• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perang India-Pakistan Tahun 1947 dan 1965

Gambaran Umum Kashmir dan Konflik India-Pakistan 2.1 Wilayah Kashmir

A. Perang India-Pakistan Tahun 1947 dan 1965

Setelah India mulai memasuki wilayah Kashmir, India mulai melakukan serangan-serangan terhadap suku Poonch yang melakukan pemberontakan dengan bantuan suku Pathan

83

Mosammel Haque, Muslim Kashmir Facing Genocide. 20

84

http://www.thekashmirwalla.com/2013/03/abdullah-familys-rise-and-fall/

85

Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India, Penerbit PT. Jambatan, Jakarta, 2002, hlm 15.

86

Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India. Hal 17.

87

27

dari Pakistan. Kedua suku ini terdesak dan harus mundur karena persenjataan mereka tidak sebanding dengan persenjataan India. Korbanpun berjatuhan terutama dari pihak suku Poonch

dan Pathan yang kebetulan beragama Islam.88

Melihat situasi yang tidak seimbang ini, Pakistan dengan dalih melindungi kaum Muslim

akhirya mengirimkan tentara, milisi suku-suku, dan sukarelawan untuk melawan India.89 Pada

awalnya India sempat mengalami kemunduran akibat serangan Pakistan tersebut di beberapa sektor penting di Kashmir. Namun India tidak merasa gentar setelah menambah jumlah pasukan dan alat tempurnya untuk menekan Pakistan. Pasukan India berhasil memukul mundur pasukan Pakistan sampai ke sepertiga wilayah Jammu dan Kashmir, dimana keadaan itu terus terjadi sampai sekarang. Pakistan menamai wilayah tersebut sebagai Azad Kashmir (Kashmir Merdeka)

sedangkan dua pertiga wilayah lainnya dikuasai oleh India.90

Konflik bersenjata ini terus terjadi hingga tahun 1949. Sebagai lembaga yang menaungi perdamaian dunia, PBB berusaha keras untuk meredam konflik bersenjata ini dengan mengeluarkan resolusi melalui Dewan Keamanan PBB. Beberapa resolusi yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB diantaranya Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 47 (1948) yang dikeluarkan pada tanggal 21 April 1948, resolusi Nomor 51 (1948) tanggal 3 Juni 1948 dan resolusi yang dikeluarkan pada tanggal 13 Agustus 1948 yang akhirya mengakhiri perang

India-Pakistan.91 Kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata serta membagi wilayah Kashmir

menjadi dua bagian pada 5 Januari 1949.

88

India-Pakistan and The Kashmir Dispute, Op.cit Hal 37-38.

89

A study in India-Pakistan Relations, New Delhi. Hal 29.

90

Amal Hamzah. Dunia Sekitar Kita, Pakistan dan India. Hal 15.

91

28

Resolusi 5 Januari 1949 membagi wilayah Kashmir menjadi dua bagian, yaitu dua

pertiga wilayah dikuasai India dan sisinya satu pertiga wilayah dikuasai oleh Pakistan.92 PBB

juga membentuk suatu badan khusus yang mengawasi konflik bersenjata antara India dan Pakistan yang bernama UNCIP (United Nation Comission for Indian Pakistan). Anggota komisi

UNCIP sendiri dari Argentina, Belgia, Colombia, Cekoslovakia, dan Amerika Serikat.93

Namun pada tahun 1965, konflik bersenjata kembali terjadi antara India dan Pakistan. Sebelum konflik ini terjadi, India sempat terlibat konflik perbatasan dengan Cina pada tahun 1962 dan India mengalami kekalahan yang berakibat kerugian materil yang cukup banyak. Pecahnya konflik bersenjata pada tahun 1965 antara India-Pakistan berasal dari rasa saling curiga. India menuduh Pakistan sebagai pendukung yang telah membantu perlawanan rakyat Jammu dan Kashmir terhadap India yang intensitasnya semakin meningkat. Selain itu, India

menganggap perlawanan ini dapat mengganggu integritas nasionalnya.94

Setelah militer India porak-poranda akibat konflik dengan Cina, praktis kekuatan militer India cenderung melemah. Maka dari itu, India mulai mencari bantuan ekonomi dan militer ke negara Barat. India bahkan rela mengubah kebijakannya di forum Non Blok ke arah yang

progresif dan cenderung mendukung negara Barat yang cenderung berideologi kapitalis.95

Akhirnya India berhasil mendapatkan bantuan dari negara-negara Eropa sementara bantuan dari Uni Soviet yang berhaluan komunis masih terus berjalan. Pembangunan dan peningkatan

92

Kompas, 19 April 2004.

93

http://www.un.org/en/peacekeeping/missions/unmogip/background.shtml diakses pada 20 Juli 2014.

94

Kashmir : Derita yang Tak Kunjung Usai, Khalifa, Jakarta, 2004, Op.cit Hal 41.

95

http://www.theatlantic.com/international/archive/2012/08/non-aligned-with-reality-how-a-global-movement-for-peace-became-a-club-for-tyrants/261737/ diakses pada 20 Juni 2014

29

kekuatan militer India ini juga ditujukan untuk memperkuat posisi mereka di Kashmir yang

masih didudukinya.96

Sementara India terus mencari dukungan bantuan militer ke dunia Barat, Pakistan mengalami kemerosotan dukungan diplomatik dan militer dari Amerika. Hal ini lantaran Amerika kecewa akibat bantuan militer yang diberikan kepada Pakistan untuk untuk

membendung pengaruh komunisme, ternyata digunakan oleh Pakistan untuk melawan India.97

Melihat kondisi tersebut, Pakistan mencoba untuk kembali mendapatkan simpatinya dari Amerika Serikat dengan mendorong penyelesaian masalah Kashmir secara adil dan secepat mungkin, sehingga peningkatan kekuatan militer India tidak akan digunakan untuk melawan Pakistan. Pemimpin Pakistan yang waktu itu dijabat Ayub Khan juga terus berusaha meyakinkan Presiden Amerika Serikat John F Kennedy bahwa cara tersebut adalah tepat untuk mencegah

konflik.98

Pada tanggal 21 Desember 1964, Pemerintah India berupaya menguasai Kashmir untuk dijadikan bagian integral secara keseluruhan India. Langkah konkrit yang diambil Pemerintah

India terhadap Kashmir adalah membubarkan National Conference dan menggantikan partai

tersebut dengan Partai Kongres. Maksud pemerintah India adalah agar dapat mengatur hak-hak

politik di Kashmir sesuai dengan keinginan pemerintah pusat India.99

Kebijakan ini langsung diprotes oleh masyarakat Kashmir, karena mereka lebih memilih jajak pendapat atau referendum untuk menentukan masa depan Jammu-Kashmir daripada terus

tunduk di bawah pemerintahan India.100 Tuntutan ini didasarkan oleh masyarakat Kashmir untuk

96

Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff, Regional Studies No. 3, Vol. XXI, summer 2003.

97

Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff. Hal 16.

98

Matinuddin, Kamal, India-Pakistan Standoff. Hal 19.

99

Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War, Tauris; 3 edition, 2010. Hal 110

100

30

menuntut janji yang diberikan oleh Mountbatten dan Nehru pada saat penyatuan Jammu-Kashmir dengan India oleh Maharaja Hari Singh. Janji itu adalah referendum, plebisit atau jajak pendapat untuk menentukan masa depan Kashmir. Protes yang dilakukan rakyat Kashmir membuat suasana berkecamuk dan bentrokan hampir tiap hari terjadi. Melihat kondisi ini, India menambah kekuatan militernya untuk memadamkan gejolak di Kashmir. Tindakan militer India yang represif tidak menyelesaikan masalah. Korban dari rakyat Kashmir terus berjatuhan dan menimbulkan gelombang pengungsian yang besar ke wilayah Pakistan. Kondisi ini memancing

ketegangan antara Pakistan dan India kembali terjadi.101

Kontak senjata diperbatasan tidak dapat dihindari lagi antara tentara India dan Pakistan. Namun kejadian ini dapat diredam dengan perjanjian antara kedua negara dan lebih dikenal dengan perjanjian Rann Kutch. Pada tanggal 15 Januan 1965, hubungan kedua negara kembali memanas. Hal ini dipicu oleh demonstrasi besar-besaran di sepanjang jalan wilayah Kashmir. Sembilan kelompok oposisi di Kashmir menuntut janji India agar mengadakan jajak pendapat atau referendum untuk diberi kebebasan dalam memilih bergabung dengan India atau

Pakistan.102 Kontak senjata kembali terjadi dimana pasukan Azad Kashmir dengan Pakistan

masuk ke wilayah Jammu-Kashmir dan berhasil memojokkan India di wilayah Srinagar. India membalas dengan menyerang kembali posisi Pakistan hingga mendekati Lahore. Zona konflik semakin melebar dan kedua negara terus mengirimkan tentara, milisi dan para anggota militer lainnya sehingga menimbulkan permusuhan dan konflik yang lebih besar.

Kedua negara saling melanggar perbatasan masing-masing dan tidak menghiraukan garis genjatan senjata. Menurut PM India saat itu B.Shastri, India tidak melanggar perbatasan tetapi

101

Schofield, Victoria, Kashmir in Conflict: India-Pakistan and the Unending War. Hal 124.

102

31

Pakistan terlebih dahulu menyerang dan masuk ke wilayah Jammu-Kashmir.103 Konflik

bersenjata diantara India dan Pakistan ini menggunakan peralatan militer yang digunakan terakhir kali ketika perang Dunia II berkecamuk.

Konflik bersenjata India-Pakistan ini menarik perhatian dunia. Beberapa negara besar berusaha untuk menekan kedua negara untuk berhenti melakukan tindakan saling serang tersebut. Amerika dan Inggris melakukan embargo ekonomi dan militer kepada India dan Pakistan. Soviet pun menekan dengan cara politik dan embargo militer. Cara-cara penyelesaian ini tidak mempengaruhi intensitas konflik yang terjadi, bahkan India berencana akan menyerang Pakistan Timur namun rencana India ini dapat dibatalkan oleh Cina yang mengancam apabila India tetap menyerang Pakistan Timur, maka Cina akan menyerbu India. Cina memberikan

ultimatum akan menyerbu India jika tidak menghentikan perang dalam waktu tiga hari.104

Tindakan Cina ini cukup efektif menekan India yang akhirnya mengumumkan gencatan senjata pada tanggal 22 September 1965 dan menyerahkan permasalahan konflik ini kepada PBB untuk menyelesaikan konflik ini. Mediator yang dipilih oleh India dan Pakistan adalah PM Uni

Soviet Alexie Kosygin.105 Pada Januari 1966, disepakati perjanjian Taskent yang ditandatangani

di Ibukota Uzbekistan. Kedua negara sepakat untuk mengembalikan posisi status quo Kashmir

sesuai dengan pembagian wilayah tahun 1949 yang mengantarkan konflik ini dapat diredam.106

Dokumen terkait