ciri-ciri esensial aktivtas pendidikan sehingga dapat dipilah mana aktivitas pendidikan dan yang non pendidikan, Noeng Muhadjir menjelaskan ada lima unsur, yaitu unsur pemberi dan penerima baru bermakna pendidikan kalau dibarengi dengan unsur ketiga adanya tujuan baik jika hanya hubungan pemberi dan penerima saja yang ada ini belum didapatkan aktivitas pendidikan tanpa dibarengin dengan tujuan baik sebab hubungan keduanya yang seperti itu belum dapat dikatakan aktivtas pendidikan.73

Unsur selanjutnya adalah cara atau jalan yang baik selanjunyta konteks yang positif upaya mendidik adalah menumbuhkan konteks positifdengan menjauhi konteks negatif maka dapat disimpulkan dari unsur-unsur yang ditawarkankan oleh Noeng pendidikan dapat diteruskan sebagai aktiftas intraktif antara pendidikan dan si terdidik untuk mencapai tujuan baik dengan cara baik dalam konteks positif,

72Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam

di Indoensia, hlm.15.

73M. Rusli Karim, Pendidikan Islam di Indonesia, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1991), hlm.131.

kalau dijadikan acauan apkaah aktivitas pedagang dan mubaligh yang melakukan aktivits proses Islamisasi di Indoensia dapat digolongkan sebagai aktivitaas pendidikan dapat dilihat dari proses pemberi dan penerima dalam hal ini pedagang atau mubaligh sebagai pemberi, masyarakat pribumi yang dijadikan objek penerima, kedua tujuan baik, keigatan yang dilakukan mengandung unsur baik, ajaran Islam yang disampai jelas mengandung tujuan baik, mencakup tujuan ke ilmuan (mencerdaskan), tujuan keimanaan (keyakinan) tujuan pengabdian (ibadah) dan tujuan akhlak (moral), unsur berikutnya cara yang baik berkenan dengan keterkaitannya dengan ilahi pedagang dan mubaligh dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam terkait dengan menimbulkan nilai-nilai baik bagi subjek didik, konteks positif adalah konteks yang dapat memberi pengaruh atau efek pada aktivitas pendidikan.

Berdasarkan uraian tersebut aktivitas yang dilakukan oleh para mubaligh dan pedagang awal datang ke Indonesia adalah baik hanya sebagai mubaligh an sichmaupun hanya pedagang yang berperan sebagai mubaligh adalah kegiatan yang dapat digolongkan kepada aktivtas pendidikan, pendidikan Islam di Indonesia telah berlangsung sejak masuknya Islam ke Indonesia maka dapat dinyatakan telah memainkan peranannya dalam proses Islamisasi di Indonesia.74

Dalam Tulisan Departeman Agama RI tentang Rekonstruksi

Sejarah Pendidikan di Indonesiadinyatakan bahwa selain pernyataan

pendapat yang mengatakan Islam dibawa oleh para pedagang maka pendapat lain juga menambahkan bahwa penyebaran Islam melalui jalur kekuasaan yang mempunya peran penting dalam perluasan Islam di Indonesia, beralihnya agama penguasa menjadi muslim akan ditakuti rakyat dan pendukungnya secara cepat, Islamnya pengusa dapat mempengaruhi orang lain memeluk Islam, setelah berdirinya kerajaan Islam biasanya penguasa mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, melalui dakwa Islam, pembangunan masjid, menjadikan pendidikan Islam berkembang maju yang dapat menawarkan pelayanan pengajaranbagi keagamaan maupun kemajuan intelektual Islam di Indonesia, ulama-ulama yang dipilih berhasil mencetak generasi unggul yang datang dari berbagai daerah di belahan Indonesia dan siap terus menyebar dan mengajarkan ilmu yang diperoleh dari para ulama-ulama

74Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam

tersebut. Jadi kegiatan perluasan Islam sejak awal telah memiliki relasi timbal balik dengan lembaga-lembaga pendidikan Islam, jalan yang di lalui oleh para pedagang muslim dalam menyebarluaskan Islam di Indonesia dengan berbagai saluran seperti perdagangan, perkawinan, kesenian dan politik.75

1. Perdagangan, kesibukan llau lintas perdagangan terjadi pada abad ke-7 hingga 16 Masehi, kesempatan emas bagi pedagang dalam menyebarkan Isam di berbagai daerah yang belum masuk Islam, proses yang mereka lakukan menjadikan beberapa masjid berdiri, demikian yang dilakukan para pedagang pada taraf permulaan Islamisasi.

2. Perkawinan, proses Islamisasi melalui jalur perkawinan pun dilalui oleh para pedagang, tentu dari sudut ekonomi mereka memiliki staus yang lumayan baik, menjadikan para putra-putri bangsawan tertarik untuk menikah dengan mereka dalam prosesnya sebelum pernikahan mereka minta untuk masuk Islam terlebih dahulu, betilah metode yang digunakan sehingga mereka mendapat keturunan dapatlah berdiri kampung-kampung muslim dan kerjaaan-kerajaan Islam, salah satu diantara para saudagar menikah dengan anak bangsawan Sunan Ampel menikah dengan Nyai Manila, Sunan Gunungjati dengan Kawungten, tentu proses yang dilakukan dengan metode ini proses Islamisasi di Indonesia cepat menyebar luar keberbagai penjuru saat itu.76

3. Tasawuf, Masyarakat Indonesia saat itu kental dengan magis dan penyembuhan hal ini pula yang dilakukan oleh para ilmuan sufi mengajarkan ilmu tasawuf sejalan dengan yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, adanya kesamaan ajaran-ajaran Hindu-Buddha yang sudah ada maka tidak heran bahwa mereka mudah menerima ajaran agama yang diajarakan seperti Sunan Punggung di Jawa.

4. Pendidikan, begitu juga dengan proses Islamisasi melalui pendidikan, kegiatan-kegiatan dilakukan oleh para guru agama, ulama di pondok-pondok pesantren setelah para santri mendapatkan ilmu dari pondok-pondok mereka kembali ke

75Mansur, Peradaban Islam dalam Lintasan Sejarah, hlm.113-114.

76 Mansur dan Mahfud Junaidi , Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di

kampung masing-masing dan mengajarkan ilmu agama yang diprleh selama di pesantren.

5. Kesenian, pada saat itu dikenal dengan kesusasteraan Melayu Klasik yang disebut genre-genre77, ini merupakan pusat kesenian melayu di Nusantara pada masa tersebut, sehingga proses Islamisasi melalui kesenian juga tercatat dalam sejarah awal untuk menyebarkan agama Islam.

6. Politik. di Maluku, Sulawesi Selatan masyarakat masuk Islam setelah rajanya dinyatakan menganut agama Islam, kerajaan-kerajaan Islam berusaha menguasai kerjaan non Islam yang ada saat itu sehingga secara politis banyak menarik penduduk Non muslim berlaih ke agama Islam.

C. Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia:

Dalam dokumen Pendidikan Islam Dalam Catatan Sejarah (Halaman 74-78)