• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perancangan Inner Model

Perancangan Inner Model

Sumber: Peneliti (2020)

b) Perancangan Model Pengukuran (Outer Model)

Indikator dari masing-masing konstruk yaitu konstruk Perceives Ease of Use, Perceived Usefulness, Attitude toward Using, Behavioral Intention to Use, dan Actual System Usage pada outer model bersifat refleksif. Sehingga arah panah pada model pengukuran dari arah konstruk menuju indikator. Perancangan outer model dengan menggunakan software smartPLS v3.0 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 4.29

Perancangan Outer Model Sumber: Peneliti (2020)

127

c) Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Evaluasi model pengukuran menggambarkan hubungan blok indikator dengan konstruk latennya. Model tersebut dievaluasi dengan indikator convergent validity dan discriminant validity. Evaluasi terhadap model pengukuran menggunakan indikator reflective karena setiap indikator merupakan manifestasi dari variabel latent. Hasil analisa berdasarkan indikator evaluasi model pengukuran yaitu:

Gambar 4.30

Hasil Pengujian Outer Model Sumber: Peneliti (2020) 1) Convergent Validity

Convergent validity dari measurement model dengan indikator refleksif dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan konstruknya yang dapat dilihat dari output outer loadings. Suatu indikator

128

dinyatakan valid jika mempunyai loading factor di atas/lebih besar dari 0,5 terhadap konstruk yang dituju. Output SmartPLS untuk loading factor memberikan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.15

Indikator reflektif cocok digunakan untuk mengukur persepsi sehingga penelitian ini menggunakan indikator reflektif. Berdasarkan pada Tabel

129

4.15 (output outer loadings) dapat dilihat bahwa hasil loading faktor semua indikator untuk masing-masing konstruknya sudah memenuhi convergent validity, karena semua nilai loading factor setiap indikator tersebut diatas/lebih besar dari 0,50. Nilai paling kecil adalah nilai output outer loadings dari indikator PE2 yaitu sebesar 0,705. Sehingga indikator yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah valid atau telah memenuhi convergent validity. Berikut adalah diagram loading factor masing-masing indikator dalam model penelitian:

Gambar 4.31

Nilai Loading Faktor Sumber: Peneliti (2020) 2) Discriminant Validity

Discriminant validity dari indikator refleksif dapat dilihat pada cross loading antara indikator dengan konstruknya. Output cross loading hasil dari output PLS Algorithm memberikan hasil sebagai berikut:

130

Berdasarkan tabel 4.16 yang merupakan hasil output cross loadings, dapat dilihat bahwa semua indikator mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dengan masing-masing konstruknya dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi dengan konstruk yang lain. Hal ini menunjukan bahwa masing-masing indikator pada bloknya sendiri lebih baik dibandingkan dengan indikator di blok lain.

131

Selain metode diatas, terdapat metode lain yang digunakan untuk menilai discriminant validity yaitu dengan membandingkan nilai akar kuadrar AVE setiap konstruk dengan nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya (laten variabel correlation) dalam model.

Sebuah konstruk (variabel) dikatakan memiliki Discriminant Validity yang baik apabila akar AVE untuk setiap konstruk lebih besar dari pada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Berikut hasil dari akar kuadrar dari Average Variance Extacted (√AVE):

Tabel 4.17 Akar AVE

AVE Akar Ave

Perceive Ease of Use 0,641 0,801 Perceived Usefulness 0,731 0,854 Attitude toward Using 0,696 0,834 Behavioral Intention to Use 0,810 0,9

Actual System Usage 0,693 0,832

Sumber: Peneliti (2020) Tabel 4.18

Output Laten Variabel Correlation

PE PU AT BI AU

Perceives Ease of Use 1,000 0,789 0,699 0,582 0,496 Perceived Usefulness 0,789 1,000 0,794 0,636 0,570 Attitude toward Using 0,699 0,794 1,000 0,823 0,546 Behavioral Intention to Use 0,582 0,636 0,823 1,000 0,677 Actual System Usage 0,496 0,570 0,546 0,677 1,000

Sumber: Peneliti (2020)

Dari data Tabel 4.17 dan 4.18 diatas menujukan bahwa nilai akar AVE untuk setiap konstrunya memiliki nilai lebih besar dari pada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Sebagai

132

contoh nilai akar AVE dari konstruk Perceives Ease of Use sebesar 0,801 lebih tinggi dari nilai korelasi Perceives Ease of Use dengan Perceived Usefulness sebesar 0,789, lebih tinggi dari nilai korelasi Perceives Ease of Use dengan Attitude Toward Using sebesar 0,699, lebih tinggi dari nilai korelasi Perceives Ease of Use dengan Behavioral Intention to Use sebesar 0,582, lebih tinggi dari nilai korelasi Perceives Ease of Use dengan Actual System Usage sebesar 0,496. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk-konstruk (variable) tersebut memiliki nilai Discriminant Validity yang baik.

3) Composite Reliability

Selanjutnya dilakukan juga uji reliabilitas konstruk yang diukur dengan dua kriteria yaitu cronbach’s alpha dan composite reliability.

Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk, sedangkan composite reliability digunakan untuk mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai semuanya di atas 0,70. Hasil sebagai berikut:

Tabel 4.19

Cronbach’s Alpha & Composite Reliability

Cronbach's Alpha Composite Reliability

Perceives Ease of Use 0,905 0,925

Perceived Usefulness 0,907 0,931

Attitude toward Using 0,912 0,932

Behavioral Intention to Use 0,922 0,945

Actual System Usage 0,852 0,900

Sumber: Peneliti (2020)

133

Berdasarkan table 4.19 diatas menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha untuk semua kontruk berada di atas 0,7. Nilai terendahnya adalah nilai Cronbach’s Alpha dari Actual System Usage (AU) yaitu sebesar 0,852. Jadi, dapat disimpulkan bahwa masing-masing konstruk sudah memiliki reliabilitas yang baik.

Hasil output composite reliability menunjukkan bahwa nilai composite reliability untuk semua konstruk berada di atas 0,7. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua konstruk pada model yang diestimasi memenuhi kriteria discriminant validity. Untuk nilai terendahnya adalah nilai composite reliability dari Actual System Usage (AU) yaitu sebesar 0,900.

Berdasarkan kedua tabel di atas tersebut dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha maupun composite reliability masing-masing konstruk (variabel) sudah di atas 0,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing konstruk sudah memiliki reliabilitas yang baik.

d) Evaluasi Model Struktural (inner model)

Setelah dilakukan evaluasi measurement (outer) model, dan hasilnya memiliki kriteria yang baik. selanjutnya dilakukan pengujian model structural (inner model). Dalam menilai model struktural dengan menggunakan PLS dapat yang dilakukan dengan melihat nilai Koefisien Determinasi (R2) atau R-square dana uji Goodness of Fit (GoF)

1) Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

134

R2 yang kecil berarti kemampuan konstruk atau variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas (lemah), nilai yang mendekati satu berarti konstruk atau variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat (baik). Koefisien determinasi (R2) atau nilai R-square masing-masing konstruk endogen dari estimasi model dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.20 Output R-square

R Square R Square Adjusted Perceived Usefulness (PU) 0,623 0,619 Attitude toward Using (AT) 0,644 0,637 Behavioral Intention to Use (BI) 0,678 0,671 Actual System Usage (AU) 0,458 0,452

Sumber: Peneliti (2020)

Dilihat dari hasil output R-square pada Tabel 4.20 di atas memberikan nilai 0,623 untuk konstruk Perceived Usefulness (PU) yang berarti bahwa konstruk Perceived Ease of Use (PE) mampu menjelaskan konstruk AU sebesar 62,3%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh konstruk (variabel) lain diluar penelitian ini. Konstruk Attitude toward Using (AT) memiliki nilai R-square sebesar 0,644, hal tersebut menunjukan bahwa konstruk Perceived Usefulness (PU) dan Perceived Ease of Use (PE) menjelaskan konstruk AT sebesar 64,4%, sedangkan sisanya dijelaskan konstruk lain diluar penelitian ini. Nilai R-square juga terdapat pada konstruk Behavioral Intention to Use (BI) sebesar

135

0,678 yang menunjukan bahwa konstruk Perceived Usefulness (PU) dan Attitude toward Using (AT) dapat menjelaskan konstruk BI sebesar 67,8% dan sisanya dijelaskan oleh konstruk lain diluar penelitian ini.

Sedangkan untuk konstruk Actual System Usage (AU) memiliki nilai R-square yang lebih kecil dibandingkan dengan konstruk lainnya, yaitu sebesar 0,458, hal tersebut menunjukan bahwa konstruk Perceived Usefulness (PU), Attitude toward Using (AT) dan Behavioral Intention to Use (BI) hanya dapat menjelaskan konstruk AU sebesar 45,8%, dan sisanya dijelaskan oleh konstruk lain diluar penelitian ini.

2) GoF (Goodnrss of Fit)

Selanjutnya yaitu perhitungan nilai GoF (Goodnrss of Fit) Index.

Penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi model structural dan pengukuran secara keseluruhan yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

GoF= communality x R2

GoF= 0,844 x 0,601

GoF= 0,507 GoF= 0,712

Dari hasil perhitungan GoF diperoleh nilai 0,712 sehingga dapat disimpulkan bahwa model tersebut memiliki GoF yang besar, dan

136

semakin besar nilai GoF maka semakin sesuai dalam menggambarkan sampel penelitian.

e) Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan terhadap setiap hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan nilai t-Value dengan tingkat signifikansi 0.05. Nilai t-t-Value merupakan nilai Critical ratio (c.r.) pada Regression Weights: (Group number 1 – Default Model). Apabila nilai Critical ratio (c.r.) ≥ 1,967 atau nilai Probabilitas (P)

≤ 0,05 atau ≤ 5% (dalam penelitian ekonomi dapat menggunakan ≤ 0,1 atau ≤ 1% dengan tingkat kepercayaan 90%) maka H0 ditolak (hipotesis penelitian diterima). Nilai t-hitung dalam penelitian ini didapatkan dari output path coefficients dari perhitungan bootstrapping dengan software Smart PLS yang dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.21

Berdasarkan tabel 4.21 diatas, berikut merupakan penjelasan hipotesis – hipotesis dalam penelitian ini:

137

1) Pengaruh Langsung Perceives Ease of Use (PE) terhadap Perceived Usefulness (PU)

Ho: Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Perceived Usefulness (PU) Mobile Banking Syariah H1: Ada pengaruh langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE)

terhadap Perceived Usefulness (PU) Mobile Banking Syariah Tabel 4.22

Output Path Coefficients PE terhadap PU

O M STDEV T

Statistics

P Values PE -> PU 0,789 0,770 0,058 13,507 0,000

Sumber: Peneliti (2020)

Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat dilihat bahwa Variabel Perceives Ease of Use (PE) mempunyai pengaruh (O=0,789) dengan variabel endogen Perceived Usefulness (PU). Nilai t – statistic pada hubungan konstruk ini adalah 13,507, yang menunjukan bahwa nilai t-hitung PE terhadap PU ≥ t-tabel (1,985) dan nilai p – value 0.000. Oleh karena itu, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Perceived Usefulness (PU) terbukti. Sehingga Ho ditolak/H1 diterima, yang artinya bahwa terdapat pengaruh langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Perceived Usefulness (PU) Mobile Banking Syariah.

2) Pengaruh langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Attitude Toward Using (AT)

138

Ho: Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Attitude toward Using (AT) Mobile Banking Syariah H1: Ada pengaruh langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE)

terhadap Attitude Toward Using (AT) Mobile Banking Syariah Tabel 4.23

Output Path Coefficients PE terhadap AT

O M STDEV T

Statistics

P Values PE -> AT 0,192 0,188 0,111 1,728 0,087

Sumber: Peneliti (2020)

Konstruk eksogen Perceives Ease of Use (PE) mempunyai pengaruh (O

= 0.192) terhadap konstruk endogen Attitude Toward Using (AT). Nilai t – statistic dari hasil penelitian pada hubungan konstruk ini adalah 1,728 lebih besar dari 1,661 (tingkat kepercayaan 90%), dan memiliki nilai p – value 0.087 (≤ 0,1). Oleh karena itu dalam penelitian ini Ho ditolak/H1 diterima, artinya bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Attitude Toward Using (AT) Mobile Banking Syariah terbukti dengan tingkat kepercayaan 90%.

3) Pengaruh langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Attitude Toward Using (AT)

Ho: Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Attitude Toward Using (AT) Mobile Banking Syariah

139

H1: Ada pengaruh langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Attitude Toward Using (AT) Mobile Banking Syariah

Tabel 4.24

Output Path Coefficients PU terhadap AT

O M STDEV T

Statistics

P Values PU -> AT 0,642 0,628 0,102 6,298 0,000

Sumber: Peneliti (2020)

Konstruk Perceived Usefulness (PU) mempunyai pengaruh (O = 0.642) terhadap konstruk endogen Attitude Toward Using (AT). Karena dalam penelitian ini menghasilkan nilai t–statistic pada hubungan konstruk Perceived Usefulness (PU) terhadap Attitude Toward Using (AT) sebesar 6,298, dan nilai p–value sebesar 0.000. Oleh karena itu, untuk hipotesis ketiga Ho ditolak/H1 diterima, yang artinya bahwa terdapat pengaruh langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Attitude Toward Using (AT) Mobile Banking Syariah terbukti.

4) Pengaruh langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI)

Ho: Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) Mobile Banking Syariah

H1: Ada pengaruh langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) Mobile Banking Syariah

140

Tabel 4.25

Output Path Coefficients PU terhadap BI

O M STDEV T terhadap konstruk BI. Karena dari hasil penelitian untuk konstruk tersebut menghasilkan nilai t – statistic sebesar 0,403, dan nilai p – value 0.688. Sehingga Ho diterima/H1 ditolak, yang artinya bahwa hipotesis keempat yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung antara variabel PU terhadap BI Mobile Banking Syariah tidak terbukti.

5) Pengaruh langsung antara variabel Attitude Toward Using (AT) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI)

Ho: Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Attitude Toward Using (AT) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) Mobile Banking Syariah

H1: Ada pengaruh langsung antara variabel Attitude Toward Using (AT) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) Mobile Banking Syariah

Tabel 4.26

Output Path Coefficients AT terhadap BI

O M STDEV T

141

Konstruk eksogen Attitude toward Using (AT) mempunyai pengaruh (O = - 0.859) terhadap konstruk endogen Behavioral Intenteion to Use (BI). Karena dalam penelitian untuk konstruk tersebut menghasilkan nilai t – statistic pada sebesar 8,987, dan nilai p – value 0.000 yang artinya Ho ditolak/H1 ditermia. Oleh karena itu, hipotesis kelima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung antara variabel Attitude Toward Using (AT) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) Mobile Banking Syariah terbukti.

6) pengaruh langsung antara variabel Behavioral Intenteion to Use (BI) terhadap Actual System Usage (AU)

Ho: Tidak ada pengaruh langsung antara variabel Behavioral Intenteion to Use (BI) terhadap Actual System Usage (AU) Mobile Banking Syariah

H1: Ada pengaruh langsung antara variabel Behavioral Intenteion to Use (BI) terhadap Actual System Usage (AU) Mobile Banking Syariah

Tabel 4.27

Output Path Coefficients BI terhadap AU

O M STDEV T

Statistics

P Values BI -> AU 0,677 0,688 0,048 14,144 0,000

Sumber: Peneliti (2020)

Konstruk eksogen Behavioral Intenteion to Use (BI) mempunyai pengaruh (O = 0,677) terhadap konstruk Actual System Usage (AU).

Nilai t – statistic pada hubungan konstruk ini adalah 14,144, dan nilai p

142

– value 0.000. Oleh karena itu, hipotesis keenam yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh pengaruh langsung antara variabel Behavioral Intenteion to Use (BI) terhadap Actual System Usage (AU) Mobile Banking Syariah terbukti.

Tabel 4.28

Output Path Coefficients (Specific Indirect Effects)

O M STDEV T terhadap Attitude Toward Using (AT) melalui Perceived Usefulness (PU)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Attitude Toward Using (AT) melalui Perceived Usefulness (PU)

H1: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Attitude Toward Using (AT) melalui Perceived Usefulness (PU)

143

Tabel 4.29

Output Path Coefficients PE terhadap AT melalui PU

O M STDEV T

Statistics

P Values PE -> PU -> AT 0,507 0,486 0,100 5,045 0,000

Sumber: Peneliti (2020)

Berdasarkan tabel 4.29 diatas, pengujian hipotesis tidak langsung pertama adalah pengujian pengaruh Perceives Ease of Use (PE) terhadap Attitude toward Using (AT) melalui Perceived Usefulness (PU) mempunyai pengaruh (O = 0.507), dengan nilai t – statistic untuk hubungan konstruk ini adalah 5,045, dan nilai p – value 0.000. Sehingga dalam penelitian ini Ho ditolak/H1 diterima, yang artinya bahwa hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Attitude Toward Using (AT) melalui Perceived Usefulness (PU) terbukti.

8) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Attitude Toward Using (AT)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Attitude Toward Using (AT)

H1: Ada pengaruh langsung tidak antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Attitude Toward Using (AT)

144

Tabel 4.30

Output Path Coefficients PU terhadap BI melalui AT

O M STDEV T

Selanjutnya pengujian hipotesis tidak langsung antara variabel PU terhadap BI melalui AT mempunyai pengaruh (O = 0.552) , karena dari hasil perhitungan hubungan konstruk tersebut memiliki nilai t – statistic sebesar 4,352, dan nilai p – value 0.000. Oleh karena itu dalam penelitian ini Ho ditolak/H1 diterima, yang artinya hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh langsung tidak antara variabel PU terhadap BI melalui AT terbukti.

9) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Perceived Usefulness (PU)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui

Output Path Coefficients (Specific Indirect Effects)

O M STDEV T

145

Berdasarkan tabel diatas, pengujian pengaruh tidak langsung antara Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Perceived Usefulness (PU) mempunyai pengaruh (O = -0,036), dengan nilai t – statistic untuk hubungan konstruk ini adalah 0,410, dan nilai p – value 0.683. Sehingga dalam penelitian ini Ho diterima atau H1 ditolak, yang artinya bahwa pengujian pengaruh tidak langsung antara Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Perceived Usefulness (PU) tidak terbukti.

10) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Attitude Toward Using (AT)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Attitude Toward Using (AT) H1: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of

Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Attitude Toward Using (AT)

Tabel 4.32

Output Path Coefficients PE terhadap BI melalui PU dan AT

O M STDEV T

Statistics

P Values PE -> PU -> AT ->

BI

0,436 0,418 0,118 3,684 0,000 Sumber: Peneliti (2020)

Berdasarkan tabel diatas, pengujian hipotesis tidak langsung antara Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI)

146

melalui Perceived Usefulness (PU) dan Attitude Toward Using (AT) mempunyai pengaruh (O = 0.436), dengan nilai t – statistic untuk hubungan konstruk ini adalah 3,684 dan nilai p – value 0.000. Sehingga dalam penelitian ini Ho ditolak atau H1 diterima, yang artinya bahwa pengujian hipotesis tidak langsung antara Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Attitude Toward Using (AT) terbukti.

11) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU), Attitude toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU), Attitude toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

H1: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU), Attitude toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI).

Tabel 4.33

Output Path Coefficients PE terhadap AU melalui PU, AT dan BI

O M STDEV T

Statistics

P Values PE -> PU -> AT -> BI

-> AU

0,295 0,289 0,086 3,415 0,001 Sumber: Peneliti (2020)

147

Berdasarkan tabel diatas, pengujian antara Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU), Attitude toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) mempunyai pengaruh (O = 0.295), dengan nilai t – statistic untuk hubungan konstruk ini adalah 3,415 dan nilai p – value 0.001. Sehingga dalam penelitian ini Ho ditolak/H1 diterima, yang artinya bahwa pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU), Attitude toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) terbukti.

12) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

H1: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

Tabel 4.34

Output Path Coefficients PE terhadap AU melalui PU dan BI

O M STDEV T

Statistics

P Values PE -> PU -> BI -> AU -0,025 -0,027 0,061 0,404 0,687

Sumber: Peneliti (2020)

148

Berdasarkan tabel 4.34 diatas, pengujian Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) mempunyai pengaruh (O = -0,025), dengan nilai t – statistic untuk hubungan konstruk ini adalah 0,404 dan nilai p – value 0.687. Sehingga dalam penelitian ini Ho diterima atau H1 ditolak, yang artinya bahwa pengaruh tidak langsung variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Perceived Usefulness (PU) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) tidak terbukti.

13) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Attitude Toward Using (AT)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Attitude Toward Using (AT)

H1: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Attitude Toward Using (AT)

Tabel 4.35

Output Path Coefficients PE terhadap BI melalui AT

O M STDEV T

Statistics

P Values PE -> AT -> BI 0,165 0,159 0,096 1,726 0,087

Sumber: Peneliti (2020)

Berdasarkan tabel 4.35 diatas, pengujian variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Attitude

149

Toward Using (AT) mempunyai pengaruh (O = 0.165), dengan nilai t – statistic untuk hubungan konstruk ini adalah 1,726 dan nilai p – value 0.087. Sehingga dalam penelitian ini Ho ditolak/H1 diterima, yang artinya bahwa pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Behavioral Intenteion to Use (BI) melalui Attitude Toward Using (AT) terbukti.

14) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

H1: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

Tabel 4.36

Output Path Coefficients PE terhadap AU melalui AT dan BI

O M STDEV T

Statistics

P Values PE -> AT -> BI -> AU 0,112 0,110 0,070 1,604 0,112

Sumber: Peneliti (2020)

Berdasarkan tabel 4.36 diatas, pengujian tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) mempunyai pengaruh (O = 0.112), dengan nilai t – statistic untuk

150

hubungan konstruk ini adalah 1,604 dan nilai p – value 0.112. Sehingga dalam penelitian ini Ho diterima/H1 ditolak, yang artinya bahwa pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) tidak terbukti.

15) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) H1: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI)

Tabel 4.37

Output Path Coefficients PU terhadap AU melalui AT dan BI

O M STDEV T

Statistics

P Values PU -> AT -> BI -> AU 0,374 0,371 0,093 4,004 0,000

Sumber: Peneliti (2020)

Berdasarkan tabel 4.37 diatas, pengujian antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) mempunyai pengaruh (O = 0.374) , dengan nilai t – statistic untuk hubungan konstruk ini adalah 4,004, dan nilai p – value 0.000. Sehingga dalam penelitian ini Ho ditolak/H1 diterima, yang artinya bahwa pengaruh

151

tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Attitude Toward Using (AT) dan Behavioral Intenteion to Use (BI) terbukti.

16) Pengaruh tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU), terhadap Actual System Usage (AU) melalui Behavioral Intenteion to Use (BI)

Ho: Tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Behavioral Intenteion to Use (BI)

H1: Ada pengaruh tidak langsung antara variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Behavioral Intenteion to Use (BI)

Tabel 4.38

Output Path Coefficients PU terhadap AU melalui BI

O M STDEV T

Statistics

P Values PU -> BI -> AU -0,031 -0,035 0,078 0,398 0,691

Sumber: Peneliti (2020)

Berdasarkan tabel diatas, pengujian variabel Perceived Usefulness (PU) terhadap Actual System Usage (AU) melalui Behavioral Intenteion to Use (BI) mempunyai pengaruh (O = -0,031), dengan nilai t – statistic untuk hubungan konstruk ini adalah 0,398, dan nilai p – value 0.691.

Sehingga dalam penelitian ini Ho diterima/H1 ditolak, yang artinya bahwa hipotesis ketujuh yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung antara variabel Perceives Ease of Use (PE) terhadap

152

Attitude Toward Using (AT) melalui Perceived Usefulness (PU) tidak

Attitude Toward Using (AT) melalui Perceived Usefulness (PU) tidak

Dokumen terkait