• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kuesioner Survei

INFORMASI KONSUMSI ENERGI

B. Perancangan Kuesioner Survei

Pada tahap ini akan dilakukan perancangan kuesioner survei yang mudah digunakan dan diterapkan, acceptable, dan merepresentasikan kebutuhan dalam studi ini. Kuesioner adalah daftar pertanyaan operasional yang ditanyakan pada responden terpilih untuk

II-15 menjawab hipotesis-hipotesis yang dikembangkan sesuai tujuan penelitian. Pertanyaan dalam kuesioner harus dapat mengumpulkan keterangan-keterangan responden yang diperlukan untuk menghasilkan indikator-indikator atau memenuhi rancangan tabulasi yang ingin dikaji. Langkah-langkah perancangan kuesioner adalah:

1. Merumuskan Masalah Penelitian

Persoalan penelitian adalah masalah-masalah yang membuat sesuatu aktifitas tidak berjalan dengan optimal. Masalah adalah ibarat penyakit dalam tubuh sehingga seeorang tidak dapat bekerja secara optimal.

2. Masalah harus diidentifikasi dengan jelas: - Masalah apa yang ingin diteliti ?

- Kenapa masalah itu penting diteliti ?

- Apakah masalah yang diusulkan mempunyai arti praktis ?

3. Mengkonstruksikan Kerangka Teoritis

- Teori memberikan penjelasan atas suatu gejala.

- Teori memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa dan bagaimana.

Dalam teori, yaitu kalimat yang menggambarkan suatu gejala atau menyatakan suatu ide (gagasan) tertentu. Dalam konstruksi kerangka teori perlu diketahui teori-teori apa yang digunakan untuk topik atau masalah yang diteliti dan apa yang dijelaskan teori-teori tersebut.

Aspek-aspek penting yang harus ada dalam kuesioner disesuaikan dengan data yang diinginkan dari hasil survei. Aspek-aspek yang harus dicantumkan dalam kuesioner meliputi:

a. Jenis kendaraan yang dipakai oleh responden (sepeda motor, mobil, bus, truk) b. Jarak perjalanan dari tempat asal-tujuan

c. Kebutuhan bahan bakar untuk kegiatan transportasi dalam periode waktu tertentu (harian, mingguan)

d. Rasio antara jarak tempuh dengan konsumsi energi kendaraan yang dipergunakan (km/liter)

e. Pertanyaan mengenai penggunaan angkutan umum dan lain sebagainya. 2.2.3. Tahapan Evaluasi dan Analisis

Pada tahap evaluasi dan analisis menetapkan 3 (tiga) jenis kegiatan yaitu analisis pergerakan penumpang dan barang, analsis statistika dan evaluasi lingkungan.

II-16 A. Analisis teknis

Analisis teknis terdiri dari beberapa kegiatan yaitu (1) analisis konsumsi energi sektor transportasi dan estimasi bahan bakar alternatif; (2) analisis kebutuhan energi pada masing-masing moda secara nasional; dan (3) analisis potensi penghematan energi yang digunakan. Ketiga analisis ini dilakukan untuk mengetahui jumlah energi yang telah dikonsumsi selama 1 (satu) tahun dan memprediksi kebutuhan energi di massa akan datang serta untuk mengetahui langkah-langkah penghematan energi yang dapat dilakukan.

Sebagaimana disampaikan dalam Kerangka Acuan Kerja, bahwa kegiatan analisis teknis yang perlu dilakukan meliputi:

1. Inventarisasi pergerakan penumpang dan barang secara nasional untuk setiap moda transportasi yang digunakan.

Inventarisasi dilakukan dengan melihat data sekunder dalam beberapa tahun terakhir di masing-masing daerah. Data tersebut kemudian dipergunakan untuk memprediksi pergerakan penumpang dan barang di masa mendatang. Forecasting dilakukan dengan menggunakan persamaan (2) :

s = jumlah maksimum

yt= jumlah penumpang/barang pada tahun ke t yo= jumlah penumpang/barang saat ini

ro=perkembangan

Pemodelan menggunakan prinsip four step model yang umumnya digunakan dalam modelling transport, seperti yang pertama dikembangkan oleh Ortuzar dan Wilumsen (1994), sebagaimana disajikan dalam Gambar 3.2

Secara umum tujuan pemodelan transportasi adalah untuk mengetahui perilaku atau karakteristik sistem transportasi, dalam arti bagaimana keterkaitan yang ada antara komponen-komponen sistem, untuk memprediksi perubahan yang mungkin terjadi pada karakteristik transport demand (misalnya arus lalu lintas) sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada komponen sistem (seperti perubahan tata guna lahan), dan sebagai alat analisis dan evaluasi berbagai alternatif.

II-17 Sumber: Ortuzar&Wilumsen, 1994

Gambar 2.3. Model perencanaan transportasi

Ada tiga indikator penting yang dihitung dalam pemodelan transportasi, yaitu : (1) kapasitas, terdiri atas kapasitas dasar dan kapasitas terkoreksi oleh hambatan samping; (2) volume lalulintas, didasarkan volume eksisting dan prediksi; dan (3) kecepatan, yang terdiri atas kecepatan rencana dan kecepatan rata-rata. Keluaran model adalah parameter penting yang berkaitan dengan kinerja transportasi, yaitu: V/C ratio, kendaraan-km, kendaraan-jam, dan waktu tempuh (travel time). Analisa four step model penting dalam estimasi pemilihan moda oleh penumpang.

2. Identifikasi konsumsi energi sektor transportasi (setiap moda : motor, bus, truk, kereta api, laut dan udara) saat ini dan kecenderungan di masa yang akan datang.

Besaran konsumsi energi sektor transportasi didapatkan dari data sekunder dan data primer. Data sekunder didapatkan dari PT. PERTAMINA atau instansi lain yang mempunyai data mengenai konsumsi energi secara global pada suatu daerah terutama untuk sektor jalan rel, udara dan laut/penyeberangan. Untuk kendaraan jalan darat selain dari data tersebut di atas juga dapat dicari dari data primer berupa survai wawancara kepada pengguna kendaraan (sepeda motor, mobil, bus, truk).

Hasil dari data primer dan sekunder kenudian dikorelasikan dengan jumlah sarana dan jumlah pergerakan penumpang/barang yang ada di masing-masing daerah sehingga dapat dijadikan sebagai patokan untuk memprediksi kecenderungan kebutuhan

Jaringan zona Data tahun

dasar

Evaluasi

Traffic Assignment

Modal Split Data Base Tahun dasar / masa depan

Trip Generation

Trip Distribution

Data perencanaan masa depan

II-18 konsumsi energi sektor transportasi di masa mendatang dengan melakukan regresi linier berganda pada masing-masing moda.

Analisis regresi linier berganda ialah suatu alat analisis dalam ilmu statistik yang berguna untuk mengukur hubungan matematis antara lebih dari 2 peubah. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda dapat dilihat pada persamaan (3) :

………(3) Persamaan (2) diduga oleh persamaan (3) :

………..(4) Menentukan b0, b1, b2, …, bk dapat menggunakan metode kuadrat terkecil melalui apa yang disebut dengan persamaan (5) :

……….(5)

Bentuk persamaan matriks di atas termasuk ke dalam suatu sistem persamaan linier. Mencari atau menentukan b0, b1, b2, …, bn berarti mencari atau menentukan solusi dari sistem persamaan linier (SPL). Mencari solusi SPL ada berbagai macam cara, diantaranya ialah Metode Eliminasi Gauss, Metode Invers (Metode Matriks yang diperbesar dan Metode Matriks Adjoin), dan Metode Cramer.

Metode Cramer merupakan metode yang paling populer dalam menentukan suatu solusi SPL karena sifatnya yang mudah dipelajari dan sederhana. Menurut Cramer jika kita punya SPL seperti terlihat pada persamaan (6) :

II-19 Maka x1, x2, x3, …, xn dapat langsung dicari dengan membagi determinan matriks Aj dengan determinan matriks koefisien A. Dimana dapat terlihat pada persamaan (7) :

………..…(7)

Sumber: (www.ilmustatistik.com)

3. Estimasi konsumsi bahan bakar alternatif

Bahan bakar alternatif merupakan bahan bakar yang berfungsi sebagai substitusi/pengganti dari bahan bakar yang sering digunakan untuk kegiatan transportasi saat ini (Pertamax, premium, solar, avtur dll). Bahan bakar alternatif yang diusulkan harus lebih ramah lingkungan dan murah. Estimasi konsumsi bahan bakar alternatif dapat diketahui dengan melihat pengeluaran dan prediksi kebutuhan energi transportasi seperti pada poin c di atas, kemudian dibandingkan apabila menggunakan jenis bahan bakar alternatif yang dapat dipergunakan untuk masing-masing moda. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui estimasi kebutuhan bahan bakar alternatif. Beberapa jenis bahan bakar alternatif yang saat ini dianggap bisa berfungsi sebagai pengganti BBM yang konvensional ini diantaranya adalah : LPG, Ethanol, Biodiesel dan sebagainya. Gambaran mengenai bahan bakar alternatif (ethanol dan biodiesel) dapat dijelaskan pada bagian berikut

Ethanol

Ethanol adalah salah satu bahan bakar alternatif (yang dapat diperbaharui) yang ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin atau sejenisnya (sampai 85% lebih rendah).

Pada dasarnya Ethanol dibuat dari jagung atau hasil perkebunan lainya dan sampai saat ini belum ada kendaraan (vehicles) yang didesain khusus untuk dapat menggunakan Ethanol 100%.

II-20 Penggunaan Ethanol pada kendaraan biasanya menggunakan 2 jenis Ethanol yaitu Ethanol 10 (E10) yang merupakan campuran antara 10% Ethanol dan 90% bahan bakar bensin dan bisa digunakan hampir di seluruh kendaraan keluaran terbaru (silahkan cek masalah ini ke produsen mobil atau di buku manual kendaraan yang ada). Ethanol 85 (E85) yang merupakan campuran 85% Ethanol dan 15% bahan bakar bensin. Kendaraan yang bisa menggunakan jenis E85 ini adalah kendaraan yang sudah mempunyai sertifikasi Flex-fuel Vehicles (FFV) yang dikeluarkan oleh produsen mobil.

Beberapa fakta lainnya tentang ethanol antara lain:

Ethanol kurang bertenaga atau 20% lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar yang bisa kita gunakan seperti premium, pertamax dan lainnya. Tetapi ini lebih karena desain mesin yang ada karena pada tes yang dilakukan oleh FORD, Ethanol bahkan bisa memberikan tenaga lebih sekitar 5%.

Pemakaian Ethanol (E85) lebih boros sekitar 10-25%.

Ethanol (E85) hanya dapat digunakan pada mobil (kendaraan) yang sudah mempunyai sertifikasi Flex-fuel Vehicle (FFV) tetapi pada suatu percobaan terhadap mobil yang belum mempunyai sertifikasi FFV, ternyata mobil (produksi diatas tahun 90-an ketas) dapat dijalankan sejauh 160.000 km lebih tanpa masalah bahkan ada beberapa bagian dari mesin yang terlihat lebih baik setelah menggunakan E85.

Kendaraan yang sudah mempunyai sertifikasi FFV ternyata tidak lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan yang ada pada umumnya (menggunakan bensin). Harga Ethanol memang lebih murah tetapi tidak sebesar yang dibayangkan yaitu sekitar 15% lebih murah dibandingkan harga bensin tetapi penggunaan Ethanol jelas lebih menguntungkan karena lebih ramah lingkungan dan bahan bakar alternatif yang satu ini dapat diperbaharui (renewable). Dan juga besar kemungkinan harga Ethanol akan semakin turun apabila pengguna Ethanol semakin banyak. (www.otakku.com)

Biodiesel

Biodiesel dapat dibuat dari bermacam sumber, seperti minyak nabati, lemak hewani dan sisa dari minyak atau lemak (misalnya sisa minyak penggorengan). Biodiesel memiliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar diesel petroleum. Kelebihan tersebut antara lain :

1. Merupakan bahan bakar yang tidak beracun dan dapat dibiodegradasi 2. Mempunyai bilangan setana yang tinggi.

3. Mengurangi emisi karbon monoksida, hidrokarbon dan NOx. 4. Terdapat dalam fase cair.

II-21 Bahan bakar diesel dikehendaki relatif mudah terbakar sendiri (tanpa harus dipicu dengan letikan api busi) jika disemprotkan ke dalam udara panas bertekanan. Tolok ukur dari sifat ini adalah bilangan setana, yang didefinisikan sebagai % volume n-setana di dalam bahan bakar yang berupa campuran n-setana (n-C16H34) dan α-metil naftalena (α-CH3-C10H7) serta berkualitas pembakaran di dalam mesin diesel standar. n-setana (suatu hidrokarbon berantai lurus) sangat mudah terbakar sendiri dan diberi nilai bilangan setana 100, sedangkan α-metil naftalena (suatu hidrokarbon aromatik bercincin ganda) sangat sukar terbakar dan diberi nilai bilangan setana nol.

Bilangan setana yang baik dari minyak diesel adalah lebih besar dari 30 dengan volatilitas yang tidak terlalu tinggi supaya pembakaran yang terjadi di dalamnya lebih sempurna. Minyak diesel dikehendaki memiliki kekentalan yang relatif rendah agar mudah mengalir melalui pompa injeksi. Untuk keselamatan selama penanganan dan penyimpanan, titik nyala harus cukup tinggi agar terhindar dari bahaya kebakaran pada suhu kamar. Kadar belerang dapat menyebabkan terjadinya keausan pada dinding silinder. Jumlah endapan karbon pada bahan bakar diesel dapat diukur dengan metode

Conradson atau Ramsbottom untuk memperkirakan kecenderungan timbulnya endapan

karbon pada nozzle dan ruang bakar. Abu kemungkinan berasal dari produk mineral dan logam sabun yang tidak dapat larut dan jika tertinggal dalam dinding dan permukaan mesin dapat menyebabkan kerusakan nozzle dan menambah deposit dalam ruang bakar. Air dalam jumlah kecil yang berbentuk dispersi dalam bahan bakar sebenarnya tidak berbahaya bagi bagian-bagian mesin. Tetapi di daerah dingin, air tersebut dapat membentuk kristal-kristal es kecil yang dapat menyumbat saringan pada mesin. (Bode Haryanto, Universitas Sumatera Utara)

4. Identifikasi intensitas dan efisiensi energy transportasi.

Intensitas energi adalah perbandingan antara jumlah konsumsi energi per PDB (Pendapatan Domestik Bruto). Semakin efisien suatu negara, maka intensitasnya akan semakin kecil. Dari sisi ini, intensitas energi Indonesia berada pada indeks 400, jauh di atas intensitas energi negara-negara Amerika Utara (300), negara-negara maju OECD (200), Thailand (350),dan bahkan empat kali lebih besar dari Jepang (100). (www.tribun-timur.com).

Sedangkan efisiensi energi adalah penggunaan jumlah energi yang sedikit tetapi tujuan atau hasil yang didapat sangat maksimal. Dalam hal bertransportasi hal ini dapat ditunjukkan dengan penggunaan konsumsi bahan bakar yang sesedikit mungkin tetapi mampu mengangkut pada jarak semaksimal mungkin.

II-22 Identifikasi intensitas dan efisiensi energi dilakukan dengan survai wawancara terhadap pengguna kendaraan bermotor atau melalui data sekunder mengenai penggunaan bahan bakar dan tingkat ketercapaian perjalanan.

5. Identifikasi permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan energi di sektor transportasi

Identifikasi permasalahan di sektor transportasi dapat dilakukan melalui data sekunder atau pengamatan di lapangan terkait dengan perilaku masyarakat dalam menggunakan energi. Identifikasi dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang, misalnya bidang hukum (terlkait dengan peraturan konsumsi energi), bidang lingkungan dan kesehatan (permasalahan polusi dan akibat yang ditimbulkan), bidang sosial (cara mengemudi kendaraan bermotor oleh masyarakat, sopir bus), bidang mechanical (perawatan mesin kendaraan dan pemakaian sistem pendingin), bidang lalulintas (kecepatan kendaraan, pemilihan tempat parkir) dan lain sebagainya.

Berbagai permasalahan dari bermacam bidang ini, digali dan dirumuskan untuk mendapatkan akar permasalahan dan rumusan alternatif pemecahan yang dapat dilakukan.

6. Analisis potensi penghematan energi yang dapat dilakukan di sektor transportasi dan

langkah-langkah dalam melakukan efisiensi penggunaan energi

Analisis potensi penghematan energi yang dilakukan berupa perhitungan jumlah energi yang terbuang sehubungan dengan identifikasi intensitas, efisiensi dan permasalahan dalam penggunaan energi transportasi di Indonesia. Sedangkan langkah-langkah dalam melakukan efisiensi penggunaan energi dapat dilakukan dengan membuat skenario pentahapan multibidang (sesuai dengan identifikasi permasalahan poin f) dalam rangka gerakan nasional penghematan energi. Misalnya, bidang hukum (perbaikan peraturan yang mengatur tentang penggunaan energi alternatif), bidang sosial (penyuluhan dan sosialisasi cara mengemudi yang aman dan hemat), bidang lalulintas (manajemen angkutan umum massal dan kendaraan tidak bermotor sebagai pilihan utama dalam bepergian) dan lain sebagainya.

7. Analisis konsep dan kebijakan energi sektor transportasi

Analisis konsep dan kebijakan dituangkan dalam bentuk perencanaan jangka pendek – jangka menengah dan jangka panjang, terkait dengan pemakaian energi di bidang transportasi.

II-23 2.2.4. Tahapan Penyusunan Statistik Konsumsi Energi dan Rekomendasi

Penyusunan statistik konsumsi energi transportasi dan lingkungan dilakukan berdasarkan beberapa data hasil analisis yaitu:

1) data hasil analisis teknis;

2) tabel/diagram kebutuhan energi nasional pada saat ini masa datang 3) tabel/diagram kebutuhan energi alternatif pada saat ini dan masa datang

4) diagram dampak konsumsi energi transportasi saat ini dan masa yang akan datang.

Stastistik konsumsi energi sektor transportasi yang ditampilkan berupa data-data penggunaan energi tiap moda di masing –masing wilayah, yang dipadukan dengan data potensi penghematan energi serta prediksi kebutuhan energi alternatif yang akan dipergunakan.

Rekomendasi yang dihasilkan merupakan hasil dari keseluruhan pekerjaan yang telah mendapatkan masukan dari instansi terkait maupun komponen masyarakat lainnya. Rekomendasi yang diusulkan oleh konsultan yaitu tersedianya data-data statistik energi transportasi dimasing-masing wilayah dan kebutuhan energi dari minyak bumi dan kebutuhan energi terbarukan (di masa akan datang), serta memenuhi standar statistik konsumsi dan terselenggaranya pelayanan transportasi yang sejalan dengan kebijakan bidang energi. Produk yang dihasilkan pada tahap ini berupa Laporan Akhir. Laporan ini diharapkan sudah memuat gambaran keseluruhan hasil studi dan rekomendasi yang dihasilkan sesuai dengan kerangka acuan kerja.

IV-1

Dokumen terkait