• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Tata Letak Pabrik

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 74-87)

A B Kriteria Seleksi Beban Rating Nilai

2.5 Perancangan Tata Letak Pabrik

Tata letak adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities layout) dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau

fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja, dan sebagainya.

Tujuan utama dari perancangan tata letak pabrik adalah sebagai berikut (Apple, 1990, p6) :

a. Memudahkan proses manufaktur. b. Meminimumkan pemindahan barang.

c. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi. d. Menekan modal tertanam pada peralatan.

e. Menghemat pemakaian ruang bangunan.

f. Memberi kemudahan, keselamatan bagi pegawai, dan memberi kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan.

2.5.1 Pertimbangan-pertimbangan dalam Perencanaan Pabrik Baru Atau Yang Sudah Ada

Perencanaan pabrik baru meliputi perencanaan instalasi pabrik yang baru sama sekali, yaitu dari perencanaan produk yang akan dibuat sampai perencanaan bangunan pabrik. Sedangkan pada perencanaan kembali meliputi perencanaan produk baru atau tata letak baru berdasarkan fasilitas produksi yang sudah ada. Biasanya perencanaan kembali suatu pabrik disebabkan oleh beberapa alasan tertentu, yaitu : 1. Adanya perubahan dalam design produk, model, dan lain-lain.

3. Adanya perubahan ataupun peningkatan volume produksi yang akhirnya membawa perubahan ke arah modifikasi segala fasilitas produksi yang ada.

4. Adanya keluhan dari pekerja terhadap kondisi area kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu.

5. Adanya kemacetan (bottle-necks) dalam aktivitas pemindahan bahan, gudang yang terlalu sempit, dan lain-lain.

Merencanakan pabrik dengan tetap menggunakan bangunan yang sudah ada akan memberikan keuntungan dan kerugian yaitu akan ditunjukkan pada tabel 2.13.

Tabel 2.13 Keuntungan dan Kerugian Perencanaan Pabrik Yang Sudah Ada

Keuntungan Kerugian

Dapat secara tepat menentukan perubahan-perubahan yang perlu dilakukan sesuai dengan proses produksi atau desain baru.

Kemungkinan menimbulkan pembiayaan yang tidak ekonomis karena adanya pembatasan ukuran dan bentuk bangunan Pembiayaan riil dapat ditentukan dengan

tepat.

Sulit untuk mengadakan perluasan pabrik di masa mendatang.

2.5.2 Macam/Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi

Ada empat macam/tipe tata letak fasilitas produksi yang secara klasik umum diaplikasikan dalam desain layout, yaitu :

1. Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (Production Line Product atau

Product Layout)

Dengan memakai tata letak tipe aliran produksi ini segala fasilitas-fasilitas untuk proses manufakturing/perakitan akan diletakkan berdasarkan garis aliran (flow line) dari proses produksi tersebut.

Gambar 2.11 Product Lay-out

2. Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (Fixed Material Location

Layout atau Fixed Position Layout)

Untuk tata letak pabrik yang berdasarkan proses tatap, material/komponen produk yang utama akan tinggal tetap pada posisi/lokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen-komponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material/komponen produk utama tersebut.

Gambar 2.12 Fixed Position Lay-out

3. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk (Product Famliy, Product

Layout atau Group Technology Layout)

Pada tata letak fasilitas ini, produk-produk yang tidak identik dikelompokkan bedasarkan langkah-langkah pemrosesan, bentuk, mesin/peralatan yang dipakai dan sebagainya. Disini pengelompokkan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir.

4. Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (Functional atau

Process Layout)

Tata letak fasilitas ini merupakan metode pengaturan dan penempatan dari segala mesin serta peralatan produksi yang memiliki tipe/jenis sama ke dalam satu departemen. Tata letak berdasarkan proses ini umumnya dipergunakan untuk industri manufakturing yang bekerja dengan jumlah/volume produksi relatif kecil dan terutama untuk jenis produk yang tidak standard.

Gambar 2.14 Process Lay-out

2.5.3 Routing Sheet

Routing Sheet merupakan tabulasi langkah-langkah yang dicakup dalam

memproduksi komponen tertentu dan rincian yang perlu diketahui dari hal-hal yang saling berkaitan. Routing Sheet berguna untuk menghitung jumlah mesin yang dibutuhkan dan untuk menghitung jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi yang diinginkan. Berikut akan ditampilkan gambar format tabel routing sheet :

Gambar 2.15 Format Tabel Routing Sheet

Rumus-rumus yang digunakan dalam Routing Sheet adalah sebagai berikut :

D E 3600 = F G H − = 1 ExJ I K = G = kapasitas produksi efisiensi H I =

2.5.4 Perhitungan Jumlah Mesin Sebenarnya

Perhitungan jumlah mesin sebenarnya digunakan untuk menghitung jumlah

mesin yang diperlukan dalam proses produksi. Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah mesin teoritis pada tabel Routing Sheet dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Angka desimal dibelakang koma dibagi dengan angka didepan koma, apabila

hasil pembagian tersebut menghasilkan angka ≥ 0,1, maka jumlah mesin teoritis harus dibulatkan ke atas.

2. Apabila hasil pembagian tersebut menghasilkan angka ≤ 0,1, maka jumlah mesin teoritis harus dibulatkan ke bawah.

Tabel 2.14 Format Tabel Usulan Jumlah Kebutuhan Mesin

USULAN JUMLAH KEBUTUHAN MESIN

Usulan dari :

Kapasitas Produksi : Unit/Jam

Efisiensi :

No Nama Mesin Jumlah Mesin Teoritis Jumlah Mesin Sebenarnya 1 Mesin 1 2 Mesin 2 3 Mesin 3 4 Mesin 4 5 Mesin 5

Total Jumlah Mesin

2.5.5 From To Chart (FTC)

From to Chart (FTC) adalah suatu teknik konvensional yang umum

digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu proses produksi (Sritomo, 2003, p190). From to Chart (FTC) biasanya sangat berguna apabila barang yang mengalir pada suatu wilayah berjumlah banyak. Hal ini juga berguna jika terjadi keterkaitan antara beberapa kegiatan dan jika diinginkan adanya penyusunan kegiatan yang optimum.

FTC menggambarkan besarnya kedekatan hubungan aliran antarmesin yang terjadi. Melalui FTC frekuensi ini kita dapat melakukan perhitungan untuk langkah selanjutnya, yaitu perhitungan untuk FTC Inflow dan FTC Outflow. FTC memiliki beberapa kegunaan, yaitu :

- Menganalisis perpindahan bahan. - Perencanaan pola aliran.

- Penentuan lokasi kegiatan.

- Menunjukkan ketergantungan satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. - Menunjukkan keterkaitan lintas produksi.

- Perencanaan keterkaitan antara beberapa produk, komponen, barang dan bahan. FTC Inflow dan Outflow dibuat berdasarkan hasil perhitungan FTC Frekuensi dengan rumus (yang dimasukkan ke dalam setiap kotak matriks) sebagai berikut:

berada ebut kotak ters mana di kolom Total frekuensi) FTC (dari terisi yang matrik kotak pada Nilai = Inflow FTC mesin baris mana di kolom Total frekuensi) FTC (dari terisi yang matrik kotak pada Nilai = Outflow FTC

Berikut akan ditampilkan format gambar untuk FTC Frekuensi:

2.5.6 Skala Prioritas

Skala prioritas menunjukkan hubungan antarmesin (skala prioritas Inflow dan skala prioritas Outflow) merupakan skala yang digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan hubungan antara mesin-mesin produksi, dimana derajat kedekatan hubungannya dapat dilihat pada FTC Inflow dan Outflow. Di sini angka yang paling besar yang terdapat pada kedua peta tesebut menunjukkan hubungan yang paling dekat. Tujuan dari skala prioritas adalah memninimumkan ongkos, memperkecil jarak

material handling, dan mengoptimalkan layout.

Adapun tanda dari derajat kedekatan adalah sebagai berikut:

A = Hubungan mutlak diperlukan (untuk aktivitas yang dipertimbangkan saling berkelanjutan)

E = Hubungan sangat penting (untuk aktivitas yang saling berhubungan) I = Hubungan penting (untuk aktivitas berdampingan)

O = Hubungan biasa / umum (untuk aktivitas yang mempunyai hubungan biasa)

U = Hubungan tidak penting (untuk hubungan geografis)

X = Hubungan tidak diinginkan (untuk hubungan yang tidak diharapkan terjadi)

Keterangan : X = Nomor mesin

N = Nilai dalam tabel FTC inflow atau outflow.

Gambar 2.17 Format Tabel Derajat Kedekatan Skala Prioritas

2.5.7 Activity Relationship Chart (ARC)

Aliran bahan bisa diukur secara kualitatif menggunakan tolok ukur derajat kedekatan hubungan antara satu fasilitas (departemen) dengan lainnya. Nilai-nilai yang menunjukkan derajat hubungan dicatat sekaligus dengan alasan-alasan yang mendasarinya dalam sebuah peta hubungan aktivitas (Activity Relationship Chart).

ARC merupakan suatu teknik yang digunakan untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kegiatan yang saling berhubungan satu sama lainnya. ARC menggunakan beberapa simbol huruf seperti skala prioritas yang telah dijelaskan pada subbab skala prioritas sebagai penanda derajat kedekatannya dan beberapa simbol angka berurutan sebagai wakil alasan penggunaan simbol huruf derajat kedekatan tersebut.

Pada dasarnya ARC hampir sama dengan FTC, hanya saja disini analisisnya lebih bersifat kualitatif. Kalau dalam FTC analisis dilaksanakan berdasarkan angka berat, volume, atau jarak perpindahan bahan dari satu lokasi ke lokasi lain, maka ARC akan menggantikan kedua hal tersebut dengan kode huruf yang akan menunjukkan derajat hubungan aktivitas secara kualitatif dan kode angka untuk menjelaskan alasan pemilihan kode huruf tersebut. Berikut adalah contoh format gambar dari ARC :

Gambar 2.18 Contoh Activity Relationship Chart (ARC)

2.5.8 Activity Relationship Diagram (ARD)

Activity Relationship Diagram (ARD) yaitu diagram hubungan antar aktivitas

pola aliran material dan lokasi kegiatan pelayanan yang dihubungkan dengan kegiatan produksi yang dibuat berdasarkan skala prioritas sebagai data derajat hubungan yang harus ada dan harus dipenuhi. Kegunaan ARD yaitu untuk perencanaan dan penganalisisan keterkaitan kegiatan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan ARD antara lain :

1. ARD terdiri atas beberapa buah kotak berbentuk bujur sangkar yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan derajat kedekatannya membentuk suatu susunan yang baik.

2. Derajat kedekatan yang telah ditentukan harus diperhatikan dalam hal peletakan berbagai fasilitas yang ada, misal :

- Derajat kedekatan A, berarti antarfasilitas harus tepat bersebelahan. - Derajat kedekatan E, berarti antarfasilitas maksimal berjarak 1 kotak. - Derajat kedekatan I, berarti antarfasilitas maksimal berjarak 2 kotak, dst.

Berikut adalah format pembuatan ARD :

No. mesin dari Skala Prioritas Inflow A-4,5,7 E-1 No. Mesin 4 8 6 5 1 Nama Mesin 7 9 2 I O X-3 Mesin X

Gambar 2.20 Contoh Gambar ARD Beserta Keterangannya

2.5.9 Perancangan Layout

Plant layout merupakan salah satu cara untuk menyajikan hasil perancangan

tata letak pabrik. Diperlukan data perencanaan terdahulu sebagai acuan pembuatan

plant layout, yaitu seperti pada tabel perhitungan luas. Setelah analisa mengenai

aliran material yang dibuat, hubungan derajat aktivitas dari tiap-tiap departemen dipertimbangkan, kebutuhan luas area untuk masing-masing departemen dihitung serta ditetapkan, maka desain alternatif layout segera bisa dibuat.

Dalam dokumen BAB 2 LANDASAN TEORI (Halaman 74-87)

Dokumen terkait